Disusun Oleh :
DOSEN PEMBIMBING :
apt. EMA RATNA SARI, M. Farm.
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWI
PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan “LAPORAN
KIMIA BAHAN ALAM” dengan lancar dan baik. Semoga laporan ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
yang dikhususkan bagi teman sejawat farmasi dan pembaca pada umumnya.
Harapan kami, laporan ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan
bagi pembaca. Kami mengakui bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami mohon maaf apabila ada kekeliruan baik dalam kata-kata maupun
dalam penulisan laporan ini. Untuk itu diharapkan bagi pembaca untuk memberi
saran yang membangun demi kesempurnaan Laporan yang baik dan benar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada, Pihak STIFI Bhakti Pertiwi
karena telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan proses
Kuliah Lapangan di Lembah Harau, Payakumbuh, Sumatera Barat. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu kelancaran
proses Kuliah Lapangan ini yaitu Dosen STIFI Bhakti Pertiwi, Analis STIFI
Bhakti Pertiwi, Asisten Dosen STIFI Bhakti Pertiwi, dan Dosen Pembimbing
Universeitas Andalas, Asisten Dosen Universitas Andalas, maupun pihak dari
tempat Lembah Harau yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
2.1.2 Flavonoid
2.1.3 Saponin
2.1.4 Fenolik
2.1.6 Terpenoid
Disusun Oleh :
AGISTA OKTIANTI
21 01 01 006
Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, baik itu bahan hayati
maupun non hayati. Di wilayah hutan tropis Indonesia terdapat sekitar 30.000
spesies tumbuhan. Tumbuhan telah digunakan oleh manusia untuk memenuhi
berbagai keperluan hidup, baik untuk kebutuhan makanan sehari-hari maupun
obat-obatan tradisional yang digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Indonesia
juga mempunyai iklim tropis yang mendukung sumber daya alam hayati yang
sangat beraneka ragam kandungan senyawa kimianya.
Pada kesempatan ini, mahasiswa STIFI BHAKTI PERTIWI melaksanakan
Kuliah Lapangan di tempat Wisata Alam Lembah Harau, Payakumbuh, Sumatera
Barat. Pada tempat ini terdapat berbagai jenis tumbuhan dengan berbagai spesies
dan family. Spesies yang didapatkan akan dilakukan pengujian Fitokimia dan
akan diawetkan menjadi Herbarium.
Sampel yang didapat diantaranya adalah, . Pada sampel yang saya
dapatkan akan dilakukan uji fitokimia untuk mengetahui kandungan metabolit
sekunder yang ada di dalam sampel tersebut dan diawetkan menjadi herbarium.
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, yang artinya kebun
botani yang dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi.
Herbarium merupakan salah satu spesimen dari bahan tumbuhan yang dimatikan
dan diawetkan melalui metode tertentu. Herbarium biasanya dilengkapi dengan
data untuk mempermudah pengenalan tanaman saat telah kering , juga dapat
dimanfaatkan saat tanaman kehilangan identitasnya kita masih dapat
mengidentifikasi tanaman tersebut melalui data yang ada.
Selain herbarium, dilakukan uji fitokimia, uji ini bertujuan untuk
mengaetahui kandungan metabolit yang ada di dalam tanaman sampel kandungan
metabolit dalam tanaman seperti alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin, steroid,
terpenoid dengan metode tertentu.
B. Tujuan Kuliah Lapangan
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih bagi mahasiswa da
lam bidang ilmu mata kuliah Kimia Bahan Alam (KBA).
2. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dengan turun langsung k
e lapangan.
3. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengenal langsung m
acam – macam jenis tanaman dan spesiesnya dengan terjun langsung k
e lapangan.
Ziziphus Mauritiana
(Tanaman Bidara)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Diviso : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Rhamnaceae
Genus : Ziziphus
Spesies: ZiziphusMauritiana
Deskripsi
Tanaman bidara merupakan salah satu semak atau pohon berduri dengan tinggi 15
m, diameter batang ±40 cm. Kulit pohon berwarna abu-abu gelap atau hitam dan
pecah-pecah tidak beraturan. Daun bidara memiliki panjang 4-6 cm dan lebar 2,5-
4,5 cm. Tangkai dari daun bidara memiliki bulu dan pada pinggiran daun terdapat
gigi yang sangat halus. Tanaman bidara juga memiliki buah berbiji satu, bulat
berbentuk seperti bulat telur dengan ukuran kira-kira 6x4 cm dan berwarna
kekuningan sampai kemerahan atau kehitaman.
Manfaat
Tumbuhan bidara memiliki banyak kegunaan yang secara tradisional tumbuhan
ini digunakan sebagai tonik. Semua bagian tanaman bidara banyak
digunakan untuk pengobatan tradisional seperti akar, kulit batang, daun, buah dan
biji. Daun bidara digunakan untuk mengobati diare, penurun panas, antiobesitas
dan antikanker (Goyal et al. 2012).
Kandungan Kimia
Kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan bidara antara lain alkaloid,
fenol, flavonoid, saponin, kuercetin dan terpenoid. Tumbuhan bidara memiliki
kandungan senyawa saponin yang merupakan senyawa glikosida kompleks yang
terdiri dari senyawa hasil dari kondensasi gula dengan senyawa hidroksil organik
yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) dan nongula (aglikon).
Tumbuhan bidara memiliki kandungan fenolat dan flavonoid yang memiliki
banyak manfaat. Senyawa fenolat merupakan senyawa yang memiliki cincin
aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksi, senyawa tersebut berasal dari
suatu tanaman yang memiliki ciri sama. Salah satu manfaat senyawa fenolat yaitu
digunakan sebagai obat antikanker
UJI FITOKIMIA
1. Tujuan Percobaan
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Mekanime Reaksi Alkaloid dengan Mayer
Alkaloid mengandung atom nitrogen yang mempunyai pasangan el
ektron bebas sehingga dapat digunakan untuk membentuk ikatan kovalen
koordinat dengan ion logam. Pada dasarnya prinsip pengujian senyawa al
kaloid pada reaksi pengendapan dengan ion logam berat. Atom nitrogen
(bersifat basa) yang ada pada struktur alkaloid mempunyai kemampuan u
ntuk berinteraksi dengan ion logam. Hal ini dikarenakan atom nitrogen m
empunyai pasangan elektron bebas sehingga mengemban muatan negatif
dan bersifat reaktif terhadap ion logam. Pada uji alkaloid dengan pereaksi
Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion log
am K+ dari kalium tetraiodomerkurat(II) membentuk kompleks kalium-a
lkaloid yang mengendap. Hal ini dikarenakan ion merkuri merupakan ion
logam berat yang mampu mengendapakan senyawa alkaloid yang bersifa
t basa Hasil positif : ditandai dengan terbentuknya endapan putih. Diperki
rakan endapan tersebut adalah kompleks kalium-alkaloid.
3. Prosedur Kerja
3.1 Alat
3.2 Bahan
- Asam Sulfat - Sampel
- Asam Sulfat pekat - Kloroform
- Etanol - FeCl3
- Kloroform Amoniak - Norit
- Reagen Mayer - Logam Mg
- Aquadest - HCI
- Pasir Bersih - Asam Asetat Anhidrat
3.3 Cara Kerja
3.3.1. Alkaloid
- Potong sampel kecil-kecil dan gerus (3 atau 4 lembar daun)
- Tambahkan pasir netral dan gerus lagi sampai halus
- Tambahkan 10 ml kloroform.
- Digerus/diasuk perlahan.
- Tambahkan 10 ml kloroform amoniak 0,05 N
- Digerus/diaduk perlahan
- Saring dengan kapas, larutannya dipipet ke dalam tabung reaksi
- Tambah 10 tetes asam sulfat 2 N
- Aduk perlahan, melarutkan senyawa pada tiap-tiap lapisan.
- Tambahkan 1-2 tetes pereaksi mayer (KI + merkuri klorida)
+ terbentuk kabut putih
++ larutan putih seperti susu
+++ endapan putih
++++ supernatant
3.3.2. Flavonoid
- Ambil kira-kira sebagian kecil dari lapisan air (1 ml) dan dipind
ahkan dengan pipet ke dalam tabung reaksi kecil
- Masukkan 1-2 tetes asam klorida pekat dan 1-2 butir logam Mg
- Terbentuknya warna pink sampai merah menandakan adanya fla
vonoid (kecuali untuk isoflavon)
- Catat hasil pengamatan dalam buku kerja.
3.3.3. Fenolik
- Dari fraksi air diambil 1 s/d 3 tetes dan masukkan ke dalam plat
tetes yang bersih.
- Tambahkan kemudian ke dalamnya 2 tetes pereaksi FeCl3.
- Terbentuknya warna biru-biru gelap menandakan adanya kandu
ngan golongan senyawa fenolik (semakin banyak OH semakin g
elap warnanya).
- Catat hasil pengamatan dalam buku kerja.
3.3.4. Saponin
- Dari fraksi air, ambil dengan pipet bersih 2 ml lapisan air dan m
asukkan ke dalam tabung reaksi kecil.
- Tutup mulut tabung reaksi dengan penyumbat karet dan kocok d
engan kuat sehingga terbentuk busa.
- Terbentuknya busa yang tidak segera hilang apabila di diamkan
(±15 menit) menunjukkan adanya senyawa saponin.
- Catat hasil pengamatan yang dilakukan.
HASIL PENGAMATAN
Disusun Oleh :
AFIFAH AMELIA
21 01 01 005
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, baik itu bahan hayati
maupun non hayati. Di wilayah hutan tropis Indonesia terdapat sekitar 30.000
spesies tumbuhan. Tumbuhan telah digunakan oleh manusia untuk memenuhi
berbagai keperluan hidup, baik untuk kebutuhan makanan sehari-hari maupun
obat-obatan tradisional yang digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Indonesia
juga mempunyai iklim tropis yang mendukung sumber daya alam hayati yang
sangat beraneka ragam kandungan senyawa kimianya.
Pada kesempatan ini, mahasiswa STIFI BHAKTI PERTIWI melaksanakan
Kuliah Lapangan di tempat Wisata Alam Lembah Harau, Payakumbuh, Sumatera
Barat. Pada tempat ini terdapat berbagai jenis tumbuhan dengan berbagai spesies
dan family. Spesies yang didapatkan akan dilakukan pengujian Fitokimia dan
akan diawetkan menjadi Herbarium.
Sampel yang didapat diantaranya adalah, . Pada sampel yang saya
dapatkan akan dilakukan uji fitokimia untuk mengetahui kandungan metabolit
sekunder yang ada di dalam sampel tersebut dan diawetkan menjadi herbarium.
Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, yang artinya kebun
botani yang dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi.
Herbarium merupakan salah satu spesimen dari bahan tumbuhan yang dimatikan
dan diawetkan melalui metode tertentu. Herbarium biasanya dilengkapi dengan
data untuk mempermudah pengenalan tanaman saat telah kering , juga dapat
dimanfaatkan saat tanaman kehilangan identitasnya kita masih dapat
mengidentifikasi tanaman tersebut melalui data yang ada.
Selain herbarium, dilakukan uji fitokimia, uji ini bertujuan untuk
mengaetahui kandungan metabolit yang ada di dalam tanaman sampel kandungan
metabolit dalam tanaman seperti alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin, steroid,
terpenoid dengan metode tertentu.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies: Syzygium polyanthum
Deskripsi
Pohon bertajuk rimbun, tinggi mencapai 25 - 30m, berakar tunggang, batang
bulat, permukaan licin. Kulit batang berwarna cokelat abu-abu, memecah atau
bersisik. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai yang panjangnya 0,5 - 1 cm.
Helaian daun berbentuk lonjong sampai elips atau bundar telur sungsang, ujung
meruncing, pangkal runcing, tepi rata, panjang 5-15 cm, lebar 3-8 cm, pertulangan
menyirip, permukaan atas licin berwarna hijau muda (Herbie, 2015; Putra, 2015).
Daun bila diremas berbau harum. Bunga dari salam merupakan bunga majemuk
tersusun dalam malai yang keluar dari ujung ranting, warnanya putih, baunya
harum. Buahnya buah buni, bulat berdiameter 8-9 mm, warnanya hijau (muda)
dan berubah menjadi merah gelap setelah masak. Biji bulat, penampang sekitar 1
cm, warnanya coklat (Herbie, 2015; Putra, 2015).
Manfaat
Manfaat daun salam adalah membantu menambah kesehatan sistem kekebalan
tubuh,membantu memperlancar pencernaan,mengurangi faktor risiko diabetes
tipe2,membantu memperlancar pernafasan,membantu melawan infeksi
jamur,membantu mengurangi stress dan kecemasan,membantu mengontrol
peradangan,membantu melindungi kesehatan jantung,mengatasi masalah
rambut,mengandung zat antikanker,membantu mencegah batu ginjal,membantu
meredekan asam urat,membantu menurunkan hipertensi,sumber antioksidn serta
mambantu penyembuhan luka.
Kandungan Kimia
Berdasarkan beberapa penelitian, daun salam diketahui mengandung alkaloid,
flavonoid, saponin, tanin, steroid, terpenoid, minyak atsiri (0,05%), sitral, dan
eugenol (Herbie, 2015; Evendi, 2017; Silalahi, 2017).
UJI FITOKIMIA
1. Tujuan Percobaan
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Mekanime Reaksi Alkaloid dengan Mayer
Alkaloid mengandung atom nitrogen yang mempunyai pasangan el
ektron bebas sehingga dapat digunakan untuk membentuk ikatan kovalen
koordinat dengan ion logam. Pada dasarnya prinsip pengujian senyawa al
kaloid pada reaksi pengendapan dengan ion logam berat. Atom nitrogen
(bersifat basa) yang ada pada struktur alkaloid mempunyai kemampuan u
ntuk berinteraksi dengan ion logam. Hal ini dikarenakan atom nitrogen m
empunyai pasangan elektron bebas sehingga mengemban muatan negatif
dan bersifat reaktif terhadap ion logam. Pada uji alkaloid dengan pereaksi
Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion log
am K+ dari kalium tetraiodomerkurat(II) membentuk kompleks kalium-a
lkaloid yang mengendap. Hal ini dikarenakan ion merkuri merupakan ion
logam berat yang mampu mengendapakan senyawa alkaloid yang bersifa
t basa Hasil positif : ditandai dengan terbentuknya endapan putih. Diperki
rakan endapan tersebut adalah kompleks kalium-alkaloid.
2.7 Bahan
- Asam Sulfat - Sampel
- Asam Sulfat pekat - Kloroform
- Etanol - FeCl3
- Kloroform Amoniak - Norit
- Reagen Mayer - Logam Mg
- Aquadest - HCI
- Pasir Bersih - Asam Asetat Anhidrat
3.3.2. Flavonoid
- Ambil kira-kira sebagian kecil dari lapisan air (1 ml) dan dipind
ahkan dengan pipet ke dalam tabung reaksi kecil
- Masukkan 1-2 tetes asam klorida pekat dan 1-2 butir logam Mg
- Terbentuknya warna pink sampai merah menandakan adanya fla
vonoid (kecuali untuk isoflavon)
- Catat hasil pengamatan dalam buku kerja.
3.3.3. Fenolik
- Dari fraksi air diambil 1 s/d 3 tetes dan masukkan ke dalam plat
tetes yang bersih.
- Tambahkan kemudian ke dalamnya 2 tetes pereaksi FeCl3.
- Terbentuknya warna biru-biru gelap menandakan adanya kandu
ngan golongan senyawa fenolik (semakin banyak OH semakin g
elap warnanya).
- Catat hasil pengamatan dalam buku kerja.
3.3.4. Saponin
- Dari fraksi air, ambil dengan pipet bersih 2 ml lapisan air dan m
asukkan ke dalam tabung reaksi kecil.
- Tutup mulut tabung reaksi dengan penyumbat karet dan kocok d
engan kuat sehingga terbentuk busa.
- Terbentuknya busa yang tidak segera hilang apabila di diamkan
(±15 menit) menunjukkan adanya senyawa saponin.
- Catat hasil pengamatan yang dilakukan.
HASIL PENGAMATAN