FLAVONOID
Nim : 19050006
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah Swt. yang mana telah memberikan kita
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik
tanpa suatu halangan dan rintangan yang cukup berarti.
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………
A. Pengertian Flavonoid……………………………………………………3
B. Struktur Flavonoid dan Klasifikasinya………………………………….6
C. Biosintesis Flavonoid…………………………………………………...14
D. Reaksi Reaksi Flavonoid………………………………………………..16
E. Penentuan Struktur Flavonoid ………………………………………….17
F. Manfaat Flavonoid………………………………………………………23
A. Kesimpulan………………………………………………………………26
B. Saran……………………………………………………………………..26
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
ii
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki berbagai jenis tanaman yang
dapat dimanfaatkan sebanyak sebanyaknya untuk kepentingan manusia.
masyarakat indonesia sejak zaman dahulu telah mengenal tanaman yang
mempunyai khasiat sebagai obat herbal untuk menyembuhkan berbagai macam
penyakit .tanaman berkhasiat obat tersebut dikenal dengan sebutan tanaman
tradisional. tentunya tanaman tersebut mengandung senyawa senyawa kimia yang
berguna dan salah satunya adalah senyawa flavonoid yang merupakan senyawa
organik .
Sebagian besar senyawa organik bahan alam adalah senyawa-senyawa
aromatic. Senyawa-senyawa ini tersebar luas sebagai zat warna alam yang
menyebabkan warna pada bunga, kayu pohon tropis, bermacam-macam kapang
dan lumut termasuk zat alizarin .Senyawa aromatik ini mengandung cincin
karboaromatik yaitu cincin aromatic yang hanya terdiri dari atom karbon seperti
benzene, naftalen dan antrasen.
Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok fenol yang terbesar yang ditemukan
di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu dan biru dan
sebagai zat warna kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan.Flavonoid
merupakan pigmen tumbuhan dengan warna kuning, kuning jeruk, dan merah
dapat ditemukan pada buah, sayuran, kacang, biji, batang, bunga, herba, rempah-
rempah, serta produk pangan dan obat dari tumbuhan seperti minyak zaitun, teh,
cokelat, anggur merah, dan obat herbal.
Dalam makalah ini akan diuraikan tentang flavonoid, Struktur flavonoid,
reaksi- reaksi flavonoid, biosintesis flavonoid, sifat-sifat flavonoid, serta manfaat
flavonoid dan penentuan struktur dari flavonoid.
B. Rumusan Masalah 1
1. Apa yang di maksud dengan flavonoid?
2. Bagaimana struktur dan klasifikasinya flavonoid?
3. Bagaimana Biosintesis flavonoid?
4. Bagaimanakah reaksi-reaksi pada flavonoid?
5. Bagaimanakah Penentuan struktur dan manfaat dari flavonoid?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian senyawa flavonoid
2. Untuk mengetahui struktur dan klasifikasinya flavonoid
3. Untuk mengetahui tumbuh-tumbuhan yang mengandung flavonoid.
4. Untuk mengetahui penetuan struktur senyawa flavonoid.
BAB II
PEMBAHASAN 2
A. Pengertian Flavonoid
Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom
karbon yang tersusun dalam konfigurasi C 6 -C 3 -C 6 , yaitu dua cincin aromatik
yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk
cincin ketiga. terdiri dari 2 cincin benzena yang dihubungkan menjadi satu oleh
rantai linier yang terdiri dari tiga atom karbon. Flavonoid terdapat dalam semua
tumbuhan hijau sehingga dapat ditemukan pada setiap ekstrak tumbuhan
(Markham, 1988).
Kelas-kelas yang berlainan dalam golongan ini dibedakan berdasarkan cincin
hetero siklik-oksigen tambahan dan gugus hidroksil yang tersebar menurut pola
yang berlainan. Flavonoid sering terdapat sebagai glikosida. Golongan terbesar
flavonoid berciri mempunyai cincin piran yang menghubungkan rantai tiga
karbon dengan salah satu dari cincin benzene.
Agar mudah, cincin diberi tanda A, B, dan C,atom karbon dinomori menurut
sistem penomoran yang menggunakan angka biasa untuk cincin A dan C, serta
angka “beraksen” untuk cincin B.Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis
struktur, yaitu flavonoid (1,3-diarilpropana), isoflavonoid(1,2-diarilpropana),
neoflavonoid (1,1-diarilpropanaModifikasi flavonoid lebih lanjut
(Andayani,2013).
1. Flavonoid yang memiliki cincin ketiga berupa gugus piran. Flavonoid ini
disebut flavan atau fenilbenzopiran. Turunan flavan banyak digunakan
sebagai astringen (turunan tanin).
6
2. Flavonoid yang memiiliki cincin ketiga berupa gugus piron. Flavonoid ini
disebut flavon atau fenilbenzopiron. Turunan flavon adalah jenis flavonoid
yang paling banyak memiliki aktivitas farmakologi.
3. Flavonoid yang memiiliki cincin ketiga berupa gugus pirilium. Flavonoid
ini disebut flavilium atau antosian. Turunan pirilium biasa digunakan
sebagai
4. Flavon
9
Flavon mudah dipecah oleh alkali menghasilkan diasil metan atau
tergantung pada kondisi reaksi, asam benzoate yang diturunkan dari
cincin A. flavon stabil terhadap asam kuat dan eternya mudah
didealkilasi dengan penambahan HI atau HBr, atau dengan aluminium
klorida dalam pelarut inert. Namun demikian, selama demetilasi tata
ulang sering teramati; oleh pengaruh asam kuat dapat menyebabkan
pembukaan cincin pada cara yang lain. Sebagai contoh demetilasi 5,8-
dimetoksiflavon dengan HBr dalam asam asetat menghasilkan 5,6
dihidroksiflavon.(Rahmat,2009).
5. Khalkon
Polihidroksi khalkon terdapat dalam sejumlah tanaman, namun
terdistribusinya di alam tidak lazim. Alasan pokok bahwa khalkon
cepat mengalami isomerasi menjadi flavanon dalam satuan
keseimbangan. Bila khalkon 2,6-dihidroksilasi, isomer flavanon
mngikat 5 gugus hidroksil, dan stabilisasi mempengaruhi ikatan
hydrogen 4-karbonil-5-hidroksil maka menyebabkan keseimbangan
khalkon-flavon condong ke arah flavanon. Hingga khalkon yang
terdapat di alam memiliki gugus 2,4-hidroksil atau gugus 2-hidroksil-
6-glikosilasi.Struktur Khalkon
10
Beberapa khalkon misalnya merein, koreopsin, stillopsin, lanseolin yang
terdapat dalam tanaman, terutama sebagai pigmen daun bunga berwarna
kuning, kebanyakan terdapat dalam tanaman Heliantheaetribe, Coreopsidinae
subtribe, dan family Compositea (Marliana,2006).
6. Dihidrokhalkon
Meskipun dihidrokhalkon jarang terdapat di alam, namun satu
senyawa yang penting yaitu phlorizin merupakan konstituen umum
family Rosaceae juga terdapat dalam jenis buah-buahan seperti apel
dan pear. Phlorizin telah lama dikenal dalam bidang farmasi, ia
memiliki kesanggupan menghasilkan kondisi seperti diabetes.
b. Flavonoid C-Glikosida
Gugus gula terikat langsung pada inti benzen dengan suatu ikatan
12
karbon-karbon yang tahan asam. Lazim di temukan gula terikat pada
atom C nomor 6 dan 8 dalam inti flavonoid. Jenis gula yang terlibat
lebih sedikit dibandingkan dengan O-glikosida. Gula paling umum
adalah galaktosa, raminosa, silosa, arabinosa.
c. Flavonoid Sulfat
Senyawa flavonoid yang mengandung satu ion sulfat atau lebih yang
terikat pada OH fenol atau gula, Secara teknis termasuk bisulfate
karena terdapat sebagai garam yaitu flavon O-SO3K. Banyak berupa
glikosida bisulfat yang terikat pada OH fenol yang mana saja yang
masih bebas atau pada guIa. Umumnya hanya terdapat pada
Angiospermae yang mempunyai ekologi dengan habitat air.
d. Biflavonoid
Senyawa ini mula-mula ditemukan oleh Furukawa dari ekstrak daun G.
biloba berupa senyawa berwarna kuning yang dinamai ginkgetin (I-4’,
I-7-dimetoksi, II-4’, I-5, II-5, II-7-tetrahidroksi [I-3’, II-8] biflavon).
Biflavonoid (atau biflavonil, flavandiol) merupakan dimer flavonoid
yang dibentuk dari dua unit flavon atau dimer campuran antara flavon
dengan flavanon dan atau auron. Struktur dasar biflavonoid adalah 2,3-
dihidroapigeninil-(I- 3′,II-3′)-apigenin. Senyawa ini memiliki ikatan
interflavanil C-C antara karbon C-3′ pada masing-masing flavon.
Beberapa biflavonoid dengan ikatan interflavanil C- O-C juga ada.
Biflavonoid terdapat pada buah, sayuran, dan bagian tumbuhan
lainnya.. Hingga kini jumlah biflavonoid yang diisolasi dan
dikarakterisasi dari alam terus bertambah, namun yang diketahui
bioaktivitasnya masih terbatas. Biflavonoid yang paling banyak diteliti
adalah ginkgetin, isoginkgetin, amentoflavon, morelloflavon,
robustaflavon, hinokiflavon, dan ochnaflavon. Senyawa- senyawa ini
memiliki struktur dasar yang serupa yaitu 5,7,4’-trihidroksi flavanoid,
tetapi berbeda pada sifat dan letak ikatan antar flavanoid.
D. Biosintesis Flavonoid
Biosintesis flavonoid sudah mulai diteliti sejak tahun 1936. Pada
awalnya para peniliti mengkaitkan C6-C3-C6 dari flavonoid merupakan
hasil dari fenil propanoid. Secara umum sintesis flavonoid terdiri dari dua
jalur yaitu jalur poliketida, dan jalur fenil propanoid. Jalur poliketida ini
merupakan serangkaian reaksi kondensasi dari tiga unit asetat atau
malonat. Sedangkan jalur fenilpropanoid atau biasa disebut jalur shikimat
(Markham,K.R 1988).
A. Jalur Poliketida
Reaksi yang terjadi pada jalur ini diawali dengan adanya reaksi
antaraasetilCoA dengan CO yang akan menghasilan malonat CoA.
Setelah itu malonatCoA akanbereaksi dengan asetilCoA menjadi
asetoasetilCoA. AsetoaseilCoA yang terbentuk akan bereaksi dengan
malonatCoA dan reaksiini akan berlanjut sehingga membentuk
poliasetil. Poliasetil yang terbentukakan berkondensasi dan berekasi
dengan hasil dari jalur fenilpropanoid akanmembentuk suatu
flavonoid. Jenis flavonoid yang terbentuk dipengaruhi daribahan
fenilpropanoid.
B. Jalur Fenilpropanoid.
Jalur ini merupakan bagian dari glikolisis tetapi tidak
memperolehsuatu asam piruvat melainkan memperoleh asam
shikimat. Reaksi inimelibatkan eritrosa dan fosfo enol piruvat. Asam
shikimat yang terbentukakan ditransformasikan menjadi suatu asam
amino yaitu fenilalanin dantirosin. Fenilalanin akan melepas NH3
dan membentukasam sinamatsedangkan tirosin akan membentuk
senyawa turunan asam sinamat karenaadanya subtitusi pada gugus
benzennya
Jalur biosintesis fenilpropanoid
Flavonoid memiliki 2 cincin benzene yang dihubungkan oleh 3 buah atom karbon
(C6-C3-C6). Cincin benzene B dan jembatan C3 pada flavonoid berasal dari p-
koumaril CoA yang merupakan produk turunan dari asam 3-dehidrosikimat dari
jalur shikimate .produk jalur melonat (Poliketida) yaitu malonil –CoA ,
digunakan sebagai cincin A Flavonoid. Malonil –CoA dari jalur asam malonate
di dapat dari asetil CoA. Perubahan asetil-CoA karboksilase.sebenarnya asetil
CoA dapat terbentuk di berbagai bagian sel tumbuhan , seperti
mitokondria,plastid,peroksisom, dan sitosol. Namun demkian , asetil –CoA untuk
sintesis malonil-CoA pada biosintesis flavonoid dan Stibilen terbentuk di sitosol.
Di sitosol, enzim ATP-sitrat liase mengonversi sitrat, ATP, dan CoA menjadi
asetil-CoA, oksaloasetat,ADP, dan inoorganik fosfat (Davies dan Schwinn,2006).
Tahap biosintesis flavonoid terdapat Kalkons sintase yang merupakan
enzim dan dapat mengkatalisis reaksi antara 1 molekul p-koumaril-CoA dengan 3
molekul malonil-CoA yang membentuk narigenin-kalkon. Pada beberapa
tanaman, meskipun sangat jarang , malonil-CoA yang digunakan untuk
mensintesis kalkon ini dapat digantikan oleh kafeoil-CoA atau feruloil-CoA
(Davies dan Schwinn,2006).
b) Kromatografi
Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan
tertentu. Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fase yaitu
fasa tetap (stationary) dan fasa gerak (mobile), pemisahan tergantung pada
gerakan relatif dari dua fasa tersebut. Kromatografi secara garis besar dapat
dibedakan menjadi kromatografi kolom dankromatografi planar. Kromatografi
kolom terdiri atas kromatografi gas dan kromatografi cair, sedangkan
kromatografi planar terdiri ataskromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas
(Hostettemann,1995).
a. KLT Preparatif
Kromatografi Lapis Tipis Preparatif merupakan proses isolasi yang terjadi
berdasarkan perbedaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari
komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen
oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka20
komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang
menyebabkan pemisahan.
b. KLT 2 Dimensi
KLT 2 arah atau 2 dimensi bertujuan untuk meningkatkan resolusi sampel
ketika komponen-komponen solute mempunyai karakteristik kimia yang
hampir sama, karenanya nilai Rf juga hampir sama sebagaimana dalam asam-
asam amino. Selain itu, 2 sistem fase gerak yang sangat berbeda dapat
digunakan secara berurutan sehingga memungkinkan untuk melakukan
pemisahan analit yang mempunyai tingkat polaritas yang berbeda .
2. Kromatografi Kolom
Kromatografi kolom adalah suatu metode pemisahan dan pemurnian
senyawa dalam skalapreparative. Kromatografi kolom dapat dilakukan pada
tekanan atmosferatau dengan tekanan lebih besar dengan menggunakan bantuan
tekananluar (Khopkar, 1990). Kromatografikolom prinsipnya mudah memilih
ukuran, kemasan (packing), dan isikolom sesuai jenis serta jumlah cuplikan yang
akan dipisahkan. Kolomyang digunakan dan kromatografi ini dapat berupa
gelas, plastik ataunilom. Ukuran kolom yang lazim digunakan mempunyai
diameter 2 cm danpanjang 45 cm. Untuk memilih kemasan (Packing) yang akan
digunakandalam kolom biasanya menggunakan selulosa, silika gel, alumina,
arang(charcoal) (Hostettemann, 1995).
Adapun cara kerja dari kromatografi kolom yakni langkah pertama
mengemas kolom(packing) dilakukan dengan hati-hati agar dihasilkan kolom
kemas yangserba sama. Selanjutnya kemasan kolom dijadikan bubur dalam
gelaspiala memakai pelarut yang sama, lalu dituangkan hati-hati ke dalamkolom.
(Markham, 1988).
3. High Pressure Liquid Chromatography (HPLC)
High Pressure Liquid Chromatography (HPLC) atau Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia.
KCKT termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan
fasa gerak cairan dan fasa diam cairan atau padat. Banyak kelebihan metode ini
21
jika dibandingkan dengan metode lainnya (Done dkk, 1974; Snyder dan
Kirkland, 1979; Hamilton dan Sewell, 1982; Johnson dan Stevenson, 1978).
c. Metode Spektroskopi
Spektroskopi merupakan suatu metode untuk penentuan rumus struktur
dari suatu senyawa. Menurut Anwar (1994) bahwa spektroskopi bila
dibandingkandengan metode kimia konvensional (metode basah), spektroskopi
memiliki beberapa keuntungan, diantaranya : Jumlah zat yang diperlukan untuk
analisis relatif kecil dan zat tersebut sering kali dapat diperoleh kembali dan
waktu pengerjaannya relatif cepat (Ikawati,2004).
F. Manfaat Flavonoid
BAB III
PENUTUP
25
A. Kesimpulan
o Flavonoid adalah senyawa polifenol yang banyak terdapat di alam.
Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa
fenolik yang banyak merupakan pigmen tumbuhan. lavonoid
mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon,
dimana dua cincin benzen (C6) terikat pada suatu rantai propana (C3)
sehingga bentuk susunan C6-C3-C6. susunan ini dapat menghasilkan
tiga jenis struktur senyawa yaitu:
a. Flavonoida atau 1,3-diarilpropana
b. Isoflavonoid atau 1,2- diarilpropana
c. Neoflavonoida atau 1,1-diarilpropana
o Biosintesis dari flavonoid terdiri dari 2 jalur yaitu jalur poliketida dan
jalur fenilpropanoid
o Penentuan struktur dengan beberapa cara yaitu berupa ekstraksi,
kromatografi, dan spektografi
o Manfaat dari senyawa flavonoid yaitu sebagai anti kanker,anti alergi,
antivirus, antioksidan , sebagai bahan obat herbal,dan sebagai
pencegah penyakit degenerasi syaraf serta mencegah penyakit
kardiovaskuler.
B. Saran
1. Untuk lebih memahami meteri ini, golongan yang termasuk di
dalamnya dan manfaatnya, perlu dilakukan pembelajaran lanjutan
tentang materi ini.
2. Sebaiknya menambah referensi berupa buku-buku yang relevan,
jurnal penelitian, gambar, atau referensi lain dari internet
DAFTAR PUSTAKA
26
Andayani,2013. Analisis Senyawa Flavonoid Hasil Fraksinasi Ekstrak
Diklometana Daun Keluwih (A. Camansi). Program Studi Magister IPA:
Universitas Mataram
Anonim.2010.Biflavonoid.Online:http://www.scribd.com/doc/12754372/
D090115AHMBifavonoidxxx, diakses tanggal 30 Maret 2016.
Ikawati M dkk. 2004. Pemanfaatan Benalu Sebagai Agen Anti Kanker. Fakultas
Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
28