Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KIMIA ORGANIK BAHAN ALAM

“FENOLIK 1 (FENILPROPANOID)”

OLEH:
KELOMPOK IV

REZKY SAFIRA SARAHNANDA (60500119053)


RISKI AMALIA JAUHARI (60500119045)
TIARA RAHMA RISMAN (60500119013)
REZKY AULIA AMIR (60500119029)
ZAKIYAH ISTIQAMAH (60500119055)
SYAMZUL DARMAWAN (60500119011)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia

yang telah diberikan, sehingga makalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Makalah

ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Organik Bahan

Alam, jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang terlibat dalam pernyusunan makalah ini. Ucapan terima kasih ini kami

tujukan kepada Ibu Amalyah Febryanti, S.Si., M.Si selaku dosen pengampu mata

kuliah dan teman-teman kelompok 6 yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan

makalah ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami menyadari masih terdapat

banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini. Oleh karenanya, kami sangat

membutuhkan saran dan kritik yang membangun untuk pembuatan makalah

selanjutnya agar dapat memberikan manfaat bagi orang yang membaca.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Gowa, 17 Maret 2022

Penyusun

KELOMPOK VI
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2

C. Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Fenilpropanid........................................................................................3

B. Klasifikasi Fenilpropanoid.....................................................................................6

C. Sumber Fenilpropanoid………..............................................................................7

D. Peranan Fenilpropanoid..........................................................................................9

E. Biosintesis Fenilpropanoid…………………………….......................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia organik bahan alam sebagai ilmu yang mempelajari senyawa-senyawa

kimia yang dihasilkan oleh mahluk hidup baik tumbuhan maupun hewan. cabang

ilmu kimia yang membahas tentang senyawa kimia yang terkandung dalam bahan
alam atau organisme hidup, baik yang berasal dari tumbuhan, hewan, maupun sel.

Cabang ilmu ini berkaitan dengan isolasi, identifikasi, deskripsi struktur, dan studi

tentang karakteristik kimia senyawa yang dihasilkan oleh organisme hidup. Senyawa

organik bahan alam adalah senyawa organik yang merupakan hasil dari proses

metabolisme dalam organisme hidup. Senyawa dari jenis ini disebut juga metabolit.

Senyawa metabolit sekunder merupakan molekul kecil yang dihasilkan oleh suatu

organisme tetapi tidak secara langsung dibutuhkan dalam mempertahankan hidupnya,

tidak seperti protein, asam nukleat, dan polisakarida yang merupakan komponen

dasar untuk proses kehidupan. Sebagian besar senyawa bahan alam adalah senyawa-

senyawa aromatik (Ilyas, 2013: 1-2).

Senyawa aromatik mengandung cincin karboaromatik yaitu cincin aromatik

yang hanya terdiri dari atom karbon seperti benzene, naftalen dan antrasen. Cincin

karboaromatik ini biasanya tersubd stitusi oleh satu atau lebih gugus hidroksil atau

gugus lainnya yang ekivalen ditinjau dari segi biogentiknya. Oleh karena itu senyawa

bahan alam aromarik ini sering disebut sebagai senyawa-senyawa fenol walaupun

sebagian diantara bersifat netral karena tidak mengandung gugus fenol dalam

keadaan bebas (Lenny, 2006: 5).


Senyawa fenolik merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam

tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi (OH-)

dan gugus-gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama

senyawa induknya, fenol. Senyawa fenol kebanyakkan memiliki gugus hidroksil lebih

dari satu sehingga disebut polifenol. Senyawa fenolik meliputi aneka ragam senyawa

yang berasal dari tumbuhan yang mempunyai ciri sama, yaitu cincin aromatik yang

mengandung satu atau dua gugus OH- Salah satu contoh senyawa fenolik alam adalah

fenilpropanoid (Julianto, 2019: 35).

Akhir-akhir ini senyawa kimia sebagai hasil metabolit sekunder pada berbagai

jenis tumbuhan telah banyak dimanfaatkan sebagai zat warna, racun, aroma makanan,

obat-obatan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, mengingat betapa bermanfaatnya

senyawa-senyawa hasil metabolit sekunder tersebut bagi umat manusia untuk

memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, maka dirasa perlu untuk mempelajari lebih

lanjut mengenai senyawa-senyawa metabolit sekunder tersebut (Julianto, 2019: 17).

Dimana pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai senyawa golongan fenil

propanoid.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan fenilpropanoid?

2. Bagaimana klasifikasi dari fenilpropanoid?

3. Apa peranan dari fenilpropanoid?

4. Bagaimana proses biosintesis senyawa fenilpropanoid?


C. Tujuan

Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa itu fenilpropanoid.

2. Untuk mengetahui klasifikasi dari fenilpropanoid

3. Untuk mengetahui peranan dari fenilpropanoid.

4. Untuk mengetahui proses biosintesis senyawa fenilpropanoid.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Fenilpropanoid

Fenilpropanoid merupakan senyawa fenolik yang memiliki kerangka dasar

karbon yang terdiri dari cincin benzene (C6) yang terikat pada ujung rantai karbon

propana (C3).

Gambar 2.1 Struktur Fenilpropanoid

Kelompok senyawa ini banyak ditemukan di tumbuhan tingkat tinggi. Senyawa ini

merupakan turunan asam amino protein aromatis yaitu fenil alanin. Senyawa asam

hidroksisinamat merupakan senyawa golongan fenil propanoid yang paling banyak

tersebar di alam. Contoh senyawa fenil propanoid lainnya adalah hidroksikumarin,

fenil proponoid dan kumarin (Julianto, 2019: 37-38).

Kerangka dasar fenil propanoid mewakili kelompok besar produk alamiah

yang diturunkan dari asam amino fenilalanin dan tirosin atau dalam beberapa kasus,

di tengah jalur biosintesisnya melalui biosintesis asam sikimat. Seperti yang terlihat

dari namanya, kebanyakan senyawa yang terkandung dalam strukturnya adalah cincin

fenil vang terletak dalam tiga sisi rantai Karbon propana. Karena kebanyakan fenl

propanoid di alam merupakan fenolik dengan satu atau lebih kelompok hidroksil

dalam cincin aromatis, maka sering disebut sebagai tumbuhan fenolik (Lenny, 2006).
B. Klasifikasi Fenilpropanoid
Menurut Heliawati (2018: 55-61), klasifikasi fenilpropanoid adalah sebagai

berikut:

1. Kelompok Asam Sinamat

Asam sinamat memiliki rumus kimia C6H5CHCHCOOH atau C9H8O2,

berwujud kristal putih, sedikit larut dalam air, dan mempunyai titik leleh 133°C serta

titik didih 300°C. Asam sinamat termasuk senyawa fenol yang dihasilkan dari

lintasan asam sikimat dan reaksi berikutnya. Bahan dasarnya adalah fenilalanin dan

tirosin sama seperti asam kafeat, asam para kumarat, asam sinapat dan asam ferulat.

Berikut adalah struktur dan sumber dari beberapa senyawa turunan sinamat:

a. Asam Kafeat

Gambar 2.2 Struktur asam kafeat

Sumber asam kafeat adalah Aconitum napellus (Aconite), Arctium lappa

(Lappa), Cinnamomum camphora (Kamfor), Citrullus colocynthis (Colocynth),

Digitalis purpurea (Digitalis).

b. Asam Para Kumarat

Gambar 2.3 Struktur Asam P-Kumarat


Sumber asam para kumarat adalah Aloe barbadensis (Aloe barbados),

Euphorbia lathyris (Mole plant), Hura crepitans (Sandhox tree), Melilotus officinalis

(Yellow Sweetlover). Trifolium pratense (Red clover).

c. Asam Ferulat

Gambar 2.4 Struktur Asam Ferulat

Sumber asam ferukat adalah biji Citrullus colocynthis (Colocynth), daun

Digitalis purpurea, pucuk muda Equisetum hyemale, daun Euphorbia lathyris, herba

kering Euphrasia officinalis, gom-resin Ferula assafoetida, MA Gaultheria

procumbens.

d. Asam Sinapat

Gambar 2.5 Struktur Asam Sinapat

Sumber asam sinapat adalah daun dan ranting Viscum album. Dapat di isolasi

dengan cara hidrolisis ester kolin asam sinapat dari biji mustard hitam Brassica nigra,

baik dalam media asam ataupun dengan hidrolisis enzimatik.

2. Kelompok Asam Kumarin

Kumarin merupakan senyawa metabolit sekunder berupa minyak atsiri yang

terbentuk terutama dari turunan glukosa non-atsiri. Nama kumarin berasal dari bahasa
Karibia Coumarou yang berarti pohon tonka (Coumarouna adorata Abl), yaitu

tumbuhan pertama yang diketahui mengandung kumarin. dengan rumus (C9H6O2).

Kumarin adalah lakton yang diturunkan dari asam p-hidroksisinamat yang mengalami

ortohidroksilasi dan kemudian peraptan cincin antara gugus orto-hidroksil dan gugus

karboksilat dari rantai samping, setelah isomerisasi trans ke cis ikatan ganda rantai

samping, setelah isomerisasi trans ke cis ikatan ganda rantai samping. Lebih dari 700

tanaman kumarin yang berbeda telah terisolasi dan kumarin sendiri tersebar secara

luas dan mempunyai bau rumput padi yang baru. Kumarin dan turunannya juga telah

diisolasi dari semanggi, rumput banteng dan woodruff. Kumarin yangterkandung

dalam suatu tumbuhan dapat dikenal dari baunya. Bila tumbuhan tersebut

dikeringkan, maka akan memberikan bau yang khas. Untuk pembuktian secara

kualitatif dilakukan uji berdasarkan pada sifat fluoresensinya dengan sinar ultraviolet.

Sumber dari senyawa kumarin adalah Acacia farnesiana (Cassie), Apium graviolens

(celery), Cinnamomum verum (Ceylon Cinnamomum), Myroxylon balsamum (Balsam

Peru), Pimpinella anisum (Anisi).

Gambar 2.6 Struktur Asam Kumarin

Berikut adalah struktur dan sumber dari beberapa senyawa turunan kumarin:

a. Umbeliferol

Gambar 2.7 Struktur Umbeliferol


Sumber umberliferol adalah Apium graviolens, Artemisia abronatum,

Lavandule angustifolia, Matricaria chamomilla, Pimpinella anisum.

b. Eskuletin

Gambar 2.8 Struktur Eskuletin

Sumber eskuletin kulit kayu Cratageus oxycantha dan bunga Centarea

cyanus.

3. Kelompok Alil Fenol

Senyawa-senyawa alilfenol dan propenil fenol adalah dua jenis senyawa

fenilpropanoida yang berkaitan satu sama lainnya. Senyawa-senyawa ini umumnya

ditemukan bersama-sama dalam minyak atsiri dari tumbuhan umbeliferae atau

tumbuhan lain yang digunakan sebagai rempah-rempah. sepertt eugenol dari minyak

cengkeh dan miristisin yg terdapat dalam minyak pala. Semua senyawa Alil Fenol

mempunyai gugus hidroksil atau gugus eter pada C4, kadang-kadang diikuti oleh

gugus metoksi atau metilendioksi. Beberapa senyawa turunan alil fenol antara lain

kavikol, eugenol, safrol dan miristisin.

Kavikol Eugenol Safrol

Miristisin
Gambar 2.9 Beberapa Senyawa Turunan Alil Fenol
C. Peranan Fenilpropanoid

Golongan fenilpropanoid adalah senyawa yang memiliki aktifitas farmakologi

luas yang memiliki beberapa peran penting seperti sebagai antikanker

(podofilotoksin), filantin berefek sebagai hepatoprotektor dan stimulan kekebalan

dalam tanaman meniran (Phyllanthus niruri), sebagai antiaterosklerosis (stilebenoid

dan resveratrol), antidiabetes (sinamaldehide, yang terkandung dalam kulit kayu

manis (Cinnamomum burmani), dan eugenol yang merupakan bahan antiseptik gigi

yang diperoleh dari kuncup bunga cengkeh (Syzygium aromaticum). Berbagai bahan

parfum atau aroma aromaterapi juga merupakan senyawa fenilpropanoid. Hal ini

dikarenakan minyak atsiri disusun oleh golongan monoterpen, seskuiterpen, dan

fenilpropanoid (Ningsih, 2014).

Menurut Heliawati, (2018) beberapa senyawa yang tergabung dalam golongan

fenilpropanoid memiliki peran dalam kehidupan sebagai berikut:

1. Kelompok Asam Sinamat

Asam sinamat yang merupakan golongan fenilpropanoid digunakan sebagai

penyedap, indigo sintetik, dan produk farmasi tertentu. Kegunaan utama ialah dalam

pembuatan metil, etil dan benzil ester untuk industri minyak wangi. Asam sinamat

merupakan prekursor, zat pendahulu untuk pemanis aspartam melalui aminasi yang

dikatalisis-enzim menjadi fenilalanin. Sedangkan senyawa turunan asam sinamat

seperti asam ferulat yang berperan sebagai pengawet produk makanan dan asam

sinapat yang berperan sebagai antiseptik, antispasmodik, Arteriosklerosis, stimulan

jantung, kanker, hepatosis, dan hipertensi, Epilepsi, histeria, debilitas saraf.


2. Kelompok Asam Kumarin

Kumarin terkandung dalam suatu tumbuhan dapat dikenal dari baunya. Bila

tumbuhan tersebut dikeringkan, maka akan memberikan bau yang khas. Oleh karena

itu, asam kumarin dapat digunakan sebagai pemberi aroma pada sediaan obat, sebagai

antipasmodik, antikoagulan. Sedangkan beberapa senyawa turunan asam kumarin

seperti umbeliferol yang berperan sebagai komponen lotion dan krim tabir surya dan

eskuletin yang berperang menyaring sinar UV.

3. Kelompok Alil Fenol

Senyawa-senyawa alilfenol dan propenil fenol adalah dua jenis senyawa

fenilpropanoida yang berkaitan satu sama lainnya. Senyawa-senyawa ini umumnya

ditemukan bersama-sama dalam minyak atsiri dari tumbuhan umbeliferae atau

tumbuhan lain yang digunakan sebagai rempah-rempah. Beberapa senyawa turunan

alil fenol yaitu:

a) Kavikol yang berperan sebagai bahan parfum.

b) Eugenol yang digunakan sebagai parfum, perasa, dan minyak esensial, juga

digunakan sebagai antiseptik dan anestesi, sebagai stabilisator dan antioksidan

untuk pembuatan plastik dan karet.

c) Safrol sebagai antibiotik, sebagai pestisida, anti-angiogenik, sebagai bahan

tambahan pada root beer, permen karet, pasta gigi, sabun, dan sediaan farmasi

tertentu.

d) Miristin sebagai obat psikoaktif, bertindak sebagai antikolinergik.


D. Biosintesis Fenilpropanoid

Menurut Rashamuse (2008) Biosintesis fenilpropanoid terdiri dari dua jalur

yaitu:

1. Jalur Biosintesis Shikimat

Bioseintesis fenilpropanoid melalui jalur shikimat pertama kali ditemukan

dalam organisme seperti bakteri, kapang dan ragi. Sedangkan asam shikimat pertama

kali ditemukan pada tahun 1885 dari tumbuhan lilicium religiosum dan kemudian

ditemukan dalam banyak tumbuhan.

Perintis senyawa fenilpropanoid awal adalah asam sinamat dan asam

p-hidroksinamat, yang juga dikenal dengan nama asam p-kumarat. Dalam tumbuhan,

senyawa ini dibuat dari asam aromatis amino fenilalanin dan tirosin, secara

bergantian, dan tersintesis melalui jalur asam sikimat.

Biosintesis senyawa fenilpropanoida yang daari jalur shikimat pertama kali

ditemukan dalam mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan ragi. Sedangkan asam

shikimat pertama kali ditemukan pada tahun 1885 dari tumbuhan lillicium religiosum

dan kemudian ditemukan dalam banyak tumbuhan. Pokok reaksi biosintesis dari jalur

shikimat adalah sebagai berikut:


Gambar 2.10 Biosintesis Asam Shikamat
Pembentukan asam shikimat diawali dengan kondensasi aldol antara eritrosa

dan asam fosfoenolpiruvat. Pada kondensasi ini, gugus metilen (C=CH2) dari asam

fosfoenolpiruvat berlaku sebagai nukleofil dan mengadisi gugus karbonil C=O

eritrosa, menghasilkan gula dengan 7 unit atom karbon. Selanjutnya reaksi yang

analog (intramolekuler) menghasilkan asam 5-dehidrokuinat yang mempunyai lingkar

sikloheksana, yang kemudian diubah menjadi asam shikimat.


Gambar 2.11 Biosintesis Lanjutan dari Asam Shikamat menjadi asam sinamat dan turunan senyawa
Fenil Propanoid lainnya

Asam shikimat melalui serangkaian reaksi terfosforilasi, menghasilkan asam

korismat yang merupakan titik percabangan yang penting dalam biosintesis. Satu

cabang menghasilkan asam anthranilat dan kemudian menjadi triptofan. Sedangkan


cabang yang lain menimbulkan asam prefenat, senyawa non aromatis terakhir dalam

rangkaian tersebut. Asam prefenat terbentuk oleh adisi asam fosfoenolpiruvat

terhadap asam shikimat. Asam prevenat dapat diaromatisasi dengan dua cara.

Pertama diproses dengan dehidrasi dan dekarboksilasi simultan sehingga

menghasilkan asam fenilpiruvat, yang bisa menghasilkan fenilalanin. Yang kedua

muncul dengan dehidrogenasi dan dekarboksilasi menghasilkan asam p-hidroski

fenilpiruvat, asal mula tirosin Asam sinamat, asal mula fenilpropanoid, dibentuk

dengan deaminasi enzimatis langsung fenilalanin, dan asam p-kumarat dapat


dibiosintesis dalam cara yang serupa dari tirosin atau hidroksilasi asam sinamat pada

posisi para. Asam p-kumarat juga dikenal sebagai asam p-hidroksisinamant, adalah

pusat perantara dalam biosintesis beberapa fenilpropanoid.

2. Jalur Biosintesis Kumarin

Kumarin adalah senyawa fenol yang pada umumnya berasal dari tumbuhan

tinggi dan jarang sekali ditemukan pada mikroorganisme. Dari segi biogenetik,

kerangka benzopiran-2-on dari kumarin berasal dari asam-asam sinamat, melalui

orto-hidroksilasi. Asam orto-kumarat yang dihasilkan setelah menjalani isomerisasi

cis-trans, menjalani kondensasi. Penelitian pada biosintesa kumarin pada beberapa

jenis tumbuhan ternyata mendukung biosintesa ini. Walaupun demikian mekanisme

dari sebagian besar tahap-tahap reaksi tersebut masih belum jelas. Misalnya reaksi

isomerisasi cis-trans dari asam orto-hidroksikumarat mungkin berlangsung dengan

katalis enzim atau melalui proses fotokimia atau suatu proses reduksi dehidrogenasi

yang beruntun.

Tahap-tahap reaksi biosintesis kumarin yang dimulai dari asam sinamat

hingga terbentuknya kumarin adalah sebagai berikut:

Gambar 2.12 Biosintesis Kumarin dari Asam Sinamat


Asam para-kumaratk diyakini merupakan prekursor yang signifikan, yang

harus menjalani dua Langkah penting dalam proses pembentukan kumarin. Pertama,

cincin aromatiknya harus menjalani hidroksilasi orto ke rantai samping untuk

menghasilkan asam 2,4-dihidroksikinamik. Ikatan rangkap yang ada pada rantai

samping dari perantara ini pastinya dikonversi dari konfigurasi trans ke konfigurasi

cis. Karena kenyataan bahwa Konfigurasi cis kurang stabil, diperkirakan transformasi

ini tidak akan terjadi menguntungkan Sebaliknya, sistem konjugasi asam sinamat

memfasilitasi isomerisasi. Setelah molekul berada dalam konfigurasi cis, siklisasi

dapat terjadi antara gugus hidroksil dan asam karboksilat yang menghasilkan

pembentukan lakton dan penghilangan air sebagai produk samping.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada makalah ini yaitu:

1. Fenilpropanoid merupakan senyawa fenolik yang memiliki kerangka dasar

karbon yang terdiri dari cincin benzene (C6) yang terikat pada ujung rantai
karbon propana (C3).

2. Klasifikasi fenilpropanoid yaitu kelompok asam sinamat, kelompok asam

kumarin, dan kelompok alil fenol.

3. Golongan fenilpropanoid adalah senyawa yang memiliki aktifitas farmakologi

luas yang memiliki beberapa peran penting seperti sebagai antikanker, filantin

berefek sebagai hepatoprotektor dan stimulan kekebalan dalam tanaman

meniran, sebagai antiaterosklerosis, antidiabetes dan eugenol yang merupakan

bahan antiseptik gigi yang diperoleh dari kuncup bunga cengkeh.

4. Biosintesis fenilpropanoid terdiri dari tiga jalur yaitu jalur biosintesis

shikimat, jalur biosintesis kumarin, dan jalur biosintesis alifenol dan propenil

fenol.
DAFTAR PUSTAKA

Heliawati, Leny. Kimia Organik Bahan Alam. Bogor: Pascasarjana UNPAK, 2018.
Ilyas, Asriany. Kimia Organik Bahan Alam. Makassar: Alauddin University Press,
2013.
Julianto, Tatang Shabur. Fitokimia Tinjauan Metabolit Sekunder dan Skrining
Fitokimia. Yogyakarta: Universitas Muslim Indonesia, 2019.
Lenny, Sovia. Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida dan Alkaloida. Medan:
Universitas Sumatera Utara, 2006.
Ningsih, Indah Y. Modul Farmakognosi: Fenilpropanoid. Jember: Jember University
Press, 2014.
Rashamuse, T. J. Studies Towards The Synthesis of Novel, Coumarin-based HIV-1
Protease Inhibitors. Thesis. Department of chemistry Rhodes University.
Grahamstown, 2008.

Anda mungkin juga menyukai