Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
ACARA V
IDENTIFIKASI MAKRONUTRIEN DAN GUGUS SENYAWA
ORGANIK

DISUSUN OLEH
1. LINGGA MAHYA ( C1G022204 )
2. LIRA MEILIA NASIR ( C1G022205 )
3. M. RIZALDI HARLIAN ( C1G022206 )
4. M. RIFQI ANSORI ( C1GO22207 )
5. MARDIATUN SYOLIHAH ( C1G022209 )
6. MAWAR ANGGRIANI.C ( C1G022210 )
7. MEILVINA PUTRI AZYANI ( C1G022211 )
8. MEYLIYA PUSPITA ( C1G022212 )
9. MIRA KURNIA SARI ( C1G022213 )
10. ZULHIJAYADI ( C1GO22214 )

PROGRAM STUDI AGRIBISNID


FAKULTAS MATARAM
UNIVERSITAS MATARAM
2022
ACARA V
IDENTIFIKASI MAKRONUTRIEN DAN GUGUS SENYAWA
ORGANIK
A. PELAKSANAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Menentukan reaksi identifikasi ikatan rangkap pada senyawa karbon
alifatik
b. Menentukan sifat-sifat karbohidrat secara kualitatif
2. Waktu Praktikum
Rabu, 22 September 2021.
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Senyawa organik merupakan suatu senyawa yang memiliki
komponen unsur utama yang terdiri atas atom C, H, O, dan N. Unsur-unsur
tersebut membentuk berbagai senyawa yang memiliki sifat dan fungsi khusus.
Gugus fungsi merupakan suatu kedudukan kereaktifan kimia dalam suatu
molekul. Beberapa contoh gugus fungsi yaitu: gugus fungsi hidroksil, gugus
fungsi karboksil, gugus fungsi karbonil dan hidrokarbon. Sedangkan pada gugus
hidrokarbon terbagi menjadi empat kelompok besar yaitu: alkana, alkena,
alkuna, dan hidrokarbon aromatik. Hidrokarbon memiliki struktur dan rumus
molekul yang beragam sesuai dengan atom karbon yang berikatan
pada setiap ikatannya (Toar, dkk., 2021).
Senyawa alifatik dan aromatik memiliki perbedaan pada susunan
elektronnya. Senyawa aromatik memiliki sistem pi-elektron terkonjugasi yang
tidak terdapat pada senyawa alifatik. Senyawa aromatik tidak harus hanya terdiri
dari hidrogen dan karbon sedangkan senyawa alifatik hanya terdiri dari atom
hidrogen dan karbon. Meskipun atom lain dapat melekat pada molekul alifatik,
tetapi yang bersifat alifatik hanya bagian hidrogen dan karbon. Senyawa alifatik
dapat berbentuk linier, melingkar, atau bercabang. Senyawa alifatik juga dapat
mencakup ikatan tunggal, ganda, atau rangkap tiga (Bhimabai, 2018).
Karbohidrat merupakan molekul yang terdiri atas unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O) dimana biasanya perbandingan antara unsur
hidrogen dengan oksigen yaitu 2:1. Karbohidrat memiliki rumus empiris
Cm(H2O)n dimana m dapat berbeda dengan n. Karbohidrat adalah polihidroksi
aldehida, keton, alkohol, asam, turunan sederhananya, serta polimernya yang
memiliki ikatan jenis asetal. Karbohidrat dapat diklasifikasikan menurut derajat
polimerisasinya menjadi tiga kelompok utama, yaitu: gula, oligosakarida, dan
polisakarida. Gula diklasifikasikan lagi menjadi: monosakarida (glukosa,
galaktosa, fruktosa); disakarida (sukrosa, maltose, laktosa); dan poliol (sorbitol,
mannitol) (Awuchi dan Amagwula, 2021).
Analisis senyawa pada karbohidrat dapat dilakukan dengan uji fehling.
Uji fehling bertujuan untuk memperlihatkan sifat khusus yang dimiliki oleh
karbohidrat dengan adanya karbohidrat pereduksi. Apabila positif, hasil uji
fehling akan menunjukkan warna merah bata. Sedangkan pada gula bukan
pereduksi yang tidak mempunyai gugus aldehid dan keton bebas maka tidak
akan terjadi reaksi oksidasi dengan pereaksi fehling. Pereaksi fehling dapat
direduksi oleh karbohidrat yang memiliki sifat mereduksi dan reduktor lainnya.
Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A (CuSO 4 dalam
air) dan larutan fehling B (KNa-Tartrat dan NaOH dalam air). Dalam pereaksi
ini Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan
sebagai Cu2O. Berikut adalah reaksi yang terjadi pada uji fehling:
2Cu+ + 2OH- → Cu2O + H2O
(Fitri dan Fitriana, 2020).
Selain uji fehling, analisis senyawa dalam karbohidrat juga dapat
dilakukan dengan hidrolisa. Tujuan hidrolisa yaitu memecah karbohidrat
kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Hidrolisa dilakukan dengan
mencampurkan larutan sampel yang dapat berupa fruktosa, glukosa, sukrosa,
maltose maupun amilum dengan asam kuat (misal: H 2SO4 atau HCl) kemudian
dipanaskan. Setelah selesai dipanaskan, tabung yang berisi larutan sampel
didinginkan kemudian ditambahkan larutan NaOH dan indikator PP. Setelah itu,
masing-masing sampel ditambahkan pereaksi fehling A dan fehling B kemudian
tabung reaksi dilakukan pemanasan lagi. Reaksi positif terjadi hidrolisa apabila
terbentuk endapan yang berwarna merah bata. Pada uji hidrolisa, asam kuat
diperlukan untuk menghidrolisis ikatan disakarida agar menjadi monosakarida.
Penambahan NaOH diperlukan untuk menangkap senyawa yang tidak ikut
bereaksi dan sebagai zat penguji gula dan test fehling dilakukan untuk
mengetahui apakah hidrolisis telah berlangsung dengan baik. Terdapat pula uji
iodium yang mana akan memberi hasil akhir warna biru kehitaman yang
menunjukkan adanya amilum pada sampel (Fitri dan Fitriana, 2020).
Analisis senyawa karbohidrat lainnya yang dapat dilakukan adalah uji
molisch. Uji molisch dilakukan dengan cara mencampurkan sampel dengan
reagen molisch hingga terjadi perubahan warna menjadi merah bata. Setelah itu,
ditambahkan larutan asam kuat seperti H 2SO4. Reaksi positif pada uji molisch
ditunjukkan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu. (Abdillah, dkk., 2017).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat Praktikum
a. Gelas kimia 100 ml
b. Pencepit tabung reaksi
c. Penjepit
d. Pipet tetes
e. Pipet ukur 2ml
f. Pipet ukur 5ml
g. Raka tabung reaksi
h. Rubber bulb
i. Tabung reaksi
j. Waterbath
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Amilum (C6H10O5)
b. Glukosa (C6H12O6)
c. Iodium (I2)
d. Larutan Asam klorida (HCL) pekat /biasa
e. Larutan Asam sulfat (H2SO4) pekat
f. Larutan Kalium permanganat (KMnO4) 1
g. Larutan Kloroform (CHCl₃)
h. Minyak goreng
i. Natrium hidroksida (NaoH)
j. Reagen benedict
k. Reagen Molisch
l. Sukrosa (C12H22O11) 25%

D. PROSEDUR KERJA
Identifikasi ikatan rangkap pada senyawa karbon alifatik
a. Dilarutkan 2 mL minyak goring dalam 2 mL kloroform pada tabung reaksi
1.
b. Dimasukkan 4 mL kloroform ke dalam tabung reaksi lain (tabung reaksi 2).
c. Diteteskan beberapa tetes larutan KM nO4 ke dalam minyak goreng dalam
tabung reaksi 1. Teteskan larutan KM nO4 setetes demi setetes. Amati warna
larutan KMnO4, amati perubahan warna KM nO4 setelah diteteskan ke dalam
tabung 1.
d. Diteteskan larutan KMnO4 ke dalam tabung reaksi 2, jumlah tetes larutan
KMnO4 harus sama dengan jumlah tetes yang digunakan pada tabung
reaksi 1. Amati warna larutan dalam tabung reaksi 2.
e. Bandingkan warna larutan dalam tabung reaksi 1 dengan warna larutan pada
tabung reaksi 2.
Uji Karbohidrat
a. Tes benedict ( larutkan 173 gram natrium sitrat dan Na 2CO3 unhydrous dalam
800 mL air, CuSO4 hidrat dalam 100 mL air dan tambahkan secara perlahan
pada larutan pertama sambil diaduk, tambah air sampai menjadi 1L).
-. Masing-masing sebanyak 2mL larutan benedict dimasukan kedalam 4
tabung reaksi berlabel ( glukosa, fruktosa, sukrosa, dan amilum ),
kemudian tambahkan 2 tetes karbohidrat tersebut.
-. dipanaskan dalam waterbath selama 2 menit dan amati apa yang terjadi

b. Tes molisch
- Masing-masing sebanyak 2 tetes pereaksi molisch dimasukkan ke dalam 4
tabung reaksi yang sudah berisi 2 mL glukosa, sukrosa, dan amilum.
- Tabung dikocok, kemudian dimiringkan dan ditambahkan 2 mL larutan
H2SO4 secara perlahan-lahan.
- Diamati perubahan yang terjadi.

c. Hidrolisa Polisakarida
- Larutan amilum 2% masing-masing sebanyak 3 mL ditempatkan pada 2
tabung reaksi yang berbeda
- Tabung no 1 ditambahkan 3 tetes HCl pekat kemudian dipanaskan. Diambil
1 tetes dan masukkan dalam piring porselin yang sudah berisi iodium.
Diamati apa yang terjadi
- Sisa larutan dinetralkan dengan NaOH 1M dan tambahakan reagen benedict
selanjutnya dipanaskan kembali dan amati.
- Dibandingkan dengan tabung no 2 yang hanya berisi amilum dengan
iodium.

E. HASIL PENGAMATAN
(Terlampir).
F. ANALISIS DATA
1. Identifikasi ikatan rangkap pada senyawa karbon alifatik.
a. Identifikasi menggunakan larutan KMnO4
Tabung I

Tabung 2

2. Uji Karbohidrat

a. Tes benedict
 Glukosa

 Sukrosa

+ + Cu2+ + OH-

 Amilum

+ Cu2+ + OH-

b. Tes Molisch

c. Hidrolisis polisakarida

G. PEMBAHASAN
Pada identifikasi ikatan rangkap senyawa karbon alifatik, tabung 1
warna awal minyak goring adalah kuning keemasan dan warna awal kloroform
adalah bening pada saat keduanya dimasukkan bersamaan 2 mL minyak kelapa
dan 1mL kloroform hasil warnanya sedikit memudar hal ini membuktikan bahwa
kedua larutan tersebut dapat terlarut itu berarti terdapat dua reaksi yang terjadi di
dalamnya yaitu reaksi polar dan non polar. Selanjutnya masukan larutan kalium
permangatan di dalam tabung reaksi 1 dan akan membentuk gumpalan gumpalan
warna ungu, kemudian homogenkan tabung reaksi 1. Setelah di homogenkan
larutan kalium permanganat akan memisahkan diri dengan larutan yang pertama
dan berubah warna menjadi warna coklat selain ian ini juga terdapat gelembung
gelembung kecil yang menendakan adanya karbon yang bereaksi did alamnya.
Pada tabung 2 warna awal larutan kloroform adalah bening setelah ditambahkan
larutan kalium permanganat hasilnya terdapat 3 warna yaitu warna ungu pekat,
ungu muda ,dan warna bening yang berasal dari larutan klorofom hal ini
menendakan dalam percobaan ini terdapat 1 reaksi saja yaitu reaksi semi polar
yang berarti tidak dapat terlarut.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Senyawa karbon alifatik dapat diketahui atau diidentifikasi ikatan rangkap
yang terjadi yaitu alkane (ikatan rangkap 2) dengan minyak kelapa
membentuk ikatan rangkap dan KMnO4 adalah pengoksidasi yang kuat.
2. Sifat karbohidrat secara kualitatif dapat diketahui dengan uji molisch
menggunakan pereaksi molisch untuk mengetahui reaksi dehidrasi yang
merupakan sifat karbohidrat jika direaksikan dengan asam mineral yang kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, M., Nazilah, N.R.K., Agustina, E. (2017) Identification of Active Substance
in Ajwa Date (Phoenix dactylvera L.) Fruit Flesh Methanol Extract.
Biotropic The Journal of Tropical Biology. 1 (1): 32-39.

Awuchi, C.G., Amagwula, I.O. (2021) Biochemistry and Nutrition of Carbohydrates.


Global Journal of Research in Agriculture and Life Sciences. 1 (1): 4-12.

Bhimabai, K.S. (2018) Comparative Study of Aliphatic and Aromatic Compounds.


The Pharma Innovation Journal. 7 (9): 175-177.

Fitri, A.S., Fitriana, Y.A.N. (2020) Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat.
Sainteks. 17 (1): 45-52.

Toar, R.J., Wenas, D.R., Mandang, T. (2021) Penentuan Tipe Fluida dan Gugus
Fungsi Manifestasi Panas Bumi Kawah Tua Gunung Api Soputan. Jurnal
Fisika dan Terapannya. 2 (1): 49-54.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai