Anda di halaman 1dari 12

UJI KUALITATIF FITOKIMIA

( Mata Kuliah Teknologi Pangan Lokal dan Fungsional )

Dosen Pengampu :

Dr. Fatimah, S.Si., M.P.

Kelompok 1/3C

Ahmad Ripiadi 2202301054

Melyansari 2202301043

Rahmita 2202301073

Sustiani Erlina 2202301004

Thesar Hafiz Syahdane 2102301072

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT

PELAIHARI

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4

1.2 Tujuan Praktikum..........................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................5

2.1 Uji Flavonoid....................................................................................................................5

2.2 Uji Alkaloid......................................................................................................................5

2.3 Uji Fenolik........................................................................................................................5

2.4 Uji Steroid dan Triterpenoid.............................................................................................6

2.5 Uji Saponin.......................................................................................................................6

2.6 Uji Tanin...........................................................................................................................6

BAB III METODE PRAKTIKUM............................................................................................7

3.1. Waktu dan Tempat........................................................................................................7

3.2. Alat dan Bahan..............................................................................................................7

3.2.1. Alat...........................................................................................................................7

3.2.2. Bahan.......................................................................................................................7

3.3 Prosedur kerja................................................................................................................7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................9

4.1. Hasil................................................................................................................................9

4.2. Pembahasan...................................................................................................................9

4.2.1 ....................................................................................................................................9

4.2.2........................................................................................................................................9

4.2.3........................................................................................................................................9

4.2.4 ..................................................................................................................................10

4.2.5 ..................................................................................................................................10
4.2.6 ..................................................................................................................................10

BAB V PENUTUP...................................................................................................................11

5.1. Kesimpulan..................................................................................................................11

5.2. Saran.............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
1.1 Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN
Kulit buah naga merah telah banyak digunakan sebagai obat tradisional, berdasarkan
data empiris masyarakat menggunakan kulit buah naga sebagai obat untuk diabetes, pelentur
pembuluh darah, dan penyakit jantung dengan cara menyeduhnya dengan air kemudian
airnya diminum. Sedangkan untuk mengolah kulit buah naga merah (Lanisthi, 2015). sebuah
sediaan umumnya menggunakan pelarut etanol. Sehingga dilakukan pengujian untuk melihat
kandungan senyawa metabolit sekunder pada ekstrak etanol kulit buah naga merah dan
ekstrak air kulit buah naga merah. Buah naga merah memiliki khasiat yang lebih dibandingkan
buah naga jenis lainya, contohnya seperti mengandung karoten yang berfungsi untuk membantu
menjaga kekebalan tubuh, tiamin yang berfungsi untuk membantu proses perubahan makanan menjadi
energy. Flavonoid merupakan antioksidan untuk menetralisasi radikal bebas yang diserap tubuh kita.
Manfaat buah naga bukan hanya pada daging buahnya saja tetapi pada kulit buah naganya juga. Kulit
buah naga mengandung vitamin C, vitamin E, vitamin A, alkaloid, flavonoid, fenolik dan karoten.
Keunggulan dari kulit buah naga yaitu kaya akan ponifenol dan merupakan sumber antioksidan. untuk
mengetahui kandungan metabolik sekunder pada suatu tumbuhan dapat diuji dngan uji fitokimia yang
merupakan tahapan awal untuk mengidentifikasi kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan.
Pada tahap ini kita bisa mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung pada tumbuhan.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui kandungan fitokimia pada
kulit buah naga secara kualitatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uji Flavonoid
Flavonoid merupakan kelompok metabolit sekunder termasuk ke dalam senyawa
polifenol tanaman yang tersebar luas dalam berbagai bahan makanan dalam berbagai
konsentrasi. Kandungan senyawa flavonoid dalam tanaman tergolong rendah hanya sekitar
0,25. Senyawa flavonoid banyak ditemukan dalam sayur-sayuran dan buahbuahan. Flavonoid
memiliki bobot molekul rendah dengan struktur kimia C6-C3-C6 terdiri atas dua buah cincin
benzena yang dihubungkan dengan tiga karbon. Flavonoid memerankan berbagai aktivitas
biologis pada tumbuhan, hewan, dan bakteri. Pada tumbuhan, flavonoid telah lama diketahui
yang menyebabkan adanya warna dan aroma bunga, flavonoid telah dinggap memiliki efek
positif pada kesehatan manusia salah satunya sebagai terapi pencegahan penyakit kanker atau
chemoprevention (Prastiyani, 2021).

2.2 Uji Alkaloid


Alkaloid yang diuji dengan menggunakan pereaksi Dragendorff akan menghasilkan
endapan berwarna jingga, sedangkan dengan pereaksi Mayer akan menghasilkan endapan
berwarna putih kekuningan, penambahan asam klorida bertujuan untuk mengekstrak alkaloid
yang bersifat basa dengan menggunakan larutan asam. Hasil skrining fitokimia menunjukan
adanya endapan, yang berarti bahwa ekstrak etanol kulit buah naga merah terdapat senyawa
alkaloid.sedangkan ekstrak air kulit buah naga merah hanya menghasilkan endapan pada
pereaksi dragendorff yang berarti positif alkaloid (Dida Fitri Lanisthi, 2015).

2.3 Uji Fenolik


Semua senyawa fenolik berupa senyawa aromatik sehingga semuanya menunjukkan
serapan kuat di daerah spektnxm ultraviolet. Selain itu, secara khas senyawa fenol
menunjukkan geseran batokrom pada spektnxmnya bila ditambahkan basa. Karena itu, cara
spektrometri penting terutama imtuk identifikasi dan analisis kuantitatif senyawa fenol. =
Pada prinsipnya, sifat-sifat kimia dari semua senyawa fenolik adalah sama, akan tetapi dari
segi biogenetik senyawa-senyawa ini pada dasamya dapat dibedakan atas dua jenis utama.
Jenis pertama adalah senyawa fenolik yang berasal dari asam shikimat yaitu senyawa-
senyawa fenilpropanoid. Jenis kedua adalah senyawa fenolik yang berasal dari jalur asetat-
malonat. Senyawa-senyawa fenolik yang berasal dari jenis kedua ini secara umum disebut
poliketida. Namun ditemukan pula senyawa-senyawa fenolik yang berasal dari kombinasi
antara kedua jalur biosintesa ini, antara lain ialah senyawa-senyawa flavonoid.
2.4 Uji Steroid dan Triterpenoid
terpenoid telah diisolasi dari bagian kulit batang, daun dan
getahnya, sedangkan sejumlah senyawa diterpenoid, triterpenoid derivatif juga telah diisolasi
dari beberapa bagian dari pohon E. agallocha yang telah terbukti bioaktif terhadap
serangga dan parasit. Terpenoid dan steroid pada bagian akar tanaman ini juga telah
diketahui melalui uji pendahuluan fitokimia (Angel Novia Fransiska, 2021).

2.5 Uji Saponin


Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam lebih dari 90
genus pada tumbuhan. Glikosida adalah suatu kompleks antara gula pereduksi (glikon) dan
bukan gula (aglikon). Banyak saponin yang mempunyai satuan gula sampai 5 dan komponen
yang umum ialah asam glukuronat. Adanya saponin dalam tumbuhan ditunjukkan dengan
pembentukan busa yang mantap sewaktu mengekstraksi tumbuhan atau memekatkan ekstrak.
Pada uji saponin penambahan air panas bertujuan untuk membentuk busa pada sampel dan
ketika busa terbentuk, ditambahkan HCl. Jika busa tetap ada artinya positif mengandung
saponin. Alasan penambahan HCl karena saponin bersifat asam dan netral dan jika
ditambahkan HCl akan menimbulkan asam yang tetap sehingga busa tidak hilang.

2.6 Uji Tanin


Tanin merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada
tanaman belimbing wuluh. Bagian tanaman ini yang mengandung tanin adalah pada bagian
daunnya. Tanin diketahui banyak terdapat pada daun muda. tanin adalah zat organik yang
terdapat pada ekstrak tumbuhan yang larut dalam air. Selain itu tanin merupakan senyawa
polifenol yang dapat membentuk kompleks dengan polisakarida serta dapat mengendapkan
protein. Tanin biasa disebut dengan asam yang mampu mengendapkan gelatin, alkaloid, dan
protein. Senyawa fenol telah diketahui memiliki beberapa manfaat dan efek biologis yaitu
memiliki aktivitas antioksidan, penangkap radikal bebas, dan sebagai agen pengkelat logam
(Rahmawati, 2018).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada Selasa, 24 Oktober 2023 pukul 09.30 WITA –
selesai di Laboratorium Bioproses dan Bioenergi Program Studi Agroindustri Jurusan
Teknologi Industri Politeknik Negeri Tanah Laut.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:

1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Gelas ukur
5. Erlenmeyer
6. Pipet volume
7. Gelas beker
8. Bola hisap

3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:

1. Sampel
2. FeCL3 5%
3. FeCL3 10%
4. Preaksi meyer
5. Preaksi dragendorff
6. Asam asetat
7. HCL
8. FFA 3
9. Methanol
10. Akuades
11. NaOH 10%
12. H2SO4

3.3 Prosedur kerja


1. Uji Flavonoid
a. Diukur sampel sebanyak 0,5 ml (10 tetes)
b. Ditambahkan 1 ml NaOH 10%
c. Dihomogenkan
d. Apabila timbul warna kekuningan/merah, maka positif terdapat flavonoid

2. Uji Alkaloid
a. Diukur sampel sebanyak 0,5 ml (10 tetes)
b. Ditambahkan 3 tetes asam sulfat
c. Ditambahkan 1 ml pereaksi Dragendorff dan Meyer
d. Dihomogenkan masing-masing tabung reaksi
e. Hasil uji dinyatakan positif bila dengan pereaksi Dragendorff terbentuk endapan
merah hingga jingga dan pereaksi Meyer terbentuk endapan putih kekuningan

3. Uji Fenolik
a. Diukur sampel sebanyak 0,4 ml (10 tetes)
b. Ditambahkan 3 tetes Methanol dan dihomogenkan
c. Ditambahkan 3 tetes FeCL3 5%
d. Dihomogenkan
e. Apabila timbul warna hijau, merah, ungu atau biru menunjukkan adanya
senyawa golongan fenolik

4. Uji Steroid dan Triterpenoid


a. Diukur sampel sebanyak 1 ml
b. Ditambahkan asam asetat sebanyak 10 tetes dan H2SO4 2 tetes
c. Dihomogenkan
d. Apabila timbul warna biru atau hijau, maka positif terdapat Steroid
e. Sedangkan timbulnya warna merah atau ungu, maka positif terdapat Triterpenoid

5. Uji Saponin
a. Diukur sampel sebanyak 1 ml
b. Ditambahkan 10 ml akuades dan dihomogenkan 1 menit
c. Ditambahkan 2 tetes HCL 1 N
d. Dihomogenkan
e. Apabila terbentuk busa stabil selama kurang lebih 7 menit, maka
positif mengandung Saponin

6. Uji Tanin
a. Diukur sampel sebanyak 1 ml
b. Ditambahkan FeCL3 10%
c. Dihomogenkan
d. Apabila timbul warna hijau kehitaman atau biru kehitaman, maka
positif megandung Tanin
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Jumlah sampel awal 45 ml
Jumlah sampel akhir 40 ml
- Flavonoid
Warna awal kuning, setelah ditambahkan 1 ml NaOH 10% warna berubah menjadi
kekuningan (+) positif.
- Alkaloid
Dragendorff : warna awal kuning, setelah ditambahkan pereaksi Dragendorff warna
berubah menjadi jingga (+) positif.
Meyer : warna awal kuning, stelah ditambahkan pereaksi Meyer warna tidak berubah
dan tidak memiliki endapan (-) negatif.
- Fenolik
Warna awal kuning, setelah ditambahkan 3 tetes methanol dan 3 tetes FeCL3 5%
warna berubah menjadi hijau (+) positif.
- Steroid
Warna awal kuning, setelah ditambahkan 10 tetes asam asetat glasial dan H2SO4
2 tetes warna tidak berubah (-) negatif.
- Saponin
Warna awal kuning, setelah ditambahkan 10 ml akuades dan 2 tetes HCL warna
menjadi bening dan tidak terbentuk busa (-) negatif.
- Tanin
Warna awal kuning, setelah ditambahkan 10 tetes FeCL3 10% warna berubah menjadi
hijau kehitaman (+) positif.
4.2. Pembahasan
4.2.1 Flavonoid

Warna sampel awal kuning dan setelah ditambahkan 1 ml NaOH 10%, warna berubah
menjadi kekuningan dan hasil uji positif . Hal ini menunjukkan adanya senyawa flavonoid
pada sampel.

4.2.2 Alkaloid

Uji Dilakukan Dengan Menggunakan Dua Jenis Reagen, Yaitu Dragendorff Dan
Meyer. Hasil Uji Dragendorff Menunjukkan Adanya Alkaloid Pada Sampel Karena
Terjadi Perubahan Warna Dari Kuning Menjadi Jingga Dan Dan Hasil Fositif . Sedangkan
Pada Uji Meyer, Tidak Terjadi Perubahan Warna Dan Tidak Terdapat Endapan, Sehingga
Hasil Uji Negatif (-).

4.2.3 Fenolik
Warna sampel awal kuning dan setelah ditambahkan 3 tetes methanol dan 3 tetes fecl3
5%, warna berubah menjadi hijau dan hasil uji positif (+). Hal ini menunjukkan adanya
senyawa fenolik pada sampel.

4.2.4 Steroid

Warna sampel awal kuning dan setelah ditambahkan 10 tetes asam asetat glasial dan
H2SO4 2 tetes, tidak terjadi perubahan warna dan hasil uji negatif (-). Hal ini
menunjukkan bahwa sampel tidak mengandung senyawa steroid.

4.2.5 Saponin

Warna sampel awal kuning dan setelah ditambahkan 10 ml akuades dan 2 tetes HCL,
warna menjadi bening dan tidak terbentuk busa. Hal ini menunjukkan bahwa sampel tidak
mengandung senyawa saponin.

4.2.6 Tanin

Warna sampel awal kuning dan setelah ditambahkan 10 tetes FeCL3 10%, warna
berubah menjadi hijau kehitaman dan hasil uji positif (+). Hal ini menunjukkan adanya
senyawa tanin pada sampel.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
- Flavonoid
Warna awal kuning, setelah ditambahkan 1 ml NaOH 10% warna berubah menjadi
kekuningan (+) positif.
- Alkaloid
Dragendorff : warna awal kuning, setelah ditambahkan pereaksi Dragendorff warna
berubah menjadi jingga (+) positif.
Meyer : warna awal kuning, stelah ditambahkan pereaksi Meyer warna tidak berubah
dan tidak memiliki endapan (-) negatif.
- Fenolik
Warna awal kuning, setelah ditambahkan 3 tetes methanol dan 3 tetes FeCL3 5%
warna berubah menjadi hijau (+) positif.
- Steroid
Warna awal kuning, setelah ditambahkan 10 tetes asam asetat glasial dan H2SO4
2 tetes warna tidak berubah (-) negatif.
- Saponin
Warna awal kuning, setelah ditambahkan 10 ml akuades dan 2 tetes HCL warna
menjadi bening dan tidak terbentuk busa (-) negatif.
- Tanin
Warna awal kuning, setelah ditambahkan 10 tetes FeCL3 10% warna berubah menjadi
hijau kehitaman (+) positif.
5.2. Saran
Sebaiknya untuk praktikum ini selalu diawasi oleh pembimbing mata kuliah agar tidak
terjadi kesalahan prosedur dalam praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA

Angel Novia Fransiska, D. M. (2021). IDENTIFIKASI SENYAWA TERPENOID DAN


STEROID PADA BEBERAPA TANAMAN MENGGUNAKAN PELARUT N-
HEKSAN.

Dida Fitri Lanisthi, L. F. (2015). Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Etanol dan
Ekstrak Air Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus). 3.

Lanisthi, D. F. (2015). Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Etanol dan Ekstrak Air
Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus). 2.

Prastiyani, H. (2021). UJI KADAR FLAVONOID TOTAL DAN AKTIVITAS


ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus
polyrhizus). 36.

Rahmawati, M. (2018). BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 1.

Anda mungkin juga menyukai