DisusunOleh : KELOMPOK 4
KIMIA NK B 2019
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah Mini Riset Uji Kualitatif Gugus Fungsional.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu kewajiban sebagai praktikan pada praktikum
Kimia Organik.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua mengenai gugus
fungsi. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini
Akhirnya saya mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semoga
Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya
kepada kita semua.
Amin.
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
LANDASAN TEORI
Kimia organik adalah ilmu yang mempelajari tentang senyawa yang terdiri dari
sebagian gabungan karbon dengan hidrogen, oksigen, nitrogen / beberapa unsur tertentu.
Pada mulanya kimia organik hanya melibatkan senyawa yang diturunkan dari makhluk hidup
( Petrucci,1985)
a. Hidrokarbon alifatik, adalah senyawa hidrokarbon yang tidak mengandung inti benzena,
baik dalam senyawa yang berantai lurus dan bercabang.
b.Hidrokarbon aromatik, mengandung inti benzena, yaitu enam rantai kanan yang melingkar
tapi stabil
(Syukri, 1999).
Gugus fungsi C=Cdan C≡Cadalah gugus berupa karbon dengan jumlah kemurnian
yang tinggi, dimana terjadi pelepasan unsur O atau H yang pada awalnya menyatu dengan
unsur C.
(Abidin, 2013).
Aldehida dan keton adalah senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari gugus
penting didalam kimia organik, yaitu gugus karbonil C=O, semua senyawa yang mengandung
gugus ini disebut senyawa karbonil. Gugus karbonil adalah senyawa yang paling menentukan
sifat kima aldehid dan keton. Banyak sekali sifat fisik lain senyawa-senyawa ini adalah mirip
satu sama lainnya. Reaksi untuk pembuatan aldehid Salah satunya adalah oksidasi dari
alkohol primer. Oksidator umumnya tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya
menjadi asam karboksilat. Oksidasi khrompiridin kompleks seperti piridinium khlor kromat
adalah oksidator yang dapat merubah alkohol primer menjadi aldehid tanpa merubahnya
menjadi asam karboksilat (Petrucci, 1987).
Gugus fungsi tertentu bereaksi hanya dengan pereaksi tertentu dengan memberikan
gejala yang khas, karena itu gugus fungsi menjadi ciri suatu kelompok senyawa dan dapat
dikenali dengan peraksi pengenalnya. Beberapa pereaksi pengenal gugus fungsi adalah
sebagai berikut :
2. Pereaksi Logam Na
Pereaksi ini penunjuk adanya gugus –OH pada suatu senyawa organik dengan
ditandai oleh timbulnya gelembung gas H2. Tanda tersebut berarti senyawa tidak memiliki
gugus –OH. Reaksinya yaitu 2R-OH + 2Na 2R-Ona + H2
3. Pereaksi Fehling
Pereaksi ini mengandung ion Cu2+ (berwarna biru transparan), penunjuk adanya
gugus aldehid (-CHO) oleh timbulnya endapan Cu2O berwarna merah bata. Pada reaksi ini,
gugus aldehid mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+
Tujuan dari identifikasi adalah untuk mengenali gugus fungsi tertentu yang terdapat
dalam suatu senyawa melalui reaksi kimia tertentu yang spesifik, yaitu reaksi kimia yang
hanya dapat bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus fungsi tertentu dan tidak
dapat bereaksi dengan gugus fungsi yang lain. Senyawa organik asing-masing memiliki sifat
tertentu yang bergantung pada gugus fungsional yang dimilikinya. Senyawa dengan gugus
fungsi berbeda dapat memiliki sifat yang sama/mirip.
3.1. Alat dan Bahan
a. Alat
Tabung reaksi
Pipet tetes
Bunsen
Gelas
b. Bahan
Sampel tak jenuh
Gugus Karbonil
Alkohol Eter
Kloroform
Ester
Amina
Karbon tetraklorida ( CCl4 )
Kalium permanganat ( KmnO4 )
2-4 DNP
Pereaksi tollens
Asetil Klorida
Logam Na
Asam Asetat
Natrium hidroksida ( NaOH )
Hidroksilamin hidroklorida
PP
Kalium hidroksida( KOH)
Besi III Klorida (FeCl3)
Asam Klorida (HCl)
Natrium Nitrit (NaNO2)
Asam Sulfat (H2SO4)
Asetat Anhidrat
3. Gugus karbonil
a. Alkohol yang larut dalam air dan asam dibedakan dengan memeriksa keasaman
dengan tes indikator. 20 mg zat yang akan diperiksa dicampur dengan 1 mL air.
Amati warna.
b. Alkohol yang tidak larut dalam air dan eter dibedakan dengan mengubah alkohol
menjadi ester.
Tes asetil klorida
Tambahkan 1 tetes asetil klorida perlahan kedalam 40 mg zat yang akan di periksa.
Jika terjadi eksotermik, tambahkan 4 tetes asetil klorida, biarkan 2 menit. Tambah
1 mL air dingin untuk menghidrolisis asetil klorida berlebih. Tambahkan
phenolftalein dan sedikit natrium bikarbonat sambil dikocok sampai bersifat basa.
Tambah 5 tetes benzen, kocok dan biarkan kedua fase berpisah. Ambil dua tetes
lapisan benzene dan selidiki adanya ester dalam lapisan.
c. Dngan Logam Na
Masukan logam Na yang kering dan bersih kedalam zat sampel yang telah
dipastikan bebas air dengan mengujinya menggunakan tembaga sulfat anhydrous.
Jika keluar gas mubkin sampel adalah alkohol. Tapi reaksi logam tidak khas
dengan alkohol.
d. Dengan pembuatan ester
Untuk alkohol yang tidak larut dalam air sesudah diuji dengan logam Na, diuji
lebih lanjut dengan mengubah alkohol menjadi ester dengan cara : Masukan 1 ml
asam asetat glasial kedalam tabung reaksi, lalu tambahkan 2 ml zat sampel yang
tidak diketahui dan 2 tetes asam sulfat, panaskan tabung lalu dikocok . amati dan
cium baunya . simpulkan zat apa yang anda miliki.
e. Tes Iodoform
Jika zat sampel termasuk alkohol maka dapat diuji dengan menguji tes iodoform
dengan cara : Tambahkan 2 ml air, 2 tetes alkohol dan 8 tetes larutan NaOH 1 N
kedalam tabung reaksi. Lalu tambahkan tetes demi tetes larutan iodium (P) sampai
terjadi endapan kuning. Masukan termometer kedalam cairan hangatkan sapai 60
derajat celcius selama beberapa menit. Amati catat baunya, buat t sampel anda.
4. Membedakan Eter dari Ester
Tes Feri Hidroksamat
Larutkan 20 mg zat yang tidak diketahui kedalam 0,5 ml metanolik hidroksilamine
hidroklorida 1 M. Tambah 1 tetes larutan PP metanolik kalium hidroksida 2 M sedikit
demi sedikit dan kocok sampai larutan bersifat basa, didihkan larutan dengan
penangas air selama 1 menit, tambahkan 1 tetes feriklorida dan 0,2 ml air. Kocok
beberapa waktu, tambahkan HCL 1 M setetes demi setetes dan kocok untuk
melarutkan feriklorida yang coklat. Adanya warna merah anggur menunjukan adanya
ester.
Pereaksi Hasil
Brom Proses ini disebut reaksi bromisa menjadi warna merah
karena adanya gas HBr yang merupakan asam
KMnO4 Secara teori warna akan berubah menjadi ungu kehitaman
dan terdapat endapan. Karena KMnO4 merupakan
pengoksidasi ikatan rangkap
2. Gugus Karbonil
Pereaksi Hasil
2,4- Pada sampel saat ditlarutkan di air akan menghasilkan warna
Dinitriphenilhidra kuning dan endapan, secara teori hal tersebut menandakan
zin tidak terjadinya reaksi
Tes tollens Secara teori pada tes ini larutan akan menghasilkan endapan
berwarna coklat. Metode ini secara teori menguji adanya
gugus karbonil
3. Gugus hidroksil
Pereaksi Hasil
Tes indikator Tidak terdapat endapan, warna bening, pH netral.
Alkohol yang Secara teori akam menhasilkan 2 fase yang berwarna kuning,
tidak larut dalam ketika ditambahkan air dingin. Ketika teteskan PP maka fase
air dan eter (tes bawah akan berwarna bening
asetil klorida)
Logam Na Secara Teori ketika logam Na diletakan pada sampel akan
mengalami percikan dan muncul gas
Pembuatan ester Secara teori dikatakan larutan akan berwarna bening dengan
bau yang yang menyengat
Iodoform Secara teori akan membentuk endapan kuning
Pereaksi Hasil
Tesferi Terdapat warna merah anggur
hidroksamat
5. Gugus nitro
Pereaksi Hasil
Nitro Secara teori adanya nitro membuat warna larutan menjadi
merah
6. Tes Amina
Pereaksi Hasil
Amina Tidak bereaksi
Pereaksi Hasil
Zat yang diperiksa Secara teori akan berbau seni
a. Pembahasan
1. Percobaan pertama yaitu uji ikatan tak jenuh:
a. Dengan brom
b. Dengan KMnO4
Selanjutnya adalah dengan uji KMnO4. Larutan KMnO4 berwarna ungu.
Larutan KMnO4 digunakan sebagai larutan penguji karena larutan KMnO4
merupakan agen pengoksidasi yang mampu mengoksidasi ikatan rangkap karbon-
karbon yang terindikasi dengan adanya perubahan warna larutan.Literatur
mengatakan, reaksi memberikan hasil positif apabila warana ungu dari
KMnO4menghilang. Pada reaksi oksidasi, senyawa akan kehilangan atom H yang
terikat pada atom C karbonilnya (C-O).
b. Tes tollens
Selanjutnya menggunakan tes tollens, tollens hanya memberikan hasil
positif untuk sampel bensaldehid. Karena uji tes tollens hanya untuk mendeteksi
adanya gugus aldehid dan tollens tidak bereaksi dengan keton.Menurut Teori, uji
tollens digunakan untuk membedakan antara aldehid dan keton berdasarkan sifat
dan kemudahannya mengalami oksidasi. Percobaan pada uji tollens pada saat
ditambahkan pereaksi tollens menghasilkan larutan basa dari perak nitrat,
larutannya jernih dan tidak berwarna. Suatu oksidator yang lemah hasilnya adalah
suatu karboksilat dan logam perak yang akan membentuk endapan formaldehid
pereaksi tollens cermin perak untuk senyawa keton tidak terbentuk cermin perak.
Hal itu terjadi karena pada keton tidak terdapat atom H yang terikat langsung pada
gugus karbonil sehingga keton tidak mampu mereduksi larutan tollens.
3. Gugus Karbonil
a. Tes indikator
Pada penuntun digunakan air sebagai pelarut zat. Hal ini menunjukkan hal
yang netral. Indikator universal yaitu indikator yang terdiri dari berbagai macam
indikator yang memiliki warna berbeda untuk setiap pH 0 – 14. pH meter
merupakan indikator pH secara elektronik. Dengan alat ini nilai pH akan bisa
langsung diketahui dengan mambaca nilai pada layar. pH meter merupakan
indikator pH yang paling akurat dibandingkan dengan indikator yang lain.
b. Tes Asetil klorida
Pada tes ini dilakukan untuk mendeteksi adanya gugus hidroksi pada
alkohol. Secara teori, tes ini akan menghasilkan gas. Gas tersebut akan
menghasilkan asap putih jika didekatkan dengan larutan amonia pekat.
Munculnya asap putih menandakan zat yang dianalisis mengandung gugus
hidroksi senyawa alkohol.
c. Dengan logam Na
Pereaksi ini menunjukan adanya gugus – OH pada suatu senyawa organik
dengan ditandai oleh timbulnya gelembung gas H2. Tanda tersebut berarti
senyawa tidak memiliki gugus – OH.
Reaksinya yaitu 2R-OH + 2Na 2R-Ona + H2.
d. Dengan pembuatan Ester
Pada tes ini mereaksikan alkohol dengan asam karboksilat. Secara teori
jika muncul aroma harum buah menunjukan adanya karboksil.
e. Tes Iodoform
Tes iodoform merupakn reaksi antara etanol absolute atau sampel
alkoholy a n g l a i n y a n g b e r e a k s i d e n g a n i o d i u m . S e c a r a t e o r i , t e s
i n i a k a n menunjukan reaksi positif jika senyawa alcohol tersebut dapat
menghilangkan warna dari larutan sampel pada saat diteteskan dengan NaOH.
f. Membedakan Eter dan Ester
Percobaan ini menggunakan tes ferihidroksamat. Secara teori, larutan
akan mengalami perubahan warna menjadi warna merah anggur. Hal tersebut
menandakan adanya kandungan ester
g. Gugus Nitro
Menurut Teori, Ester merupakan suatau senyawa organik mengandung
gugus R-O-R dapat berupa alkil . Gugus nitro adalah salah satu kelompok
senyawa yang paling umum untuk eksplosornya ( kelompok Fungsional yang
membuat senyawa eksplor ) yang digunakan secara global, yang sangat menarik
elektron. Ikatan alfa C- Hx (berdekatan ) ke gugus nitro dapat bersifat asam. Saat
direaksikan, akan terbentuk warna merah jika adanya keberadaan nitro primer,
dan akan berwarna biru jika adanya keberadaan nitro sekunder.
h. Tes untuk Amina
Uji selanjutnya adalah tes amina, dengan menambahkan 1 tetes anhidrat
asam asetat kepada zat. Menurut teori, Amina adalah senyawa organik yang
mengandung nitrogen, indikasi keberadaan amina primer, sekunder dan aromatic
adalah dengan terjadinya reaksi eksoterm. Sedangkan untuk amina tersier tidak
bereaksi.
i. Tes untuk Amonium dan Garam amonium
Pada tes ini menggunakan penambahan NaOH dengan zat sampel.
Ammonium merupakan nama untuk amina tersubstitusi melalui protonasi atau
bermuatan positif dan kation ammonium kuartener. Yang satu atau lebih atom
hidrogennya digantikan oleh gugus organic (ditandai dengan lambing R).
Ammonia membentuk ion ammonium bergantung pada pH larutan. Jika pH
rendah, kesetimbangan bergeser kekanan : lebih banyak ion ammonium yang
terbentuk. Menurut Teori, Perubahan ammonium ke ammonia akan mudah dicapai
dengan penambahan basa kuat. Jadi pada penambahan NaOH akan terbentuk
amonia.
BAB IV
KESIMPULAN
Abidin, Zainal Nasution. dan Masriani, Siti Rambe. 2013. Karakterisasi dan Identifikasi
gugusfungsi dari karbon cangkang kelapa sawit. Jurnal dinamika peneliti industri. 24 (2) .
108 -113.
Karyani, Dwi . 2015. Analisis Kualitatif Zat Organik Analisis Unsur dan Gugus Fungsional.
Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha.