Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA

(Metode Perhitungan Massa Gas CO2 yang Diserap Fotobioreaktor dengan

Persamaan Gas Ideal)

OLEH:
KELOMPOK III

RISKI AMALIA JAUHARI


REZKY SAFIRA SARAHNANDA
ANDI ADINDA SAMSUDDIN
NURHIKMAH

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Hukum Pertama

Termodinamika” dapat kami selesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini

dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang hukum

termodinamika 1 dan pengaplikasiannya dalam kehidupan serta memahami contoh

soal yang ada. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT

karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa

sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah

ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi

kami, dosen penanggung jawab kami, Ibu Dra.Sitti Chadijah, M.Si. Harapan kami,

informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha

Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi

perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,

atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami

mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca

agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Makassar, Maret 2022

Kelompok III
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................5
C. Tujuan................................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................7
PEMBAHASAN...........................................................................................................7
A. Hukum Pertama Termodinamika...................................................................7
B. Rumus dan Contoh Perhitungan...................................................................16
C. Aplikasi Hukum Pertama Termodinamika dalam Kehidupan..................19
BAB III.......................................................................................................................21
PENUTUP..................................................................................................................21
A. Kesimpulan......................................................................................................21
B. Saran................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua benda hidup bergantung pada energi untuk kelangsungan hidupnya,

dan peradaban modern dapat terus menerus berkembang dengan pesat hanya jika ada

sumber energi yang dapat dikembangkan untuk memenuhi keperluan hidupnya.

Energi ada dalam banyak bentuk, mulai dari energi yang tersimpan di dalam atom

sampai kuat panas radiasi yang dipancarkan oleh matahari. Sumber-sumber energi

yang bermanfaat sifatnya terbatas, misalnya energi kimia yang ada dalam minyak dan

energi potensial dari masa air dalam jumlah besar yang diuapkan oleh matahari. Salah

satu kajian yang membahas tentang energi yaitu termodinamika (Susilo B dan Argo.,

2009: 1).

Termodinamika berasal dari kata thermos yang berarti panas dan dynamics

yang artinya perubahan. Jadi termodinamika termasuk ilmu yang mempelajari tentang

penyimpanan (storage), pengubahan (transformation), dan pemindahan (transfer)

energi terutama energi panas. Termodinamika memiliki banyak penerapan praktis


dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi semua aspek, dari hampir semua cabang

ilmu, teknologi dan rekayasa. Mulai urusan cuaca hingga urusan masak-memasak tak

luput dari termodinamika. Di bidang rekayasa seperti rancangan dan aplikasi motor

bakar dan motor listrik, perancangan pembangkit listrik, pembangkit tenaga nuklir,

refrigerator, air conditioner, serta pesawat yang melibatkan proses konversi energi

lainnya juga menerapkan prinsip dan hukum termodinamika. Secara umum

pemanfaatan termodinamika dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu

pemanfaatan dari sisi ilmuwan (Fisikawan dan Kimiawan) dan pemanfaatan dari sisi
rekayasa (engineering). Bagi ilmuwan termodinamika digunakan untuk memprediksi

dan menghubungkan berbagai sifat zat di bawah pengaruh kalor dan mengembangkan

data termodinamis. Sementara dari sisi rekayasa (engineering), data termodinamis

dan gagasan dasar ketetapan energi serta produksi entropi digunakan untuk

menganalisis perilaku sistem yang kompleks (Masruroh, dkk., 2021: 1-2). Hal ini erat

hubungannya dengan hukum–hukum dasar pada termodinamika.

Hukum-hukum dasar ini yang menjadi syarat termodinamika. Di dalam

hukum-hukum tersebut terdapat rumus-rumus yang berbeda pula, sesuai dengan

permasalahan yang ada. Ada hukum 0 termodinamika atau biasa disebut sebagai

hukum awal termodinamika, lalu ada hukum 1 termodinamika, hukum 2

termodinamika dan hukum 3 termodinamika. Di dalam Hukum 1 Termodinamika itu

sendiri, menjelaskan tentang energi yang ada dalam suatu sistem dalam

termodinamika. Ini berhubungan dengan beberapa proses termodinamika yaitu proses

isotermik. isokhorik, isobarik, dan adiabatik. Dari energi yang ada pada proses

tersebut, dapat pula dihitung berapa kapasitas panas kalornya, entalpi. dan kalor yang

dihasilkan dari proses tersebut.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan hukum pertama termodinamika?

2. Bagaimana rumus dan contoh perhitungan pada hukum pertama

termodinamika?

3. Bagaimana pengaplikasian hukum pertama termodinamika dalam kehidupan

sehari-hari?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan memahami hukum pertama termodinamika.

2. Untuk mengetahui dan memahami rumus dan contoh perhitungan pada

hukum pertama termodinamika.

3. Untuk mengetahui pengaplikasian hukum pertama termodinamika dalam

kehidupan sehari-hari.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hukum Pertama Termodinamika


1. Sejarah Hukum Pertama Termodinamika

Pondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang

melalui eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan kerja

saling dapat dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh Rudolf

Clausius pada 1850: “Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut ‘energi’, yang

diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang dipertukarkan dengan lingkungannya

pada suatu proses adiabatik.”

Antara tahun 1843-1848, Joule melaksanakan percobaan yang merupakan

langkah-langkah pertama dalam analisis kuantitatif sistem termodinamik dan yang

mengarah ke Hukum Pertama Termodinamika. Dalam sistem yang beliau kaji, energi

dalam bentuk kerja dipindahkan ke fluida dengan bantuan roda aduk. Perpindahan

kerja ini menyebabkan kenaikan temperatur fluida dan jumlah perpindahan kalor dari

system sama dengan peningkatan energy air. Sistem pada akhir siklus tidak

mengalami perubahan netto sehingga kerja selama siklus tersebut akan sama dengan

nol. Jika satuan yang sama digunakan untuk kalor dan kerja, maka hubungan symbol

ini dapat ditulis sebagai:

 Q +  W = 0 (2.1)
Persamaan diatas merupakan suatu pernyataan Hukum Pertama

Termodinamika untuk suatu sistem yang mengalami satu siklus atau lebih. Menurut

Hukum Pertama ini, apabila interaksi kalor dan kerja terjadi diantara sistem dan

sekelilingnya maka jumlah aljabar interaksi kerja dan kalor selama satu siklus

lengkap akan sama dengan nol (Sulaiman, dkk., 2015: 59).

2. Konsep Hukum Pertama Termodinamika

Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah

(sistem akan terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor

diambil dari sistem, volume dan suhu sistem akan berkurang (sistem tampak

mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting

dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan energi. Sistem yang mengalami

perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang mengalami perubahan

suhu akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang diberikan kepada

sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami perubahan energi

dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi dalam termodinamika

atau disebut hukum I termodinamika. Untuk suatu proses dengan keadaan akhir (2)

dan keadaan awal (1)

U = U2-U1 (2.2)

Secara matematis, Hukum I Termodinamika dituliskan sebagai

Q =W + U (2.3)

Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan U adalah perubahan energi dalam.

Tapi rumus itu berlaku jika sistem menyerap kalor Q dari lingkungannya dan

melakukan kerja pada lingkungannya.


Gambar 2.1 Sistem Pada
Termodinamika

Secara sederhana, hukum I termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut :

“Jika suatu benda (misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng) yang berarti

diberi kalor Q, benda (krupuk) akan mengembang atau bertambah volumenya yang

berarti melakukan usaha W dan benda (krupuk) akan bertambah panas yang berarti

mengalami perubahan energi dalam ∆U”.

a. Hukum Pertama Termodinamika pada Manusia


Kita bisa menerapkan hukum pertama termodinamika pada manusia agar

bisa bertahan hidup, setiap makhluk hidup, baik manusia, hewan atau tumbuhan

tentu saja membutuhkan energi. Kita tidak bisa belajar, jalan-jalan atau

berolahraga kalau tubuh kita lemas tak berdaya karena kekurangan energi.

Biasanya tubuh memperoleh energi dari makanan. Ketika menyantap makanan,

kita membawa energi potensial kimia yang terkandung dalam makanan ke dalam

tubuh. Adanya tambahan energi dari makanan menyebabkan energi potensial

kimia dalam tubuh kita bertambah (U bertambah).


Selanjutnya energi tersebut dipakai untuk melakukan Kerja (W). Banyak

sekali bentuk kerja yang kita lakukan, olahraga, jalan-jalan, belajar dan lain

sebagainya. Energi yang kita peroleh dari makanan juga digunakan tubuh untuk

menghasilkan sel-sel yang baru menggantikan sel-sel lama yang rusak. Adanya

sel-sel yang baru membuat dirimu bisa bertambah tinggi, dan berisi. Selain

dipakai untuk melakukan kerja, sebagian energi dibuang keluar tubuh (udara dan

sekitarnya) dalam bentak kalor alias panas. Setiap proses metabolisme dalam

tubuh biasanya menghasilkan kalor atau panas. Demikian juga ketika melakukan

kerja, tubuh terasa panas. Panas alias kalor tersebut dibuang melalui keringat

(melalui poses penguapan) dan lain lain. Setelah melakukan kerja dan membuang-

buang kalor ke luar tubuh, kita akan merasa lapar lagi. Ketika merasa lapar, tubuh

memberi tahu kita bahwa stok energi dalam berkurang. Dan kita akan menambah

energi dengan makan.

b. Eksperimen yang berkaitan dengan hukum termodinamika 1

Percobaan pertama tiup balon pertama yang tidak berisi air, nyalakan lilin

yang berada didalam gelas kaca yang sudah disiapkan. Balon yang pertama yang

berisi udara kita letakan diatas gelas yang telah berisi lilin yang menyala dan

balon tersebut meledak. Percobaan kedua tiup balon lalu masukan air kedalam

balon tersebut, hidupkan lilin yang berada didalam gelas kaca dan letakan balon

yang berisi air diatas gelas yang sudah berisi lilin yang menyala kemudian yang

terjadi balon mengembun kedalam dan api lilin mati.

Api memanaskan setiap benda yang berada disekitarnya. Api juga

memanaskan karet dari kedua balon tersebut.Balon adalah bahan yang terbuat

dari karet dan bersifat elastis,Karet dari balon yang tanpa air menjadi sangat
panas. Sehingga menjadi sangat lemah untuk dapat menahan tekanan udara yang

ada didalam balon dan menyebabkan balon pecah.Namun ketika api. didekatkan

pada balon yang berisi air, maka air tersebut menyerap sebagian besar panas dari

api. Karet dari balon tersebut menjadi tidak terlalu panas, sehingga karet masih

bisa menahan tekanan udara yang ada di dalam balon dan balon menjadi tidak

pecah serta disebabkan oleh tidak terdapatnya oksigen didalam gelas sehingga

tidak terjadi sirkulasi udara yang mengakibatkan api yang didalam mati.

Dalam percobaan experiment ini berkaitan dengan hukum 1 termodinamika

yang berbunyi kenaikan energy internal darisuatu system termodinamika

sebanding dengan jumlah panas yang ditambahkan kedalam system dikurangi

dengan kerja yang dilakukan oleh system terhadap lingkungannya. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa suatu ruang sangat membutuhkan sirkulasi udara, karna

dengan sirkulasi udara maka oksigen akan selalu bertukar sehingga udara didalam

suatu ruangaan selalu terjaga Api yang terdapat di dalam gelas mati karna

sebagian dari panas api lilin sudah diserap oleh air yang berada didalam balon

sedangkan yang tidak berisi air panas dari api lilin diserap oleh karet dari balon

tersebut sehingga balon tersebut meledak.

3. Pengertian Hukum Pertama Termodinamika

Termodinamika kimia membahas perubahan energi yang menyertai reaksi

kimia. Perubahan energi ini memberi pertunjuk dalam menentukan seberapa cepat

reaksi berlangsung dan sempurna tidaknya reaksi. Termodinamika membahas

perubahan energi yang dimanifestasikan sebagai kalor reaksi, H. Pereaksi yang

reaktannya membebaskan kalor ke lingkungan disebut reaksi eksoterm (H negatif).

Sedangkan yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm (H positif). Perubahan
energi juga dimanifestasikan sebagai energi listrik yang diukur dalam bentuk voltase

yang diperlukan atau dihasilkan dari jumlah perubahan kimia. Kerja yang dilakukan

melawan gaya luar (tekanan udara) juga merupakan manifestasi dari perubahan

energi (Howan, 2019: 12).

Menurut Evalina, dkk (2019: 72) bahwa Hukum pertama termodinamika

adalah sebuah persamaan kekekalan energi yang menyatakan bahwa satu-satunnya

jenis energi yang berubah dalam sistem adalah energi dalam. Dalam hal ini. tidak ada

perpindahan energi berupa kalor dan usaha yang diberikan pada sistem bernilai nol,

oleh sebab itu energi dalamnnya konstan. Sehingga dapat disimpulkan pada keadaan

ini energi dalam bersifat tetap atau konstan. Bunyi hukum Termodinamika I adalah

"Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan hanya dapat diubah

bentuknya saja". Jika selama gas mengalami suatu proses maka ada beberapa

peristiwa yang dapat terjadi, seperti :

1. Energi dalam yang dimiliki gas berubah.

2. Muncul kerja yang dilakukan oleh gas atau yang dilakukan oleh lingkungan.

3. Ada pertukaran kalor antara gas dan lingkungan. Peristiwa yang terjadi dalam

hukum termodinamika pertama menjelaskan bahwa terjadi interaksi antara

sistem dan lingkungan.

Hukum Pertama Termodinamika merupakan suatu persamaan kekekalan

energi yang melibatkan variabel kalor, usaha dan energi dalam. Konsekuensi penting

dari hukum ini adalah adanya nilai energi dalam yang ditentukan oleh keadaan

sistem. Dalam berbagai referensi, seringkali ditekankan untuk memperhatikan apakah

kalor dan usaha tersebut diberikan pada sistem atau dihasilkan oleh sistem. Untuk

membedakannya digunakan tanda positif dan negatif, sebagai berikut: Q bernilai


positif bila kalor masuk atau diberikan ke system (Q>0), Q bernilai negatif bila kalor

dihasilkan oleh system (Q<0), W bernilai positif bila usaha diberikan ke system

(W>0), W bernilai negatif bila usaha dihasilkan oleh system (W<0). Sementara

energi dalam memiliki kemungkinan dapat meningkat atau menurun, sehingga U

bernilai positif bila terjadi kenaikan energi dalam dan U bernilai negatif bila terjadi

penurunan energi dalam (Suryantari, 2013: 29-30).

4. Penerapan Hukum Termodinamika 1 dalam Proses Termodinamika

Menurut Dasilva dan Suparno (2019: 65-67) bahwa aplikasi hukum pertama

termodinamika dalam proses termodinamika terbagi atas empat proses yaitu sebagai

berikut:

1. Proses Isotermal

Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi

perubahan perubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung

dalam suhu konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung

dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam (U= 0) dan berdasarkan

hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan

sistem (Q=W). Dari persamaan umum gas:

PV = nRT (2.4)

Karena suhu konstan, maka usaha yang dilakukan oleh gas adalah :

dW= P.dV (2.5)

dW= dV (2.6)

W= nRT (2.7)

Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p-V di bawah ini. Usaha yang

dilakukan sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagai:


V2
Q = W = nRT In
V1
(2.8)

Dimana V₂ dan V1 adalah volume akhir dan awal gas.

Gambar 2.2 Grafik proses isotermal

2. Proses Isokhorik

Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas

dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (V

= 0), gas tidak melakukan usaha (W= 0) dan kalor yang diberikan sama dengan

perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada

volume konstan Qv.

W = P.dV = P.0 = 0 (2.9)

Gambar 2.3 Grafik proses isokhorik


3. Proses Isobarik

Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap

konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan

konstan, gas melakukan usaha (W=pV). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor
gas pada tekanan konstan Qp Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses

isobarik berlaku:

Qp = W + U

Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai

W = P dV = nR dT (2.10)

Gambar 2.4 Grafik proses isobarik


4. Proses Adibatik

Proses adiabatik adalah proses termodinamika dimana kerja yang dilakukan

oleh gas adalah murni berasal dari perubahan energi internalnya. Tidak ada energi

yang masuk maupun yang keluar (Q) selama proses itu berjalan. (Hukum

Termodinamika I menyatakan : Perubahan energi internal gas (dU) adalah banyaknya

energi kalor yang disuplai (Q) dikurangi kerja yang dilakukan oleh gas (P.dV).
Kondisi proses adiabatik adalah :

dU = Q – P.dV = -P.dV (2.11)

PVy = K (konstan) (2.12)


Gambar 2.5 Grafik proses adiabatik

B. Rumus dan Contoh Perhitungan


Hukum untuk mencari banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan

energi dalam  sebesar ∆U dan melakukan usaha sebesar W  dapat dirumuskan secara

matematis sebagai berikut:

Q = ∆U + W
Keterangan:

∆U = perubahan energi dalam sistem (J)

Q  = jumlah kalor yang ditambahkan (J)

W  = usaha yang dilakukan sistem (J)

Dari persamaan rumusan termodinamika I tersebut maka Q atau W akan bernilai

positif atau negatif bila:

 Q positif apabila panas atau kalor ditambahkan pada sistem, sebaliknya jika

keluar sistem maka Q bernilai negatif.

 Usaha (W) bernilai positif jika sistem melakukan usaha, sedangkan bernilai

negatif apabila sistem menerima usaha dari lingkungan.

 Perubahan energi dalam (∆U) positif jika mengalami kenaikan, dan bernilai

negatif apabila mengalami penurunan.

Dalam hukum termodinamika pertama dijelaskan bahwa perubahan energi dalam

dalam sistem yang tertutup, ∆t (OC), akan sama dengan kalor yang ditambahkan

kesistem dikurangi kerja yang dilakukan oleh sistem dalam bentuk persamaan:

∆t = Q – W (2.13)
Dimana :

1) Q adalah kalor total yang di tambahkan kesistem (Joule/ kalori) dan,

2) W adalah usaha kerja total yang dilakukan (Joule/ kalori).

Hukum pertama termodinamika adalah sebuah persamaan kekekalan energi yang

menyatakan bahwa satu-satunnya jenis energi yang berubah dalam sistem adalah

energi dalam. Dalam hal ini, tidak ada perpindahan energi berupa kalor dan usaha

yang diberikan pada sistem bernilai nol, oleh sebab itu energi dalamnnya konstan.

Sehingga dapat disimpulkan pada keadaan ini energi dalam bersifat tetap atau

konstan.

Untuk menentukan perubahan energi dalam gas dapat dinyatakan dengan persamaan:

∆U = Q-W

Sebelum mencari ∆U, dicari terlebih dahulu usaha pada sistem yaitu dengan

persamaan

W = P x ∆V (2.14)

Dan besarnya tekanan dicari dengan persamaan

P = F/A = (m.g)/A (2.15)

Gas dikatakan ideal apabila memenuhi persamaan berikut:

PV = nRT

P = tekanan gas (N/m2 atau Pa)

V = volume gas (m3)

n = jumlah mol partikel (mol)

R = tetapan gas ideal (8,314 J/mol.K atau 0,082 atm.L/mol.K)

T = suhu mutlak gas (K)


Contoh soal:

1. Satu mol gas monoatomik bervolume 30 liter mengalami proses isobarik

sebesar 2 atm menyebabkan volumenya naik menjadi 2 kali besaran awal.

Hitunglah kalor terserap gas selama proses tersebut!

Jawab:

Diketahui:

V1 = 30 liter = 3 × 10-2 m3

V2 = 60 liter = 6 × 10-2 m3

P = 2 atm = 2 × 105 N/m3

Penyelesaian:

Q = ∆U + W

= 3/2 nR∆V + P∆V

= 3/2 P∆V + P∆V

= 5/2 P∆V

= 5/2 (2 × 105)((6 × 10-2) – (3 × 10-2))

= 15.000 N atau 15 Kj

2. Suatu sampel udara menempati 1,0 L pada 25 oC dan 1 atm. Dengan

menggunakan persamaan gas ideal, tentukan berapa tekanan yang diperlukan

untuk memampatkan sampel tersebut menjadi 100 cm3?

Jawab:

Diketahui:

V1 =1L

V2 = 100 cm3 = 0.1 dm3 = 0.1 L

T = 25oC = 298 K
p1 = 1 atm

Ditanyakan:

p2 = ... atm

Jawab:

Persamaan gas ideal yang dimaksud adalah PV = nRT dimana untuk dua

keadaan, nilai R sistem sama, sehingga diperoleh:

p1V1/n1T1 = p2V2/n2T2

dimana n1 = n2 dan T1 = T2, maka

p1V1 = p2V2

1 × 1 = 0.1 p2

p2 = 1/0.1

= 10 atm

Tekanan yang diperlukan untuk memampatkan sampel udara tersebut adalah

10 atm.

C. Aplikasi Hukum Pertama Termodinamika dalam Kehidupan


Hukum I Termodinamika dapat diaplikasikan pada sistem gas ideal, yaitu

untuk menentukan tekanan, volume, temperatur, perubahan energi internal suatu

sistem yang menjalani suatu proses. Seperti pada penelitian Santoso dan Kardono

(2010) dengan judul “Metode perhitungan massa gas CO2 yang diserap

fotobioreaktor dengan persamaan gas ideal”. Mereka menyatakan bahwa prinsip

perhitungan massa gas CO2 yang terserap dalam suatu FBR dengan menggunakan
hukum persamaan gas ideal berpijak pada ketentuan bahwa setiap zat atau materi,

termasuk zat gas terdiri dari atom-atom atau molekul-molekul mempunyai massa.

Penerapam Hukum I Termodinamika juga dapat ditemukan dalam kehidupan

sehari-hari, misalnya termos.

Alat ini menerapkan aplikasi hukum I termodinamika dengan sistem

terisolasi. Dimana tabung bagian dalam termos yang digunakan sebagai wadah air,

terisolasi dari lingkungan luar karena adanya ruang hampa udara di antara tabung

bagian dalam dan luar. Maka dari itu, pada termos tidak terjadi perpindahan kalor

maupun benda dari sistem menuju lingkungan maupun sebaliknya (Yolanda, 2021:

88).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Hukum pertama termodinamika adalah sebuah persamaan kekekalan energi

yang menyatakan bahwa satu-satunnya jenis energi yang berubah dalam

sistem adalah energi dalam. Dalam hal ini. tidak ada perpindahan energi

berupa kalor dan usaha yang diberikan pada sistem bernilai nol, oleh sebab itu

energi dalamnnya konstan. Sehingga dapat disimpulkan pada keadaan ini

energi dalam bersifat tetap atau konstan.

2. Pada hukum pertama termodinami terdapat beberapa rumus atau persamaan

yaitu meliputi hukum untuk mencari banyaknya kalor yang diperlukan untuk

menaikkan energi dalam, rumus untuk menentukan perubahan energi dalam

gas, serta rumus atau persamaan gas ideal.

3. Hukum I Termodinamika dapat diaplikasikan pada sistem gas ideal, yaitu

untuk menentukan tekanan, volume, temperatur, perubahan energi internal

suatu sistem yang menjalani suatu proses. Penerapam Hukum I


Termodinamika juga dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya

termos.

B. Saran
Saran kami pada para pembaca untuk makalah ini adalah kami mohon kritik

dan saran yan membangun demi perbaikan dalam penulisan kedepannya agar penulis

dapat menambahkan lagi materi, sumber atau referensi sehingga pengetahuan


pembaca menjadi lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Dasilva dan Suparno. Interactive Physics Mobile Learning Media (IPMLM) Sebuah
Kajian Tematik Tentang Termodinamika. Yogyakarta: UNY Press, 2019
Evalina, dkk. “Pemanfaatkan Bahan Bakar Sampah Plastik Dengan Menggunakan
Pembangkit Listrik Hot Air Stirling Engine”. SEMNASTEK UISU 1 no.1
(2019): h.71-77.
Howan. “Kajian kalor Reaksi Terhadap Sulfat (CuSO4.5H2O) Melalui Prototipe
Kalorimeter”. Fullerene Chemistry 4 no.1 (2019): h.12-15.
Masruroh, dkk. Termodinamika. Malang: UB Press, 2021.
Santoso dan Kardono. “Metode Perhitungan Massa Gas CO2 Yang Diserap
Fotobioreaktor Dengan Persamaan Gas Ideal”. Teknik Lingkungan 11 no.2
(2010): h.239-245.
Sulaiman, dkk. Perpindahan Kalor dan Massa. Banda Aceh: Syiah Kuala University
Press, 2015.
Suryantari. “Problem Solving dengan Metode Identifikasi Variabel berdasarkan
Skema: Tinjauan terhadap Formulasi Hukum Pertama Termodinamika”.
Fisika Indonesia 17 no.49 (2013): h.28-31.
Susilo B dan Argo. Termodinamika. Malang : UB Press, 2009.
Yolanda, Yaspin. “Pengembangan Modul Ajar Fisika Termodinamika Berbasis
Kontekstual”. Jendela Pendidikam 1, no. 3 (2021): h. 80-95.

Anda mungkin juga menyukai