Anda di halaman 1dari 15

IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN TERPENOID

DAN STEROID

DI SUSUN OLEH :

GELOMBANG : 3

KELOMPOK : 4

NAMA : MELLIKA SHALEHA (1340292018030)

ZAHRATUL MAZAYA (1340292018029)

SYARIFAH (1340292018031)

PUJA SUMAYAH (1340292018028)

AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN BANDA ACEH

YAYASAN HARAPAN BANGSA

1
TAHUN 2019/2020

LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA

Laporan praktikum farmakognosi dan fitokimia dengan judul “Identifikasi Senyawa


Golongan Terpenoid Dan Steroid” ini disusun sebagai tugas akhir menyelesaikan
praktikum farmakognosi dan fitokimia, yang disusun oleh :

Gelombang :3

Kelomok :4

Nama : Mellika Shaleha (1340292018030)

Zahratul Mazaya (1340292018029)

Syarifah (1340292018031)

Puja Sumayah (1340292018028)

Banda Aceh, 27 November 2019

Koordinator Asisten Asisten

Safrina Fany Sartika, S.si, M.sc

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab

Ernita Silviana

2
NIP : 1301108601

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ IDENTIFIKASI
SENYAWA GOLONGAN TERPENOID DAN STEROID” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada bidang studi “Farmakognosi dan Fitokimia. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang identifikasi senyawa golongan terpenoid dan
steroid bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ernita Silviana, M.Si, selaku dosen
bidang studi farmakognosi dan fitokimia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Banda Aceh, 4 Januari 2020


Penulis,

Mellika Shaleha

3
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................. 1
LEMBARAN PENGESAHAN ........................................................................................ 2
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 3
DAFTAR ISI .................................................................................................................... 4
ABSTRAK ....................................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 6
1.1. Latar Belakang.................................................................................................... 6
1.2. Tujuan percobaan ............................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 7
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ........................................................................ 9
3.1. Alat dan Bahan .................................................................................................... 9
3.2. Konstanta Fisik .................................................................................................... 9
3.3. Cara Kerja ............................................................................................................ 9
BAB IV DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ................................. 10
4.1. Data hasil Pengamatan......................................................................................... 10
4.2. Pembahasan ......................................................................................................... 12
BAB V KESIMPULAN ................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15

4
ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan yang berjudul “ Identifikasi Senyawa Golongan Terpenoid


dan Steroid” yang bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa golongan terpenoid dan
steroid dalam sampel uji. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah analisa
kualitatif. Hasil yang diperoleh dari percobaan ini yaitu, pada sampel daun mimba, daun
serai, daun mahkota dewa, dan daun jambu teridentifikasi mengandung senyawa terpenoid
dan pada daun jambu batu dan daun kamboja teridentifikasi mengandung senyawa steroid,
ditunjukan dengan terbentuknya cincin merah kecoklatan atau violet pada terpenoid dan
cincin biru kehijauan pada steroid.

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Tepenoid adalah komponen-komponen tumbuhan yang membpunyai bau dan dapat
diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan disebut sebagai minyak atsiri. Minyak
atsiri yang berasal dari bunga pada awalnya dikennal dari penentuan struktur secara
sederhana yaitu dengan perbandingan atom hidrogen dan atom karbon dari suatu
senyawa terpenoid yaitu delapan banding lima. Dan dengan perbandingan tersebut
dapat dikatakan bahwa senyawa tersebut adalah golongan terpenoid. Terpenoid
mempunyai kerangka karbon yang dibangun oleh dua atau lebih unit C-5 yang disebut
unit isoprene. Unit C-5 ini dinamakan demikian karena kerangka karbonnya sama
seperti senyawa isoprene.
Terpenoid merupakan senyawa kimia yang terdiri dari beberapa unit isopren.
Kebanyakan terpenoid mempunyai stuktur siklik dan mempunyai satu gugus fungsi
atau lebih. Terpenoid umumnya larut dalam lemak dan terdapat sitoplasma sel
tumbuhan. Senyawa terpenoid terdiri atas beberapa kelompok. Senyawa terpenoid ini
adalah salah satu senyawa kimia bahan alam yang banyak digunakan sebagai obat.
Sudah banyak peran terpenoid dari tumbuh-tumbuhan yang diketahui seperti
menghambat pertumbuhan tumbuhan pesaingnya dan sebagai intektisida terhadap
hewan tinggi.
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasil
reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok senyawa
yang penting dengan struktur dasar sterena jenuh denagn 17 atom karbon dan 4 cincin.
Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolestrol, ergosterol, progestron, dan
estrogen. Pada umumnya steroid berfungsi sebagai hormon. Perbedaan jenis steroid
yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh
empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.

1.2.Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk megidentifikasi senyawa golongan
terpenoid dan steroid dalam beberapa sampel uji.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sejak lama bangsa Indonesia sudah mengenal obat-obatan tradisional yang


digunakan untuk pengobatan berbagai macam penyakit. Pada umumnya obatobatan
tersebut dibuat dari sumber bahan alam hayati seperti hewan dan tumbuhtumbuhan.
Penggunaan tumbuhan tertentu sebagai obat merupakan warisan yang sudah turun
temurun (Suyani, 1991, hal 47). Penggunaan tumbuh-tumbuhan sebagai obat tradisional
berkaitan dengan kandungan kimia yang terdapat di dalamnya. Senyawa kimia tersebut
merupakan hasil metabolisme dari tumbuhan itu sendiri. Senyawa kimia dari beberapa
jenis tanaman telah banyak diteliti dan sering kali dapat memberikan efek fisiologi dan
farmakologi senhingga senyawa ini dikenal dengan senyawa bioaktif. Di antara
senyawa bioaktif tersebut adalah golongan alkaloid, terpenoid, steroid, flavonoid dan
safonin (Kusuma, 1988, hal. 11). Terpenoid merupakan senyawa kimia yang terdiri dari
beberapa unit isopren. Kebanyakan terpenoid mempunyai struktur siklik dan
mempunyai satu gugus fungsi atau lebih. Terpenoid umumnya larut dalam lemak dan
terdapat dalam sitoplasma sel tumbuhan. Senyawa terpenoid terdiri atas beberapa
kelompok. Senyawa terpenoid ini adalah salah satu senyawa kimia bahan alam yang
banyak digunakan sebagai obat. Sudah banyak peran terpenoid dari tumbuh-tumbuhan
yang diketahui seperti menghambat pertumbuhan tumbuhan pesaingnya dan sebagai
insektisida terhadap hewan tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas tentang senyawa
terpenoid maka dibahas tentang tinjauan umum terpenoid, klasifikasi dan fungsi
terpenoid, biosintesa terpenoid, identifikasi terpenoid, isolasi terpenoid.
Klasifikasi dan Fungsi Terpenoid Senyawa terpenoid dapat diklasifikasikan
berdasarkan jumlah unit isopren yang menyusunnya seperti yang linalool, yang
termasuk monosiklik seperti α terpinol, limonena, yang termasuk bisiklik seperti α
pinena, dan kamfor. 2. Seskuiterpenoid tercantum pada tabel 1 Seskuiterpenoid
merupakan No Tabel 1. Klasifikasi terpenoid berdasarkan jumlah unit isopren Jumlah
atom C >40 Jumlah unit isopren >8 Kelas terpenoid Monoterpenoid Seskuiterpenoid
Diterpenoid Triterpenoid Tetraterpenoid Politerpenoid Sumber: tobing, 1989, hal
Monoterpenoid Monoterpenoid Contoh Geraniol Santonin Fitol Lanosterolo β-karoten
karet alam merupakan senyawa terpenoid yang paling sederhana, terbentuk dari dua
unit isopren dan merupakan dua komponen minyak atsiri yang berupa cairan tak
berwarna, tidak larut dalam air, mudah menguap dan berbau harum (Robinson, hal.
140). Monoterpenoid dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu asiklik, monosiklik dan
bisiklik. Contoh asiklik adalah geraniol, senyawa yang mengandung atom C15,
biasanya di anggap berasal dari tiga satuan isopren. Sama seperti monoterpenoid,

7
seskuiterpenoid terdapat sebagai komponen minyak astiri, berperan penting dalam
memberi aroma pada buah dan bunga. Seskuiterpenoid asiklik terpenting adalah
farnesol (gambar 3). Beberapa seskuiterpenoid lakton berdaya racun dan merupakan
kandungan tumbuhan obat yang sudah banyak digunakan. Sekuiterpenoid ini juga
berfungsi sebagai penolak serangga, insektisida, membantu pertumbuhan tumbuhan dan
dapat berkerja sebagai fungisida (robinson, 1995, hal. 147).
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasil
reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok senyawa
yang penting dengan struktur dasar sterana jenuh (bahasa Inggris: saturated tetracyclic
hydrocarbon : 1,2-cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan 17 atom karbon dan 4
cincin. Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol,
progesteron, dan estrogen. Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid
mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga
cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu
dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat
cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.
Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun diturunkan
dari kolestana dilengkapi gugushidroksil pada atom C-3, banyak ditemukan pada
tanaman, hewan dan fungsi. Semua steroid dibuat di dalam sel dengan bahan baku
berupa lemak sterol, baik berupa lanosterol pada hewan atau fungsi, maupun
berupa sikloartenol pada tumbuhan. Kedua jenis lemak sterol di atas terbuat
dari siklisasisqualena dari triterpena. Kolesterol adalah jenis lain lemak sterol yang
umum dijumpai.
Beberapa steroid bersifat anabolik, antara lain testosteron, metandienon, nandrolon
dekanoat, 4-androstena-3 17-dion. Steroid anabolik dapat mengakibatkan sejumlah efek
samping yang berbahaya, seperti menurunkan rasio lipoprotein densitas tinggi, yang
berguna bagi jantung, menurunkan rasio lipoprotein densitas rendah, stimulasi tumor
prostat, kelainan koagulasi dan gangguan hati, kebotakan, menebalnya rambut,
tumbuhnya jerawat dan timbulnya payudara pada pria. Secara fisiologi, steroid anabolik
dapat membuat seseorang menjadi agresif.

8
BAB III
MERODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
 Mortal dan stamfer
 Pinset
 Kaca arloji
 Pipet volum
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
 Kloroform
 Asam asetat anhidrat
 Asam surfat pekat
 Daun jambu batu
 Daun serai
 Daun kamboja
 Daun mimba
 Daun mahkota dewa
 Daun delima

3.2. Konstanta Fisik


Tabel 3.2 konstanta fisik dan hazard
No. Bahan BM TD (oC) TL(OC) Hazard
(g/mol)
1. Asam sulfat pekat 98,08 98,3 98,97 korosif dan oksidan
2. Kloriform 119,37 61,15 -63,5 karsiogenik
3. Asam asetat 60,05 391-392 289-290 korosif
anhidrat

3.3. Prosedur Kerja


1. Dilarutkan larutan uji sebanyak 2 ml diuapkan dalam cawan penguap
2. Residu dilarutkan dengan 0,5 ml kloroform, dipindahkan ke tabung reaksi,
3. Ditambahkan 0,5 ml asam asetat anhidrat dan 2 ml asam sulfat pekat melalui
dinding tabung
4. Terbentuknya cincin kecoklatan atau violet pada perbatasan larutan menunjukkan

9
adanya triterpenoid, sedangkan bila muncul cincin biru kehijauan menunjukkan
adanya steroid.
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pengamatan


No. Sampel Terpenoid Steroid
1. Daun mimba (+) positif terpenoid
(-)

2. Daun serai (+) positif terpenoid


(-)

10
3. Daun kamboja (+) positif steroid
(-)

4. Daun mahkota (+) positif terpenoid


dewa (-)

5. Daun jambu (+) positif terpenoid


(-)

11
6. Daun jambu batu (+) positif steroid
(-)

4.2. Pembahasan
Salah satu senyawa metabolit sekunder yang terkandung dai dalam tanaman adalah
senyawa terpenoid. Senyawa tersebut banyak dijumpai pada bagian akar, batang, daun,
buah maupun biji tananaman.terpenoid merupakan senyawa kimia yang terdiri dari
beberapa unit isoprene. Kebanyakan terpenoid mempunyai struktur siklik dan mepunyai
satu gugus fungsi atau lebih. Terpenoid umumnya larut dalam lemak dan terdapat dalam
sitoplasma sel tumbuhan. Senyawa terpenoid ini adalah salah satu senyawa kimia bahan
alam yang banyak digunkan sebagai obat.
Steroid di sintesis didalam kelenjar dan dihantarkan oleh aliran darah ke jantung
target untuk merangsang atau menghambat suatu proses. Steroid bersifat non polar,
karakter non polarnya memungkinkannya untuk melewati membrane sel dan merasuku sel
target (Sarker,2009). Steroid adalah gugus senyawa yang mengandung sebuah struktur
dengan empat cinci yang dikenal sebagai inti steroid. Kolestrol ysng disentesis dalam tubuh
hewan dan tidak disintesis dalam tumbuhan adalah senyawa induk yang merupakan asal
dari semua steroid lain.
Praktikum ini akan membahas mengenai pengujian terpenoid dan steroid yang
bertujuan untuk mengetahui cara mengidentifikasi senyawa golongan terpenoid dan steroid
pada sampel, daum mimba, daun mahkota dewa, daun serai, daun jambu batu, daun delima,
dan daun kamboja. Setelah dilakukan pengujian seperti pada prosedur kerja maka dapat
diidentifikasi dari keenma sampel tersebut sampel yang positif mengnadung terpenoid dan
steroid. Pada sampel daun mimba, daun serai, daun mahkota dewa, dan daun delima positif
mengandung terpenoid dan pada sampel daun jambu batu dan daun kamboja posifit
mengandung steroid.

12
Hal ini ditunjukkan dengan perubahan warna pada sampel. Jika sampel mengandung
steroid ditunjukkan dengan cincin warna kuning kehijauan pada larutan sampel dalam
tabung reaksi. Sedangkan pada uji golongan senyawa terpenoid ditunjukan dengan
terbentuknya warna coklat kemerahan pada daerah antar muka karea ditambahkan pereaksi
asam klorosulfonat atau pereaksi Brieskorn dan Briner yang sering digunakan untuk
membedakan secara khas triterpenoid yang berwarna merah

13
BAB IV
KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa untuk
mengidentifikasi senyawa golongan terpeoid dan steroid dapat dilakukan dengan cara
sampel diekstrak menggunakan etanol kemudian diuapkan dan ditambahkan 0,5 ml
kloroform, 0,5 ml asam asetat anhidrat dan 2 ml asam sulfat pekat. Hasil uji positif
apabila terbentuknya cincin merah kecoklatan atau violet pada terpenoid dan cincin biru
kehijauan pada steroid.

14
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, SA. 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Universitas Terbuka. Jakarta.

Aliunir, Dkk. 2000. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Jurusan Kimia FMIPA.
UNP.

Raden, Intan. Uji Kualitatif dan Kuantitatif Golongan Senyawa Organik dari Kulit Dan
Kayu Batatang Tumbuhan Artocarp. Pendidikan Fisika FTK IAIN lampung.

Ramadani. Senyawa Kimia Bahan Alam Terpenoid. https://docplayer.info/34344606-


Senyawa-kimia-bahan-alam-terpenoid-oleh-ramadani.html. (13 januari 2020)

Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB,


Bandung. Hal 71-280

15

Anda mungkin juga menyukai