Anda di halaman 1dari 12

Judul Praktikum : Uji Karbohidrat dengan Metode Uji Fehling

Tujuan : Membuktikan adanya karbohidrat secara kualitatif melalui suatu


percobaan
Hari/Tanggal : Selasa/14 Februari 2017
Tempat : Laboratorium Kimia SMAN 1 SIAK

A. LANDASAN TEORI
Karbohidrat ('hidrat dari karbon'), hidrat arang, atau sakarida (dari bahasa Yunani
σάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling
melimpah di bumi. Karbohidrat sendiri terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen dan
mempunyai rumus molekul Cn(H2O)m. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh
makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya
pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada
tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah
karbon dioksida menjadi karbohidrat.

Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau


senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung
gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya,
istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH 2O)n, yaitu
senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun, terdapat
pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen,
fosforus, atau sulfur.

Klasifikasi karbohidrat

- Monosakarida

Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya hanya terdiri atas
beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat lain.
Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan
galaktosa. Contoh ketosa yaitu fruktosa.

- Disakarida dan oligosakarida

Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul monosakarida yang
berikatan melalui gugus -OH dengan melepaskan molekul air. Contoh dari disakarida adalah
sukrosa, laktosa, dan maltosa. Oligosakarida adalah polimer derajat polimerisasi 2 sampai 10 dan
biasanya bersifat larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari 2 molekul disebut disakarida,
dan bila terdiri dari 3 molekul disebut triosa. Sukrosa (sakarosa atau gula tebu) terdiri dari
molekul glukosa dan fruktosa, maltosa terdiri dari 2 molekul glukosa, dan laktosa terdiri dari
molekul glukosa dan galaktosa. Polisakarida merupakan polimer molekul-molekul monosakarida
yang dapat berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang
spesifik kerjanya.

- Polisakarida

Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida sebagai monomernya.
Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n. Contoh polisakarida adalah selulosa, glikogen, dan
amilum.

Reagen Benedict kuantitatif digunakan untuk menentukan berapa banyak adanya gula
reduksi. Larutan ini membentuk seperti endapan putih yang lebih baik dari endapan merah dan

Laporan Praktikum Uji Karbohidrat dengan Metode Uji Fehling 1


juga dapat digunakan dalam titrasi. Titrasi ini harus diulang dengan larutan glukosa 1% bukan
sampel untuk kalibrasi.

Larutan Fehling
Larutan Fehling ialah suatu larutan yang digunakan dalam uji kimia untuk membedakan
antara karbohidrat larut dalam air dan gugus fungsional keton, dan sebagai suatu uji untuk
monosakarida. Uji ini dikembangkan oleh ahli kimia Jerman Herman von Fehling pada tahun
1849.

Pembuatan Larutan Fehling


Larutan Fehling selalu dibuat segar di laboratorium.  Larutan ini semula dibuat sebagai dua
larutan yang terpisah, yang dikenal dengan Fehling A dan Fehling B. Fehling A adalah larutan
encer berwarna biru dari tembaga(II) sulfat, sedang Fehling B adalah larutan jernih dari kalium
natrium tartrat encer (jugas dikenal sebagai garam Rochelle) dan basa kuat (biasanya natrium
hidroksida).
Volume yang sama dari dua campuran dicampurkan untuk memperoleh larutan final
Fehling, yang berwarna biru gelap. Dalam campuran akhir ini, ion tartrat encer dari khelat garam
Rochelle yang terlarut dengan ion  Cu2+ dari tembaga(II) sulfat yang terlarut, sebagai ligan
bidentat memberikan kompleks bis-tartrato-kuprat(II)4- seperti yang ditunjukkan di bawah ini.
Ion tartrat, dengan mengomplekskan tembaga mencegah pembentukan  Cu(OH)2 dari reaksi
CuSO4.2H2O dan NaOH yang ada dalam larutan.
Jadi cara membuat larutan ini adalah:
Larutan Fehling A: Timbang 69,3 gr kupri sulfat hidrat CuSO4.5H2O dan larutkan dalam
1 liter akuades. Supaya larutan menjadi jernih tambahkan 1 tetes atau 2 tetes H2SO4 pekat..
Perbandingan dapat diperbesar atau diperkecil.
Larutan Fehling B: Timbang 346 gr Kalium-Natrium-Tartrat dan 100 gr NaOH larutkan
dalam 1 liter akuades (perbandingan dapoat diperbesar atau diperkecil). Bila akan digunakan
Fehling A + Fehling B dalam volume yang sama.

Kegunaan Larutan Fehling


Fehling dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu senyawa mengandung karbonil
aldehid atau keton. Kompleks bistartratokuprate(II) dalam larutan Fehling merupakan bahan
pengoksidasi dan reagen aktif dalam uji tersebut.

Senyawa yang akan diuji ditambahkan ke larutan Fehling dan campuran ini dipanaskan.
Aldehida yang teroksidasi, memberikan hasil yang positif, namun keton tidak bereaksi, kecuali
mereka adalah alfa-hidroksi–keton.
Kompleks bistartratokuprat(II) mengoksidasi aldehid pada satu anion karboksilat, dan
dalam proses ion tembaga(II) dari kompleks ini direduksi menjadi ion tembaga(I). Oksida
tembaga(I) yang merah kemudian mengendap dari campuran reaksi, yang menunjukkan hasil
positif, yaitu reaksi redoks telah berlangsung (ini adalah hasil positif yang sama dengan larutan
Benedict).Sebuah hasil yang negatif apabila tidak terjadi endapan merah; ini penting untuk
diperhatikan bahwa Fehling tidak akan bekerja dengan aldehid aromatik; sehingga reagen
Tollens harus digunakan.
Uji Fehling dapat digunakan sebagai uji generik untuk monosakarida. Hal ini akan
memberikan hasil positif untuk monosakarida “aldosa” (karena gugus aledehida dapat
dioksidasi) tetapi juga untuk monosakarisa “ketosa”, karena mereka diubah menjadi aldosa oleh
basa dalam reagen tersebut, dan kemudian memberikan hasil positif. Untuk alasan ini, reagen
Fehling kadang-kadang disebut sebagai uji umum untuk monosakarida.
Reagen Fehling dapat digunakan untuk menunjukkan  glukosa dalam urin, sehingga
mendeteksi diabetes. Penggunaan lainnya adalah dalam pemecahan pati untuk mengubahnya

Laporan Praktikum Uji Karbohidrat dengan Metode Uji Fehling 2


menjadi sirup glukosa dan maltodekstrin untuk mengukur jumlah gula pereduksi, sehingga dapat
mengungkapkan setara dekstrosa (DE) dari gula pati.
Asam format (HCOOH ─ asam metanoat) juga memberikan hasil uji Fehling yang positif,
karena ia juga berfungsi seperti uji Tollens dan Benedict. Ini karena ia dapat dioksidasi dengan
mudah menjadi CO2 dan air.

Keamanan
Natrium hidroksida adalah  kaustik pada konsentrasi tinggi dan tindakan pencegahan harus
diambil seperti untuk tidak melakukan kontak langsung dengan NaOH. Tembaga (II) sulfat juga
beracun jika tertelan.

Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid. Reagent yang digunakan
dalam pengujian ini adalah Fehling A (CuSO4) dan Fehling B (NaOH dan KNa tartarat).

Reaksi yang terjadi dalam uji fehling adalah :

Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldehida pada sampel terbongkar
ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH- membentuk asam karboksilat. Cu2O (endapan
merah bata) yang terbentuk merupakan hasil sampingan dari reaksi pembentukan asam
karboksilat.
Fehling  dibuat dengan  mencampurkan  kedua  larutan tersebut, sehingga diperoleh 
suatu larutan  yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat  sebagai ion
kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO.Dalam pereaksi ini ion Cu2+
direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O. Dengan
larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan
apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan  yang terjadi
berwarna hijau  kekuningan.

B. ALAT & BAHAN


- Alat :
1. Tabung Reaksi 2. Bunsen

3. Penjepit tabung reaksi 4. Pipet tetes

Laporan Praktikum Uji Karbohidrat dengan Metode Uji Fehling 3


5. Batang pendaduk 6. Korek api

- Bahan :
1. Larutan Fehling A 2. Larutan Fehling B 3. Laktosa

4. Amilum 5. Glukosa 6. Aquades

Laporan Praktikum Uji Karbohidrat dengan Metode Uji Fehling 4


7. Nasi 8. Kentang

C. LANGKAH-LANGKAH KERJA
1) Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan
2) Berikan label pada masing-masing tabung reaksi sesuai dengan bahan atau sampel yang
akan diuji. Yaitu A : Laktosa, B : Glukosa, C : Amilum, D : Nasi, E : Kentang
3) Masukkan laktosa, glukosa, dan amilum masing-masing secara berurut ke dalam tabung
reaksi A, B, dan C. Kemudian tambahkan aquades 5 mL dan diaduk dengan batang
pengaduk.
4) Masukkan nasi ke dalam gelas kimia. Kemudian tambahkan aquades 5 mL dan diaduk
dengan batang pengaduk.

5) Masukkan nasi yang telah dilarutkan tadi ke dalam tabung reaksi D.

Laporan Praktikum Uji Karbohidrat dengan Metode Uji Fehling 5


6) Ulangi langkah 4 & 5 untuk kentang. Kemudian masukkan kentang yang telah dilarutkan ke
dalam tabung reaksi E.
7) Amati dan catat warna dari masing-masing sampel.
8) Teteskan larutan Fehling A sebanyak 5 tetes ke dalam masing-masing tabung reaksi dengan
menggunakan pipet tetes.

9) Teteskan larutan Fehling B sebanyak 5 tetes ke dalam masing-masing tabung reaksi dengan
menggunakan pipet tetes,.
10) Nyalakan api bunsen dengan menggunakan korek api

11) Panaskan ujung masing-masing tabung reaksi di atas api Bunsen sampai larutan berubah
warna.

Laporan Praktikum Uji Karbohidrat dengan Metode Uji Fehling 6


12) Amati dan catat perubahan warna yang terjadi.
D. HASIL PENGAMATAN

Laporan Praktikum Uji Karbohidrat dengan Metode Uji Fehling 7


SETELAH DITAMBAH
SEBELUM DITAMBAH PEREAKSI PEREAKSI

SETELAH
DIPANASKAN

PERUBAHAN WARNA
N
SAMPEL SEBELUM SETELAH KET
O DITAMBAH DITAMBAH
SETELAH
DIPANASKAN
PEREAKSI PEREAKSI

1. Larutan Laktosa Bening Biru tua Biru tua Warna tetap

2. Larutan Glukosa Bening Biru muda Oranye Warna berubah

Laporan Praktikum Uji Karbohidrat dengan Metode Uji Fehling 8


Putih Biru laut Biru muda Warna tidak
3. Larutan Amilum
banyak berubah

Bening pudar Biru muda Abu-abu Warna berubah,


4. Larutan Nasi disertai endapan
berwarna ungu.

5. Larutan Kentang Bening pudar Biru Hijau Warna berubah

E. PEMBAHASAN
Sifat-sifat kimia karbohidrat berkaitan dengan gugus fungsional yang terdapat dalam
molekul yaitu gugus hidroksi, gugus aldehid dan gugus keton. Beberapa sifat kimia karbohidrat
dapat digunakan untuk mengidentifikasi  dan membedakan  senyawa karbohidrat yang satu
dengan yang lainnya. Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi
terutama dalam suasana basa. Sifat reduktor ini karena adanya gugus aldehid atau keton bebas
pada karbohidrat.

Pereaksi fehling dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang mempunyai sifat mereduksi,
juga dapat direduksi oleh reduktor lain. Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan
fehling A dan larutan fehling B. larutan fehling A adalah larutan CuSO 4 dalam air, sedangkan
larutan fehling B adalah larutan garam KNatartrat dan NaOH dalam air. Kedua macam larutan
ini disimpan secara terpisah dan baru dicampur menjelang digunakan untuk memeriksa suatu
karbohidrat. Uji fehling ini digunakan untuk mengetahui adanya kandungan gula pereduksi
dalam karbohidrat. Gula pereduksi adalah karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa
pengoksidasi lemah seperti Cu dalam pereaksi fehling. Agar berfungsi sebagai gula pereduksi,
karbohidrat harus mempunyai fungsi aldehid atau gugus fungsi hemi asetal yang dapat membuka
menjadi aldehid.

Dalam pembahasan ini larutan sampel yang diuji adalah larutan laktosa, glukosa, amilum,
nasi, dan kentang. Apabila larutan sampel ditambah pereaksi fehling (A+B) dan kemudian
dipanaskan menunjukkan terbentuknya endapan merah kecoklatan ataupun oranye maka larutan
sampel tersebut mengandung gula pereduksi karena mengandung gugus fungsi aldehid yang
dapat mereduksi pereaksi fehling. Dari 5 larutan sampel, hanya 1 larutan yang berubah warna
menjadi oranye yaitu, larutan glukosa, yang menunjukkan bahwa larutan glukosa tersebut
mengandung gula pereduksi. Hal ini disebabkan karena fehling yang memiliki ion Cu2+ direduksi
menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan menjadi endapan warna merah bata
atau oranye (Cu2O). Sedangkan untuk 4 sampel lainnya yakni, larutan laktosa, amilum, nasi, dan
kentang, yang tetap berwarna biru setelah dipanaskan ataupun tidak banyak berubah warna,
menunjukkan bahwa keempat larutan tersebut tidak mengandung gula pereduksi.

Amilum menunjukkan perubahan warna biru, hal ini disebabkan karena amilum
merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan fehling. Amilum bukan gula
perduksi yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi amilum
dan larutan fehling, yang menyebabkan larutan tetap berwarna biru setelah dipanaskan. Begitu
pula dengan larutan yang bukan gula pereduksi lainnya.

Laporan Praktikum Uji Karbohidrat dengan Metode Uji Fehling 9


PENUTUP

KESIMPULAN
- Uji fehling ini digunakan untuk mengetahui adanya kandungan gula pereduksi dalam
karbohidrat. Gula pereduksi adalah karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa pengoksidasi
lemah seperti Cu dalam pereaksi fehling. Agar berfungsi sebagai gula pereduksi, karbohidrat
harus mempunyai fungsi aldehid atau gugus fungsi hemi asetal yang dapat membuka menjadi
aldehid.

- Larutan sampel yang setelah ditambah pereaksi fehling (A+B) dan kemudian dipanaskan,
apabila menunjukkan terbentuknya endapan merah kecoklatan ataupun oranye maka larutan
sampel tersebut mengandung gula pereduksi karena mengandung gugus fungsi aldehid yang
dapat mereduksi pereaksi fehling

- Apabila warna larutan tidak berubah setelah dipanaskan, maka menunjukkan bahwa sampel
tersebut tidak mengandung gula pereduksi karena tidak memiliki gugus aldehid atau keton
bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi dengan larutan fehling.

- Pada praktikum kali ini yang kami lakukan, sampel glukosa terbukti merupakan gula
pereduksi karena berubah warna menjadi oranye setelah dipanaskan. Sedangkan untuk 4
sampel lainnya yakni, larutan laktosa, amilum, nasi, dan kentang, yang tetap berwarna biru
setelah dipanaskan ataupun tidak banyak berubah warna, menunjukkan bahwa keempat
larutan tersebut tidak mengandung gula pereduksi

- Larutan dengan tingkat karbohidrat yang paling tinggi akan menghasilkan warna merah bata
setelah direaksikan dengan larutan fehling dan dipanaskan.

SARAN

- Dalam praktikum sebaiknya praktikan lebih fokus dan teliti dalam mengamati apa saja perubahan yang
terjadi dan apabila memberi keterangan pada data pengamatan sebaiknya dengan lengkap dan terdata.

- Praktikan juga harus mematuhi prosedur kerja, mengantisipasi agar tidak terjadi kesalahan dalam
praktikum. Disiplin dan hati-hati dibutuhkan karena bekerja dengan zat-zat yang berbahaya (asam
sulfat pekat).

- Waktu yang dipergunakan pun sebaiknya dapat lebih banyak, agar dapat melakukan tiap-tiap langkah
kerja dengan baik dan benar, untuk menghindari terjadinya kesalahan yang dapat menimbulkan
penyimpangan pada hasil praktikum nantinya.

- Alat-alat laboratorium yang dibutuhkan dalam proses praktikum harus masih dalam kualitas yang baik
agar tidak terjadi kerusakan dalam praktikum dan dalam keadaan higenis agar hasil praktikum dapat
lebih meyakinkan dan dapat dibuktikan.

- Dalam menulis laporan, sebaiknya sesuai dengan apa yang diperoleh selama praktikum.

Laporan Praktikum Uji Karbohidrat dengan Metode Uji Fehling 10


DOKUMENTASI

Laporan Praktikum Uji Karbohidrat dengan Metode Uji Fehling 11


DAFTAR PUSTAKA

https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/02/23/reagensia-untuk-uji-karbohidrat/

https://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrat

http://organiksmakma3c31.blogspot.co.id/2013/04/analisis-karbohidrat.html

http://munachasa.blogspot.co.id/2015/06/laporan-praktikum-kimia-organik_66.html

http://agungwidodo95.blogspot.co.id/2013/11/laporan-uji-kualitatif-untuk-
karbohidrat_4.html

http://ronalastikasari.blogspot.co.id/2013/11/praktikum-uji-karbohidrat-glukosa.html

http://ispengetahuanalamkita.blogspot.co.id/2014/12/uji-fehling.html

http://4indonesian.blogspot.com/2012/09/gula-reduksi_11.html

http://ekosuka.blogspot.com/2012/09/gula-reduksi.html

Laporan Praktikum Uji Karbohidrat dengan Metode Uji Fehling 12

Anda mungkin juga menyukai