Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TERMODINAMIKA

ENTROPI

OLEH :

KELOMPOK 3

BERKAT PURAPANDE A24122012

SITI FAITUL HIDAYAH A24122029

SRI MAHARANI A24122063

IMELDA SINELI A24122064

SABRI NURDIN A24122089

ANGGI TRIANI A24122095

SUKMA A24122104

DOSEN PENGAMPU :

Rudi Santoso, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas Rahmat dan
hidayah-nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ENTROPI”
tepat waktu. Makalah ini disusuun guna memenuhi salah satu tugas dosen
pada mata kuliah Termodinamika di Universitas Tadulako. Selain itu, kami juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembacanya.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Rudi


Santoso, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah. Semoga tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami. kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Palu, 30 November 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

MAKALAH TERMODINAMIKA.......................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3
BAB 1................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Tujuan.................................................................................................................... 5
BAB II................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 6
3.1 Pengertian Entropi................................................................................................ 6
3.2 Asas Kenaikkan Entropi....................................................................................... 8
3.3 Entropi dalam Mesin Carnot ................................................................................ 8
BAB III ............................................................................................................................... 10
PENUTUP ......................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................................... 10
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kata energi, telah dikenal bahkan sebelum mulai dipergunakan
dalam pelajaran awal mengenai sains. Hal ini sangat membantu dalam
mempelajari energi dalam termodinamika teknik. Analisi sistem
berdasarkan hukum kedua termodinamika dapat dengan mudah
dilakukan dengan sifat entropi. Konsep energi dan entropi merupakan
konsep yang abstrak. Namun, tidak seperti energi. kata entropi jarang
didengar dalam percakapan sehari-hari, apalagi melakukan analisis
entropi secara kualitatif. Energi dan entropi memegang peranan penting
dalam pembahasan-pembahasan berikutnya.

Konsep entropi mula-mula diperkenalkan dalam fisika teori oleh


R.J. Clausius dalam pertengahan abad kesembilan belas. Sampai pada
saat itu terdapat banyak hal yang membingungkan mengenai hubungan
antara kalor dan kerja serta perannya dalam operasi mesin kalor.
Insinyur Perancis yang terkenal, Carmot, Petit, Clement, dan Desormes
hanya memiliki sedikit pengetahuan mengenai hukum pertama
termodinamika. Carnot percaya bahwa keluaran kerja suatu mesin
adalah akibat dari sejumlah kalor yang meninggalkan tandon panas dan
sejumlah kalor yang sama masuk ke tandon dingin.

Petit dan Clement menghitung efisiensi mesin kalor dengan


menghitung kerja yang dilakukan hanya dalam langkah daya tanpa
meninjau keseluruhan daur yang menurut Carnot harus dilakukan.
Menurut Medoza, Dalam tangan Clapeyron, Kelvin, dan Clausius,
termodinamika mulai menemukan jalan maju hanya jika dipisahkan dari
perancangan mesin. Clausius membuktikan adanya fungsi entropi
dengan mula-mula menurunkan teoremanya. Penurunan teorema
Clausius, sifat mesin Carnot yang merupakan landasan teorema itu, dan
penurunan Clausius mengenai keberadaan fungsi entropi dalam setiap
seginya, setara dengan cara umum Caratheodory.
Satu-satunya keunggulan pendekatan Caratheodory ialah dalam
pemusatan perhatian pada sistem, koordinatnya, keadaannya, dan
seterusnya sedangkan hal ini tak teramati dalam pendekatan teknik.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan entropi?


2. Jelaskan mengenai asas kenaikan entropi!
3. Apa peran entropi dalam mesin Carnot dan proses termodinamika
lainnya

1.3 Tujuan
1. Untuk memahami konsep entropi
2. Untuk memahami asas kenaikan entropi dalam konteks
termodinamika
3. Untuk mengetahui peran entropi dalam mesin carnot dan proses
termodinamika lainnya
BAB II

PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Entropi
Istilah entropi secara literatur berarti transformasi, dan
diperkenalkan oleh Claussius. Entropi adalah sifat termodinamika
yang penting dari sebuah zat, dimana harganya akan meningkat
ketika ada penambahan kalor dan menurun ketika terjadi
pengurangan kalor. Dalam hal ini, sulit untuk mengukur entropi,
tetapi akan mudah untuk mencari perubahan entropi dari suatu zat.
Pada jangkauan kecil temperature, kenaikan atau penurunan entropi
jika dikalikan dengan temperature akan menghasilkan jumlah kalor
yang diserap atau dilepaskan oleh suatu zat. Secara matematis:
dQT.dS

dimana:
dQ = Kalor yang diserap
T = temperatur absolut
dS = kenaikan entropi

Persamaan di atas juga bisa digunakan untuk kalor yang


dilepaskan oleh suatu zat, dalam hal ini dS menjadi penurunan
entropi. Para ahli teknik dan ilmuwan menggunakan entropi untuk
memberikan jawaban cepat terhadap permasalahan yang berkaitan
dengan ekspansi adiabatik. Entropi adalah ukuran banyaknya energi
atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha. Besarnya entropi
suatu sistem yang mengalami proses reversibel sama dengan kalor
yang diserap sistem dan lingkungannya dibagi suhu mutlak sistem
tersebut (T). Entropi adalah fungsi keadaan, nilainya pada suatu
keadaan setimbang dapat dinyatakan dalam variabel-variabel yang
menentukan keadaan sistem. Asas kenaikan entropi dapat
dinyatakan bahwa entropi selalu naik pada tiap proses ireversibel.
Karena itu dapat dikatakan bahwa entropi dari suatu sistem terisolasi
sempurna selalu naik tiap proses ireversibel. Dalam proses adiabatik,
d’Q = 0, dan dalam proses adaibatik ireversibel d’Qr = 0. Oleh karena
itu dalam proses adibatik reversibel, ds = 0 atau ini berarti bahwa
entropi S tetap. Proses demikian ini disebut pula sebagai proses
insentropik. Jadi:
d’Qr = 0 dan dS = 0
Dalam proses isotermal reversibel, suhu T tetap, sehingga
perubahan entropi
𝑑′𝑄𝑟 1 2 𝑄𝑟
𝑆2 − 𝑆1 = = ∫ 𝑑′𝑄𝑟 =
𝑇 𝑇 1 𝑇
Untuk melaksanakan proses semacam ini maka sistem
dihubungkan dengan sebuah reservoir yang suhunya berbeda. Jika
arus panas mengalir masuk kedalam sistem, maka Qr positif dan
entropi sistem naik. Jika arus panas keluar dari sistem Qr negatif dan
entropi sistem turun.
Contoh proses isotermal reversibel ialah perubahan fase pada
tekanan tetap. Arus panas yang masuk kedalam sistem per satuan
massa atau per mol sama dengan panas transformasi 1, sehingga
perubahan entropi jenisnya menjadi:
1
𝑆2 − 𝑆1 =
𝑇
Jika dalam suatu proses terdapat arus panas antara sistem
dengan lingkungannya secara reversibel, maka pada hakekatnya
suhu sistem dan suhu lingkungan adalah sama. Besar arus panas ini
yang masuk kedalam sistem atau yang masuk kedalam lingkungan
disetiap titik adalah sama, tetapi harus diberi tanda yang berlawanan.
Karena itu perubahan entropi lingkungan sama besar tapi
berlawanan tanda dengan perubahan entropi sistem dan jumlahnya
menjadi nol. Sebab sistem bersama dengan lingkungannya
membentuk dunia, maka boleh dikatakn bahwa entropi dunia adalah
tetap. Hendaknya diingat bahwa pernyataan ini berlaku untuk proses
reversibel saja.
Keadaan akhir proses irreversibel itu dapat dicapai dengan
ekspansi reversibel. Dalam ekspansi semacam ini usaha luar haus
dilakukan. Karena tenaga dakhil sistem tetap, maka harus ada arus
panas yang mengalir kedalam sistem yang sama besarnya dengan
usaha luar tersebut. Entropi dalam gas dal proses reversibel ini naik
dan kenaikan ini sama dengan kenaikan dalam proses sebenarnya
yang irreversibel, yaitu ekspansi bebas.

3.2 Asas Kenaikkan Entropi


Hukum keseimbangan / kenaikan entropi menyatakan bahwa
“Panas tidak bisa mengalir dari material yang dingin ke yang lebih
panas secara spontan”. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika
satu ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak
acak, karena ada konsentrasi energi. Dikatakan entropinya rendah.
Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya naik. Dalam
pembahasan proses-proses ireversibel dalam pasal terdahulu,
didapatkan bahwa entropi dunia (universe) selalu naik. Hal ini juga
benar untuk semua proses ireversibel yang sudah dapat dianalisa.
Kesimpulan ini dikenal sebagai asas kenaikan entropi dan dianggap
sebagai bagian dari hukum kedua termodinamika. Asas ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.

“Entropi dunia selalu naik pada setiap proses


ireversibel”

Jika semua sistem yang berinteraksi di dalam suatu proses di


lingkungi dengan bidang adiabatik yang tegar, maka semua itu
membentuk sistem yang terisolasi sempurna dan membentuk
dunianya sendiri. Karena itu dapat dikatakan bahwa entropi dari
suatu sistem yang terisolasi sempurna selalu naik dalam proes
ireversibel yang terjdai dalam sistem itu. Sementara itu entropi tetap
tidak berubah dalam sistem yang terisolasi jika sistem itu mengalami
proses reversibel.

3.3 Entropi dalam Mesin Carnot


Dalam mesin Carnot, dapat dilihat bahwa besaran dQ=T adalah
besaran keadaan, karena perubahannya untuk satu siklus adalah nol.
∆𝑄 𝑄ℎ 𝑄𝑐
= − =0
𝑇 𝑇ℎ 𝑇𝑐

(tanda negatif karena Qc adalah panas yang keluar sistem), nilai


di atas nol karena Qc=Qh = Tc=Th. Sehingga besaran dQ=T adalah
besaran keadaan, tetapi pada proses Carnot, semua proses adalah
proses reversible, karena itu didefinisikan suatu besaran keadaan
yang disebut entropi S,

𝑑𝑄𝑟𝑒𝑣
𝑑𝑆 =
𝑇

dengan dQrev adalah panas yang ditransfer dalam proses


reversibel.

Untuk proses irreversible, perubahan entropinya dapat dicari


dengan mencari suatu proses reversible yang memiliki keadaan awal
dan akhir yang sama dengan proses irreversible yang ditinjau (ini
karena perubahan entropi adalah besaran keadaan). Pada proses
reversible, perubahan entropi total, yaitu perubahan entropi sistem
dan lingkungannnya adalah nol, karena untuk setiap bagian
prosesnya besar panas yang diberikan sistem ke lingkungan sama
dengan besar panas yang diberikan lingkungan pada sistem, dan
selama proses sistem dan lingkungan memiliki suhu yang sama
(ingat definisi proses reversible). Sehingga total perubahan entropi:

∆𝑄𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 ∆𝑄𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘
∆𝑆𝑡𝑜𝑡 = + =0
𝑇𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 𝑇𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘

Untuk proses yang irreversible, karena prosesnya tidak berada


dalam keadaan kesetimbangan termal, maka total perubahan entropi
selalu positif. Tinjau suatu perpindahan panas dari benda yang
panas pada suhu Th ke lingkungannya yang dingin pada suhu Tc
(dengan Th > Tc). Panas yang diberikan benda ΔQ sama.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Entropi adalah konsep dalam termodinamika yang
mencerminkan tingkat keacakan atau ketidakteraturan suatu
sistem. Perubahan entropi, sebagai respons terhadap
penambahan atau pengurangan kalor dalam sistem, dapat diukur
menggunakan persamaan dQ = TdS, di mana dQ adalah kalor
yang diserap, T adalah temperatur absolut, dan dS adalah
perubahan entropi. Asas kenaikan entropi, sebagai bagian
integral dari hukum kedua termodinamika, menyatakan bahwa
entropi dunia selalu naik dalam proses ireversibel, mencerminkan
peningkatan tingkat keacakan atau ketidakteraturan energi dalam
sistem. Dalam konteks mesin Carnot, mesin termal ideal,
perubahan entropi diukur melalui rasio kalor (dQ) terhadap
temperatur (T) pada proses reversible. Pada setiap siklusnya,
entropi sistem dan lingkungannya tetap nol, mencirikan sifat ideal
dari mesin Carnot yang mencapai efisiensi maksimum dalam
mengubah panas menjadi kerja.

3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca agar dapat mempelajari
lebih lanjut aplikasi konsep entropi dalam berbagai situasi
termodinamika sehingga bisa mengeksplorasi kasus-kasus studi
tentang peran entropi dalam system tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Boles, C. &. (2006). Thermodynamics, An Engineering Approach. Boston: McGraw


Hill Higher Education.

Giancoli. (2004). Physics Volume 1. New Jersey: Prentince Hall.

Michael. (2000). Termodinamika Prinsip dan Aplikasi. Surakarta: PABELA.

Suparno. (2011). Pengantar Termodinamika. Yogyakarta: USD.

Anda mungkin juga menyukai