Anda di halaman 1dari 37

BENTUK SEDIAAN

OBAT
1. Serbuk
2. Tablet
2. Kapsul
3. Serbuk Bagi
4. Serbuk Tak terbagi
5. Pil
6. Suppositoria
7. Ovulla
 Bahan atau
campuran obat
dapat digunakan
untuk obat luar dan
obat dalam :
a. Serbuk bagi
(300mg-500mg)
b. Serbuk tabur
Tablet adalah sediaan padat yang kompak,
yang dibuat secara kempa cetak, berbentuk
pipih dengan kedua permukaan rata atau
cembung, dan mengandung satu atau
beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat
tambahan (Berat tablet normal antara 300-
600 mg).
 Tablet Hisap (Lozenges)
Sediaan padat yang
mengandung satu atau
lebih bahan
obat,umumnya dengan
bahan dasar beraroma
dan manis, yang dapat
membuat tablet melarut
atau hancur perlahan
dalam mulut.
 Throchici
Tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa,
tablet ini disimpan dalam suhu kamar 28°C.
 Tablet Kunyah (Chewable Tablet)
Tablet memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga
mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit,
menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai
pengikat dan pengisi yang mengandung bahan pewarna
dan bahan pengaroma.
 Tablet Effervescent
Tablet campuran asam (asam sitrat, asam tartar) dan
Natrium bikarbonat, apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan karbondioksida yang akan memberikan rasa
segar.
 Tablet Multilayer
Obat yang dicetak menjadi tablet kemudian
ditambah granulasi diatas tablet yang
dilakukan berulang-ulang sehingga terbentuk
tablet multiplayer.
 Tablet Forte
Tablet yang mempunyai komposisi sama
dengan komponen tablet biasa tapi
mempunyai kekuatan yang berbeda
(biasanya 2 kali tablet biasa).
 Tablet Pelepasan Terkendali
Tablet ini dibuat sedemikian rupa sehingga
zat aktif akan tersedia selama jangka waktu
tertentu setelah obat diberikan. Sediaan ini
ditelan secara utuh, tidak boleh dikunyah
atau digerus. Ada Sediaan Retard yang
devide dose artinya bisa dipotong menjadi
beberapa bagian.
 Tablet Salut
a. Tablet Salut Gula (TSG)
Tablet disalut dengan gula dari suspensi dalam air mengandung
serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium karbonat, talk atau
titanium dioksida, yang disuspensikan dengan gom akasia atau
gelatin, sehingga berat tablet bertambah 30-50%.
b. Tablet Salut Film (TSF)
Sediaan ini merupakan tablet kempa cetak yang disalut dengan
bahan yang merupakan derivat cellulose (film) yang
tipis/transparan, dan hanya menambah berat tablet 2-3%
c. Tablet Salut Enterik (TSE)
Sediaan ini disalut dengan tujuan untuk menunda pelepasan
obat sampai tablet telah melewati lambung, dilakukan untuk
obat yang rusak atau inaktif karena cairan lambung atau dapat
mengiritasi lambung.
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat
berbentuk padat atau setengah padat dengan
atau tanpa bahan tambahan dan terbungkus
cangkang yang umumnya terbuat dari gelatin.
Cangkang dapat larut dan dipisahkan dari isinya.

 Kapsul lunak (Soft Capsule) : berisi bahan obat


berupa minyak/larutan obat dalam minyak.
 Kapsul keras (Hard Capsule) : berisi bahan obat
yang kering.
 Unguenta (Salep)
1/2 padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan
pada kulit dan tanpa perlu pemanasan terlebih dahulu , dengan
bahan obat yang terkandung hares terbagi rata atau terdispersi
homogen dalam vehikulum. Umumnya memakai dasar salep
hidrokarbon (vaselin album dan vaselin flavum), dan dasar salep
absorbsi (adeps lanae, dan lanolin).
 Salep Berlemak (Fatty Ointment)
Suatu sediaan obat berbentuk setengah padat yang mudah
dioleskan, bahan obat hares terdispersi homogen dalam dasar
salep yang bebas air (berlemak)
 Salep Mata.
Steril dan obat dapat kontak lama dengan mata sehingga lebih
efektif dibandingkan dengan tetes mata. Bahan dasar tidak
mengiritasi mata (adeps lanae, vaselin flavum, paraffin liq)
 Jelly (Gel)
Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang
mencair waktu kontak dengan kulit, mengering sebagai suatu
lapisan tipis, tidak berminyak. Pada umumnya menggunakan
bahan dasar larut dalam air.
 Cream
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga
memberikan perasaan sejuk bila dioleskan pada kulit, sebagai
vehikulum dapat berupa emulsi 0/W atau emulsi W/O.
 Pasta
Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang
berbentu serbuk dalam jumlah besar (40-60%), dengan vaselin
atau paraffin cair atau bahan dasar tidak berlemak yang dibuat
dengan gliserol, mucilage, sabun.
 Solutio
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia yang terlarut. Solute merupakan zat
yang terlarut, sedangkan solven adalah cairan
pelarut umumnya adalah air.
 Sirup
Penggunaan istilah sirup digunakan untuk
bentuk sediaan cair yang mengandung
Saccharosa atau gula (64-66%) atau larutan
sukrosa hampir jenuh dengan air. Sediaan cair
yang dibuat dengan pengental dan pemanis,
termasuk suspensi oral
 Sirup Kering
Suatu sediaan padat yang berupa serbuk atau granula
yang terdiri dari bahan obat, pemanis, perasa,
stabilisator dan bahan lainnya, kecuali pelarut.
Apabiola akan digunakan ditambah pelarut (air) dan
akan menjadi bentuk sediaan suspensi.
 Suspensi
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam
bentuk halus yang tidak larut tetapi terdispersi dalam
cairan/vehiculum, umumnya mengandung stabilisator
untuk menjamin stabilitasnya, penggunaannya
dikocok dulu sebelum dipakai.
 Elixir
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven, untuk
mengurangi jumlah etanol bisa ditambah kosolven lain seperti
gliserin dan propilenglikol, tetapi etanol harus ada untuk dapat
dinyatakan sebagai elixir. Kadar alcohol antara 3-75%, biasanya
sekitar 315%, keggunaan alcohol selain sebagai pelarut, juga
sebagai pengawet atau korigen saporis.
 Tingtura
Larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan
tumbuhan atau senyawa kimia. Secara tradisional tingtura
tumbuhan berkhasiat obat mengandung 10% bahan tumbuhan,
sebagian besar tingtura tumbuhan lain mengandung 20% bahan
tumbuhan.
 Gargarisma
Obat yang dikumur sampai tenggorokan, dan tidak boleh ditelan
 Guttae
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan.
 Tetes Oral
Volume pemberian kecil sehingga cocok untuk bayi dan anak-anak. Pada
umumnya ditambahkan pemanis, perasa, dan bahan lain yang sesuai dengan
bentuk sediaannya. Bahan obatnya berkhasiat sebagai antimikroba, analgetika
antipiretika, vitamin, antitusif, dekongestan.
 Tetes Mata
Harus steril dan jernih, isotonis dan isohidris sehingga mempunyai aktivitas
optimal, untuk pemakaian berganda perlu tambah pengawet.
 Tetes Telinga
Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang mempunyai
kekentalan yang cocok (misal gliserol, minyak nabati, propilen glikol) sehingga
dapat menempel pada hang telinga, pH sebaiknya asam (5-6).
 Tetes Hidung
Pada umumnya ditambahkan bahan pengawet dan stabilisator, pH sekitar 5,5
sampai 7,5.
 Lotion

Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian


luar pada kulit, sebagai pelindung atau
pengobatan tergantung komponennya.
Sesudah dioleskan dikulit, segera kering dan
meninggalkan lapisan tipis komponen obat
pada permukaan kulit. Bahan pelarut (solven)
berupa air, alcohol, glyserin atau bahan pelarut
lain yang cocok.
 Sediaan yang mengandung satu atau lebih zat
berkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan,
berisi propelan yang cukup untuk memancarkan
isinya hingga habis, sedangkan cara
penggunaanya dengan ditekan pada tutup botol
sehingga memancarkan cairan dan atau bahan
padat dalam media gas. Produk aerosol dapat
dirancang untuk mendorong keluar isinya dalam
bentuk kabut halus, kasar, semprotan basah
atau kering atau busa. Adapun beberapa jenis
bentuk sediaan obat gas/aerosol.
 Inhalasi
Obat atau larutan obat yang diberikan lewat nasal
atau mulut dengan cara dihirup dimasudkan untuk
kerja setempat pada cabang-cabang bronchus atau
untuk efek sistemik lewat paru-paru.
 Spray
Larutan air atau minyak dalam tetesan kasar atau
sebagai zat padat yang terbagi halus untuk digunakan
secara topical, saluran hidung, faring atau kulit.
 Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau serbuk
yang dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu
sebelum digunakan secara parenteral.
 Vaginal Dosage Form
Sediaan ini untuk vagina dapat berbentuk cair, padat, setengah padat
yang cara penggunaannya dengan menggunakan aplikator (alat
khusus) dimasukkan kedalam liang vagina sedalam-dalamnya. Untuk
Tablet vagina dapat dimasukkan langsung dalam rongga vagina.
Berefek lokal sebagai antiseptik, antiinfeksi.
 Suppositoria
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang mengandung
obat, cara penggunaanya dengan memasukkanya kedalam salah
satu rongga tubuh.Suppositoria yang dimasukkan rectum disebut
Suppositoria rectal dan bertujuan untuk efek lokal atau sistemik,
sedang yang dimasukkan vagina disebut ovula, untuk efek local.
PRINSIP PEMBERIAN OBAT
Medikamentum et usum internum;: pemakaian dalam melalui oral,
dalam etiket putih
Pemakaian dalam melalui oral, dalam etiket putih. Obat dalam
adalah obat-obatan yang cara memakainya melalui mulut atau
peroral atau parenteral. Cara penggunaan ini adalah cara pemberian
obat yang praktis, aman, dan mudah jika dibandingkan pemberian
obat dengan cara injeksi. Meskipun demikian, tidak semua obat bisa
diberikan dengan cara oral atau melalui mulut.
Beberapa kondisi obat tidak bisa diberikan melalui mulut yaitu :
 Pasien dalam keadaan tidak sadar.
 Pasien mengalami gangguan menelan.
 Adanya gangguan lambung pada pasien.
 Obat dapat rusak jika terkena enzim-enzim pencernaan.
 Diinginkan efek obat yang cepat.
Medikamentum et usum eksternum: pemakaian
luar melalui implantasi, injeksi membran mucosa,
rektal, vaginal, nasal, optalmik, aurikal,
collutio/gargelisma, diberi etiket biru.
 Pemakaian luar melalui implantasi, injeksi
membran mukosa, rektal, vagina, nasal,
optalmik, aurikal, collutio/gargelisma, diberi
etiket biru. Obat luar merupakan obat yang
penggunaannya dengan cara lain (selain mulut),
yaitu melalui mata, hidung, telinga, vagina,
rektum, dan termasuk juga obat parenteral serta
obat kumur.
PRINSIP 7 BENAR
1. Benar Obat
Sebelum mempersipakan obat ketempatnya bidan harus
memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika
memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat
diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.
2. Benar Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan
dosis harusdiperhatikan dengan menggunakan alat standar
seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau
sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lain sehingga
perhitungan obat benar untuk diberikan kepaad pasien.
3. Benar pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang
diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat
dengan mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program
pengobatan pada pasien.
4. Benar cara pemberian obat
Ketika sebuah intruksi obat tidak menerangkan rute pemberian obat,
perawat mengkonsultasikannya kepada dokter. Demikian juga bila rute
pemberian obat bukan cara yang direkomendasikan, perawat harus
segera mengingatkan dokter.
Saat melakukan injeksi, rute yang benar sangat penting. juga sangat
penting untuk menyiapkan injeksi hanya dari preparat yang ditetapkan
untuk penggunaan parenteral. Menginjeksi cairan yang dirancang untuk
penggunaan oral dapat menimbulkan komplikasi, misalnya abses steril
atau efek sistemik yang fatal. Perusahaan obat memberi label “hanya
untuk injeksi” pada obat-obatan parenteral.
5. Benar waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengna waktu yang
dprogramkan , karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat.
6. Benar pendokumentasian
7. Benar Informasi
 Baca label obat dengan teliti karena banyak
produk obat tersedia dalam kotak, warna dan
bentuk yang sama
 Pertanyakan pemberian banyak tablet atau vial
untuk dosis tunggal
 Waspadai obat-obatan yang bernama sama
 Cermati angka dibelakang koma
 Pertanyakan peningkatan dosis yang tiba-tiba
berlebih
 Ketika suatu obat baru atau obat yang tidak
lazim diprogramkan, konsultasikan kepada
sumbernya
 Jangan beri obat yang diprogramkan dengan
nama pendek atau singkatan tidak resmi
 Jangan berupaya menguraikan dan
mengartikan tulisan yang tidak dapat dibaca
 Kenali klien yang memiliki nama akhir sama.
Juga minta klien menyebutkan nama
lengkapnya. Cermati nama yang tertera pada
tanda pengenal.
 Cermati equivalen (contoh : dibaca miligram,
padahal mililiter)

Anda mungkin juga menyukai