Anda di halaman 1dari 16

SISTEM KARDIOVASKULAR

Sistem sirkulasi terdiri dari sistem pembuluh darah dan limf.


Sistem pembuluh darah terdiri dari :
 Jantung
 Serangkaian pembuluh yaitu arteri, kapiler dan vena
Sistem pembuluh darah berguna untuk :
1. Membagikan bahan nutritif, oksigen dan hormon ke seluruh bagjan tubuh
2. Mengangkut limbah metabolisme sel.
3. Jantung merupakan pompa ganda untuk mendorong darah dari tubuh masuk
ke jantung kanan dan dipompa ke kedua paru.
4. Jantung kiri menerima darah dari paru dan membaginya ke seluruh jaringan
organ tubuh.
5. Semua pembuluh darah yang mengalirkan darah ke paru dan dari paru
menuju ke atrium kiri, membentuk sirkulasi paru.
6. Semua pembuluh darah yang membagikan darah ke bagian lain tubuh dan
mengumpulkan darah dari bagian lain tubuh menuju ke atrium kanan,
membentuk sirkulasi sistemik.
7. Arteri mengantar darah dari jantung ke jaring-jaring kapiler. Hampir semua
pertukaran zat antara darah dan jaringan lainnya terjadi pada pembuluh
kapiler yang membentuk jaring-jaring pembuluh yang berhubungan satu
sama lain
8. Darah dari jaring-jaring kapiler kembali ke jantung melalui vena
9. Sistem pembuluh limf, mulai di dalam jaringan sebagai pembuluh buntu
terdiri atas kapiler limf dan pembuluh limf dari berbagai ukuran yang
mengembalikan cairan limf dari ruang jaringan ke dalam aliran darah melalui
vena besar di leher.
10.Berkas saraf sering berjalan seiring dengan arteri atau vena sepanjang
perjalanannya melewati berbagai jaringan, yang disebut berkas
neurovaskuler.
PEMBULUH KAPILER
1. Pembuluh kapiler merupakan tabung endotel sederhana yang
menghubungkan sisi arteri dan vena dari sistem peredaran darah.
2. Garis tengan rata-rata 7-9 mikrometer, dan membentuk jaring-jaring saluran-
saluran halus.
3. Dinding kapiler terdiri dari selapis sel endotel gepeng, yang dipisahkan dari
jaringan di sekitarnya oleh lamina basal atau membran basal.
4. Dua atau tiga sel endotel (biasanya satu sel endotel), membatasi seluruh
keliling pembuluh kapiler pada berbagai tempat potongan.
5. Kapiler dikelilingi selubung tipis terdiri dari serat kolagen dan elastin tipis
dan disertasi sel perivaskuler (perisit) di sana sini.
6. Perisit kemungkinan merupakan sel yang belum berkembang dan dapat
berkembang menjadi sel jenis lain, termasuk alat polos.
7. Tingkat metabolisme suatu organ menentukan kepadatan jaring-jaring
kapiler.

Jaring-jaring kapiler padat terdapat pada paru, hati, ginjal, membran mukosa,
kelenjar, otot rangka dan substansia grisea otak dan Jaring-jaring kapiler yang
tidak padat (sedikit) terdapat pada tendo, saraf, jaringan otot polos dan membran
serosa.

PENGGOLONGAN KAPILER
Kapiler digolongkan menjadi tiga jenis yang utama yaitu:
1. Kapiler sempurna (Jenis I)
a. Kapiler ini memiliki sitoplasma sel endotel menebal di tempat yang berinti
dan menipis di tempat lainnya.
b. Di dalamnya terdapat filamen halus dan banyak vesikel kecil (vesikel
pinositotik/Kaveol intrasel) sepanjang permukaan sel yang menghadap
lumen maupun membran basal.
c. Dijumpai celah sempit di antara membran sel yang berhadapan yang
mengandung bahan kedap elektron.
d. Terapi pada tempat tertentu misalnya pada susunan saraf pusat, membran sel
yang berhadapan bersatu membentuk taut kedap (“tight junctions”)
e. Kapiler sempurna (Jenis I) ini dijumpai pada banyak jaringan termasuk otot,
paru, susunan saraf pusat dan kulit.
f. Secara fungsional terlibat dalam transpor cairan melewati dinding kapiler.
2. Kapiler bertingkap (Jenis II)
a. Pada kapiler ini, pada endotel di sekitar inti, sitoplasmanya sangat tipis dan
ditembusi oleh pori-pori yang bergaris tengah 30-50 nm. Pori-pori atau
tingkap bundar tersebut satu sama lain dengan jarak tertentu dan ditutup oleh
katup tipis, kecuali pada kapiler glomerulus ginjal.
b. Katup ini lebih tipis daripada membran sel, mempunyai struktur yang
kompleks dan komposisi kimianya belum diketahui.
c. Sel-sel endotel kapiler ini dipisahkan satu sama lain oleh taut rekah (“gap
junction”)
d. Kapiler bertingkap (Jenis II) dijumpai di dalam mukosa usus, berbagai
kelenjar endokrin, glomerulus ginjal dan pakreas

3. Kapiler sinusoidal (tidak sempurna)


a. Kapiler ini mempunyai garis tengah lumen lebih besar dari normal. Garis
tengahnya 30 mikrometer atau lebih dan mempunyai dinding berkelok-kelok
tak beraturan.
b. Terdapat celah-celah yang lebar di antara sel-sel endotel. Membran sel tidak
utuh dan dinding sinusoid dipisahkan dari parenkim organ hanya oleh jala-
jala halus serat retikulin.
c. Kapiler sinusoidal terdapat di dalam hati dan organ hemopoietik seperti
sumsum tulang dan limpa.
KAPILER ARTERI DAN KAPILER VENA
a. Kapiler arteri atau arteriol prakapiler atau metarteriol merupakan wujud
peralihan arteri dan kapiler.
b. Kapiler vena atau venula pasca kapiler merupakan wujud peralihan kapiler
dan vena.
c. Kapiler arteri atau arteriol prakapiler atau metarteriol berlumen lebih lebar
daripada jaring-jaring kapiler dan mempunyai serat otot polos bertebar di
sana-sini pada
d. dindingnya. Dindingnya terdiri atas selapis sel endotel.
e. Sel-sel otot polos disini tersusun memanjang, tidak seperti otot polos pada
arteriol yang tersusun melingkar.
f. Kapiler vena atau venula pasca kapiler mempunyai garis tengah cukup besar
sampai 30 mikrometer atau lebih dan panjangnya mencapai 500 mikrometer.
g. Dindingnya terdiri atas selapis sel endotel dengan membran basal dan
dibungkus oleh jaringan ikat tipis yang mengandung perisit.
ARTERI
Dinding arteri pada umumnya terdiri atas tiga lapis atau tunika yaitu :
1. Tunika intima (interna) :
Adalah lapis paling dalam yang terdiri dari:
a. Selapis sel endotel : disebelah dalam
b. Lapisan subendotel : yang merupakan jaringan ikat fibroelastis halus
c. Tunika elastika interna : berupa sabuk serat elastis, disebelah luar
2. Tunika Media:
Lapis tengah, terutama terdiri atas sel-sel otot polos yang tersusun
melingkardi antara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin dan kolagen dalam
jumlah yang beragam.
3. Tunika adventisia:
Lapis luar, terutama terdiri atas jaringan ikat yang kebanyakan unsurnya
tersusun sejajar sumbu panjang pembuluh. Berbatasan dengan tunika media,
mungkin terdapat tunika elastika eksterna yang jelas
PENGGOLONGAN ARTERI
Arteri digolongkan menjadi tiga golongan yaitu:
1. Arteriol : arteri yang paling kecil
a. Arteriol bergaris tengah 100 mikrometer atau kurang.
b. Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel dan tunika elastika interna
yang tidak kontinu. Tidak terdapat lapisan sub endotel.
c. Tunika media terdiri atas satu sampai lima lapis sel otot polos dengan
serat-serat elastin bertebar di antaranya.
d. Tunika adventisia lebih tipis dari tunika medianya, berupa selapis
jaringan ikat yang mengandung serat kolagen dan elastin yang tersusun
memanjang. Lapisan ini menyatu dengan jaringan ikat di sekitarnya.
e. Arteriol merupakan pengendali utama tekanan darah sistemik
2. Arteri sedang : mempunyai banyak unsur otot polos
a. Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel, lapisan subendotel yang
mengandung serat kolagen dan elastin halus, beberapa fibroblas, dan
serat otot polos yang tersusun memanjang.
b. Tunika elastika interna sangat jelas dan membentuk sabuk tebal yang
kontinu dan bergelombang.
c. Tunika media hampir semuanya dibentuk oleh sel-sel otot polos yang
tersusun melingkar yang sampai mencapai 40 lapis, dan sejumlah kecil
jaringan ikat yang mengandung serat elastin, kolagen dan retikulin serta
sedikit fibroblas.
d. Tunika adventisia sering setebal tunika media yang terdiri atas jaringan
ikat longgar yang mengandung serat kolagen dan elastin, yang hampir
seluruhnya tersusun memanjang.
e. Terdapat tunika elastika eksterna yang tidak kontinu, berbatasan dengan
tunika media.
f. Arteri sedang disebut juga arteri tipe muskular karena tebalnya sel-sel
otot polos di tunika media.
g. Arteri sedang disebut juga arteri distribusi atau arteri pembagi karena
mereka membagi darah ke berbagai organ dan mengatur suplai darah
sesuai dengan tuntutan faal yang berlainan.
3. Arteri besar : terutama terdiri atas serat elastin.
a. Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel yang berbentuk poligonal,
lapisan subendotel yang terdiri atas serat elastin dan kolagen, serta
tebaran fibroblas.
b. Di bagian dalam tunika intima, terdapat berkas-berkas kecil otot polos.
Tidak terdapat tunika elastika interna.
c. Tunika media sebagian besar mengandung serat-serat elastin yang
tersusun melingkar. Di antara serat – serat elastin mengandung fibroblas,
bahan dasar amorf, jala-jala serat elastin halus, dan serat otot polos yang
berjalan melingkar.
d. Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat yang menyatu dengan
jaringan ikat di sekitarnya.
e. Tidak terdapat tunika elastika eksterna.
f. Arteri besar disebut juga arteri tipe elastis karena banyaknya kandungan
serat elastin pada tunika medianya.
g. Arteri besar disebut juga arteri penghubung untuk menjelaskan fungsinya
sebagai pengantar darah ke dalam cabang-cabang kecil sistem pembuluh
darah
h. Yang termasuk arteri besar adalah aorta dan cabang-cabang utamanya
yaitu arteri brakiosefalik, arteri karotis komunis, arteri subklavia, dan
arteri iliaka komunis.

ARTERI KHUSUS
Adalah arteri-arteri tertentu yang memperlihatkan penyimpangan struktur
yang mencolok dari susunan yang lazim.Variasi ini untuk penyesuaian terhadap
tempatnya yang khusus dan tuntutan akan fungsinya.
Yang termasuk arteri khusus adalah:
a. Arteri yang terlindung di dalam tengkorak berdinding tipis dengan tunika
elastika interna yang sangat berkembang
b. Arteri paru yang berdinding tipis akibat berkurangnya jumlah otot dan
jaringan elastisnya. Hal ini terkait dengan rendahnya tekanan darah di dalam
sirkulasi paru.
c. Arteri umbilikalis mempunyai tunika media terdiri atas dua lapis otot polos
tebal, yang memanjang di sebelah dalam dan melingkar di sebelah luar.
Tidak mempunyai tunika elastika interna
d. Arteri penis mempunyai tunika intima sangat tebal dan mengandung banyak
serat otot memanjang.
PERUBAHAN ATERI KARENA USIA
Arteri tipe elastis berubah lebih nyata dengan bertambahnya usia daripada
arteri tipe muskular.Dalam proses menua, perubahan utama terjadi pada tunika
intima dan tunika media, dimana jaringan elastis menebal tidak teratur, serat-serat
elastisnya putus-putus, lemak masuk ke dalam substansi interstisialnya. Pada arteri
sedang, terjadi pengapuran di dalam tunika media.
VENA
Tekanan darah vena sepersepuluh dari tekanan darah arteri dan karena itu
harus menampung volume darah lebih besar daripada sistem arteri.Kaliber vena
umumnya lebih besar daripada arteri, tapi dinding vena jauh lebih tipis, yang
terutama disebabkan oleh berkurangnya unsur otot dan elastis.

PENGGOLONGAN VENA
Vena digolongkan menjadi tiga golongan yaitu :
a. Venula
b. Vena Sedang
c. Vena besar
VENULA
Tunika intima terdiri dari selapis sel endotel. Tunika media terdiri dari serat
otot polos melingkar setebal 1-3 lapis, yang tersusun lebih renggang daripada
arteriol yang setara dan terpisahkan oleh berkas serat kolagen dan
elastin,Tunika adventisia tebal dibandingkan keseluruhan dindingnya yang tipis
dan terdiri atas serat kolagen yang tersusun memanjang dan tebaran serat elastin
serta fibroblas.
1. VENA SEDANG
a. Garis tengahnya antara 1-9 mm
b. Tunika intimanya tipis terdiri dari selapis sel endotel pendek dan
berbentuk poligonal. Lapisan subendotel tidak jelas. Tunika elastika
interna tidak jelas
c. Tunika medianya tipis, terdiri dari berkas kecil serat otot polos yang
tersusun melingkar, dipisahkan oleh serat-serat kolagen dan serat elastin.
Tunika media lebih berkembang pada vena anggota gerak bawah
d. Tunika adventisianya sangat berkembang dan membentuk sebagian besar
dindingnya yang terdiri atas
e. jaringan ikat longgar dengan berkas serat kolagen kasar tersusun
memanjang dan mengandung sedikit otot polos yang tersusun
memanjang.

2. VENA BESAR
1. Tunika intimanya terdiri dari selapis sel endotel dan tampak sedikit
lebih tebal dari vena sedang.
2. Tunika medianya kurang berkembang dan otot polosnya sangat
kurang atau tidak ada.
3. Tunika adventisianya paling tebal dan terdiri atas tiga lapis:
4. Tepat di luar tunika media, mengandung jaringan ikat padat
fibroelastis dengan serat kolagen kasar
5. Daerah tengah mengandung banyak serat otot memanjang
6. Daerah paling luar hanya terdiri atas jaringan serat kolagen kasar dan
serat elastin

KATUP VENA
Banyak vena kecil dan vena sedang terutama pada anggota gerak bawah
dilengkapi dengan katup, yang mencegah aliran balik menjauhi jantung Katup
berupa lipatan bulan sabit atau kantung sebagai akibat lipatan tunika intima
setempat Kedua permukaan katup diliputi sel endotel
VENA KHUSUS
Beberapa vena tidak mempunyai otot polos, sehingga tidak mempunyai
tunika media. Misalnya vena-vena serebral dan meningeal, sinus duramater dan
vena-vena retina, tulang, jaringan erektil penis, dan bagian maternal plasenta.Vena
yang mempunyai lapisan otot polos tebal ialah vena pada rahim yang hamil dan
anggota gerak, vena umbilikalis dan beberapa vena mesenterika

ANASTOMOSIS ARTERIOVENOSA
Pada daerah tertentu, arteri dihubungkan langsung dengan vena oleh
anastomosis arteriovenosa. Pada anastomosis itu, endotel langsung terletak di atas
tunika media khusus yang berfungsi sebagai sfingter. Anastomosis ini banyak
terdapat di dalam kulit tubuh yang tidak tertutup, misalnya : telapak tangan,
telapak kaki, bibir, dan hidung serta bagian tubuh yang kegiatan metabolismenya
berbeda, seperti : kelenjar tiroid, dan sistem pencernaan.

VASA VASORUM
Arteri dan vena dengan garis tengah lebih dari 1 mm, disuplai oleh
pembuluh nutrisi kecil yang disebut vasa vasorum.
Pembuluh ini masuk ke dalam tunika adventisia dan berakhir sebagai jalinan
kapiler padat yang masuk jauh ke dalam lapisan terdalam tunika media. Umumnya
tidak mencapai tunika intima.Pada beberapa vena besar, mungkin karena
rendahnya tekanan vena dan oksigen, vasa vasorum mencapai tunika intima.
JANTUNG
Jantung merupakan bagian dari sistem vaskuler yang sangat khusus,
memompa mengalirkan darah di dalam pembuluh darah.
Jantung mempunyai empat ruangan utama yaitu atrium kiri, atrium kanan,
ventrikel kiri dan ventrikel kanan. Vena cava superior dan inferior mencurahkan
darah vena yang berasal dari seluruh bagian tubuh ke dalam atrium kanan, dan
selanjutnya masuk ke dalam ventrikel kanan. Darah di dorong dari ventrikel kanan
melalui arteri pulmonalis menuju kedua paru, tempat pertukaran gas terjadi, dan
kemudian kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah mengalir dari
atrium kiri menuju ventrikel kiri, dan kemudian diedarkan ke seluruh tubuh oleh
aorta, beserta seluruh percabangannya.

DINDING JANTUNG
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu :
1. Endokardium : lapis dalam
2. Miokardium : lapis tengah, yang membentuk massa utama jantung

3. Epikardium : lapis luar

ENDOKARDIUM
Terdiri dari selapis sel endotel, lapisan subendotel yang mengandung serat
kolagen halus. Lebih ke dalam terdapat lapisan yang lebih kuat yang mengandung
banyak seral elastin dan serat otot polos. Lapisan yang paling jauh dari lumen yang
menyatu dengan miokardium di bawahnya, adalah lapis subendokardial yang
terdiri dari jaringan ikat longgar. Lapisan subendokardial mengandung banyak
pembuluh darah dan saraf dan cabang-cabang sistem hantar rangsang jantung

MIOKARDIUM
Terdiri dari otot jantung yang ketebalannya beragam pada tempat yang
berbeda. Otot jantung yang paling tipis terdapat pada kedua atrium, dan yang
paling tebal terdapat pada ventrikel kiri. Di dalam ventrikel, otot jantung tersusun
dalam dua lapis yaitu lapis permukaan dan lapis dalam. Lapis permukaan berjalan
spiral dari dasar ventrikel ke apeks, dan berakhir di dalam muskulus papilaris.
Lapis dalam berjalan melingkari dinding setiap ventrikel dengan beberapa serat
membentuk jalur berbentuk S, berjalan dari saru ventrikel ke ventrikel lainnya,
melewati sekat interventrikelLembar otot atrium dan ventrikel melekat berikut
jaringan interstisialnya (endomisium) ke kerangka jantung (bangunan pejangga
utama jantung).
Kerangka jantung berupa jaringan ikat padat fibrosa, tempat melekat otot jantung
dan katup-katupnya.
Komponen utama kerangka jantung adalah :
a. Septum membranaseum
b. Trigonum fibrosum
c. Anulus fibrosus (cincin fibrosa)
SEPTUM MEMBRANASEUM
Adalah bagian fibrosa sekat interventrikel, merupakan tempat melekat
ujung bebas beberapa serat otot jantung.

TRIGONUM FIBROSUM
Adalah berupa massa jaringan fibrosa di antara pintu-pintu arteri dan
pintu-pintu atrioventrikuler.
ANULUS FIBROSUS ATAU CINCIN FIBROSA
Melingkari pangkal aorta dan arteri pulmonalis dan pintu
atrioventrikuler. Cincin-cincin ini merupakan tempat penambat utama serat-
serat otot atrium dan ventrikel, dan juga sebagai tempat tambatan katup
atrioventrikuler
EPIKARDIUM
Selubung luarnya disebut juga perikardium viseral yaitu berupa suatu
membran serosa yang dilapisi selapis sel mesotel. Di bawah mesotel terdapat
lapisan tipis jaringan ikat yang mengandung banyak serat elastin. Lapisan
subperikardial terdiri atas jaringan ikat longgar mengandung pembuluh
darah, saraf, dan lemak, yang menyatukan epikardium dengan miokardium.
KATUP JANTUNG
a. Katup atrioventrikuler (trikuspid dan mitral) merupakan lipatan
endokardium bertulangkan jaringan ikat fibrosa yang menyatu dengan
anulus fibrosus.
b. Endokardiumnya lebih tebal pada permukaan yang menghadap atrium
daripada yang menghadap ventrikel dan lebih banyak mengandung serat
elastin.
c. Semua katup dihubungkan dengan muskulus papilaris ventrikel oleh
benang fibrosa yang disebut korda tendinea, yang mengendalikan katup.
d. Katup semilunaris aorta dan arteri pulmonalis strukturnya sama dengan
katup atrioventrikuler. Setiap katup terdiri atas tiga daun. Bagian
tengahnya, lempeng fibrosa setiap katup membentuk penebalan (nodulus
Arantius) pada pinggir bebasnya.

SISTEM HANTAR – RANGSANG


a. Jantung dilengkapi dengan sistem yang terdiri atas serat jantung khusus
yaitu serat Purkinje yang berfungsi untuk mengatur denyut jantung
dengan cara mengatur kontraksi kedua atrium dan ventrikel.
b. Serat Purkinje mempunyai kecepatan hantar rangsang lebih daripada
serat otot jantung biasa yang berjalan di dalam lapisan subendokardium.
c. Serat Purkinje bergaris tengah lebih besar dibandingkan dengan serat otot
jantung biasa dan relatif mengandung lebih banyak sarkoplasma.
d. Sarkoplasmanya mengandung lebih banyak glikogen. Jumlah miofibril
lebih sedikit dan biasanya terletak di tepi serat.
e. Impuls timbul pada nodus sinotrial, yang terletak pada pertemuan antara
vena cava superior dan atrium kanan.
f. Dari sini impuls merambat ke nodus atrioventrikuler yang terletak di
dalam dinding tengah atrium kanan.
g. Dari sini impuls merambat melalui berkas His yang berjalan melalui
kerangka jantung di daerah trigonum fibrosum kanan menuju pinggir
posterior sekat interventrikel pars membranosa.
h. Berkas His kemudian bercabang dua masing-masing menuju ke setiap
ventrikel. Setiap cabang menuju ke serat Purkinje, yang akhirnya
bercabang banyak yang akan menuju ke seluruh bagian ventrikel dan
berakhir di dalam miokardium tempat mereka bergabung degnan serat
otot jantung biasa.
PEMBULUH DARAH JANTUNG
a. Dua arteri koronaria mensuplai darah ke jantung, dan vena jantung
mengalirkannya kembali.
b. Arteri koronaria bercabang-cabang di dalam miokardium membentuk
jalinan kapiler padat.
c. Jalinan kapiler ini mengalirkan darah kembali ke dalam vena kardiaka
yang kemudian bermuara ke dalam sinus koronarius dan akhirnya
tercurah kembali langsung ke dalam atrium kanan.
d. Beberapa vena bermuara langsung ke dalam lumen jantung.
e. Sistem hantar rangsang disuplai banyak cabang halus khusus arteria
koronaria.

SISTEM PEMBULUH LIMF


a. Pengaliran limf searah jalannya dan bukan sirkulasi.
b. Pembuluh limf yang paling kecil yaitu kapiler limf, berujung buntu.
Pembuluh limf menuju satu atau dua pembuluh utama yaitu duktus
torasikus yang lebih besar atau ke duktus limfatikus dextra yang lebih
kecil. Kemudian bermuara ke dalam vena-vena besar.
c. Kapiler limf dan pembuluh limf terdapat pada hampir seluruh jaringan
dan organ.
d. Mereka tidak terdapat pada susunan saraf pusat, sumsum tulang, telinga
tengah dan selubung bola mata.
KAPILER LIMF / KAPILER GETAH BENING
a. Kapiller limf merupakan tabung halus tapi agak lebih lebar dan garis
tengahnya tidak seragam.
b. Dindingnya terdiri dari selapis sel endotel yang utuh dengan banyak
vesikel pinositotik kecil.
c. Kapiler limf tidak memiliki membran basal yang sempurna dan diliputi
oleh lapisan tipis serat kolagen dan retikulin.
d. Pembuluh ini membentuk jalinan padat dan sering berjalan seiring
dengan kapiler darah.
PEMBULUH LIMF SEDANG / PEMBULUH GETAH BENING
SEDANG
a. Tunika intima terdiri atas selapis sel endotel dan lapisan halus serat
elastin dan kolagen.
b. Tunika medianya terdiri dari serat otot polos yang tersusun melingkar
dan di antaranya terdapat sedikit serat elastin.
c. Tunika adventisianya merupakan lapisan yang paling tebal dan terdiri
dari jalinan serat kolagen dan elastin dan sedikit serat otot polos.
d. Pembuluh limf mempunyai banyak katup yang berjarak lebih berdekatan
daripada katup pada vena
e. Katupnya berpasangan dan tepi bebasnya mengarah ke pusat . Setiap
katup merupakan lipatan tunika intima.
PEMBULUH LIMF BESAR / PEMBULUH GETAH BENING BESAR
a. Terdapat dua pembuluh limf besar yaitu duktus torasikus dan duktus
limfatikus dextra.
b. Tunika intimanya terdiri atas selapis sel endotel, lapis subendotel yang
mengandung sedikit otot longitudinal, membran elastis tipis yang tidak
sempurna.
c. Tunika media merupakan lapis paling tebal yang terdiri atas berkas serat
otot polos memanjang dan melingkar yang dipisahkan oleh jaringan ikat
tebal
d. Tunika adventisia terdiri atas serat kolagen kasar dan sedikit serat otot
memanjang tidak berbatas tegas dan menyatu dengan jaringan ikat di
sekitarnya.
e. Vasa vasorum memperdarahi dinding pembuluh limf besar dengan cara
yang sama seperti pada pembuluh darah.

Anda mungkin juga menyukai