Pengertian antibiotika telah mengalami pergeseran karena banyak jenis antibiotika yang sudah
dapat dibuat (disintesis, semisintesis/sintesis penuh)
AB harus memiliki sifat: toksisitas selektif artinya sangat toksik pada mikroba merugikan dan
relatif tidak toksik pada sel hospes
Contoh antibiotik dan mikroorganisme yang
menghasilkan
Penisilin penicillium notatum
Streptomisin streptomyces griseus
Oksietrasiklin streptomyces rimosus
Klortetrasiklin streptomyces aureofaciens
Klotamfenikol streptomyces venezuleae
Sekarang turunan penisilin (amoksisilin) dan
beberapa antibiotika lain sintesis penuh
history
Cuna & yunani kuno antibiotika & khemoterapi
sejak 25 abad yang lalu
1928 penisilin
1930 sulfonamida
1944 streptomisin
1947 kloramfenikol
1948 klortetrasiklin
1948 sefalosfotrn (dipakai th 1960an)
1949 neomisin
1950 kanamisin
20 th berikut aminoglikosida (gentamisin,
amikasin, tobramisin) & antibiotika sintetika
(ampisilin, amoxicillin, sefalosporin dsb)
Tujuan pengobatan
1. Mengobati penyebab penyakit (terapi kausatif/
kausal) contoh: antibiotik
2. Mengurangi gejala penyakit (terapi simptomatis)
comtoh: analgetik
3. Mencegah penyakit (terapi profilaktif)
contoh: vaksin
4. Mengganti senyawa normal ditubuh (terapi substitusi)
contoh: insulin, vitamin, hormon
5. Terapi rehabilitatif ( menormalkan kondisi tubuh)—
contoh pada pasien ketergantungan obat
Penggunaan antibiotika rasional
Infeksi oleh bakteri (terapi Kausatif/ kausal)—pemilihan AB
sesuai dengan bakteri penyebab—pilih AB spektrum
sempit:
- diagnosa Klinis
- pemeriksaan Lab
Resiko infeksi (Profilaksis)—pada operasi, masuk ke daerah
sistemik tertentu, luka terbuka.
Pantau Efek Samping
Teruskan terapi sampai respon klinik menunjukkan
kemajuan (3-5 hari)
Tepat diagnosis (indikasi), pemilihan (jenis), dosis serta cara
pemberian, safety, ekonomis.
Resistensi terhadap antibakteri
Resistensi alami/inharen : resistensi tanpa didahului
pemaparan terhadap obat antibakteri (cth: bakteri
gram negatif, pseudomonas aeroginosa thd penisilin
G)
Resistensi didapat : resistensi yang terjadi setelah
pemapatan antibiotika (cth : stapylococcus aureus thd
penisilin G)
Resistensi terhadap antibakteri
Resistensi silang : resistensi yang terjadi terhadap
obat antibakteri yang mempunyai mekanisme kerja
serupa, misalnya : penisilin dan sefalosforin.
Kepekaan dan resistensi terhadap antibakteri diuji
dengan pemeriksaan kultur dan sensitivitas tes
Perkemangan resistensi mikroorganisme dpt
dihambat degan terapi multiantibiotika (kombinasi
AB untuk mendapatkan efek sinergis)
PENYEBAB RESISTENSI pada
KUMAN
Obat tidak mencapai tempat kerjanya pada sel bakteri
Inaktivasi obat oleh mikroba tertentu misalnya enzim
beta laktamase yang dihasilkan oleh bakteri dapat
merusak obat golongan beta laktam
Mkiroba mengubah tempat ikatan (binding site )
antibakteri contoh: stapilokokus aurius yang resisten
terhadap metilsilin
Faktor yang menyebabkan
resistensi AB pada klinik
1. Penggunaan AB yang sering—efektivitas AB akan
berkurang
2. Pemggunaan AB yang irasional
3. Penggunaan AB yang berlebihan
4. Penggunaan AB dalam jangka waktu yang lama
5. Penggunaan AB untuk ternak
Reaksi yang merugikan (adverse
reaction)
Efek alergi/hipersensitivitas : ruam kulit,
pruritus, bidutan (rungan ; syok anafilaktif (berat)
kolaps vaskular, edema laring, bronkospasme
dan henti jantung
Super infeksi : infeksi sekunder flora normal
terganggu karena pemakaian yang lama (lebih dari
1 minggu), infeksi jamur---antibiotika spektrum
luas
Toksisitas organ : misalnya fototoksik dan
nefrotoksis akibat pemberian aminoglikosida
Klasifikasi AntiBiotik berdasarkan
Mekanisme kerja
1. Menghambat sintesis dinding sel (penicillin,
cephalosporin, dll)
2. Menghambat sintesis membran sitoplasma
(polimiksin, nistatin, ampoterisin B, dll)
3. Menghambat sintesis protein (tetrasiklin,
kloramfenikol, marolida, aminoglikosida)
4. Menghambat metabolisme asam nukleat (rifampisin,
sulfonamida, quinolon)
Klasifikasi antibiotika berdasarkan
toksisitas
Berdasar kemampuan membunuh kuman
1. Bakterisid (membunuh kuman) : penisislin,
sefalosporin, streptomisin, neomisin, kanamisin,
gentamisin, dan basistrasin)
2. Bakteriostatik (menghambat
perkembanagan bakteri ), : sulfonamida,
trimetoptim, kloramfenikol, tetrasiklin, linkomisin
& klindamisin.
3. Antibiotika tertentu (INH & eritromisin) :
dosis rendah bakteriostatik, dosis tinggi bakterisid
Klasifikasi antibiotika berdasarkan
spektrum kerja
1. Broad spektrum (spektrum luas): efektif pada
kedua jenis bakteri yaitu bakteri gram positif
dan bakteri gram negatif . Contoh?
2. Narrow spektrum (spektrum sempit)
- efektif pada bekteri gram positif saja (contoh?)
- efektif pada bakteri gram negatif (contoh?)
Klasifikasi antibiotik berdasarkan
struktur kimia :
19
Penggolongan penisilin
Penicilin –G
- Mudah dirusak oleh β lactamase
- Tidak stabil pada ph asam
- Aktif thd gram + dan coccis gram-
- Tidak aktif thd batang gram +
Penicillin-antistaphylococcus (nafcillin)
- Resisten terhadap β lactamase
- Aktif terhadap streptococcus & staphylococcus
- Tidak aktif terhadap enterococcus, bakteri anaerob
dan gram –
Penicillin spektrum luas (ampicillin)
- Mudah dirusak oleh β lactamase
- Stabil pada ph asam
- Selain aktif spt tsb diatas juga aktif thd gram -
Β lactamase inhibitor
Clavulanic acid, sulbaktam, tazobactam (lemah efek
antibakteri)
Kombinasi dengan penisilin
Spektrum antibakteri ditentukan penisilin
Aktif terhadap β lactamase plasmid encode (tidak
pada inducible chromosomal β lactamase)
Farmakokinetika penisilin
Absorbsi
- Makanan menurunkan absorbsi (kecuali amoxicillin)
- Kestabilan dalam ph asam (methicillin tdk stabil)
Distribusi
- Ikatan [protein plasma 95 % (punya arti klinis)
- T1/2 (penisilin-G 30 menit s/d 10 jam pada gg. Ren,
ampisilin 1 jam)
Ekskresi
- Urin, sputum
- ASI
Sediaan
- Injeksi iv lebih disukai daripda im
penisilin
Penisilin generasi pertama hrs diberikan secara
injeksi
Penisilin-G larut dalam lemak
Penisilin G yang diberikan sebagai depo
benzatin penisilin G
Pemberian prokain bersama penisilin-G
menghambat absorbsi depo penisilin
Efek samping penisilin
Hipersensitivitas (shock anaphilactik)
Cross sensitive dan cross reaksi +
Pada dosis besar
- Gangguan saluran cerna
- Kejang (gagal ginjal)
2. Cephalosporin
Struktur: beta laktam, mekanisme aksi: merusak
dinding sel bakteri dan efek samping = penisilin
Stabil terhadap β lactamase
Stabil thd perubahan ph dan suhu
Larut dalam air
4 glongan: generasi I-IV
Penggolongan sefalosporin
1. Sepalosforin generasi I (po ; sefadroksil,
sefalexin, sepradin, im ; sefazolin)
2. Sefalosforin generasi II (sefaklor, sefamandol,
sefuroxim, seforanid, sefprozil, sefonicid)
3. Sefalosporin generasi III 9sefoperazone,
sefotaxime, seftazidine, seftizoxime, seftriaxon,
sefiksim, moxalaktam)
4. Sefalosporin generasi IV (sefepim)
Cephalosporin generasi I
Penggunaan klinis
- Profilaksis tindakan bedah
- UTI
Interaksi
- Probenesid meningkatkan kadar dalam darah
Pasien gagal ginjal
- dosis diturunkan
Cephalosporin generasi II
Penggunaan klinis
- sinusitis, otitis
- lower respiratory infecion
- peritonitis
spektrum
- aktf thd gram – (klebsiella)
- kurang aktif thd gram + dibandingkan generasi I
Cephalosporin generasi III
Penggunaan klinis
- meningitis (BBB)
- Gonorea
- infeksi pneumococcus resisten penisilin
spektrum
- aktivitas thd gram – lebih luas
Cephalosporin generasi IV
Penggunaan klinis
- idem generasi III
spektrum
- aktif thd pseiudomonas aeroginosa
- enterobacter
- staphylococcis aureus dan staph. pneumonia
Adverse reaction sefalosporin
Alergi, hepersensitif, fever, rash, nefritis,
granilositopenia, anemia hemolitik
Efek toksis : uritasi lokal nyeri, thromboflebitis,
nefritis, hipoprotrombinemia, gangguan pendarahan.
superinfeksi
3. aminoglikosida
Contoh : streptomisin
Streptomyces griseus & streptomyces humidus
Dehidrosterptomycin
Streptomycin sulfat
Sifat
- Larut alkali
- Stabil pada pH alkali
Spektrum
- Aktif thd gram –
- Tidak aktif thd bakteri intraseluler
streptomycin
Po sukat diabsorbsi
injeksi (iv,im) baik
Peak 1-2 jam, durasi 6-9 jam
Ekskresi via urin
Penggunaan klinis
- Infeksi TBC
- UTI (E.coli, proteus, enterococcus)
- Meningitis (sulfonamida)
- Endokarditis, bakterimia (penisilin)
Efek samping
- Nefrotoksis
- Ototoksis
- Hipersensitif
gentamisin
pada kadar 2-10 mg/ml menghambat secara invitro
beberapa strain stafilokokis, coliform dan bakteri
gram negatif lainnya. Kebayakan streptokokus
resisten
penggunaaan klinis
- iv,im sepsis, pneumonia yang resisten thd obat
lain
- topikal : cream, ointment, solution
- intratekal : meningitis
adverse reaction
- nefrotoksis, ototoksis
- jarang hipersensitif
tetracycline
Clortetracycline – streptomyces aureofaciens
Oxytetracycline – streptomyces rimosus
Spektrm
- Bakteriostatik
- Broad spektrum
Absorbsi
- Makanan menurunkan absorbsi
- Khelasi dengan al,fe,ca,mg
Distribusi
- Asi dan plasenta
- Gigi dan tulang
tetrasiklin
Ekskresi
- Urin, empedu dan feses
Penggunaan klinis
- Infeksi H.pylory (kombinasi)
- Infeksi protozoa
- Pneumoniae, UTI
Kontraindikasi
- Ibu hamil
- Anak kurang 8 tahun
Efek samping
- Gangguan GIT
- Gangguan tulang dan gigi
- Toksis pada hepar dan ginjal serta kulit
Pengglongan
Short act(t1/2 6-8 jam) : tetrasiklin, oxytetrasiklin,
chlortetrasiklin
Intermedate act (t1/2 12 jam) : methacyclin
Long act (t1/2 16-18 jam) : doxycyclin, minocyclin
Enzim inducer : menurunkan t1/2 doxycylin 50 %
Erytromycin (macrolida)
Sifat
Larut dlm pelarut organik, kutang larut air
Aktivitas meningkat pada pH alkali
Spectrum
Bacteriostatik
Bacterisidal (dosis tinggi)
Aktif thd bakteri gtam + dan –
Alternatif untuk bakteri yang tahan terhadap
penisilin
Farmakokinetika
- Bioavailabilitas 70 %
- VD 0,6 l/kg
- Ikatan protein plasma 80 %
- Waktu paruh plasma 1,5 jam
- Eliminasi 15 % oleh renal tanpa diubah, 30 %
bilier tanpa diubah, sisanya dimetabolisme
dalam hati
Dosis 15-50 mg/kg/hr PO, iv 15-20 mg/kg/hr
tiap 8-12 jam
Absorbsi
- Makanan menurunkan absobsi
- E.stearat dan ester baik diabsorbsi
Distribusi
- T1/2 1,5 jam
- Plasenta
Ekskresi
-Empedu, feses, dan urin
Penggunaan klinis
- Infeksi corinebacterium
- Substitusi alergi penisilin
- Profilaksis endocarditis
Efek samping
- Gangguan GIT
- Hepatotoksis
- Inhibitor sitokrom p-450
Interaksi obat
- Meningkatkan konsentrasi teofilin
- Kombinasi dg sulfonamida dicapai efek yang
kuat thd H.influenzae
- Terjadi resistensi silang dengan clyndamisin
chloramphenicol
Streptomyces venezuelae
Spektrum
- Broad spektrum, bakteriostatik
- Cara kerja menghambat sintesis ribosom
Bentuk
- Kristal
- Stabil
- Larut alkohol
Sediaan
- C.palmitat : PO
- C. succinat : parenteral (sangat larut air)
Farmakkinetika chloramphenicol
Absorbsi po cepat dan sempurna
Distribusi, menembus BBB, untuk infeksi salmonelle
H.inflienzae (meningitis, Pneumonia, farungitis) &
infeksi anaerob.
Metabolisme di hepar
Ekskresi
- Empedu
- faeses
Penggunaan klinis
- Infeksi rickettsia/thipoid
- Meningitis resisten b lactamase
- Infeksi mata
Efek samping
- Gangguan GIT
- Anemia aplastika
- Grey baby syndrome (diatas 50 mg/kg/hr)
Inhibitor enzim pemetabolisme hepar,
meningkatkan kadar fenitoin, warfarin dan
tolbutamid
Interaksi obat
- Rifampicin menurunkan kadar plasma
- Parasetamol memperpanjang waktu paruh
- Peningkatan efek obat antikoagulan oral,
antidiabetika oral, barbiturat, kodein, digitoxin,
INH, methotrexat, fenitoin.
Quinolone
Spektrum
- Aktif thd bakteri gram + dan gram –
Mekanisme aksi
- Menghambat topoisomerase (DNA gyrase) II
dan IV
Absorbsi
- Po absorbsi 80-90 %
- Antasid/logam menurunkan absotbsi
T1/2 : 3 jam, 10 jam, 20 jam.
Penggunaan klinis
- UTI (pseudomonas)
- Diare (shigella, salmonella, E.coli)
- ISPA
- Gonorhoe
- TBC
Ekskresi
- Urin
- Menurun oleh probenesid
Efek samping
- Gangguan GIT
- Arthropathia (kurang dari 18 tahun)
- Superinfeksi streptokokus, kandida
Kontraindikasi
- Kehamilan
- Busu
Interaksi
- meningkatkan kadar plasma teofilin resiko
serangan kejang
penggolongan
Asam nalidiksat, asam oksolinik,sindesasin
AS.DIHIDROFOLAT
Dihidrofolat
reduktase
trimetoprim
AS.TETRAHIDROFOLAT
PURIN
DNA
Farmakokinetika
Sukfametoxazol
- Bioavailabilitas 100 %
- Volume distribusi : 0,3 l/kg
- Ikatan protein plasma : 65 %
- Waktu paruh plasma 11 jam
- Eliminasi 20 jam, dieliminasi renal tanpa diubah,
sisanya dimetabolisme dalam hati menjadi
metabolit inaktuf (asetilasi & glukoronidasi)
Penggolongan
Oral absorbable S
- Distribusi SSP, plasenta
- Ekskresi via urin
- Sulfametoxazole, sulfisoxazole : UTI
- Sulfadiazine + pirimetamin : toxoplasma
- Sulfadiazine + pirimetamin + asam folat : malaria
Oral non absorbable S
- Sulfasalazine : colitis, enteritis
Topical S
- Sulfacetamide : mata
- Silver sulfaduazine : luka bakar
trimetoprim
Spektrum
- Bakteriostatik
- Bakterisidal (+ sulfonamide)
Absorbsi
- PO baik
Distribusi
- Vagina dan prostat (tinggi)
Trimetoprim
Bioavailabiltas 100 %
Volume distribusi : 1,8 l/kg
Ikatan protein lasma : 44 %
Waktu paruh 10 jam
Eliminasi : 70 % dieliminasi renal tanpa diubah,
susanya dimetabolisme menjadi metabolit yg bersifat
aktif farmakologik