Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................6
2.1 Ayat Al-quran........................................................................................................6
2.2 Entropi....................................................................................................................6
2.3 Fungsi Helmholtz dan Gibbs................................................................................7
2.3 Energi Bebas Gibss dan Pengaruhnya.................................................................8
BAB III KESIMPULAN...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
4. Bagaimana energi bebas Gobbs dan pengaruhnya?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Ayat al-quran yang berhubungan dengan kesetimbangan dalam
fasa gas
2. Mengetahui pengertian entropi
3. Mengetahui Fungsi Helmholtz dan Gibbs
4. Mengetahui energi bebas Gibbs dan pengaruhnya
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Entropi
Istilah entropi secara literatur berarti transformasi, dan diperkenalkan oleh
Claussius. Entropi adalah sifat termodinamika yang penting dari sebuah zat, dimana
harganya akan meningkat ketika ada penambahan kalor dan menurun ketika terjadi
pengurangan kalor. Dalam hal ini, sulit untuk mengukur entropi, tetapi akan mudah
untuk mencari perubahan entropi dari suatu zat. Pada jangkauan kecil temperature,
kenaikan atau penurunan entropi jika dikalikan dengan temperatur akan
menghasilkan jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan oleh suatu zat. Secara
matematis:
dQ = T.dS
dimana: dQ = Kalor yang diserap
T = temperatur absolut
ds = kenaikan entropi.
Persamaan di atas juga bisa digunakan untuk kalor yang dilepaskan oleh suatu
zat, dalam hal ini dS menjadi penurunan entropi. Para ahli teknik dan ilmuwan
menggunakan entropi untuk memberikan jawaban cepat terhadap permasalahan yang
berkaitan dengan ekspansi adiabatik.
Entropi adalah ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah
menjadi usaha. Besarnya entropi suatu sistem yang mengalami proses reversibel
sama dengan kalor yang diserap sistem dan lingkungannya dibagi suhu mutlak sistem
tersebut (T). Entropi adalah fungsi keadaan, nilainya pada suatu keadaan setimbang
dapat dinyatakan dalam variabel-variabel yang menentukan keadaan sistem. Asas
kenaikan entropi dapat dinyatakan bahwa entropi selalu naik pada tiap proses
ireversibel. Karena itu dapat dikatakan bahwa entropi dari suatu sistem terisolasi
sempurna selalu naik tiap proses ireversibel.
Dalam proses adiabatik, d’Q = 0, dan dalam proses adiabatik ireversibel d’Qr =
0. Oleh karena itu dalam proses adiabatik reversibel, ds = 0 atau ini berarti bahwa
entropi S tetap. Proses demikian ini disebut pula sebagai proses isentropik. Jadi:
d’Qr = 0 dan dS = 0
Dalam proses isotermal reversibel, suhu T tetap, sehingga perubahan entropi
untuk melaksanakan proses semacam ini maka sistem dihubungkan dengan sebuah
6
reservoir yang suhunya berbeda. Jika arus panas mengalir masuk ke dalam sistem,
maka Qr positif dan entropi sistem naik. Jika arus panas keluar dari sistem Qr negatif
dan entropi sistem turun.
Jika dalam suatu proses terdapat arus panas antara sistem dengan lingkungannya
secara reversibel, maka pada hakekatnya suhu sistem dan suhu lingkungan adalah
sama. Besar arus panas ini yang masuk kedalam sistem atau yang masuk kedalam
lingkungan di setiap titik adalah sama, tetapi harus diberi tanda yang berlawanan.
Karena itu perubahan entropi lingkungan sama besar tapi berlawanan tanda dengan
perubahan entropi sistem dan jumlahnya menjadi nol. Sebab sistem bersama dengan
lingkungannya membentuk dunia, maka boleh dikatakan bahwa entropi dunia adalah
tetap. Hendaknya diingat bahwa pernyataan ini berlaku untuk proses reversibel saja.
Keadaan akhir proses irreversibel itu dapat dicapai dengan ekspansi reversibel.
Dalam ekspansi semacam ini usaha luar harus dilakukan. Karena tenaga dakhil
sistem tetap, maka harus ada arus panas yang mengalir kedalam sistem yang sama
besarnya dengan usaha luar tersebut. Entropi dalam gas dalam proses reversibel ini
naik dan kenaikan ini sama dengan kenaikan dalam proses sebenarnya yang
irreversibel, yaitu ekspansi bebas.
7
2.3 Energi Bebas Gibss dan Pengaruhnya
A. Fungsi Gibbs Molar Standar
dG = dH - T.dS
Δ G° = Δ H° - T. Δ S °
8
Pengaruh Koefisien Reaksi Terhadap Δ G °
0
ΔG
=−R ln Kp → d ( ΔG °/T )/dT =−R( d lnKp)/dT
T
2 2
ΔH
d lnKp/dT =−1/R d /dT ( ΔG ° /T )⇒ ∫ ❑d lnKp= ∫ ❑T −2 dT
1 R 1
ln
Kp(T 0) [
Kp(T ) −ΔH 1 1
= −
R T T0 ]
Δ H diukur pada 1/2(T +T 0)
Δ H =konstan
o
0 Δ G H−T . S
Δ G =−RT lnKp =
T T
o
ΔG ΔG −1
=−R ln Kp =H T −S
T T
0 o
d (Δ G /T ) d (lnKp) d ΔG −2 −ΔH
=−R ( )=−H T = 2
dT dT dT T T
( )
0
d ln Kp −1 d Δ G
=
dT R dT T
( ) ( )
❑
d ln Kp ❑ 1 d −ΔH ❑
1 − ΔH
∫❑ dT
=∫ ❑−
R dT T 2
= ∫ ❑−
R T2
❑ ❑ ❑
❑ ❑
∫ ❑ d lndTKp =∫ ❑ ΔH2
❑ ❑ RT
❑ ❑
∫ ❑d ln Kp= ∫ ❑ ΔH2 dT
❑ ❑ RT
❑
Kp2 ΔH
ln =∫ ❑ dT
Kp1 ❑ RT 2
9
Jika ΔH adalah konstanta ( ΔH # f(T)), maka:
❑
Kp2 ΔH
ln = ∫ ❑ dT
Kp1 R T 2 ❑ T 2
ln
Kp2 ΔH 1
Kp1
= −
R T1 T 2
1
[ ]
Jika ΔH bukan konstanta ( ΔH = F(T)), maka:
❑
Kp2 ΔH
ln =∫ ❑ dT
Kp1 ❑ RT 2
ΔH =ΔH 0+ ΔaT +
Δb 2 Δc 3
2
T +
3
T( ) ( )
( ) ( )
0
d ln Kp −Δ H 0 0 Δb 2 Δc 3
= ⇒ ΔH oT = Δ H + ΔaT + T + T
dT R 2 3
0
d ln Kp −Δ H 0 Δa Δb ΔcT
= 2
+ + +
dT RT RT 2 R ❑ 3R
⇓
[ ]
0
Kp(T ) −Δ H 0 1 1 Δa T Δb Δc 2
( T −T 0 ) + 6 R ( T −T 0 )
2
ln = − + ln +
Kp(T 0) R T T0 R T0 2 R
jadi:
[ ]
0
Kp(T ) −Δ H 0 1 1
ln = −
Kp(T 0) R T T0
⇕
[ ]
0
Kp(T ) −Δ H 0 1 1 Δa T Δb Δc 2
ln
Kp(T 0)
=
R
−
T T0
+
R
ln +
T0 2 R
( T −T 0 ) +
6R
( T −T 0 )
2
[ ]
❑ ❑
Δ G2 Δ G1 1 1 T Δb Δc
− = Δ H 00 2 − 1 + Δa ln 2 + ( T 2 −T 1 ) + ( T 2−T 20 )
T2 T1 T T T1 2 6
F. G pada P konstan
ΔG=ΔH −T . ΔS
10
( ∂∂TG ) p=−S
( ∂∂TG ) p= G−H
T
( )
∂ ( GT ) p= −H
∂T T2
G(T 2 ) G(T 1 ) T 2 H
T2
= ∫ ❑ dT
T1 T 1 T 2
T2
ΔG(T 2 ) ΔG (T 1) ΔH
− =−∫ ❑ 2 dT
T2 T1 T1 T
ΔH =f (T )atau≠ f (T )
1. G=H −T . S
( ∂∂TG ) p=−S
2. G=H −T . S
G−H
=−S
T
( ∂∂TG ) p= G−H
S
3. G=H −T . S
G H −T . S H
= = −S
T T T
( )
∂ ( GT ) =−H
∂T T2
❑ ❑
❑
( )
∫ ❑∂ GT =∫❑− H2 dT
❑ T
11
Δ G2 Δ G1 ❑ ΔH
− =∫ ❑− 2 dT
T2 T1 ❑ T
ΔH ≠ f (T )
T2
ΔG(T 2) ΔG (T 1)
=−ΔH ∫ ❑T dT
−2
−
T2 T1 T1
( )
ΔG2 Δ G1 1 1
− =Δ H 0 2 − 1
T2 T1 T T
12
BAB III
KESIMPULAN
1. Entropi adalah sifat termodinamika yang penting dari sebuah zat, dimana harganya
akan meningkat ketika ada penambahan kalor dan menurun ketika terjadi
pengurangan kalor.
2. Fungsi Helmholtz dan Gibbs dapat dinyatakan dengan
Ketaksamaan Clausius:
dQ dQ
dS ≥ → dS - ≥0
T T
yang mana, Ketaksamaan ini dapat dikembangkan dengan dua cara:
1. Asumsi, kalor berpindah pada volume tetap, dQv = dU (hukum termodinamika
1)
2. Asumsi, kalor berpindah pada P tetap, dQp = dH
13
DAFTAR PUSTAKA
Alberty, Robert and Daniels, Ferrington, 1978. Physical Chemistry, New York, John
Wiley & Sons.
Atkin, P.W, 1986, Physical Chemistry, New York W.H. Freeman and Company
Barrow, Gordon M, 1983, Ph~!sical CI~emistn.~ Tokyo, McGraw Hill International
Book Company
Dykstra, Clifford EE, 1997, Physical Chemistry, New Jersey, Prentice Hall International
Hadi, Dimsiki, 1993, Termodinamika, Jakarta; Dikti P dan K
Katz, David A, 2003 . Chemical Thermodynamics, Department of Chemistry Pima
Community College Tucson, AZ 85709, USA
Levine, Ira N, 1983, Physical Chemistry, New York, Mc Graw Hill, Book Company
Lando, Jerome, B dan Maron, Samuel H, 1982, Fundamentals of Physical Chemistry,
New York, Macmillan Publishing Co Inc.
Mulder, W.H, 2004, Cheniical Therdynamics, Department of Chemistry, University of
the West Indies Mona.
14