Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENERAAPAN HUKUM TERMODINAMIKA PADA GAS IDEAL

DISUSUN OLEH:

ADEA HIDAYANTI

ANDI NAZZWA AZZAHRA

ARI ANORA PUTRA

ELSA AZZAHRA

FRANSISCA THERESIA

M YUSUF AZYURMADI AZHA

SMA NEGERI 1 TEMBILAHAN KOTA

MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS PADA MATA PELAJARAN


FISIKA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

TEMBILAHAN, 23 JANUARI 2023

PENULIS

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................4
C. TUJUAN PENELITIAN..........................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN.......................................................................................................5

A. TERMODINAMIKA................................................................................................6
B. HUKUM I TERMODINAMIKA.............................................................................11
C. SIKLUS CARNOT...................................................................................................16
D. HUKUM II TERMODINAMIKA DAN ENTROPI.................................................17

BAB 3 PENUTUPAN...........................................................................................................19

A. KESIMPULAN.........................................................................................................19

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya, termodinamika menjadi salah satu cabang dari sains dan teknik fisika. Jika
dalam bidang sains, para ahli akan berusaha mempelajari perilaku dasar sifat fisika dan
kimia dari sejumlah materi dalam keadaan berhenti (diam) dengan menggunakan prinsip
termodinamika ini. Sementara di bidang teknik, para ahli (insinyur) biasanya akan
menggunakan prinsip termodinamika untuk mempelajari sistem dan interaksinya dengan
lingkungan. Lalu, apa sih definisi dari termodinamika hingga prinsip kerjanya saja
mampu digunakan dalam dua cabang ilmu yang berbeda? Termodinamika adalah ilmu
tentang energi, yang secara spesifik akan membahas mengenai hubungan antara energi
panas dengan cara kerjanya. Energi tersebut dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
lain, baik secara alami maupun melalui hasil rekayasa teknologi. Cara kerja di
kebanyakan sistem teknologi dapat dijelaskan melalui termodinamika. Bahkan sering
disebut-sebut juga bahwa termodinamika ini menjadi modal utama dari seorang sarjana
teknik untuk merancang pompa termal, motor roket, rice cooker, AC, hingga penyuling
kimia.

B. RUMUSAN MASALAH

Apa yang dibahas dalam penerapan hukum termodinamika pada gas ideal?

C. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui, memahami tentang penerapan hukum termodinamika pada gas


ideal.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

A. TERMODINAMIKA

 Pengertian termodinamika

Pada dasarnya, termodinamika menjadi salah satu cabang dari sains dan teknik fisika.
Jika dalam bidang sains, para ahli akan berusaha mempelajari perilaku dasar sifat fisika dan
kimia dari sejumlah materi dalam keadaan berhenti (diam) dengan menggunakan prinsip
termodinamika ini. Sementara di bidang teknik, para ahli (insinyur) biasanya akan
menggunakan prinsip termodinamika untuk mempelajari sistem dan interaksinya dengan
lingkungan. Lalu, apa sih definisi dari termodinamika hingga prinsip kerjanya saja mampu
digunakan dalam dua cabang ilmu yang berbeda? Termodinamika adalah ilmu tentang energi,
yang secara spesifik akan membahas mengenai hubungan antara energi panas dengan cara
kerjanya. Energi tersebut dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami
maupun melalui hasil rekayasa teknologi. Cara kerja di kebanyakan sistem teknologi dapat
dijelaskan melalui termodinamika. Bahkan sering disebut-sebut juga bahwa termodinamika
ini menjadi modal utama dari seorang sarjana teknik untuk merancang pompa termal, motor
roket, rice cooker, AC, hingga penyuling kimia. Singkatnya, termodinamika ini menjadi salah
satu cabang dari bidang ilmu fisika teoritik yang berkaitan dengan hukum-hukum pergerakan
panas dan perubahan dari panas menjadi bentuk energi lainnya. Istilah termodinamika
memang berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Therme” yang berarti ‘panas’ dan “dynamis”
yang berarti ‘gaya’. Keberadaan termodinamika ini tidak akan lepas dari kalor.

Apa Itu Kalor? Kalor (Q) adalah sebuah energi yang berpindah dari satu benda ke benda yang
lain akibat adanya perbedaan suhu. Apabila berkaitan dengan sistem dan lingkungan, maka
dapat dikatakan bahwa kalor menjadi energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau
energi yang berpindah dari lingkungan ke sistem akibat adanya perbedaan suhu. Jika suhu
sistem lebih tinggi dari suhu lingkungan, maka kalor akan mengalir dari sistem menuju
lingkungan. Sebaliknya, apabila suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu sistem, maka kalor
akan mengalir dari lingkungan menuju sistem. Nah, apabila keberadaan Kalor (Q) berkaitan
dengan perpindahan energi akibat adanya perbedaan suhu, maka Kerja (W) berkaitan dengan
perpindahan energi yang terjadi melalui cara-cara mekanis (mekanis berkaitan dengan gerak).
Misalnya jika sistem melakukan kerja terhadap lingkungan, maka energi dengan sendirinya
akan berpindah dari sistem menuju lingkungan. Sebaliknya jika lingkungan melakukan kerja
terhadap sistem, maka energi akan berpindah dari lingkungan menuju sistem.

5
A. USAHA DAN PROSES TERMODINAMIKA
1. USAHA GAS DALAM GRAFIK P-V
Untuk mencari usaha(w) pada grafik disamping menggunakan
rumus
w=luas grafik dibawah kurvaP-V

CONTOH SOAL:

Dik=
t=2x10⁵
(a+b)=(6+4)
Dit=
W=...?
Jwb=
w=Lgrafik=1/2t(a+b)
w=1/2(2x10⁵)(6+4)
w=8x10⁵j

2. USAHA YANG DILAKUKAN GAS


Perubahan salah satu komponen dari sistem dapat menghasilkan bentuk energi lain.
Untuk mengubah bentuk energi tersebut diperlukan usaha. Sehingga, usaha dapat
diperoleh dengan mengubah keeadaan suatu gas, dari besarnya usaha tersebut
dirumuskan:
W=P.ΔV atau W=P.(V2-V1)
Keterangan:
W=USAHA(J)
P=TEKANAN GAS(N/M2=Pa)
V=VOLUME(m3)
jika sistem melepaskan energi pada lingkungannya maka usaha yang dilakukan
bernilai positif sebaliknya usaha akan bernilai negatif jika lingkungan mengadakan usaha
pada sistem hingga sistem menerima sejumlah energi usaha yang dilakukan pada proses
termodinamika berawal dari usaha berbagai macam gaya.

6
3. PROSES-PROSES TERMODINAMIKA GAS
suatu gas ideal dalam ruang tertutup dapat diubah keadaannya dengan berbagai proses yaitu proses
isobarik proses isotermal proses isokhorik dan proses adiabatik perhatikan bentuk grafik keempat
proses termodinamika berikut!

a. PROSES ISOBARIK
Proses isobarik merupakan proses perubahan sistem pada tekanan tetap. Jika
sejumlah kalor diberikan kepada sistem dengan tekanan tetap, volumenya akan
bertambah seiring pertambaham kalor yang masuk. Ini berarti sistem
melakukan usaha. Berdasarkan uraian tersebut, pada proses isobarik berlaku
persamaan:

Sedangkan besarnya usaha yang dilakukan = luasan yang diarsir grafik p-V di
bawah, rumus usahanya:

Perubahan energi dalam sistem dinyatakan dengan persamaan berikut.

b. Proses Isotermik (Suhu selalu Konstan)


Proses perubahan keadaan sistem pada suhu tetap. Menurut Hukum Boyle, pada proses ini berlaku
persamaan berikut.
P V = konstan
P 1 V 1 = P2 V 2

Berdasarkan persamaan perubahan energi dalam (ΔU = Q - W ), didapatkan bahwa usaha yang
dilakukan sama dengan jumlah kalor yang diberikan. Karena suhunya tetap maka pada proses
isotermis ini tidak terjadi perubahan energi dalam
ΔU = 0

7
Jadi, pada proses isotermik berlaku persamaan berikut.
ΔU = Q - W ΔU= 0 (energi dalam sistem tidak berubah)
0=Q-W
Q=W Persamaan proses isotermal

Sedang usahanya dapat dihitung dari luas daerah di bawah kurva, besarnya seperti berikut.

c. Proses Adiabatik

Proses adiabatik adalah proses perubahan sistem tanpa ada kalor yang masuk atau keluar dari
sistem. Walaupun tidak ada kalor yang masuk atau keluar, tetapi suhunya tidak tetap. Proses
adiabatik dapat dilakukan dengan cara menutup sistem serapat-rapatnya, sehingga tidak ada
pertukaran kalor dengan lingkungan. Contoh alat yang dapat menjelaskan proses adiabatik adalah
termos.

Prinsip kerja termos itu sederhana. Termos menggunakan bahan yang bersifat adiabatik. Bahan
adiabatik secara ideal menghambat atau tidak memungkinkan terjadinya interaksi, antara sistem
dengan lingkungan. Kalau tidak ada interaksi antara sistem dan lingkungan, maka tidak ada
perpindahan kalor antara sistem dalam termos dengan lingkungannya. Akibatnya tidak terjadi
pertukaran temperatur. Dengan menggunakan bahan adiabatik ini termos mampu mempertahankan
suhu air yang berada di dalamnya. Air panas yang sudah masuk termos tidak cepat dingin.

Jadi, pada proses adiabatik berlaku persamaan berikut:

8
ΔU= Q - W Q = 0 (Tidak ada kalor yang masuk atau keluar sistem)
ΔU= 0 - W
ΔU= -W Persamaan proses adiabatik

d. Proses Isokhorik (Volume selalu Konstan)


Pada proses isokhorik, sistem tidak mengalami perubahan volume, walaupun sejumlah kalor
memasuki atau keluar sistem. Ini memberikan pengertian bahwa sistem tidak melakukan atau
menerima usaha. Dengan kata lain, usaha yang dilakukan sistem atau yang dilakukan lingkungan
pada sistem sama dengan nol (W= 0)

Jadi, pada proses isokhorik berlaku persamaan:


ΔU= Q - W W - 0 (Sistem tidak melakukan kerja terhadap lingkungan)
ΔU= Q - 0
ΔU= Q Persamaan proses isokorik

CONTOH SOAL:

9
CONTOH SOAL:

B. HUKUM I TERMODINAMIKA
1. ENERGI DALAM (U)

•Gas terdiri dari molekul-molekul dan tiap molekul bergerak karena mempunyai energi
•jumlah energi yang dimiliki oleh tiap-tiap molekul dinamakan energi dalam gas.
•Pada istam gas tordir dari molekul monoatomik dan diatomik
•energi dalam untuk molekul monoatomik diberikan oleh U - 3/2 NkT.

•Energi dalam untuk molekul diatomic adalah U - 5/2 NKT,(suhu rendah) dan U 7/2
NKT untuk suhu tinggi, 7» 1000 K)
•Energi dalam hanya bergantung pada suhu)

•Suhu dapat diubah jika sistem memberikan panas atau sistem menerima/melakukan usaha

•Misalnya jika suatu sistem yang volumenya konstan menerima sejumlah kalor Q(nilai Q positif)
maka suhu sistem akan naik sehingga energi dalam pada sistem tersebut mengalami kenaikan
sebesar (Δu=Q)
•(perubahan energi dalam )positif karna Q bernilai positif artinya ada penambahan energi dalam

10
•Jika sistem dipaksa untuk memberikan panas sebesar Q(nilai Q negatif) maka suhu
sistem akan turun sehingga energi dalam sistem akan berkurang sebesar (Δu=Q)
•(Δu) negatif karna Q bernilai negatif dan (Δu)negatif artinya ada pengurangan energi dalam
•Pada suatu sistern terisolasi, melakukan kerja sebanyak W (nilai W positif), maka energi dalam pada
sistem itu berkurang.
•Karena Sebagian energi dalam digunakan untuk melakukan usaha
•Perubahan energi dalam =usaha yang dilakukan Sistem Ini (AU=W)
•AU (negatif) karena W positif.tanda negatif menunjukkan energi dalam sistem berkurang
•jika sistem menerima kerja/usaha sebanyak W (nilai W negatif) maka energi dalam pada sistem itu
bertambah
•Karena kerja yang diterima digunakan untuk menaikkan energi kinetik
molekul-molekul dalam sistem.
•Perubahan energi dalam adalah =usaha yang diberikan pada sistam Ini (AU=W)
•AU(positif) karena W(negatif).tanda negatif menunjuikkan energi dalam sistem berkurang
•Pada sistem yang menerima/memberikan kalor dan sekaligus melakukan/menerima kerja besar
perubahan energi dalam sistem adalah AU=Q-W
•hukum I (termodinamika) yang merukan hukum kekekalan energi

2. APLIKASI HUKUM | TERMODINAMIKA


*PROSES ISOTERMAL
•Dalam proses sothermal tidak ada perubahan suhu (AT=O) sehingga energi dalam sistem tidak
berubah (AU - O)
•Usaha yang dilakukan oleh sistem pada proses isothermal adalah W =nRT In(V2V1)
•maka dengan AU=Q-W besarnya kalor(Q) pada proses ini adalah Q=W-nRT In(V2V1)
•artinya pada proses isothermal seluruh panas yang diterimasistem digunakan sepenuhnya Untuk
melakukan kerja.

*PROSES ISOKHORIK
•Dalam proses isokhorik tidak ada perubahan volume (AV - O)sehingga usaha slatem sama dengan
nol (W =O)
•Maka dengan AU =O -W, besarnya kalor (Q)pada proses ini adalah Q=AU
•arinya pada proses isokhocik seluruh panas yang diterima stem digunakan sepenuhnya untuk
menaikkan energi dalam dan panas yang diberikan sistem akan menurunkan energi dalam sistem.

*PROSES ISOBARIK
•Dalam proses soburik AU =Q-W dengan usaha yang dilakukan oleh gas adalah W=P(V2-V1)

*PROSES ADIABATIK
•Dalarn proses adiabatik tidak ada panas/kalor yang masuk/keluar(Q=O)
•Usaha yang dilakukan gas/tistam pada proses adiubatik adalah W= RUMUS
•Maka dangan AU =O-W. perubahan energi dalam (AU) pada proses ini adalah AU= W-RUMUS
•artinya pada proses adiabatik seluruh uraha/kerja yang dilakukan/diterima gas digunakan untuk
menaikkan/menurunkan energi dalam gas

11
3. PROSES SIKLIK

•Dalam proses Siklik Gas akan mengalami serangkaian proses lalu Kembali ke keadaan awal
•Karena gas Kembali pada keadaan semula suhu,volume dan tekanan akhir sama
dengan suhu, volume dan tekanan awal
•Maka energi dalam gas tidak akan mengalami perubahan (AU =0) berarti Q-W
•Pada proses AB gas tidak melakukan Usaha tetapi tekanan Gas berkurang karena gas
memberikan panaske Ingkungan sebesar Q1(Q1negatif)
•pada proses BC gas mengembang artinya gas melakukan usaha (W2 positif) dan gas
menariena panas Q2(Q2 positif)
•pada proses CD gas menyutu secara Isothermal artinya gas menerima kerja (W1 negatif) dan gas
memberikan panas Q2(Q2 negatif)
•Perhatikan luas di bawah Grafik BC lebih kecil dari luas di bawah grafik CA sehingga
W2 lebih kecil dari W3
•Akibatnya W =W1+ W2+ W3 <0 (usaha total gas negatif)
•karena W negatif maka Q juga negative (Q=W<O)artinya pada proses ini gas
membarikan panas

4. EKSPANSI BEBAS

12
CONTOH SOAL

5. KAPASITAS KALOR
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untul menaikkan suhu zat
sebesar satu kelvin.
C=Q/ΔT=J/k atau Q=C.ΔT
proses volume tetap
Cv=Qv/ΔT atau Qv=Cv.ΔT
proses tekanan tetap
Cp=Qp/ΔT atau Qp=Cp.ΔT
hukum I termodinamika
Δu=Q-W
Q=Δu+W
proses Volume tetap
W=0
Qv =Δu
proses tekanan tetap
Qp=Δu+W

13
Qp=Qv+p.ΔV
Cp.ΔT=Cv.ΔT+p.ΔV
(Cp-Cv)ΔT=p.ΔV
Cp-Cv=p.ΔV/ΔT
PV=nRT
PΔV=nrΔT
p.ΔV/ΔT=nR
Cp-Cv=nR
gas monoatomik
Δu=3/2.n.R.ΔT
Δu=Qv=Cv.ΔT
Cv.ΔT=3/2.n.R.ΔT
Cv=3/2.n.R

Cp-Cv=nR
Cp=nR+3/2.nR
Cp=5/2.nR

CONTOH SOAL

14
C. SIKLUS CARNOT

Pengertian mesin carnot "Mesin Carnot adalah sebuah mesin kalor yang bekerja dengan cara
memindahkan energi dari daerah yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin, dan dalam prosesnya
mengubah sebagian energi menjadi usaha mekanis". Mesin Carnot juga merupakan mesin
kalor hipotetis yang beroperasi dalam suatu siklus reversibel atau disebut juga siklus Carnot, mesin
ini disebut juga mesin ideal. Mesin ini dirancang oleh Nicolas Leonard Sadi Carnot, sesuai dengan
penemunya Carnot pun melegenda.
Pengertian siklus Carnot adalah proses termodinamika yang dialami oleh zat kerja (working
substance) pada mesin Carnot. Siklus ini terdiri atas dua proses isotermal dan dua proses adiabatik.
Pada proses isotermal pertama, yang terjadi pada temperatur lebih tinggi, zat mengalami ekspansi
dan menyerap kalor. Proses isotermal kedua, yang terjadi pada temperatur rendah, zat mengalami
kompresi dan melepas kalor. Garis isotermal pertama dan kedua dihubungkan oleh dua proses
adibatik. adiabatik pertama zat mengalami ekspansi, sedangkan adibatik kedua zat mengalami
kompresi.
Berikut diagram untuk menjelaskan Pengertian siklus Carnot:

Siklus carnot terdiri dari 4 tahapan proses, sebagai berikut.

15
a. Proses 1. Ekspansi isothermal reversible, dimana material ( working substance) menyerap kalor
Q1 dari reservoir kalor pada temperature T1 dan sistem melakukan kerja.
b. Proses 2. Ekspansi adiabatic reversible, dimana working substance berkurang temperaturnya
dari T1 menjadi T2 dan sistem melakukan kerja.
c. Prosses 3. Kompresi isothermal reversible, dimana working substance melepaskan kalor Q 2 ke
reservoir dingin dengan tempertaur T2 dan kerja dikenakan terhadap sistem.
d. Proses 4. Kompresi adiabatic reversible, dimana working substance dikembalikan ke keadaan
awal (semula), temperature sistem berubah dari T2 menjadi T1 dan kerja dikenakan terhadap sistem.
Carnot menyatakan bahwa: Tidak mungkin ada mesin yang beroperasi di antara dua reservoir panas
yang lebih efisien daripada sebuah mesin Carnot yang beroperasi pada dua reservoir yang
sama. Artinya, efisiensi maksimum yang dimungkinkan untuk sebuah mesin yang menggunakan
temperatur tertentu diberikan oleh efisiensi mesin Carnot, efisiensi maksimum yang dinyatakan
pada persamaan diatas dapat diperoleh jika tidak ada entropi yang diciptakan dalam siklus
tersebut. Jika ada, maka karena entropi adalah fungsi keadaan untuk membuang kelebihan entropi
agar dapat kembali ke keadaan semula dan akan melibatkan pembuangan kalor ke lingkungan, yang
merupakan proses irreversibel dan akan menyebabkan turunnya efisiensi.
Ketika mesin mengubah energi kalor menjadi energi mekanik (usaha). Perbandingan antara besar
usaha yang dilakukan sistem (W) terhadap energi kalor yang diserapnya (Q1) disebut sebagai efisiensi
mesin. Persamaan matematis efisiensi mesin ini dituliskan dengan persamaan:

dengan η = efisiensi mesin.


Oleh karena usaha dalam suatu siklus termodinamika dinyatakan dengan
W = Q1 – Q2 maka dapat dituliskan menjadi :

Pada mesin Carnot, besarnya kalor yang diserap oleh sistem (Q1) sama dengan temperatur reservoir
suhu tingginya (T1). Demikian juga, besarnya kalor yang dilepaskan sistem (Q2) sama dengan
temperatur reservoir suhu rendah mesin Carnot tersebut. Oleh karena itu, dapat dituliskan menjadi :

Mesin Carnot memiliki efisiensi paling besar karena merupakan mesin ideal yang hanya ada di dalam
teori. Jadi, sebenarnya tidak ada mesin yang mempunyai efisien yang menyamai efisiensi mesin
Carnot. Cara kerja mesin Carnot hanya tergantung pada suhu kedua tandon atau reservoir.
Untuk mendapatkan efisiensi sebesar 100%, suhu tandon suhu rendah (T2) harus = 0 K, hal ini dalam
praktik tidak mungkin terjadi. Hal ini disebabkan karena proses kalor pada mesin Carnot bersifat
reversibel, sedangkan pada mesin sesungguhnya mengalami prosesnya irreversibel.
 MESIN PENDINGIN CARNOT

16
D. HUKUM II TERMODINAMIKA DAN ENTROPI

17
18
BAB 3

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Jadi pada bab ini kita mempelajari tentang termodinamika adalah satu cabang ilmu
fisika yang membahas tentang perubahan energi panas menjadi bentuk energi lain.
Proses proses termodinamika gas(isobarik, isokhorik, isothermal, adiabatik). Hukum I
termodinamika, perubahan energi dalam, kapasitas kalor, siklus carnot, hukum II
termodinamika, dan entropi.

19

Anda mungkin juga menyukai