Dosen Pengampu:
Drs.Supriadi,M.Si
Disusun Oleh:
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya
sehingga Penulis dapat menyusun makalah mengenai “SENYAWA FENOL
DAN ASAM FENOLAT” dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami
materi mengenai Teknik pembuatan simplisia secara umum dan khusus serta
untuk melengkapi nilai pada mata kuliah kimia nabati endemic danau lindu di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako pada Program
Studi Pendidikan Kimia.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu, memfasilitasi, memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah
ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan. Untuk itu, Penulis selalu mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari Pembaca sekalian.
Akhir kata, Penulis berharap makalah ini dapat berguna nantinya di dalam
lingkungan masyrakat.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMANSAMPUL..............................................................................................i
KATAPENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTARISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2. 1 Pengertian senyawa fenol dan asam fenolat....................................3
2. 2 Sifat-sifat senyawa fenol dan asam fenolat.....................................4
2. 3 Golongan senyawa fenol dan asam fenolat.....................................6
2. 4 Sumber senyawa fenol dan asam fenolat pada tanaman................19
2. 5 Manfaat senyawa fenol dan asam fenolat dalam tubuh.................20
2. 6 Cara melakukan pengujian pada sampel yang mengandung
senyawa fenol dan asam fenolat...............................................................24
BAB III PENUTUP................................................................................................25
3.1 Kesimpulan....................................................................................25
3.2 Saran..............................................................................................26
DAFTARPUSTAKA.............................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan zaman menimbulkan banyak perubahan dalam berbagai aspek,
mulai dari pakaian, makanan, hingga kesehatan. Saat ini masyarakat dituntut
untuk dapat lebih pintar. aktif dan cepat dalam melakukan segala bentuk
kegiatan. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor meningkatnya kebutuhan
transportasi yang cepat dan aman, saat ini semua kalangan berlomba-lomba
untuk menyediakan layanan transportasi sesuai dengan keinginan masyarakat.
Terbukti dengan menjamurnya transportasi online yang juga berimbas pada
meningkatnya volume kendaraan dijalanan, dimana hal tersebut membuat
kemacetan dan kadar polusi yang tinggi menjadi tidak terelakkan lagi. Dampak
yang ditimbulkan dari dua hal diatas tidak dapat dipandang sebelah mata,
masalah besar yang saat ini sedang dihadapi yaitu adanya radikal bebas atau
oksidan yaitu istilah yang diartikan sebagai molekul-molekul yang sangat reaktif
didalam tubuh dan pada hakekatnya dapat merusak bio molekul penting didalam
sel, termasuk DNA. Hal ini merupakan penyebab utama penyakit fatal seperti
serangan jantung, kanker hingga penuaan dini. Radikal bebas dapat dihancurkan
atau dinctralisir dengan suatu substansi yang bernama anti oksidan.
Suplemen dengan kandungan antioksidan tinggi saat ini telah banyak
ditemukan dipasaran. Namun, jika dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu
dapat menimbulkan dampak negatif lain akibat dari bahan kimia didalamnya.
Oleh karena itu, salah satu cara yang dianggap paling aman yaitu dengan cara
mengonsumsi buah dan sayur yang memiliki kandungan anti oksidan tinggi.
Selain itu ada beberapa senyawa dalam tumbuhan yang bermanfaat, salah
satunya adalah senyawa fenolik
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian senyawa fenol dan asam fenolat ?
2. Apa saja sifat-sifat senyawa fenol dan asam fenolat ?
3. Apa saja golongan senyawa fenol dan asam fenolat ?
4. Apa saja sumber senyawa fenol dan asam fenolat pada tanaman ?
5. Apa manfaat senyawa fenol dan asam fenolat dalam tubuh ?
6. Bagaimana cara melakukan pengujian pada sample yang mengandung
senyawa fenol dan asam fenolat
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahani Pengertian senyawa fenol dan asam fenolat
2. Mengetahui dan memahami sifat-sifat senyawa fenol dan asam fenolat
3. Mengetahui dan memahami golongan senyawa fenol dan asam fenolat
4. Mengetahui dan memahami sumber senyawa fenol dan asam fenolat pada
tanaman
5. Mengetahui dan memahami manfaat senyawa fenol dan asam fenolat
dalam tubuh
6. Mengetahui dan memahami cara melakukan pengujian pada sample yang
mengandung senyawa fenol dan asam fenolat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian senyawa fenol dan asam fenolat
Fenol adalah senyawa organik yang mengandung gugus Hidroksil (-OH)
yang terikat langsung dengan atom karbon pada suatu inCenzena. Fenol da uji
UUpat dibuat dengan menggabungkan garam asam sulfanoat dengan natrium
hidroksida membentuk garam natrium dan fenol. Pada vakuola sel tanaman
terdapat glukosida yaitu senyawa fenol yang banyak terikat dengan gula.
Flavonoid adalah Salah satu golongan terbesar fenol yang berupa senyawa
metabolit skunder pada tumbuhan yang berfungsi sebagai antioksidan. Pada uji
besi klorida Kebanyakan fenol bereaksi dengan Besi (III) klorida membentuk
warna merah, ungu, biru, atau hijau yang tergantung pada konsentrasi atau
senyawa fenolik yang digunakan.
Struktur fenol
Senyawa fenolat merupakan metabolit sekunder dari tanaman dan dibagi
menjadi dua kelas yaitu asam Fenolat dan polifenol. Asam fenolat adalah
senyawa yang mengandung cincin fenolik dan gugus fungsi asam karboksilat.
Asam fenolat merupakan antioksidan yang sangat kuat dan memiliki aktivitas
antibakteri, antivirus, antikarsinogenik, antiinflamasi, dan aktivitas vasodilatory.
Asam fenolat biasanya berada dalam bentuk ester, glikosida, atau amida, dan
jarang dalam bentuk bebasnya. Variasi pada asam fenolat terdapat dalam nomor
dan lokasi dari gugus hidroksil pada cincin aromatik. Asam fenolat umumnya
berada dalam bentuk asam hidroksibenzoat (C6-C1) dan asam hidroksisinamat
(C6-C3) yang mungkin terdapat dalam bentuk bebas atau terkonjugasinya. Asam
fenolat banyak ditemukan di berbagai makanan, tapi pada beberapa penelitian
asam fenolat ditemukan di anggur, kopi, kentang, jeruk, Zaitun, dan biji-bijian.
Struktur dasar dari asam fenolat
2.2 Sifat-sifat senyawa fenol dan asam fenolat
1.Sufat senyawa fenol
Fenol merupakan senyawa yang bersifat toksik dan korosif terhadap kulit (iritasi)
dan pada konsentrasi tertentu dapat menyebabkan gangguan kesehatan manusia
hingga kematian pada organisme. Tingkat toksisitas fenol beragam tergantung
dari jumlah atom atau molekul yang melekat pada rantai benzenanya (Qadeer and
Rehan. 1998).
Sifat fisik
Rumus Kimia : C6H6O
Massa molar : 94,11 g·mol−1
Penampilan : padatan kristal transparan
Densitas : 1.07 g/cm3
Titik lebur : 405 °C (761 °F; 678 K)
Titik didih : 1.817 °C (3.303 °F; 2.090 K)
Kelarutan dalam air : 8.3 g/100 mL (20 °C)
Keasaman (pKa) : 9.95 (di air),
29.1 (di asetonitril)
λmaks : 270.75 nm
Momen dipol : 1.7 D
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol
memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari
gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida
C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air.Dibandingkan dengan alkohol alifatik
lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol
dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama,
alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan
pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik,
yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan
anionnya (Qadeer and Rehan. 1998).
Golongan ini merupakan senyawa fenoJ yang juga dengan struktur C6-C3-C6
tetapi elemen pada rantai C3 ada yarig tidak berupa heterosiklis yaitu salkon atau
berbentuk heterosiklis beroksigen dengan rantai lima yaitu auron. Salkon dan
auron merupakan zat . warna kuning dari bunga dimana warnanya akan berubah
menjadi merah atau merah orange jika direaksikan dengan amoniak. Jumiah
senyawa yang dikenal agak terbatas dan secara relatif kecil penyebarannya.
Sebagai contoh adalah butein untuk salkon dan aureusidin serta sulfuretin untuk
auron (tabel-1). Juga dikenal sedikit senyawa dihidrosalkon yang berasal dari
hidrogenasi ikatan rangkap dengan floretin sebagai contoh (tabel I) yang
diketemukan daJam bentuk heterosida floridsin (WiHiams, 1960).
c) Antosian
Senyawa antosian merupakan zat warna merah dalam suasana asam yang beru
bah menjadi biru dalam suasana basa dan pada kondisi tertentu seperti misaJnya
pembentukan kompleks dengan Jogam. Senyawa ini sangat tersebar Juas daJam
bunga dan buah, dan mempunyai struktur ·c6-C3 -C6 dimana elemen C3 daJam
bentuk· ion piriJium dengan- atom oksigen berupa ion oksonium. Di a]am
terdapat daJam bentuk heterosida atau antosianin. Sampai saat ini dikenal jumlah
ikon atau antosianidin yang tidak begitu banyak yang paJing sering diketemukan
kurang Jebih 6 senyawa. Dalam tabeJ II dapat dilihat struktur sianidin, delfinidin
dan malvidin dimana sianidin merupakan senyawa yang pa1ing banyak terdapat.
2. Golongan senyawa fenol yang tidak secara luas ditemukan dalam tumbuhan
a) Senyawa fenol dengan kerangka Struktur c6,c6-C1 dan C6-C2
Dalam golongan yang juga jarang terdapat dalam alam ini meliputi senyawa
benzofenon misalnya maklurin yang memperlihatkan analogi hidroksilasi intinya
dengan hidroksilasi inti flavonoid, senyawa ksanton misalnya euksanton dan
stilben misalnya resveratrol yang merupakan konstituen jaringan kayu.
c) Biflavonil
Golongan ini merupakan dimer dengan kerangka C30 dari suatu molekul
dasar yang biasanya merupakan apigenin atau derivat _metilnya. Dengan sedikit
kekecualian, distribusinya terbatas pada Gymnospermae. Di antara senyawa-
senyawa yang telah diidentifikasi, yang paling dikenal adalah ginkgetin. Selain itu
dalam suku Anaacardiaceae terdapat beberapa spesies yang mengandung senyawa
biflavonil ini (Murthy, 1981).
Ternyata tidak mudah untuk memberikan definisi tentang tanin sebab istilah
tersebut mencakup berbagai senyawa fenol yang berhubungan satu sama lain,
tidak menurut suatu analogi struktur tetapi menurut kesamaan sifatnya yang
umum. Tentu saja secara etimologi, tanin adalah bahan yang digunakan dalam
industri penyamaan kulit dan akibatnya bersifat mengubah kulit binatang yang
segar menjadi kulit yang tidak mudah rusak dan permeabilitasnya kecil. Sampai
saat ini kata tanin secara luas digunakan dalam ilmu fitokimia untuk menyatakan
sejumlah besar senyawa yang tersebarluas dalam tumbuh-tumbuhan dimana. sifat-
sifatnya serupa dengan senyawa hasil industri tetapi kemampuannya sebagai
menyamak kulit belum diteliti (Swain dan Bate Smith 1962). Penelitian ini
mendefinisikan tanin sebagai senyawa fenol yang mempunyai berat molekul
antara 500 sampai 3000, memiliki sifat klasik dari fenol, mengendap dengan
alkaloid, gelatin dan protein lain. Berdasarkan struktur molekulnya dapat
dibedakan tanin yang dapat dihidrolisa dan tanin terkondensasi.. Tanin yang dapat
dihidrolisa memberikan sebuah fraksi gula gula dan sebuah fraksi fenol yang
tersusun oleh asam gallat (58), atau bentuk dimernya yaitu asam ellagat (59). Bate
Smith (1956) telah mengemukakan su.atu ·metode identifikasi dari asam ellagat
secara kromatografi kertas dan menunjukkan bahwa asam tersebut diketemukan
seringkali dalam ekstrak daun yang mengalami hidrolisa dalam suasana asam.
b) Lignin
Lignin dapat didefinisikan sebaglli bagian bukan gula dari membran sel.
Komposisinya bervariasi sesuai dengan tumbuhan yang mengandungnya di mana
lignin tersebut disari dan kondisi penyariannya. Sampai saat ini struktur kimia
lignin belum cukup diketahui untuk memastikan jenis aslinya. Penelitian Barmoud
(1%5) memberi informasi bahwa lignin berasal dari polimerisasi suatu senyawa
fenol dengan kerangka C6-C3 yang terutama adalah koniferilalkohol dan derivat
metoksinya yaitu sinapilalkohol. Di lain pihak dapat dianggap bahwa seperti
halnya polisakarida, misalnya selulose, lignin merupakan suatu polimer yang
mempunyai struktur memanjang. Sampai saat ini tidak dimungkinkan untuk
menghidrolisa lignin seperti menghidrolisa polisakarida, dan untuk memperoleh
suatu senyawa sederhana yang tetap. Dikemukakan bahwa beberapa tipe elemen
dasar ikut dalam penyusunan polimer tersebut. Freidenberg (1959) telah
melakukan kerja penting pada struktur lignin yaitu khususnya dalam memperoleh
secara in vitro, dengan pengaruh enzim laccase atau peroksidase, transformasi dari
koniferil alkohol menjadi lignin. Di lain pihak ditunjukkan bahwa kondensasi
koniferilalkohol terjadi menurut beberapa mekanisme oksidatif yang
menyebabkan terjadinya bentuk dimer dengan · berbagai struktur yang berbeda
seperti misalnya dehidrodikoniferilalkohol, pinoresinol dan eter - .fi koniferil dari
gaiasilgliserol. Lignin terbentuk melalui kont:lensasi dari dimer yang tersusun
oleh elemen dasar dari polimer. Teori ini memperhitungkan bahwa lignin
mempunyai struktur kompleks, walaupun terbentuk dari sejumlah tipe molekul
dengan kerangka C6-C3 di mana yang terbanyak adalah koniferilalkohol.
2. Golongan Senyawa Asam fenolat dan kumarin.
Secara umum asam fenolat dapat digolongkan dalam derivat asam benzoat
dengan c7 dan derivat asam sinamat dengan C9.Struktur dari derivat asam benzoat
.Yang penting dapat dilihat pada tabel II yaitu asam p-hidroksibenzoat, asam
protokatekat, asam vanilat, asam gallat dan asam siringat. Perlu pula
·ditambahkan, asam salisilat dan asam gentisal yang mempunyai sebuah gugus
hidroksi pada kedudukan orto dilihat dari gugus asamnya.
Selain memiliki efek antioksidan, asam fenolat juga memiliki sifat antiradang.
Nutrisi ini boleh jadi meredakan peradangan di tubuh jika kita rutin
mengonsumsinya.
2.3 Berpotensi untuk mengatasi gangguan saraf
Beberapa riset telah mengaitkan manfaat asam fenolat yang memiliki efek
protektif terhadap saraf. Dalam sebuah riset yang dimuat dalam jurnal Nutrients,
asam fenolat berpotensi untuk menjadi terapi untuk menangani gangguan saraf.
2.4 Makanan sumber asam fenolat yang bisa dikonsumsi