Anda di halaman 1dari 9

REKAYASA IDE

( PENERAPAN HUKUM II TERMODINAMIKA PADA PROSES KERJA LEMARI


PENDINGIN )

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3
1. KRISTINA SINAGA (4183121058)
2. NURHAYANI NASUTION (4182121005)
3. SILVA FARRERA AVISTA (4181121012)
4. SYARIF MAULANA HARAHAP (4183321016)

DOSEN PENGAMPU : Dr. Nurdin Bukit, M.Si

MATA KULIAH : TERMODINAMIKA

KELAS : FISIKA DIK B 2018

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah TERMODINAMIKA
untuk memenuhi tugas perkuliahan rekayasa ide termodinamika. Kami berterimakasih kepada
Bapak Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku dosen yang telah memberikanbimbingannya.

Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itukami
meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, Oktober 2019

Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................................2

A. PENDAHULUAN.............................................................................................3
B. METODE...........................................................................................................4
C. CARA KERJA..................................................................................................4
D. HASIL YANG DIHARAPKAN.......................................................................7

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................8

2
PENERAPAN HUKUM II TERMODINAMIKA PADA PROSES KERJA LEMARI
PENDINGIN

ABSTRAK

Hukum kedua termodinamika dirumuskan untuk menyatakan


pembatasan-pembatasan yang berhubungan dengan pengubahan kalor
menjadi kerja, dan juga untuk menunjukkan arah perubahan proses di
alam. Adapun contoh dari hukum kedua termodinamika ini adalah
lemari pendingin. Tujuan dari rekayasa ide ini adalah untuk membantu
pemahaman tentang materi hukum kedua termodinamika melalui prinsip
kerja lemari pendingin. Metode yang digunakan adalah metode
eksperimen dengan subjek penelitian yaitu lemari pendingin.

A. PENDAHULUAN

Fisika merupakan ilmu yang mempelajari perilaku alam dalam berbagai bentuk gejala untuk
memahami apa yang mengendalikan dan menentukan kelakuan tersebut. Salah satu materi yang
dipelajari dalam fisika adalah termodinamika. Termodinamika merupakan cabang ilmu fisika
yang mempelajari kalor (panas) dan cara perpindahannya (Zemansky, 1986; Tippler, 1991).
Termodinamika menjadi salah satu dasar ilmu fisika selain mekanika dan elektromagnetik.
Topik-topik yang dipelajari dalam termodinamika banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Materi termodinamika di perguruan tinggi diajarkan pada mata kuliah Fisika Dasar dan mata
kuliah Termodinamika. Pada termodinamika ada yang dinamakan hukum II termodinamika.

Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung
kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke
sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun kecuali perimbangan transfer energi dan wujud di
antara mereka dan lingkungan. Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Tidak ada
bunyi untuk hukum kedua termodinamika yang ada hanyalah pernyataan kenyataan
eksperimental yang dikeluarkan oleh kelvin-plank dan clausius. Pernyataan clausius: tidak

3
mungkin suatu sistem apapun bekerja sedemikian rupa sehingga hasil satu-satunya adalah
perpindahan energi sebagai panas dari sistem dengan temperatur tertentu ke sistem dengan
temperatur yang lebih tinggi. Pernyataan kelvin- planck: tidak mungkin suatu sistem beroperasi
dalam siklus termodinamika dan memberikan sejumlah netto kerja kesekeliling sambil menerima
energi panas dari satu reservoir termal.(sumber Fundamentals of engineering thermodynamics
(Moran J., Shapiro N.M. - 6th ed. - 2007 - Wiley) Bab5). "total entropi dari suatu sistem
termodinamika terisolasi cenderunguntuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu,
mendekati nilai maksimumnya hal ini disebut dengan prinsip kenaikan entropi" merupakan
korolari dari kedua pernyataan diatas (analisis Hukum kedua termodinamika untuk proses
dengan menggunakan sifat entropi). Berdasarkan teori di atas prinsip kerja lemari pendingin
dapat menjadi aplikasi hukum II termodinamika dalam kehidupan sehari-hari

B. Metode

Adapun metode yang akan dilakukan pada pengembangan rekayasa ide adalah : melakukan
metode eksperimen atau metode penelitian. Teknik penelitian yang akan dilakukan yaitu
observasi dan dokumentasi. Ada pun alat dan bahan yang akan digunakan adalah:

Alat : Kamera, alat tulis.

Bahan : Lemari pendingin

C. Cara Kerja (Penerapan Hukum II Termodinamika Pada Lemari Pendingin)

4
Ada dua perumusan untuk Hukum kedua Termodinamika, yaitu : 1. Rumusan Kelvin Planck
Menyatakan bahwa tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus secara terus
menerus, menerima kalor dari suatu reservoir dan mengubah kalor tersebut seluruhnya menjadi
usaha luar. 2. Rumusan Clausius Menyatakan bahwa tidak mungkin membuat mesin yang
bekerja menurut satu siklus, mengambil kalor dari reservoir bersuhu rendah dan memberikannya
pada tandon bersuhu tinggi tanpa dilakukan kerja dari luar. Hukum kedua termodinamika
dirumuskan untuk menyatakan pembatasan-pembatasan yang berhubungan dengan pengubahan
kalor menjadi kerja, dan juga untuk menunjukkan arah perubahan proses di alam. Dalam
bentuknya yang paling umum, hukum kedua termodinamika dirumuskan dengan
mempergunakan suatu fungsi keadaan yang disebut entropi. Jika ΔS as ialah perubahan entropi
yangterjadi di alam semesta, maka bagi setiap proses spontan berlaku, ΔS as > 0.

Contoh dari hukum II termodinamika adalah prinsip kerja lemari pendingin. Lemari
pendingin menjadi salah satu kebutuhan yang krusial bagi rumah tangga masyarakat Indonesia di
masa sekarang. Lemari Pendingin umumnya digunakan untuk menyimpan bahan makanan
mentah, sayur-sayuran, buah-buahan, minuman kaleng, dan es krim agar tidak membusuk, tahan
lama, dan tetap terjaga awet di dalam suhu yang telah dikondisikan.

Lemari es memanfaatkan sifat ini. Bahan pendingin yang digunakan sudah menguap pada
suhu -200C. panas yang diperlukan untuk penguapan ini diambil dari ruang pendingin, karena itu
suhu dalam ruangan ini akan turun. Penguapan berlangsung dalam evaporator yang ditempatkan
dalam ruang pendingin. Karena sirkulasi udara, ruang pendingin ini akan menjadi dingin
seluruhnya. Lemari Es merupakan kebalikan mesin kalor. Lemari Es beroperasi untuk
mentransfer kalor keluar dari lingkungan yang sejuk kelingkungn yang hangat. Dengan
melakukan kerja W, kalor diambil dari daerah temperatur rendah TL (katakanlah, di dalam
lemari Es), dan kalor yang jumlahnya lebih besar dikeluarkan pada temperature tinggi Th
(ruangan).

Sistem lemari Es yang khas, motor kompresor memaksa gas pada temperatur tinggi melalui
penukar kalor (kondensor) di dinding luar lemari Es dimana Qh dikeluarkan dan gas mendingin
untuk menjadi cair. Cairan lewat dari daerah yang bertekanan tinggi , melalui katup, ke tabung
tekanan rendah di dinding dalam lemari es, cairan tersebut menguap pada tekanan yang lebih

5
rendah ini dan kemudian menyerap kalor (QL) dari bagian dalam lemari es. Fluida kembali ke
kompresor dimana siklus dimulai kembali.

Lemari Es yang sempurna (yang tidak membutuhkan kerja untuk mengambil kalor dari
daerah temperatur rendah ke temperatur tinggi) tidak mungkina ada. Ini merupakan pernyataan
Clausius mengenai hukum Termodinamika kedua. Kalor tidak mengalir secara spontan dari
benda dingin ke benda panas. Dengan demikian tidak akan ada lemari Es yang sempurna.

Jadi kesimpulannya, kulkas menggunakan penerapan Hukum kedua Termodinamika, dan


bisa dikatakan kulkas menggunakan salah satu konsep Termodinamika.

1. Cara Kerja Instalasi Mesin Kulkas

Pertama-tama, dengan adanya aliran listrik, kompresor akan bekerja menghisap gas
refrigeran yang bersuhu dan bertekanan rendah dari saluran hisap dan evaporator. Kompresor
kemudian memampatkan gas refrigeran sehingga menjadi uap/gas bertekanan tinggi dan bersuhu
tinggi. Gas tersebut dipaksa keluar oleh kompresor memasuki kondensor yang dingin. Gas
refrigeran yang panas dan bertekanan tinggi tersebut di dalam kondensor akan didinginkan oleh
udara di luar lemari es (panas berpindah dari kondensor ke lingkungan luar) sehingga suhunya
turun, mencapai suhu kondensasi (pengembunan) dan wujudnya berubah menjadi cair, tapi
tekanannya tetap tinggi.

Refrigeran ini kemudian mengalir ke dalam penyaring (strainer dan drier), lalu masuk ke
dalam pipa kapiler yang berdiameter kecil dan panjang sehingga tekanannya turun drastis dari
pipa kapiler, refrigeran cair yang tekananya sudah sangat rendah ini selanjutnya memasuki ruang
evaporator yang memiliki tekanan yang rendah hingga vakum, sehingga titik didihnya semakin
rendah. Oleh sebab itu, refrigeran segera berubah wujud menjadi gas.

Untuk dapat menguap di dalam evaporator, refrigeran memerlukan kalor. Oleh karena
refrigeran memiliki kalor laten penguapan yang besar, kalor diserap dari sekeliling evaporator,
yaitu isi lemari es. Kerja ini diperkuat oleh adana daya hisap kompresor yang menyebabkan
molekul-molekul gas refrigeran mendapat percepatan sehingga bergerak melesat sepanjang

6
evaporator sambil mengambil panas dari sekelilingnya dengan efek resultan isi lemari es menjadi
dingin.

Selanjutnya gas refrigeran memasuki akumulator untuk dipisahkan dengan refrigeran yang
masih berwujud cair. Hanya refrigeran yang berwujud gas yang boleh memasuki saluran hisap,
kemudian kembali lagi ke kompresor untuk dimampatkan, kemudian dipompakan lagi ke
kondensor, begitu seterusnya. Selain cooling cycle, lemari es juga memiliki kerja pendukung
yaitu mencairkan es (defrost). Bila defrost tidak berfungsi, maka bunga es akan semakin
menumpuk di luar pipa evaporator sehingga akhirnya daya mendinginkan akan semakin
berkurang.

Kerja mencairkan es di evaporator dikerjakan oleh defrost heater (pemanas listrik) yang
dibantu oleh komponen-komponen listrik kecil yang membentuk rangkaian listrik dengan
berbagai variasi rangkaian , namun memiliki prinsip kerja yang sama, yaitu mengatur waktu
pendinginan dan pencairan es secara bergantian agar tercapai pendinginan yang optimal di dalam
lemari es.

D. Hasil Yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan pada pengembangan rekayasa ide ini adalah diharapkan proses kerja
lemari pendingin dapat menjadi bahan ajar untuk memahami materi hukum II termodinamika
dan sebagai mahasiswa jurusan fisika diharapkan dapat mengetahui prinsip kerja lemari
pendingin bukan hanya menggunakan lemari pendingin saja.

7
DAFTAR PUSTAKA

Musyafak. A., Linuwih S., Sulhadi (2013) Konsepsi Alternatif Mahasiswa Fisika

Pada Materi Termodinamika. Unnes Physics Education Journal. 2 (3) 1-7

http://haslindakusumaningsih.lecture.ub.ac.id/files/2017/12/HUKUM-TERMODINAMIKA-II.pdf

https://fisikazone.com/hukum-ii-termodinamika/

Anda mungkin juga menyukai