HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Nadilla
NIM : 200106500001
Kelas / Kelompok : Kimia Sains / 1
Telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka
laporan ini dinyatakan telah diterima.
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
A. JUDUL PERCOBAAN
Identifikasi Gugus Fungsi
B. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat senyawa organik
melalui identifikasi gugus fungsinya.
C. LANDASAN TEORI
Ciri-ciri struktur senyawa organik berbeda antara satu dengan yang lain.
Ciri- ciri struktur ini menentukan geometri molekul, sifat fisika, reaktivitas,
dan bagian dari gugu fungsi. Gugus fungsi adalah sebuah atom atau gugus
atom yang memiliki karakteristik kimia dan sifat fisika, dan merupakan bagian
molekul yang reaktif . miskonsepsi pada materi gugus fungsi perlu diatasi agar
tidak menyebabkan kesulitan dan miskonsepsi pada materi selanjutnya . salah
atu upaya untuk memperbaiki miskonsepsi yakni dengan strategi konflik
kognitif berbasis multiple representasi . hal ini karena salah satu kunci utama
dalam membeljarkan kimia organic adalah dengan mengaitkan ketiga tingkat
representasi (Maria, dkk, 2017: 11,13).
Penggolongan senyawa organic dapat dibedakan menurut gugus fungsi
yang dikandungnya. Gugus fungsi (functional group ) adalah sekelompok
atom yang menyebabkan perilaku kimia molekul induk. Molekul berbeda
yang mengandung gugus (atau gugus-gugus) fungsi yang sama mengalami
reaksi yang serupa .jadi dengan mempelajari sifat – sifat khas beberapa gugus
fungsi, kita dapat belajar dan memahami sifat-sifat dari banyak senyawa
organik (chang : 332)
Contoh gugus fungsi seperti hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh, alcohol
dan fenol, aldehida dan keton, asam karboksilat, dsb. Berikut ini penjelasan
mengenai beberapa jenis gugus fungsi secara umum:
a. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
Senyawa karbon yang atom karbonya mengikat empat atom atau
gugus lain dikelompokkan dalam hidrokarbon jenuh, sedangkan rantai
3
H Br
H H
H H H
H KMnO 4
C C H C C H
H H HO OH
benzena. Fenol biasa juga disebut sebagai asam karbolat atau alkohol
aromatik yang mempunyai rumus umum Ar – OH (Tim Dosen, 2020: 29).
Alkohol tidak dapat bereaksi dengan larutan alkali seperti NaOH dan
KOH, tetapi fenol yang bersifat asam lemah akan bereaksi membentuk
garamnya yang larut dalam air. Jika garam fenol direaksikan dengan HCl
pekat maka garam fenol akan berubah kembali menjadi fenol.
Ar – OH + KOH Ar – O- K+ + H2O
Ar - O- K+ + HCl Ar – OH + KCl
E. PROSEDUR KERJA
1. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
a. Dua buah tabung reaksi disiapkan
b. Masing-masing 5 tetes sikloheksana dan benzene dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang berbeda.
c. Tujuh tetes larutan KMnO4 dimasukkan ke dalam masing-masing
tabung reaksi.
d. Kedua tabung reaksi digoyangkan selama 2 menit.
e. Diamati kemudian dicatat hasil yang terjadi.
2. Alkohol dam Fenol
7
F. HASIL PENGAMATAN
No. Perlakuan Hasil pengamatan
1 Hidrokarbon jenuh dan
tidak jenuha.
a.C6H12 + KMnO4 a.terbentuk dua lapisan bening seperti
(bening) (ungu)
2 Alkohol dan fenol
a.reaksi dengan NaOH 1.berwarna hitam
1)fenol + NaOH
(coklat) (bening)
2)Etanol + NaOH 2.Bening (tidak berwarna)
(bening) + (bening)
b. reaksi dengan FeCl3
1.kuning
1)Etanol + FeCl3
(Bening) + (Kuning)
2.kuning muda
2)Fenol 5% + FeCl3
(Bening) (kuning)
3 Aldehid dan keton a) berwarna biru
1)sebelum dipanaskan
a.fehling + asetaldehid b) berwarna biru
(biru) (biru)
b.fehling + aseton
(biru) (biru)
2.setelah dipanaskan
a)tidak ada endapan, berwarna biru
a)fehling + asetaldehid
9
G. PEMBAHASAN
Prinsip kerja pada percobaan kali ini adalah mereaksikan sampel dengan
reagen tertentu sesuai dengan gugus fungsi yang akan diidentifikasi. Senyawa
organik yang diamati dalam percobaan ini adalah hidrokarbon jenuh dan tidak
jenuh, alkohol, fenol, aldehid, keton dan asam karboksilat.
1. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
Kegiatan pada percobaan pertama ini bertujuan untuk membedakan
antara hidrokarbon jenuh dan hidokarbon tak jenuh. Adapun pada
percobaan ini, sikloheksana dan benzena dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang berbeda, kemudian ditambahkan masing-masing larutan
KMnO4. Larutan KMnO4 digunakan sebagai larutan penguji karena
merupakan agen pengoksidasi yang mampu mengoksidasi ikatan rangkap
karbon-karbon dan berlangsung melalui perubahan warna larutan.
10
Pada tabung kedua terdapat benzena yang berupa larutan bening, tak
berwarna. Benzena adalah hidokarbon aromatik siklik yang memiliki
molekul segienam datar dengan atom-atom karbon yang terletak pada
keenam sudutnya. Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan benzena
(larutan tak berwarna) dengan larutan KmnO4 (larutan berwarna ungu).
Penambahan larutan KMnO4 adalah untuk mengadisi ikatan rangkap yang
terdapat pada benzena dan berperan sebagai oksidator, reaksi adisi tersebut
ditandai dengan perubahan warna yang terjadi. Berdasarkan percobaan,
larutan benzena yang semula berwarna bening setelah ditambahkan
dengan larutan KMnO4 yang berwarna ungu tidak menunjukkan perubahan
warna yakni tetap berwarna ungu. Hal ini menunjukkan tidak terjadi reaksi
adisi antara benzena dan kalium permanganat karena ikatan rangkap dua
11
(Etanol) NatriumHidroksida)
Pada tabung reaksi kedua, Fenol pekat yang berwarna bening
dicampurkan dengan NaOH yang berwarna bening pula menghasilkan
warna agak kekuningan. Hal ini terjadi karena fenol bersifat lebih asam
dibandingkan air dan alkohol, anion yang dihasilkan oleh resonansi,
dengan muatan negatifnya disebar (delokalisasi) oleh cincin aromatik,
sehingga fenol dan NaOH dapat bereaksi karena fenol dapat
melepaskan H+ ketika bereaksi dengan NaOH menghasilkan garam
yang disebut fenoksida. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa fenol dengan sifatnya sebagai asam lemah akan bereaksi
membentuk garamnya yang larut dalam air (Tim Dosen, 2020:29).
Adapun reaksinya yang terjadi, yaitu:
13
C2H5OH + FeCl3 ↛
(Etanol) (Besi (III) Klorida)
Pada tabung kedua yaitu terdapat fenol yang berupa larutan
bening. Fenol merupakan senyawa yang memiliki gugus –OH yang
terikat pada cincin benzena. Pada saat fenol (bening, tak berwarna)
ditambahkan dengan FeCl3 yang berwarna kuning, setelah diamati,
larutan campuran tersebut masih bening, tak berwarna. Ini
menunjukkan hasil uji yang negatif disebabkan karena kurang telitinya
praktikan dalam pencampuran larutan, atau karena adanya kontaminasi
yang terjadi. Tentu dalam hal ini hasil percobaan kami tidak sesuai
dengan teori yang ada yang menyatakan bahwa uji positif pada
percobaan fenol ini adalah jika fenol bereaksi dengan FeCl3, maka
larutan akan mengalami perubahan warna menjadi ungu, sebab fenol
memiliki sifat asam yang jauh lebih kuat karena anion yang dihasilkan
distabilkan oleh resonansi yang diikat oleh cincin aromatis sehingga
terjadi reaksi antara fenol dan FeCl3. Selain itu, fenol tidak memiliki
ikatan rangkap, sehingga bisa beresonansi terhadap unsur oksigen dan
lebih mudah melepaskan H- nya.
15
+ KOH
(Aseton) (Fehling B)
Setelah itu tabung reaksi 1 dipanaskan, pemanasan berfungsi untuk
mempercepat terjadinya reaksi. Hasil yang diperoleh adalah larutan tidak
mengalami perubahan warna (tetap tak berwarna). Hal ini disebabkan
karena dalam keton agak sukar untuk teroksidasi karena tidak
mengandung atom hidrogen yang terikat pada atom karbonilnya meskipun
setelah dipanaskan. Dengan tidak bereaksinya fehling B dengan aseton
menandakan bahwa aseton bukan aldehid melainkan keton.
Percobaan kedua adalah mereaksikan fehling B yang tak berwarna
dengan formaldehid yang juga tak berwarna. Formaldehid merupakan
senyawa aldehid dengan rumus senyawa CH2O. Hasil pencampuran
terebut adalah larutan tidak mengalami perubahan warna (tetap tak
berwarna). Saat larutan fehling yang telah ditambahkan dengan
formaldehid dipanaskan, larutan yang semula tak berwarna berubah
menjadi warna kuning. Berdasarkan hasil percobaan ini berarti ada
kesalahan dimana sebenarnya warna biru berubah menjadi larutan
berwarna cokelat pekat yang pada bagian bawahnya terdapat endapan
merah bata. Kesalahan ini terjadi karena ketika praktikan memanaskan
tabung reaksi, praktikan terburu-buru mengangkat tabung reaksi tersebut
padahal tabung reaksi yang dipanaskan menggunakan hot plate belum
benar-benar panas, sehingga faktor tersebut yang menyebabkan tidak
terbentuknya endapan merah bata.
Hasil percobaan tersebut tidak sesuai dengan teori uji positif bahwa
aldehid akan mereduksi tembaga dalam kompleks Cu (II) (reagen fehling)
berwarna biru menghasilkan endapan tembaga (I) oksida (Cu2O) yang
berwarna merah bata. Aldehid dapat bereaksi dengan fehling biru karena
17
menjadi larutan yang lebih bening dibandingkan larutan awal. Hal tersebut
tidak sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa ester yang direaksikan
dengan NaOH tidak mengalami perubahan warna dan bau khas dari ester
akan menghilang. Hal tersebut dapat terjadi karena ester mengalami
hidrolisis dan menghasilkan garam karboksilat dan alkohol. Adapun
persamaan reaksinya:
apabila ada percobaan yang gagal dapat segera diulang kembali. Terakhir
kerjasama antaranggota kelompok harus selalu ditingkatkan demi
lancarnya suatu praktikum. Untuk laboran, hendaknya memeriksa alat dan
bahan yang akan digunakan. Mengganti larutan yang telah rusak, dan
memperhatikan kelengkapan alat-alat praktikum.
20
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen, 2020. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Makassar: Jurusan Kimia
FMIPA UNM.
Ulfah, Maria, Subandi, Munzil. 2017. Miskonsepsi Pada Materi Gugus Fungsi dan
Potensi Strategi Konflik Kognitif Berbasis Multipel Representasi Dalam
Memperbaikinya. Jurnal Pembelajaran Kimia. Vol. 2 No.
21
22
23
24
25
26
27
28
Dokumentasi
etanol + NaOH hasil pengamatan (Kuning) fenol 5% + FeCl3 hasil pengamatan (kuning muda)
Berwarna biru
2. setelah dipanaskan
30
4.Asam karboksilat