FITOKIMIA
ISOLASI SENYAWA FLAVONOID
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil uji fitokimia senyawa aktif pada ekstrak kering etil asetat dari biji Swietenia
macrophylla .................................................................................................................... 4
II
Departemen Kimia
Fakultas Ilmu Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman hayati, berbagai tanaman
dapat tumbuh dengan subur. Hal ini dikarenakan keadaan geografis Indonesia yang
beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata tinggi sepanjang tahun. Keanekaragaman
hayati tersebut banyak digunakan sebagai sumber untuk memperoleh senyawa metabolit
sekunder. Senyawa metabolit sekunder adalah senyawa organik yang dihasilkan tumbuhan
yang tidak memiliki fungsi langsung pada fotosintesis, pertumbuhan atau respirasi,
transport solut, translokasi, sintesis protein, asimilasi nutrien, diferensiasi, pembentukan
karbohidrat, protein dan lipid. Senyawa ini meliputi golongan alkaloid, terpenoid, dan
fenolat, yang tersebar pada jaringan tumbuhan dan memiliki kemampuan bioaktivitas yang
menarik (Ahmad, 2001). Sehingga banyak dilakukan penelitian mengenai isolasi senyawa-
senyawa metabolit senkunder dari beberapa tanaman.
Pemisahan senyawa yang dilakukan dimulai dari uji pendahuluan yang terdiri dari ekstraksi
sampel tanaman menggunakan beberapa pelarut polar dan non polar untuk megetauhi kelarutan
sampel pada pelarut yag berbeda. Pemilihan jenis pelarut harus mempertimbangkan beberapa
faktor antara lain selektivitas, kemampuan untuk mengekstrak, toksisitas, dan kemudahan untuk
diuapkan (Harborne, 1987). Kedua, uji kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan berbagai
macam eluen dengan tingkat kepolaran berbeda untuk mendapatkan pelarut yang mampu
memberikan pemisahan yang baik sehingga dapat diperoleh profil kromatogram untuk proses
fraksinasi (Alen dkk, 2017). Terakhir adalah uji pendahuluan menggunakan pereaksi uji atau uji
fitokimia untuk megetahui golongan senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada ekstrak
tanaman tersebut (Rasyidi dkk, 2015).
Senyawa metabolit sekunder yang paling mudah ditemukan adalah flavonoid dari golongan
fenolat, yang merupakan senyawa metabolit sekunder terbesar yang ditemukan di alam.
Merupakan zat warna merah, ungu, biru dan memiliki kerangka dasar karbon yang terdiri dari
15 atom karbon dimana dua cincin benzene terikat pada rantai propan, sehingga membetuk
susunan C6-C3-C6. Flavonoid paling tinggi konsentrasinya terdapat di dalam epidermis
daun dan di dalam kulit buah-buahan serta merupakan senyawa polar karena memiliki
sejumlah gugus hidroksil yang tidak tersubstitusi. Pelarut polar seperti etanol, metanol,
etilasetat, atau campuran dari pelarut tersebut dapat digunakan untuk mengekstrak
flavonoid dari jaringan tumbuhan (Rijke, 2005). Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dijelaskan proses ekstraksi senyawa metabolit sekunder terutama flavonoid, uji fitokimia
dari senyawa flavonoid, dan mekanisme reaksi dalam uji pereaksi tersebut.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang diangkat dalam makalah ini
adalah sebagai berikut.
1
Departemen Kimia
Fakultas Ilmu Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
1.3. Tujuan
Pembuatan makalah ini dilakukan bertujuan:
1. Mengetahui proses isolasi senyawa metabolit sekunder terutama flavonoid dari
suatu tumbuhan.
2. Mengetahui uji fitokimia yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya senyawa
flavonoid.
3. Mengetahui mekanisme reaksi yang terjadi pada uji pereaksi senyawa flavonoid.
2
Departemen Kimia
Fakultas Ilmu Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Isolasi Senyawa Flavonoid
Senyawa flavonoid dapat diisolasi melalui proses ekstraksi menggunakan berbagai
macam pelarut sebagaimana dijelaskan dalam paragraf-paragraf berikut.
3
Departemen Kimia
Fakultas Ilmu Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
dilakukan uji fitokimia terhadap fraksi tersebut yakni uji flavonoid, alkaloid dan
saponin.
d. Uji fitokimia.
Uji fitokimia flavonoid dilakukan dengan cara menambahkan 2-4 tetes HCl
pekat dan serbuk Mg pada sampel. Perubahan warna terjadi diamati dari kuning tua
menjadi orange atau kuning kecoklatan menjadi coklat (Achmad, 2006) dan dengan
menambahkan 3 tetes larutan FeCl3 pada sampel. Reaksi positif jika memberikan
perubahan dari warna kuning kecoklatan menjadi hijau, merah, ungu, biru, atau
hitam yang kuat (Harbone, 2007).
Uji fitokimia alkaloid dilakukan dengan cara penambahan 5 ml kloroform dan
5 ml ammonia pada ekstrak biji Mahoni, kemudian dipanaskan, dikocok, dan
disaring. Terhadap filtrat tersebut ditambahkan 5 tetes H2SO4 (2 N), kemudian
dikocok perlahan selama 2-3 menit dan dibiarkan sampai terbentuk 2 lapisan.
Lapisan atas diambil dan dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi. Kedua larutan
tersebut kemudian diuji dengan pereaksi Mayer dan Dragendorff. Terbentuknya
endapan putih pada pengujian dengan pereaksi Mayer dan endapan jingga-merah
pada pengujian dengan pereaksi Dragendorff menunjukkan hasil positif uji alkaloid
(Harborne, 2007).
Uji fitokimia saponin dalam ekstrak biji Mahoni dilakukan dengan cara
melarutkan ekstrak biji mahoni dalam akuades pada tabung reaksi dan dikocok
selama 15 menit. Terbentuknya busa setinggi lebih dari 1 cm dan tetap stabil selama
lebih dari 15 menit menunjukkan adanya saponin (Suhesti dkk, 2007).
Berdasarkan prosedur di atas diperoleh bahwa dalam ekstrak biji Mahoni pada
fraksi etil asetat hanya mengandung senyawa flavonoid sebagaimana dapat dilihat pada
Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Hasil uji fitokimia senyawa aktif pada ekstrak kering etil asetat dari biji
Swietenia macrophylla
Senyawa
Reagen Hasil Keterangan
Aktif
HCl pekat + sebuk Kuning kecoklatan menjadi coklat
+
Flavonoid Mg
FeCl3 + Kuning kecoklatan menjadi hijau tua
Akuades Tidak terdapat busa yang stabil
Saponin -
selama 15 menit
Pereaksi Mayer - Tidak terdapat endapan putih
Alkaloid
Pereaksi Dragendorff - Tidak terdapat endapan jingga-merah
4
Departemen Kimia
Fakultas Ilmu Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Pada penelitian ini tidak dilakukan uji fitokimia untuk identifikasi senyawa
flavonoid melainkan dilakukan pengujian menggunakan KLT dengan kuersetin
sebagai standart. Setelah itu dilakukan pemisahan senyawa menggunakan kolom
kromatografi dan diperoleh senyawa flavonoid dalam jumlah terbanyak dalam
ekstrak etanol.
logam Mg dan HCl pekat pada uji tersebut berfungsi untuk mereduksi inti benzopiron yang
terdapat pada struktur senyawa flavonoid sehingga diperoleh perubahan warna menjadi
merah atau jingga. Reaksi dimulai dengan protonasi gugus karbonil pada senyawa
flavonoid oleh HCl sehingga terbentuk ion karbanium pada Cα. Selanjutnya terjadi
perpindahan elektron atau resonansi dalam cicin lima tersebut sehingga terbentuk garam
flavilium yang menunjukkan warna merah tua (Setyowati dkk, 2014).
Garam Flavilium
6
Departemen Kimia
Fakultas Ilmu Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dari beberapa referensi, secara umum proses ekstraksi
senyawa flavonoid dari beberapa tumbuhan dilakukan menggunakan metode maserasi dengan
pelarut yang bersifat polar seperti metanol dan etanol sehingga diperoleh senyawa flavonoid
dalam jumlah besar. Sedangkan untuk mengidentifikasi adanya senyawa flavonoid pada suatu
ekstrak tumbuhan dapat menggunakan uji Wilstater yakni dengan pereaksi berupa serbuk Mg
dan HCl pekat. Dalam reaksi uji tersebut terjadi protonasi dan proses perpindahan elektron
hingga terbentuk garam flavilium yang menghasilkan warna merah sebagai hasil uji positif
dalam uji Wilstater.
7
Departemen Kimia
Fakultas Ilmu Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S. A. (2006). Buku Materi Pokok Kimia Organik Bahan Alam. Jakarta: Karunia
Jakarta Universitas Terbuka.
Achmad, S. A., Hakim, E. H., Erwin, Syah, M. Y., Nario, A., Mariko, K., Lukman, M., Didin,
M., dan Hiromitsu, T. (2001). Artoindonesianin B suatu senyawa yang bersifat Toksik
Terhadap Sel Tumor P-388 dari Tumbuhan Artocarpus altilis. The
Indonesian Society of Natural Product Chemistry. Vol. 1, 20—27.
Alen, Y., Agresa, F. L., dan Yuliandra, Y. (2017). Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
dan Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz
(Kurz) pada Mencit Putih Jantan. Jurnal Sains Farmasi & Klinis. Vol. 3, No. 2, 146—152.
Harborne J. B. (1987). Metode Fitokimia. Edisi ke-2. Alih Bahasa oleh Padmawinata K,
Soediro I. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Harborne, J. B. (2007). Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan.
Alih Bahasa oleh Padmawinata, K. dan Soediro, I. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Marliana, S. D., Suryanti, V., dan Suyono. (2005). Skrining Fitokimia dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule Jacq.
Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi. Vol. 3, No. 1, 26—31.
Rasyidi, R. D. G., Noviany, Nurfidayat, A., dan Setianingrum, A. (2015). Skrining Fitokimia
Dan Uji KLT Ekstrak Metanol Beberapa Tumbuhan Yang Berpotensi Sebagai Obat
Tradisional Di Lampung. Seminar Nasional Sains & Teknologi VI, Lampung 3 November.
Rijke, E. (2005). Trace-level Determination of Flavonoids and Their Conjugates Application
ti Plants of The Leguminosae Family. Disertasi. Amsterdam: Universitas Amsterdam.
Sari, S. N. dan Mursiti, S. (2016). Isolasi Flavonoid Dari Biji Mahoni (Swietenia macrophylla,
King) dan Uji Aktivitasnya Sebagai Antibakteri. Indonesian Journal of Chemical Science.
Vol. 5, No. 3.
Setyowati, W. A. E., Ariani, S. R. D., Ashadi, Mulyani, B., dan Rahmawati, C. P. (2014).
Skrining Fitokimia dan Identifikasi Komponen Utama Ekstraksi Metanol Kulit Durian
(Durio zibethinus Murr.) Varietas Petruk. Seminar Nassional Kimia dan Pendidikan Kimia
VI. ISBN: 979363174-0, 271—280.
Sharma, Veena dan Janmeda, Pracheta. (2017). Extraction, isolation and identification of
flavonoid from Euphorbia neriifolia leaves. Arabian Journal of Chemistry. Vol. 10, 509—
514.
Situmorang, Putri C. (2013). Identifikasi Metabolit Sekunder Dengan Uji Flavonoid Dan
Saponin Pada Psidium Guajava L. Jurnal Biokimia. Vol. 1, No. 1.
Suhesti, T. S., Kurniawan, D. W., dan Nuryanti. (2007). Penjaringan senyawa antikanker pada
kulit batang kayu mahoni (Swietenia mahogany Jacq) dan uji aktivitasnya terhadap larva
udang (Artemia salina Leach.). Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. Vol. 3, 155—162.