Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MATERI DAN STUDI KASUS TERMODINAMIKA


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Thermodinamika
Dosen Pengampu: Sulaeman Deni Ramdani, M.Pd.

Disusun Oleh:
Ahmad Burhanudin

2284142468

Dzulatif As Shodik

2284142139

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini.
Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal
mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak akan luput dari kesalahan
dan kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang
agar lebih baik dari sebelumnya. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada
teman-teman sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya dan insyaAllah sesuai dengan yang diharapkan. Pada dasarnya makalah
ini kami sajikan untuk membahas tentang TERMODINAMIKA. Untuk lebih
jelas simak pembahasan dalam makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa
memberikan pengetahuan yang mendalam tentang termodinamika kepada kita
semua.
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Tak ada gading yang tak
retak. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman
untuk memperbaiki makalah kami selanjutnya. Sebelum dan sesudahnya kami
ucapkan terimakasih.
Serang, 29 September 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................1
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Dasar Termodinamika.......................................................2
B. Sistem Termodinamika ......................................................................4
C. Studi Kasus Termodinamika Biogas Berbahan Dasar
Kotoran Sapi......................................................................................8
D. Hasil Penelitian dari Studi Kasus Termodinamika Biogas
Berbahan Dasar Kotoran Sapi..........................................................10
E. Perhitungan Termodinamika.............................................................11
BAB III: PENDAHULUAN
A. Kesimpulan.......................................................................................14
B. Saran.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Thermodinamika memainkan peran penting dalam analisis sistem dan
piranti yang ada didalamnya terjadi perpindahan formasi energi. Implikasi
thermodinamika bercakupan jauh, dan penerapannya membentang ke seluruh
kegiatan manusia. Bersamaan dengan sejarah teknologi kita, perkembangan
sains telah memperkaya kemampuan kita untuk memanfaatkan energi dan
menggunakan energi tersebut untuk kebutuhan masyarakat. Kebanyakan
kegiatan kita melibatkan perpindahan energi dan perubahan energi.
Thermodinamika merupakan ilmu tentang energi, yang secara spesific
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah
diketahui bahwa energi didalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk,
selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir,
energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya magnit, dan lain-lain .
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami
maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat
kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah
perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan
atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan
energi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian dari hukum-hukum Termodinamika?
2. Aplikasi apa saja yang diterapkan dari hukum termodinamika beserta
perhitungannya?
C. Tujuan
Tujuan dari penuliasan ini kita dapat memahami pengertian dan hukum
hukum termodinamika secara teori maupun aplikasi nyata dengan perhitungan
beserta gambar dari pengaplikasian termodinamika.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dasar Thermodinamika
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic =
'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana
hubungan termodinamika berasal. Pada sistem di mana terjadi proses
perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak
berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi
berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya
merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama
dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super
pelan".

Proses

termodinamika

bergantung-waktu

dipelajari

dalam

termodinamika tak-setimbang. Karena termodinamika tidak berhubungan


dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa termodinamika setimbang
seharusnya dinamakan termostatik.
Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum
ini tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini
berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa
pun kecual perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan
lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan
dalam abad ke-20 dan riset sekarang ini tentang termodinamika benda hitam.
Thermodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesific
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah
diketahui bahwa energi didalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk,
selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir,
energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya magnit, dan lain-lain .
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami
maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat
kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah
perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan

atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan
energi.

Prinsip thermodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami


dalam kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang
elektromagnetik dari matahari, dan di bumi energi tersebut berubah menjadi
energi panas, energi angin, gelombang laut, proses pertumbuhan berbagai
tumbuh-tumbuhan dan banyak proses alam lainnya. Proses didalam diri
manusia juga merupakan proses konversi energi yang kompleks, dari input
energi kimia dalam makanan menjadi energi gerak berupa segala kegiatan fisik
manusia, dan energi yang sangat bernilai yaitu energi pikiran kita. Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka prinsip alamiah dalam
berbagai proses thermodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk
mekanisme untuk membantu manusia dalam menjalankan kegiatannya. Mesinmesin transportasi darat, laut, maupun udara merupakan contoh yang sangat
kita kenal dari mesin konversi energi, yang merubah energi kimia dalam bahan
bakar atau sumber. energi lain menjadi energi mekanis dalam bentuk gerak atau
perpindahan diatas permukaan bumi, bahkan sampai di luar angkasa.
Pabrik-pabrik dapat memproduksi berbagai jenis barang, digerakkan oleh
mesin pembangkit energi listrik yang menggunakan prinsip konversi energi
panas dan kerja. Untuk kenyamanan hidup, kita memanfaatkan mesin air
conditioning, mesin pemanas, dan refrigerators yang menggunakan prinsip
dasar

thermodinamila.

Aplikasi

thermodinamika

yang

begitu

luas

dimungkinkan karena perkembangan ilmu thermodinamika sejak abad 17 yang


dipelopori dengan penemuan mesin uap di Inggris, dan diikuti oleh para
ilmuwan thermodinamika seperti Willian Rankine, Rudolph Clausius, dan Lord
Kelvin pada abad ke 19. Pengembangan ilmu thermodinamika dimulai dengan
pendekatan makroskopik, yaitu sifat thermodinamis didekati dari perilaku
umum partikel-partikel zat yang menjadi media pembawa energi, yang disebut
pendekatan thermodinamika klasik.
Pendekatan tentang sifat thermodinamis suatu zat berdasarkan perilaku
kumpulan partikel-partikel disebut pendekatan mikroskopis yang merupakan
perkembangan ilmu thermodinamika modern, atau disebut thermodinamika
statistik.

Pendekatan

thermodinamika

statistik

dimungkinkan

karena

perkembangan teknologi komputer, yang sangat membantu dalam menganalisis


data dalam jumlah yang sangat besar.

B. Sistem Termodinamika
Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan.
Sebuah batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat
raya, yang disebut lingkungan. Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan
pada sifat batas sistem-lingkungan dan perpindahan materi, kalor dan entropi
antara sistem dan lingkungan.
Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara
sistem dan lingkungan:
1. Sistem Terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan
lingkungan. Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti
tabung gas terisolasi.
2. Sistem Tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak
terjadi pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh
dari sistem tertutup di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi
pertukaran kerja dengan lingkungan.
3. Sistem Terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda
dengan lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran
benda disebut permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka.

Gambar 1. Contoh Sistem Terbuka


Pada mesin kendaraan bermotor terdapat aplikasi termodinamika dengan
sistem terbuka. Dimana ruang didalam silinder mesin merupakan sistem,
kemudian campuran bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas
buang keluar sistem melalui knalpot.

Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari


lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya
penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi
yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem. Terdapat
empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
1. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang
dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan
lainnya.
2. Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan
perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama
dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan
kerja yang dilakukan terhadap sistem.
Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai
hukum

universal

dari

kekekalan

energi

dan

mengidentifikasikan

perpindahan panas sebagai suatu bentuk perpindahan energi. Pernyataan


paling umum dari hukum pertama termodinamika ini berbunyi: Kenaikan
energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan jumlah
energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja
yang dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya.
Pondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule
yang melalui eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa
panas dan kerja saling dapat dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama
diberikan oleh Rudolf Clausius pada 1850: "Terdapat suatu fungsi keadaan
E, yang disebut 'energi', yang diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang
dipertukarkan dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik." Hukum
kekekalan energi: Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dihancurkan/dihilangkan. Tetapi dapat ditransfer dengan berbagai cara.
Aplikasi: Mesin-mesin pembangkit energi dan pengguna energi. Semuanya
hanya mentransfer energi, tidak menciptakan dan menghilangkan.

Gambar 2. Contoh Sistem Terisolasi


Pada alat rumah tangga tersebut terdapat aplikasi hukum I
termodinamika dengan sistem terisolasi. Dimana tabung bagian dalam
termos yang digunakan sebagai wadah air, terisolasi dari lingkungan luar
karena adanya ruang hampa udara di antara tabung bagian dalam dan luar.
Maka dari itu, pada termos tidak terjadi perpindahan kalor maupun benda
dari sistem menuju lingkungan maupun sebaliknya.
3. Hukum Kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini
menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati
nilai maksimumnya.
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi: Panas tidak bisa mengalir
dari material yang dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi
adalah tingkat keacakan energi. Jika satu ujung material panas, dan ujung
satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada konsentrasi energi.
Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan
entropinya naik.

Gambar 3. Kontruksi Kulkas


Aplikasi: Kulkas harus mempunyai pembuang panas di belakangnya, yang
suhunya lebih tinggi dari udara sekitar. Karena jika tidak Panas dari isi
kulkas tidak bisa terbuang keluar. Formulasi Kelvin-Planck atau hukum
termodinamika kedua menyebutkan bahwa adalah tidak mungkin untuk
membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang sematamata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu reservoir pada suhu
tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik. Hukum kedua termodinamika
mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah; dengan kata lain, tidak
semua proses di alam semesta adalah reversible (dapat dibalikkan arahnya).
Sebagai contoh jika seekor beruang kutub tertidur di atas salju, maka salju
dibawah tubuh nya akan mencair karena kalor dari tubuh beruang tersebut.
Akan tetapi beruang tersebut tidak dapat mengambil kalor dari salju tersebut
untuk menghangatkan tubuhnya. Dengan demikian, aliran energi kalor
memiliki arah, yaitu dari panas ke dingin. Satu aplikasi penting dari hukum
kedua adalah studi tentang mesin kalor. Mesin kalor adalah sebutan untuk
alat yang berfungsi mengubah energi panas menjadi energi mekanik.
Dalam mesin mobil misalnya, energi panas hasil pembakaran bahan
bakar diubah menjadi energi gerak mobil. Tetapi, dalam semua mesin kalor
kita ketahui bahwa pengubahan energi panas ke energi mekanik selalu
disertai pengeluaran gas buang, yang membawa sejumlah energi panas.
Dengan demikian, hanya sebagian energi panas hasil pembakaran bahan
bakar yang diubah ke energi mekanik. Contoh lain adalah dalam mesin
pembangkit tenaga listrik; batu bara atau bahan bakar lain dibakar dan
energi panas yang dihasilkan digunakan untuk mengubah wujud air ke uap.

Uap ini diarahkan ke sudu-sudu sebuah turbin, membuat sudu-sudu ini


berputar. Akhirnya

energi

mekanik

putaran

ini

digunakan

untuk

menggerakkan generator listrik.


4. Hukum Ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.
Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur
nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati
nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda
berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
Hukum suhu 0 Kelvin (-273,15 Celcius): Teori termodinamika
menyatakan bahwa panas (dan tekanan gas) terjadi karena gerakan kinetik
dalam skala molekular. Jika gerakan ini dihentikan, maka suhu material tsb
akan mencapai 0 derajat kelvin. Aplikasi: Kebanyakan logam bisa menjadi
super konduktor pada suhu sangat rendah, karena tidak banyak keacakan
gerakan kinetik dalam skala molekular yang menggangu aliran elektron.
C. Studi Kasus Termodinamika Biogas Berbahan Dasar Kotoran Sapi
Kompresibilitas adalah fraksi pengurangan volume persatuan kenaikan
perubahan tekanan dalam suatu tekanan seperti diberikan oleh persamaan.

dengan K adalah besaran kompressibilitas, V adalah perubahan volum,


P adalah perubahan tekanan.

Gambar 4. Setup Alat Ekspansivitas.


Dalam penelitian ini biogas diambil dari reaktor biogas yang berasal dari
kotoran sapi ditampung dengan menggunakan wadah plastik. kemudian disedot
menggunakan syringe dan berikutnya dimasukan kedalam bola gelas. Gambar
1(a) dan Gambar 1(b) adalah desain eksperimen kompresibilitas yang

digunakan. kompresibilitas dapat diamati dengan memberikan takanan


terhadap tabung syringe, ditunjukan oleh Gambar 1(b). Tekanan berasal dari
beban yang berupa botol berisi air yang divariasikan massanya. Tabung syringe
dilengkapi piston untuk mengetahui perubahan volume yang terjadi, digunakan
statif untuk menyangga syringe. Ketika diberikan tekanan maka akan terjadi
pemampatan volume, ketika volume bertambah maka akan terjadi perubahan
tekanan pada gas. Perubahan tekanan gas dapat diamati melalui pipa U.
Terdapat selang yang menghubungkan dari syringe, sphere, dan pipa U. Sphere
merupakan bola gelas berisi biogas. Dengan menggunakan Pers.(1), dapat
diperoleh nilai kompresibilitasnya. Ketika beban yang massanya diketahui
diletakkan pada piston, maka akan terjadi penyusutan volume yang ditunjukan
oleh penurunan skala pada syringe sebesar V1, dan yang terjadi pada pipa U
akan terjadi kenaikan tekanan ditunjukan kenaikan permukaan air raksa pada
salah satu tabung pipa U sebesar P1 [7]. Langkah tersebut dilakukan berulang
ulang dengan variasi massa semakin bertambah, artinya biogas akan
dikompress dengan tekanan yang semakin besar. Sehingga diperoleh data
perubahan volume (V ) dan perubahan tekanan (P). Ekspansivitas
merupakan fraksi perubahan volume perderajat perubahan temperatur apabila
tekanan dijaga konstan. Seperti diberikan oleh persamaan.

dengan adalah besaran ekspansivitas, V adalah perubahan volum, T


adalah perubahan temperatur [8]. Dalam penelitian ini bola gelas diletakan ke
dalam waterbath. Gambar 2 adalah desain eksperimen ekspansivitas yang
digunakan. Ekspansivitas dapat diamati dengan cara menaikan temperatur air,
air ditempatkan pada waterbath, air ini berfungsi sebagai pengatur temperatur.
Ter-mometer diletakan pada waterbath tersebut berfungsi mengetahui
perubahan temperatur air tersebut, ketika temperatur air meningkat volume air
juga akan bertambah, peningkatan temperatur menggunakan tambahan air
panas, digunakan heater untuk memanaskan air. Pertambahan volume dapat
kita amati dengan naiknya piston pada skala syringe [9], dalam hal ini
digunakam statif untuk menyangga syringe. maka ketika data pertambahan
volume air dan pertambahan temperatur sudah diketahui, nilai ekspansivitas
9

akan dapat diperoleh dengan menggunakan Pers.(2) [6]. Ketika air panas
ditambahkan perlahan-lahan sampai terjadi kenaikan temperatur setiap 1C,
maka akan terjadi pengembangan volume ditunjukan dengan naiknya piston
pada skala syringe sebesar V1, dan yang terjadi pada temperatur air akan
meningkat dengan variasi kenaikan temperatur T 1 C. Langkah tersebut
dilakukan berulang ulang dengan variasi temperatur semakin bertambah,
artinya biogas akan dinaikan temperaturnya dengan temperatur yang semakin
besar. Sehingga diperoleh data perubahan volume (V) dan perubahan
temparatur (T).
D. Hasil Penelitian dari Studi Kasus Termodinamika Biogas Berbahan Dasar
Kotoran Sapi
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menghasilkan data, dengan
kaitan perubahan volume (V ) dan perubahan tekanan (P) pada T tetap dapat
dibuat grafik hubungan P-V dengan menggunakan persamaan V = KVP
(3) Gambar 3 memberikan illustrasi hubungan di atas, terlihat bahwa ketika
tekanan diperbesar maka volume akan mengecil [10]. Dari Pers.(3) terlihat
bahwa kompressibilitas dapat dicari dengan persamaan garis yang terbentuk
dari grafik pada Gambar 3. Dengan P sebagai variabel bebas dan V sebagai
variabel terikat maka gradien senilai dengan K.V sebesar - 1,9 105 ,
melalui Pers.(1) dengan membagi gradien dengan V (104 ) maka nilai
kompressibilitas diperoleh sebesar 1,9 1015 m3 /cmHg. Gambar 4: Grafik
hubungan V terhadap T Biogas. Berdasar data kaitan perubahan volume (V )
dan perubahan temperatur (T) pada P tetap dapat dibuat grafik hubungan T-V
yaitu dengan menggunakan persamaan V = VT (4) Gambar 4 memberikan
illustrasi hubungan di atas, terlihat bahwa ketika temperatur dinaikan maka
volume akan mengembang [10]. Berdasar Pers.(4) terlihat bahwa ekspansivitas
dapat dicari dengan persamaan garis yang terbentuk dari grafik pada Gambar 4.
T sebagai variabel bebas dan V sebagai variabel terikat maka gradien senilai
dengan V sebesar 2,7 106 , melalui Pers.(2) dengan membagi gradien
dengan V (3,7 105 ) maka nilai ekspansivitastas diperoleh sebesar 7,3
102 m3 /K.
Persamaan keadaan biogas dapat ditentukan melalui persamaan

10

dengan mensubstitusi nilai dan K ke Pers.(5), diperoleh persamaan

Maka persamaan keadaanya menjadi

nilai = 7,31 102 m3/K, K = -1,9 105 m3/cmHg, maka persamaan


keadaan biogas diperoleh

E. Perhitungan Termodinamika
1. Diagram PV di bawah ini menunjukkan siklus pada suatu gas. Tentukan
usaha total yang dilakukan oleh gas

Jawaban:
Usaha (W) = luas daerah di bawah grafik PV
W = {(3-1) x 105 } x (5-3) = 4 x 105 J
2. Suatu gas dalam wadah silinder tertutup mengalami proses seperti pada
gambar di bawah ini.

11

Tentukan usaha yang dilakukan oleh gas pada:


a. proses AB
b. Proses BC
c. proses CA
d. Keseluruhan proses ABCA
Jawab:
a. Usaha dari A ke B sama dengan luas ABDE dan bertanda positif
karena arah proses ke kanan
(VB > VA ).
WAB = luas ABDE = AB x BD
= (100-25) L x (300 kPa)
= (75 x 10-3 m3) (300 x 103 Pa)
= 22.500 J
b. Usaha dari B ke C sama dengan negatif luas BCED karena arah
proses ke kiri (VC < VB ).
WBC = - luas BCDE = - (CE + BD) ED
= - (100+300) kPa x (100-25) L
= - (400 x 103 Pa) (75 x 10-3 m3)
= -15 000 J = -15 kJ
c. Usaha dari CA sama dengan nol karena CA dengan sumbu V tidak
membentuk bidang (luasnya = 0).
d. Usaha keseluruhan proses (ABCA) sama dengan usaha proses AB +
usaha proses BC + usaha CA
WABCA = 22 500 15 000 + 0 = 7500 J
3. Suatu gas ideal berada di dalam wadah bervolume 3 liter pada suhu 270C.
Gas itu dipanaskan dengan tekanan tetap 1 atmosfer sampai mencapai suhu
2270C. hitung kerja yang dilakukan gas!
Penyelesaian:
Diketahui:

12

PA = PB = 1 atm = 105 Pa
VA = 3 liter = 3 x 10-3 m3
TA = 273 + 27 = 300 K
TB = 273 + 227 = 500 K
Ditanya: W?
Jawab:
Pada proses isobarik (tekanan tetap) berlaku:
VA/TA = VB/TB
(3 x 10-3)/500 = VB/300
VB = 5 x 103 m3
Sehingga,
W = P (VB VA) = (105) {(5x10-3) - (3x10-3)} = 202,6 J

13

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip thermodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami
dalam kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang
elektromagnetik dari matahari, dan di bumi energi tersebut berubah menjadi
energi panas, energi angin, gelombang laut, proses pertumbuhan berbagai
tumbuh-tumbuhan dan banyak proses alam lainnya.
Proses didalam diri manusia juga merupakan proses konversi energi yang
kompleks, dari input energi kimia dalam makanan menjadi energi gerak berupa
segala kegiatan fisik manusia, dan energi yang sangat bernilai yaitu energi
pikiran kita. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
prinsip alamiah dalam berbagai proses thermodinamika direkayasa menjadi
berbagai bentuk mekanisme untuk membantu manusia dalam menjalankan
kegiatannya. Mesin-mesin transportasi darat, laut, maupun udara merupakan
contoh yang sangat kita kenal dari mesin konversi energi, yang merubah energi
kimia dalam bahan bakar atau sumber.
B. Saran
Berdasarkan dari makalah yang telah kami susun mendapatkan sedikit
sekali sumber dan referensi. Semoga makalah ini bermanfaat meskipun dengan
sumber dan penjelasan yang terbatas. Diharapkan adanya makalah ini
mahasiswa mampu memahami konsep dari materi termodinamika dikehidupan
sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

14

Anonim. 2015. 4 Hukum Termodinamika dan Persamaannya. Diambil dari


http://www.perpusku.com/2015/12/hukum-termodinamika-0-12-3-dan-persamaanya.html (Diakses pada Tanggal 29 September
2016)
Hamid, Ahmad. 2007. Kalor dan Termodinamika. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta
Mulyadi, Tedi. 2015. Termodinamika: Pengertian, Hukum dan Jenis Sistem
Termodinamika.
Diambil
dari
http://budisma.net/2015/05/termodinamika-pengertianhukumdan-jenis-sistem-termodinamika.html (Diakses pada Tanggal 29
September 2016)
Santy,

Rose.

2013. Contoh Soal Termodinamika. Diambil dari


http://rossantisabrina.blogspot.co.id/p/contoh-soal.html (Diakses
pada Tanggal 29 September 2016)

Wicaksono L, Budi dan Marzuki, Ahmad. 2015. Kajian Termodinamika Biogas


Berbahan Kotoran Sapi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

15

Anda mungkin juga menyukai