Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM ILMU DASAR BIOKIMIA

Disusun Oleh

Kelompok : D6
Kelas :D
Asisten : Indha Fitria P.

No Nama NIM
1. Laksmi Helena 205050100111146
2. Aditya Putra Andika 205050100111147
3. Irlyana Khansa Khairunissa 205050100111148
4. Ghazi Arianto Makarim 205050100111149
5. Muhammad Yusuf Al Qudsi 205050100111150

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
UJI BENEDICT

Praktikum Biokimia 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Mengidentifikasi atau menganalisa adanya gula-gula pereduksi pada suatu
bahan atau sampel.
1.2 Prinsip
Gula-gula pereduksi akan mereduksi Reagen benedict (ion kupri) sehingga
membentuk senyawa yang berwarna.
1.3 Alat dan Bahan
Alat
1) Bunsen : Untuk memanaskan tabung reaksi
2) Korek api : Untuk menyalakan api pada bunsen
3) Penjepit : Untuk menjepit tabung reaksi yang akan dipanaskan.
4) Tabung reaksi : Tempat meletakkan larutan yang akan dipanaskan
5) Pipet tetes : Untuk memindahkan larutan
6) Rak : Tempat meletakkan tabung reaksi yang diamati
7) Beaker glass : Untuk menampung larutan yang akan diuji
Bahan
1) Reagen Benedict : Digunakan untuk menguji
keberadaan suatu gula
pereduksi pada suatu sampel.
2) Larutan karbohidrat 1% (sukrosa, : Berfungsi sebagai sampel
glukosa, amilum, sorbitol,
fruktosa)
1.4 Prosedur Kerja

1) Disiapkan alat dan bahan.

2) Dimasukkan reagen benedict sebanyak 1 ml (20 tetes) dalam tabung reaksi.

3) Dimasukkan sampel larutan karbohidrat 1% sebanyak 1 ml (20 tetes) dalam


tabung reaksi.

4) Dihomogenkan dan diamati warna sebelum dipanaskan.

5) Dipanaskan tabung reaksi pada api Bunsen dengan penjepit hingga

Praktikum Biokimia 2020


mendidih.

6) Ditaruh pada rak.

7) Diamati perubahan warna dan dicatat pada hasil pengamatan.


1.5 Hasil Pengamatan
Glukosa akan berubah warna menjadi merah bata, karena glukosa merupakan
golongan gula yang mampu mereduksi senyawa senyawa penerima elektron.

UJ BENEDICT
Larutan Perubahan Warna
Karbohidrat Sebelum Dipanaskan Sesudah Dipanaskan
1%
Sukrosa Biru Bening Pink pudar

Glukosa Biru Bening Merah bata


Amilum Putih keruh Abu-abu kehijauan

Sorbitol Biru Bening Orange pudar


Fruktosa Biru Bening Orange pudar

Praktikum Biokimia 2020


BAB II
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum, bahwasannya glukosa akan berubah warna


menjadi merah bata, karena glukosa merupakan golongan gula yang mampu
mereduksi senyawa- senyawa penerima elektron. Hal ini sesuai dengan Widayanti,
dkk (2013) bahwa Hasil uji kualitatif dengan reagen Benedict menunjukkan adanya
kandungan gula reduksi yang cukup besar dalam sampel Glacilaria sp. yang
ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna merah bata pada sampel saat
dipanaskan.
Berdasarkan hasil praktikum, bahwasannya dimasukkan reagen Benedict
sebanyak 1 ml (20 tetes) dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan di api Bunsen.
Hal ini sesuai dengan Buvaneswari, et al. (2011) bahwa ditambahkan 1 ml reagen
Benedict ke dalam tabung reaksi dan dipanaskan hingga mendidih selama 2 menit.
Berdasarkan hasil praktikum, bahwasannya prinsip kerja uji Benedict yaitu
gula-gula pereduksi akan mereduksi Reagen benedict (ion kupri) sehingga
membentuk senyawa yang berwarna. Hal ini sesuai dengan Harini, dkk (2019)
bahwa prinsipnya yaitu gula pereduksi mengalami reaksi redoks dengan reagen
Benedict (campuran kuprisulfat, natrium sitrat, dan natrium karbonat)
menghasilkan endapan merah dari kuprooksida.

Praktikum Biokimia 2020


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

a. Hasil uji kualitatif dengan reagen Benedict menunjukkan bahwa adanya


kandungan gula atau glukosa ditandai dengan adanya endapan berwarna merah
bata.

b. Jumlah reagen Benedict yang dimasukkan dalam tabung reaksi dan dipanaskan
yaitu 1 ml (20 tetes)

c. Prinsip uji Benedict yaitu gula pereduksi mengalami reaksi redoks dengan
reagen Benedict (ion kupri) menghasilkan endapan merah dari kuprooksida.

3.2 Saran

Saran dari saya untuk kakak-kakak asisten pada saat pembuatan powerpoint,
diharapkan untuk menuliskan rumus dengan jelas pada tanda bagi, tambah,
kurang, maupun kali. Saat prmbuatan video yang akan ditayangkan mohon untuk
menuliskan subtitilenya karena suara terlalu kecil dan menggunakan pilihan kata
yang mudah dipahami agar praktikan lebih mudah mengerti materi yang
disampaikan.

Praktikum Biokimia 2020


DAFTAR PUSTAKA

Buvaneswari, K., D. Ramamoorthy and J. Velanganmi. Preliminary Phytochemical and


Antimicrobial Activity Studies on the Leaves of the Indian Plant Thevetia neriifolia
Juss. World Journal of Agricultural Sciences. 7 (6): 659-666
Noor, N., R. Marianty dan V. A. Wahyudi. 2019. Analisa Pangan. Sidoarjo: Zifatama Jawara
Widayanti, N. P., W. K. Rita dan Y. Ciawi. Pengaruh Konsentrasi Ammonium Sulfat
((NH4)2SO4) Sebagai Sumber Nitrogen Terhadap Produksi Bioetanol Berbahan
Baku Glacilaria sp.. Jurnal Kimia. 7 (1): 1-10

Praktikum Biokimia 2020


UJI IODINE

Praktikum Biokimia 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Untuk mengidentifikasi atau menganalisa adanya polisakarida (pati)
dalam suatu bahan atau sampel.
1.2 Prinsip
Larutan polisakarida akan mengabsobsi larutan iodine sehingga akan
memberikan perubahan warna tertentu.
1.3 Alat dan Bahan
Alat
1) Tabung reaksi : Sebagai tempat untuk larutan yang akan akan diamati
2) Beaker glass : Untuk menampung larutan yang akan diuji
3) Pipet tetes : Untuk memindahkan larutan
4) Rak : Tempat meletakkan tabung reaksi yang diamati
5) Penjepit : Untuk menjepit tabung reaksi
Bahan
1) Larutan karbohidrat 1% (sukrosa, : Berfungsi sebagai sampel
glukosa, fruktosa, amilum, sorbitol)
2) HCl 2N : Untuk memberikan suasana asam
pada uji Iodine
1.4 Prosedur Kerja

1) Disiapkan alat dan bahan.

2) Dimasukkan sampel larutan karbohidrat 1% sebanyak 1 ml ke dalam tabung


reaksi.

3) Diamati warna dan dicatat pada tabel hasil pengamatan.

4) Ditambahkan HCl 2 N sebanyak 1 ml.

5) Ditambahkan 2-4 tetes larutan iodine.

6) Dihomogenkan.

7) Diamati perubahan warna yang terjadi dan dicatat pada hasil pengamatan

Praktikum Biokimia 2020


1.5 Hasil Pengamatan
Amilum memberikan hasil positif sedangkan yang lain negatif. Ikatan
glukosida pada polisakarida akan berikatan dengan ion iodine sehingga
membentuk komplek warna (biru-ungu). Semakin pekat warna menunjukkan
semakin banyak ikatan glukosida.

UJI IODINE
Larutan Perubahan Warna
Karbohidrat Sebelum + HCl, Iodine Sesudah + HCl,
1% Iodine
Sukrosa Bening Kuning bening

Glukosa Bening Kuning bening


Amilum Putih keruh Ungu

Sorbitol Bening Orange bening


Fruktosa Bening Kuning bening

Praktikum Biokimia 2020


BAB II
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum, bahwasannya amilum memberikan hasil positif


sedangkan yang lain negatif. Ikatan glukosida pada polisakarida akan berikatan
dengan ion iodine sehingga membentuk komplek warna (biru-ungu). Semakin pekat
warna menunjukkan semakin banyak ikatan glukosida. Hal ini sesuai dengan Putri,
dkk (2012) bahwa setelah diinkubasi pada suhu 37 oC selama 48 jam, masing-masing
petri yang berisi isolat dituangi dengan larutan gram-iodin (0.5% kristal iodin
ditambahkan pada larutan 1.5% larutan kalium iodida) untuk membentuk warna biru
gelap karena terjadinya kompleks pati-iodin.
Berdasarkan hasil praktikum, bahwasannya pada prosedur kerja disebutkan
ditambahkan 2-4 tetes larutan iodine. Hal ini tidak sesuai dengan Yadav, et al (2011)
bahwa ekstrak mentah dicampur dengan 2ml larutan iodin. Warna biru tua atau ungu
menunjukkan adanya karbohidrat.
Berdasarkan hasil praktikum, bahwasannya prinsip kerja uji iodine yaitu
larutan polisakarida akan mengabsobsi larutan iodine sehingga akan memberikan
perubahan warna tertentu. Hal ini sesuai dengan Atma (2018) bahwa prinsip analisis
karbohidrat secara kualitatif dengan uji iodine yaitu terjadinya kondensasi iodine
dengan karbohidrat sehingga menghasilkan warna yang khas.

Praktikum Biokimia 2020


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
a. Ikatan glukosida polisakarida (pati) akan berikatan dengan iodine sehingga
membentuk komplek warna (biru-ungu).
b. Prosedur kerja praktikun pada bagian ditambahkan 2-4 tetes larutan iodine
berbeda pendapat dengan Yadav, et al. (2011) yaitu lauratan iodine yang
digunakan 2 ml.
c. Prinsip kerja uji iodine yaitu terjadinya kondensasi iodine dengan karbohidrat
sehingga menghasilkan warna tertu (khas).
3.2 Saran
Saran dari saya untuk kakak-kakak asisten pada saat pembuatan powerpoint,
diharapkan untuk menuliskan rumus dengan jelas pada tanda bagi, tambah,
kurang, maupun kali. Saat prmbuatan video yang akan ditayangkan mohon untuk
menuliskan subtitilenya karena suara terlalu kecil dan menggunakan pilihan kata
yang mudah dipahami agar praktikan lebih mudah mengerti materi yang
disampaikan.

Praktikum Biokimia 2020


DAFTAR PUSTAKA

Atma, Y. 2018. Prinsip Analisis Komponen Pangan Makro dan Mikro Nutrien. Sleman:
Deepublish
Putri, W. D. R., Haryadi., D. W. Marseno dan M. N. Cahyanto. 2012. Isolasi dan
Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Amilolitik Selama Fermentasi Growol, Makanan
Tradisional Indonesia. Jurnal Teknologi Pertanian. 13 (1): 52-60
Yadav, RNS and M. Agarwala. 2011. Phytochemical Analysis of Some Medicinal
Plants. Journal of Phytologi. 3 (12): 10-14

Praktikum Biokimia 2020


UJI SALIWANOFF

Praktikum Biokimia 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.6 Tujuan
Uji saliwanoff bertujuan untuk mengidentifikasikan gugus keton yang ada
pada karbohidrat.
1.7 Prinsip

Keton lebih mudah membentuk derifat furfural dari pada aldosa.


1.8 Alat dan Bahan
Alat

1) Bunsen : Untuk memanaskan tabung reaksi

2) Tabung reaksi : Untuk wdah larutan yang akan dipanaskan

3) Pipet tetes : Untuk memindahkan larutan

4) Rak : Tempat meletakkan tabung reaksi yang diamati

5) Korek api : Untuk menyalakan api pada Bunsen

6) Penjepit : Untuk menjepit tabung reaksi yang akan dipanaskan

7) Beaker glass : Untuk menampung larutan yang akan diuji

Bahan

1) Reagen benedict : Digunakan untuk menguji


keberadaan suatu gula pereduksi
pada suatu sampel.
2) Larutan karbohidrat 1% (sukrosa, : Berfungsi sebagai sampel
glukosa, fruktosa, amilum, sorbitol)

Praktikum Biokimia 2020


1.9 Prosedur Kerja

1) Disiapkan alat dan bahan.

2) Dimasukkan reagen saliwanoff sebanyak 2 ml pada tabung reaksi.

3) Ditambahkan sampel larutan karbohidrat 1% sebanyak 2 tetes.

4) Dipanaskan dengan api Bunsen hingga mendidih.

5) Ditaruh pada rak dan diamati perubahan warna yang terjadi.

6) Dicatat pada hasil pengamatan.


1.10 Hasil Pengamatan
Sukrosa berubah warna menjadi merah bata karena gugus keton sukrosa
bereaksi dengan HCl menghasilkan hidroksi metil furfural dan berkondensasi
dengan resorcinol.

UJI SALIWANOFF
Larutan Perubahan Warna
Karbohidrat Sebelum Dipanaskan Sesudah Dipanaskan
1%
Sukrosa Bening Merah bata

Glukosa Bening Merah maroon


Amilum Putih keruh Peach

Sorbitol Bening Orange bening


Fruktosa Bening Coklat

Praktikum Biokimia 2020


BAB II
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum, bahwasannya sukrosa berubah warna menjadi


merah bata karena gugus keton sukrosa bereaksi dengan HCl menghasilkan
hidroksi metil furfural dan berkondensasi dengan resorcinol. Hal ini sesuai dengan
Kusbandari (2015) bahwa analisis kualitatif karbohidrat umumnya didasarkan atas
reaksi - reaksi warna yang dipengaruhi oleh produk - produk hasil penguraian gula
dalam asam - asam kuat dengan berbagai senyawa organik, sifat mereduksi dari
gugus karbonil dan sifat oksidasi dari gugusan hidroksil yang berdekatan.
Berdasarkan hasil praktikum, bahwasannya prinsip kerja uji saliwanoff yaitu
keton lebih mudah membentuk derifat furfural dari pada aldosa. Hal ini sesuai
dengan Harini, dkk (2019) bahwa prinsip uji saliwanoff yaitu terjadinya reaksi
dehidrasi monosakarida ketosa menjadi furfural lebih cepat dibandingkan dehidrasi
monosakarida aldosa
Berdasarkan hasil praktikum, bahwasannya sukrosa berubah warna menjadi
merah bata karena gugus keton sukrosa bereaksi dengan HCl menghasilkan
hidroksi metil furfural dan berkondensasi dengan resorcinol. Hal ini sesuai dengan
Liu, et al (2013) sebagai contoh, dalam tes saliwanoff klasik, fruktosa yang
diproduksi dari glukosa pertama kali dikonversi ke dalam bentuk ketosa dengan
asam pekat di bawah pemanasan untuk reaksi dengan resorcinol, yang membuat
percobaan kompleks dan membutuhkan penggunaan bahan kimia berbahaya

Praktikum Biokimia 2020


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
a. Sukrosa berubah warna menjadi merah bata karena gugus keton sukrosa
bereaksi dengan HCl (asam kuat) menghasilkan hidroksi metil furfural dan
berkondensasi dengan resorcinol.
b. Prinsip uji saliwanoff yaitu terjadinya reaksi dehidrasi monosakarida ketosa
menjadi furfural lebih cepat dibandingkan dehidrasi monosakarida aldosa.
c. Gugus keton dengan asam pekat (HCl) di bawah pemanasan untu
berkondensasi dan atau reaksi dengan resorcinol.
3.2 Saran
Saran dari saya untuk kakak-kakak asisten pada saat pembuatan
powerpoint, diharapkan untuk menuliskan rumus dengan jelas pada tanda bagi,
tambah, kurang, maupun kali. Saat prmbuatan video yang akan ditayangkan
mohon untuk menuliskan subtitilenya karena suara terlalu kecil dan
menggunakan pilihan kata yang mudah dipahami agar praktikan lebih mudah
mengerti materi yang disampaikan.

Praktikum Biokimia 2020


DAFTAR PUSTAKA
Kusbandari, A. 2015. Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida dalam Tepung dan Pati
Umbi Ganyong (Canna edulis Ker.). Pharmaçiana. 5 (1): 35-42
Liu, L., X. Xia., J. Du., Q. He., Y. Qin., H. Li and C. Li. 2013. A Simple and Rapid Method
for Probing of Isomerization of Glucose to Fructose with Ferroceneboronic Acid.
International Journal of Electrochemical Science. 8 (-): 9163-9170
Noor, N., R. Marianty dan V. A. Wahyudi. 2019. Analisa Pangan. Sidoarjo: Zifatama
Jawara

Praktikum Biokimia 2020


ISOLASI KARBOHIDRAT

Praktikum Biokimia 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.11 Tujuan
Mengisolasi pati atau amilum dari suatu bahan
1.12 Prinsip
Mengisolasi pati atau amilum dengan metode homogenisasi, dekantasi,
suspensi dan pengendapan.
1.13 Alat dan Bahan
Alat Fungsi
1. pisau/cutter Memotong bahan menjadi beberapa bagian
2. gelas kimia Menampung bahan yang sudah diblender
3. kertas saring Menyaring bahan yang sudah diblender
4. timbangan Menentukan berat bahan atau cairan
5. blender Menghaluskan bahan yang akan diuji
6. corong Alat bantu untuk memindahkan kalarutan ke
wadah
7. gelas beker Mengaduk, mencampur, memanaskan suatu bahan

Bahan Fungsi
1. kentang Sebagai bahan utama yang akan diuji
2. aquadest Sebagai bahan pelarut atau pencampur
3. etanol 95% Sebagai pelarut

1.14 Prosedur Kerja


1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Kupas kentang dan dipotong kecil2 kemudian timbang 150 gram-300 gram
3. Diblender bersama 100-200 ml air sampai halus
4. Disaring dengan kain saring dan ditampung pada gelas kimia
5. Ditambah aquadest 50-100 ml
6. Dihomogenkan, diendapkan dan didekantasi

Praktikum Biokimia 2020


7. Pati di suspensikan dengan 50-100 ml etanol 95%
8. Ditimbang kertas saring
9. Disaring melalui corong dengan kertas saring
10. Dikeringkan pada suhu kamar
11. Ditimbang
12. Dihitung randemen pati dalam kentang

1.15 Hasil Pengamatan


(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑡𝑖+𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔)−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑅𝑎𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑡𝑖 = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Contoh soal :
Diketahui :
Berat Kertas Saring 1 gram
Berat Pati + Kertas Saring 48 gram
Berat Sampel 250 gram

(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑡𝑖+𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔)−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔


𝑅𝑎𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑝𝑎𝑡𝑖 = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

48 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 1 𝑔𝑟𝑎𝑚
= × 100%
250 𝑔𝑟𝑎𝑚

47 𝑔𝑟𝑎𝑚
= × 100%
250 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 𝟏𝟖, 𝟖 %

Praktikum Biokimia 2020


BAB II
PEMBAHASAN

Menurut Erika (2010) Bahan-bahan yang digunakan terdiri atas ubi jalar,
kentang, pati ubi kayu, dan pati jagung sebagai sumber pati alami, bahan-bahan
kimia yang digunakan untuk modifikasi pati yaitu NaOH, HCl, etanol, soda abu,
dan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis yaitu H2SO4, indikator
metil merah, dietil eter, sodium tiosulfat, dan aquadestilata. Hal ini sebanding
dengan bahan pengamatan praktikum bahwa bahan-bahan yang digunakan untuk
mengisolasi pati atau amilum dengan metode homogenisasi, dekantasi, suspensi
dan pengendapan yaitu kentang, aquades, dan etanol (alkohol).
Menurut Babu and Parimalavalli (2014) Pencampuran ubi jalar dengan air
dilakukan dengan perbandingan 1:10 sampai bubur halus dibentuk. Hal ini
sebanding dengan prosedur kerja praktikum bahwa kentang diblender bersama 100-
200 ml air sampai halus.
Berdasarkan hasil praktikum bahwasannya randemen pati dari kentang
dihasilkan sebesar 18,8%. Hal ini sebanding dengan Setiarto (2020) bahwa pati
umbi garut merupakan hasil ekstraksi umbi garut dari tanaman garut ( Maranta
arundinaceae L.) yang merupakan jenis umbi-umbian yang memiliki kandungan
patinya sekitar 80-85% sehingga umbi garut tidak kalah dengan umbi-umbian lain
yang dianggap sebagai sumber pati seperti pati ketela pohon (85%), pati ketela
rambat (63%) dan pati kentang (18%).

Praktikum Biokimia 2020


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
a) Bahan-bahan yang digunakan untuk mengisolasi pati atau amilum dengan
metode homogenisasi, dekantasi, suspensi dan pengendapan yaitu terdiri atas
ubi jalar, kentang, pati ubi kayu, dan pati jagung sebagai sumber pati alami,
serta bahan lainnya seperti aquades, dan etanol (alkohol).
b) Kentang diblender bersama 100-200 ml air atau dengan perbandingan 1 : 10
sampai halus.
c) Randemen pati dari kentang dihasilkan sebesar 18,8%.
3.2 Saran

Hasil penelitian dari pengamatan isolasi karbohidrat tidak dipaparkan secara


lengkap karena hanya proses perhitungan randemen yang dipaparkan.

Praktikum Biokimia 2020


DAFTAR PUSTAKA

Erika, C. 2014. Produksi Pati Termodifikasi dari Beberapa Jenis Pati. Jurnal Rekayasa
Kimia dan Lingkungan. 7 (3) : 130-137
Babu, A.S. and R. Parimalavalli. 2014. Effect of Starch Isolation Method on Properties
of Sweet Potato Starch. The Annals of the University Dunarea de Jos of Galati
Fascicle VI – Food Technology.38 (1) : 48-63
Setiarto, R.H.B. 2020. Teknologi Pengemasan Pangan Antimikroba Yang Ramah
Lingkungan. Bogor : Guepedia.

Praktikum Biokimia 2020


UJI BIURET

Praktikum Biokimia 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.16 Tujuan
Untuk mengidentifikasi atau menganalisa adanya 2 atau lebih ikatan
peptide (protein) dalam suatu bahan atau sampel.
1.17 Prinsip
Kupri sulfat dalam suasana basa akan bereaksi dengan ikatan peptida
sehingga akan menghasilkan senyawa kompleks berwarna ungu.
1.18 Alat dan Bahan
Alat Fungsi
1. tabung reaksi wadah untuk menampung reaksi kimia

2. beaker glass digunakan untuk mengaduk, mencampur, dan


memanaskan cairan
3. pipet tetes untuk mengambil cairan dengan skala tetesan kecil
4. rak sebagai tempat untuk meletakkan tabung reaksi

Bahan Fungsi
1. gelatin Sebagai bahan yang akan diuji
2. albumin Sebagai bahan yang akan diuji
3. kasein Sebagai bahan yang akan diuji
4. cuSO4 Membuat suasana larutan menjadi basa
5. NaOH 10 N Membuat suasana larutan menjadi basa

1.19 Prosedur Kerja


a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan 2 mL larutan protein pada tabung reaksi
c. Ditambahkan 5 tetes larutan kupri sulfat
d. Ditambahkan 2 mL NaOH
e. Dihomogenkan

Praktikum Biokimia 2020


f. Diamati perubahan warna dan dicatat pada hasil pengamatan

1.20 Hasil Pengamatan


Larutan protein Perubahan warna
Sebelum + NaoH 10N Sesudah + NaoH 10N
Albumin Bening Biru
Kasein Putih susu Biru
Gelatin Bening kekuningan Biru keunguan pekat

Kesimpulan
Gelatin menghasilkan warna yang paling pekat. Semakin panjang ikatan
peptida, warna sampel akan semakin pekat.

Praktikum Biokimia 2020


BAB II
PEMBAHASAN

Menurut Purnama, dkk.(2019) uji ini memberikan reaksi positif yaitu ditandai
dengan timbulnya warna merah violet atau biru violet. Hal ini sebanding dengan
hasil pengamatan praktikum bahwa gelatin menghasilkan warna yang paling
pekat.
Menurut Dharma, et al.(2016) banyaknya asam amino yang terikat pada
ikatan peptida akan mempengaruhi intensitas warna larutan yang terbentuk. Hal
ini sebanding dengan hasil pengamatan praktikum bahwa semakin panjang
ikatan peptide, warna sampel akan semakin pekat.
Menurut Sutresna, dkk.(2008) uji biuret untuk mengetahui adanya ikatan
peptida dengan pereaksi cuS04 dan NaOH dan hasil reaksi timbul warna ungu.
Hal ini sebanding dengan prinsip kerja dari praktikum bahwa kupri sulfat dalam
suasana basa akan bereaksi dengan ikatan peptida sehingga akan menghasilkan
senyawa kompleks berwarna ungu.

Praktikum Biokimia 2020


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
a) Gelatin menghasilkan warna yang paling pekat ditandai dengan timbulnya
warna merah violet atau biru violet.
b) Semakin panjang ikatan peptida dan banyaknya asam amino yang terikat,
maka akan mempengaruhi warna sampel yang semakin pekat.
c) Uji biuret untuk mengetahui adanya ikatan peptida dengan pereaksi cuS04
sehingga akan menghasilkan senyawa kompleks berwarna ungu.

3.2 Saran
Sebaiknya prosedur kerja dijelaskan secara jelas dan lengkap agar
praktikan dapat memahami urutan-urutan pengamatan dengan jelas.

Praktikum Biokimia 2020


DAFTAR PUSTAKA

Purnama, R.C., Agustina R., dan Indah A. 2019. Perbandingan Kadar Protein Susu Cair
Uht Full Cream Pada Penyimpanan Suhu Kamar dan Suhu Lemari Pendingin
dengan Variasi Lama Penyimpanan dengan Metode Kjeldhal. Jurnal Analis
Farmasi. 4 (1) : 50-58
Dharma, S., U. Wulandari., M. Aria and Dillasamola D. 2016. The Influences of
Fibroblast Growth Factor (FGF) and Protein About to Histopathology of Rats
Pancreatic & cell. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and
Chemical Sciences. 7 (5) : 481-487
Sutresna, N., R.W. Laksana dan Y. Gursida. 2008. Persiapan Ujian Nasional Kimia.
Bandung : Grafindo Media Pratama.

Praktikum Biokimia 2020


PENGENDAPAN PROTEIN DENGAN
LOGAM BERAT

Praktikum Biokimia 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.21 Tujuan
Untuk menganalisa pengendapan protein dengan logam berat.
1.22 Prinsip
Protein pada suasana netral atau sedikit basa mempunyai muatan negatif
apabila di netralkan dengan penambahan ion logam yang bermuatan positif
maka akan mengalami pengendapan.
1.23 Alat dan Bahan
Alat Fungsi
1. tabung reaksi wadah untuk menampung reaksi kimia
2. beaker glass digunakan untuk mengaduk, mencampur, dan
memanaskan cairan
3. pipet tetes untuk mengambil cairan dengan skala tetesan kecil
4. rak sebagai tempat untuk meletakkan tabung reaksi

Alat Fungsi
1. gelatin Sebagai bahan yang akan diuji
2. albumin Sebagai bahan yang akan diuji
3. kasein Sebagai bahan yang akan diuji
4. cuSO4 Membuat suasana larutan menjadi basa

1.24 Prosedur Kerja


a) Disiapkan alat dan bahan
b) Dimasukkan larutan protein sebanyak 2 mL
c) Ditambahkan 5 tetes larutan logam berat CuSO4(kupri sulfat)
d) Dihomogenkan
e) Diamati endapan yang terbentuk
1.25 Hasil Pengamatan

Praktikum Biokimia 2020


Kesimpulan
Albumin menghasilkan endapan paling banyak, karena muatan negatif
dari albumin berikatan dengan ion positif dari kupri sulfat.

Praktikum Biokimia 2020


BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Triyono (2010) protein yang terdenaturasi akan mengendap karena
gugus-gugus yang bermuatan positif dan negatif dalam jumlah yang sama atau
netral atau dalam keadaan titik isoelektrik. Hal ini sebanding dengan prinsip kerja
praktikum bahwa protein pada suasana netral atau sedikit basa mempunyai
muatan negatif apabila dinetralkan dengan penambahan ion logam yang
bermuatan positif maka akan mengalami pengendapan
Menurut Matulis (2016) jika pengendapan protein tidak terjadi dengan cepat
setelah penambahan dari perkiraan jumlah garam sulfat, mungkin yang terbaik
adalah menunggu beberapa saat, mungkin beberapa jam, untuk memberikan
waktu bagi endapan terbentuk. Hal ini sebanding dengan prosedur kerja
praktikum bahwa protein ditambahkan 5 tetes larutan logam berat CuSO4(kupri
sulfat) yang kemudian dihomogenkan dan setelah beberapa saat diamati endapan
yang terbentuk.
Berdasarkan prosedur kerja praktikum bahwasannya setelah menyiapkan alat
dan bahan, kemudian memasukkan larutan protein seperti gelatin, albumin, dan
kasein sebanyak 2 ml kedalam tabung reaksi. Hal ini sebanding dengan Yuliana
(2018) sediakan 5 tabung reaksi yang bersih, masing-masing isi dengan 2 ml
larutan albumin telur.

Praktikum Biokimia 2020


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
a. Protein akan mengendap apabila gugus-gugus yang bermuatan positif dan
negatif dalam jumlah yang sama atau netral atau dalam keadaan titik
isoelektrik.
b. Jika pengendapan protein tidak terjadi dengan cepat setelah penambahan 5
tetes larutan logam berat mungkin yang terbaik adalah menunggu beberapa
saat dan setelah beberapa saat diamati endapan yang terbentuk.
c. Memasukkan larutan protein seperti gelatin, albumin, dan kasein sebanyak 2
ml kedalam tabung reaksi yang sudah dibersihkan.
3.2 Saran
Sebaiknya prosedur kerja dijelaskan secara lengkap dan jelas agar praktikan
dapat memahami tahap demi tahap dari pengujian yang akan dilakukan.

Praktikum Biokimia 2020


DAFTAR PUSTAKA

Triyono, A. 2010. Mempelajari Pengaruh Penambahan Beberapa Asam Pada Proses


Isolasi Protein Terhadap Tepung Protein Isolat Kacang Hijau (Phaseolus
radiatesL.). Seminar Rekayasa Kimia dan Proses. C (10) : 1-8
Matulis, D. 2016. Selective Precipitation of Proteins. Current protocols in protein
science / editorial board. 83:4.5.1-4.5.37
Yuliana, A. 2018. Buku Ajar Biokimia Farmasi. Surabaya : Jakad Publishing
Surabaya

Praktikum Biokimia 2020


PENGENDAPAN PROTEIN OLEH ASAM

Praktikum Biokimia 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.26 Tujuan
Untuk menganalisa pengendapan protein dengan logam berat
1.27 Prinsip
Senyawa asam yang mempunyai muatan negative yang besar dapat
menetralkan protein yang bermuatan positif sehingga akan membentuk
endapan.

1.28 Alat dan Bahan


Alat
1. Tabung reaksi : Sebagai tempat untuk larutan yang akan akan
diamati
2. Pipet tetes : Untuk memindahkan larutan
3. Beaker glass : Untuk menampung larutan yang akan diuji
4. Erlenmeyer : Mengukur serta mencampur larutan
5. RakTempat : Menaruh tabung reaksi
Bahan
1. Larutan protein : Sampel
(albumin, kasein, gelatin)
2. HCl 1 N dan HCl 10 N : Larutan asam untuk menguji protein terhadap
asam
1.29 Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan larutan protein sebanyak 2 mL
3. Ditambahkan larutan HCl 1 N dan HCl 10 N
4. Dihomogenkan
5. Diamati endapan yang terbentuk

Praktikum Biokimia 2020


1.30 Hasil Pengamatan
Perubahan Warna
Larutan
Dihomogenkan +HCl
Protein Dihomogenkan +HCl 1 N
10N
Albumin Bening ++
Kasein Putih susu +
Gelatin Bening kekuningan +++
Kesimpulan :
Semakin tinggi normalitas HCl, maka semakin banyak endapan yang
terbentuk. Kasein dan albumin mengalami pengendapan karena massa
jenis kasein dan albumin lebih kecil daripada masa jenis HCl.

Praktikum Biokimia 2020


BAB II
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum, Semakin tinggi normalitas HCl, maka


semakin banyak endapan yang terbentuk. Kasein dan albumin mengalami
pengendapan karena massa jenis kasein dan albumin lebih kecil daripada masa
jenis HCl. Hal ini sesuai dengan Sulistiyono, dkk (2014) Pada terak I semakin
tinggi normalitas HCl semakin banyak padatan yang terlarut, dimana pada
konsentrasi 8 N, berat akhir padatan setelah proses tinggal sekitar 42% .
Berdasarkan prosedur kerja praktikum, dimasukkan larutan protein sebanyak
2 mL berupa albumin, kasein, dan gelatin. Hal ini sesuai dengan Moosophin, et al.
(2010) bahwa Albumen diaplikasikan untuk mengendapkan protein.
Berdasarkan hasil praktikum, Senyawa asam yang mempunyai muatan
negative yang besar dapat menetralkan protein yang bermuatan positif sehingga
akan membentuk endapan. Hal ini sesuai dengan Sumardjo (2006) bahwa pada titik
isoelektrik, larutan koloid suatu protein (emuloid) apabila ditambahkan dengan
asam akan bermuatan positif. Emulsoid positif ini, apabila kehilangan selubung
airnya (dehydrate) akan membentuk suspensoid yang bermuatan positif.
Suspensoid yang bermuatan positif ini, apabila muatannya dihilangkan dengan basa
akan terbentuk suspensoid yang tidak bermuatan dan akan mengendap.

Praktikum Biokimia 2020


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
1. Semakin banyak HCl maka semakin banyak endapan yang terbentuk.
2. Albumin dapat digunakan untuk mengendapkan protein.
3. Senyawa asam memiliki muatan positif yang dapat menetralkan protein
bermuatan negatif dan akan menyebabkan pengendapan.
3.2 Saran
Sebaiknya video praktikum ditayangkan saat zoom meeting karena terlihat
bahwa tidak semua praktikan melihat video tersebut di youtube.

Praktikum Biokimia 2020


DAFTAR PUSTAKA
Moosophin, K., T. Wetthaisong, L. Seeratchakot, and W. Kokluecha. Tannin Extraction
from
Mangosteen Peel for Protein Precipitation in Wine. Journal of KKU Res J. 15 (5):
377-385
Sulistiyono, E., F. Firdayono dan A. Surhayanto. 2014. Proses Pelarutan Asam Sulfat Dan
Asam Klorida Terhadap Hasil Reduksi Terak Timah. Jurnal Metalurgi. 29 (3) :
197-204
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Praktikum Biokimia 2020


ISOLASI KASEIN SUSU

Praktikum Biokimia 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.31 Tujuan
Untuk mengisolasi kasein dari susu atau untuk mengetahui jumlah
kandungan kasein dari susu.
1.32 Prinsip
Kasein akan terpisah (mengendap) dari susu pada titik
isoelektriknya.
1.33 Alat dan Bahan
Alat
1. Gelas kimia 500 mL : Menampung larutan
2. Beaker glass : Untuk menampung larutan yang akan
diuji
3. Thermometer : Menghitung suhu
4. Hot plate magnetic stirer :Menghomogenkan larutan dengan
diaduk
5. Pengaduk : Mengaduk larutan
6. Pipet tetes : Memindahkan larutan
7. Corong Buchner : Untuk menyaring vakum
8. Labu ukur : Menampung larutan dan dapat
diketahui
jumlahnya denga akurasi tinggi.
Bahan
1. Susu segar : Sebagai sumber kasein, karena susu
mengandung kasein.
2. Cuka (asam asetat) :Mengisoelektrikkan pH sehingga membentuk
gumpalan
3. Aquadest
4. Etanol : Memisahkan kasein dari protein lain.
5. Etanol-eter : Memisahkan lemak dari kasein dan
memurnikan.

Praktikum Biokimia 2020


6. Kertas saring : Menyaring padatan
7. Timbangan analitik :Menimbang randemen
1.34 Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan susu 100 mL pada gelas kimia 500 mL
3. Dihangatkan pada hot plate sampai 40 0C sambil diaduk
4. Ditambahkan cuka (asam asetat) sebanyak 5-10 tetes
5. Diaduk sampai mengumpal
6. Diambil gumpalan dan ditambahkan etanol sebanyak 30 mL
7. Disaring dengan kertas saring melalui corong buchner
8. Dicuci dengan etanol-eter sebanyak 20 mL
9. Dicuci dengan eter sebanyak 50 mL
10. Dikeringkan dan ditimbang
11. Dihitung randemen kasein susu
1.35 Hasil Pengamatan
Contoh soal
Diketahui :
Berat kertas saring = 1 gram
Berat kasein+kertas saring = 19,5 gram
Volume susu = 100 ml
Ditanyakan rendemen kasein ?
Jawab :
𝑅𝑎𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑘𝑎𝑠𝑒𝑖𝑛 =
𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒌𝒂𝒔𝒆𝒊𝒏 +𝒌𝒆𝒓𝒕𝒂𝒔 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈 −𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒓𝒕𝒂𝒔 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒔𝒖𝒔𝒖
𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒔𝒖𝒔𝒖 × 100%
𝟏,𝟎𝟐𝟖

(𝟏𝟗,𝟓)−𝟏
= 𝟏𝟎𝟎 x 100%
𝟏,𝟎𝟐𝟖

= 19,018 %
Sehingga kesimpulannya adalah dalam 100 ml susu terdapat rendemen
kasein sebesar 19,018 %

Praktikum Biokimia 2020


BAB II
PEMBAHASAN

Menurut Kumaresan et, al. (2017) bahwa Molekul kasein dalam sampel susu
mula mengendap di dasar gelas kimia, karena akibat muatan negatif dalam susu
memungkinkan dispersi kasein di dalamnya, ketika asam bermuatan positif
ditambahkan ke sampel susu, menetralkan kasein yang bermuatan negatif. Sampel
susu mencapai pH 4,7 endapan itu terbentuk. Ini dikenal sebagai asam kasein. Itu
disaring melalui kain dan sampel yang dikumpulkan dikeringkan dan ditimbang
dengan akurat. Hal ini tidak sesuai dengan prosedur praktikum, pada prosedur
praktikum disebutkan bahwa setelah disaring menggunakan kertas saring,
gumpalan tersebut tidak langsung dikeringkan dan ditimbang, tetapi Dicuci
dengan etanol-eter sebanyak 20 mL dan dicuci dengan eter sebanyak 50 mL,
setelah itu ditimbang dan dikeringkan.
Berdasarkan praktikum, susu dihangatkan pada hot plate sampai 40 °C sambil
diaduk. Hal ini sesuai dengan Sumardjo Fox and Mcsweeney (2003) bahwa pada
suhu yang lebih tinggi (30℃-35℃) agregat cukup kasar dan mudah mengendap
dari larutan. Di atas 45℃ endapan cenderung berserabut dan sulit ditangani.
Berdasarkan praktikum, setelah susu dipanaskan pada suhu 40 ℃
ditambahkan cuka (asam asetat) sebanyak 5-10 tetes. Hal ini tidak sebanding
dengan Lestari dan Soesilo (2017) bahwa susu ditambahkan HCl 2N pada suhu
40°C hingga pH 4,6 untuk mengisolasi kasein dengan pengendapan isoelektrik.

Praktikum Biokimia 2020


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
1. Prosedur tidak sebanding dengan literatur. Pada literatur setelah kasein
mengendap langsung dikeringkan dan ditimbang, sedangkan prosedur
praktikum setelah mengendap diberihkan dulu mengganakan etanol dan eter
lalu bisa dikeringkan dan ditimbang.
2. Susu dipanaskan pada suhu 30-40℃ tidak lebih dari 45℃
3. Pada literatur digunakan HCl untuk mengisoelektrikkan kasein, sedangkan
pada praktikum menggunakan asam asetat atau cuka.
3.2 Saran
Sebaiknya, pada saat menjelelaskan power point lebih pelan lagi agar dapat
dipahami praktikan

Praktikum Biokimia 2020


DAFTAR PUSTAKA

Kumaresan, A., C. Selma, N. V. Reshma and N. A. Jacinth. 2017. Quantitative Analysis of


Casein Precipitation from the Various Milk Samples. Journal of Chemical and
Pharmaceutical Research. 9 (9) : 113-115
Lestari, D. dan V. V. Soesilo. 2017. Aktivitas Antibakteri Peptida Kasein Susu Kambing
Hidrolisis Oleh Papain Terhadap Pseudomonas Aeruginosa. Jurnal Ilmu Panga dan
Hasil Pertanian. 1 (2): 81-92
Fox, P. F. and Mcsweeney, P. L. H. 2003. Advanced Dairy Chemistry Volume 1 Protein.
New York: Kluwer Academic

Praktikum Biokimia 2020


ISOLASI PROTEIN WHEY

Praktikum Biokimia 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.36 Tujuan
Untuk mengisolasi protein whey dari whey bubuk.Atau untuk
mengetahui kandungan protein whey dari whey bubuk
1.37 Prinsip
Dengan sentrifugasi larutan whey pada titik isoelektrik (PH 4,2) maka
protein whey akan terpisah dengan zat lain.
1.38 Alat dan Bahan
Alat
1. Gelas kimia : Fungsi Menampung larutan
2. Beaker glass : Menampung larutan
3. Erlenmeyer : Mengukur dan mencampur larutan
4. Indicator pH : Untuk menentukan laruta bersifat basa/asam
5. Pipet tetes : Memindahkan larutan
6. Sentrifugasi : Mencampurkan larutan dengan gaya
sentrifugal
7. Tabung sentrifugator : Tempat larutan yang akan dicampurkan
dalam sentrifugasi
8. Timbangan analitik : Menimbang berat randemen
Bahan
1. Whey bubuk (susu alemen) : Sampel
2. Aquadest : Melarutkan sampel
3. HCl 1 N : Mengatur menjadi pH 4,2
4. NaOH 1 N : Mengatur jika pH berlebihan
1.39 Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dilarutkan 50 gram whey bubuk dengan aquadest 100 mL (1:2)
3. Didiamkan hingga terbentuk 3 lapisan
4. Diambil lapisan yang tengah
5. Diatur pada pH 4,2 dengan menambahkan HCl 1 N jika kelebihan di
atur dengan menambahkan NaOH 1 N (digunakan indicator pH)

Praktikum Biokimia 2020


6. Ditimbang tabung sentrifugator kemudian ditambahkan larutan whey
sebanyak 7 gram
7. Disentrifugasi kecepatan 5000 rpm selama 15-30 menit
8. Dibuang larutan (supernatan) dan diambil pellet (endapan) Dioven
selam 10-15 menit 10. Ditimbang dan dihitung rendemen protein whey.
1.40 Hasil Pengamatan
Kesimpulan
Meskipun kandungan protein di dalam cairan whey cukup
rendah, protein whey mudah diserap tubuh. Di dalam cairan whey, terdapat
berbagai komponen nutrisi.Komponen tersebut adalah laktosa (4.7 gram per
100 gram cairan whey), asam laktat (0.5 gram per 100 gram cairan whey),
lemak (0.3 gram per 100 gram cairan whey), protein (0.9 gram per 100 gram
cairan whey), berbagai mineral (5.0 gram per 100 gram cairan whey), dan
vitamin.
Komposisi Susu mentah Whey cair Bubuk whey
Air 87,0 gram 93,3 gram 0,0 gram
Karbohidrat 4,7 gram 4,7 gram 75,0 gram
Lipid 3,8 gram 0,3 gram 1,0 gram
Protein 3,3 gram 0,9 gram 12 gram

Perhitungan
(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛+𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔)−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
Randemen protein whey= × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑤ℎ𝑒𝑦

Contoh Soal
Berat endapan + tabung: 40gram
Tabung: 25 gram
Larutan whey: 50 gram
Berapa rendemen protein whey?
(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛+𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔)−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔)
Randemen protein whey= × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑤ℎ𝑒𝑦

(40 𝑔𝑟𝑎𝑚)−(25 𝑔𝑟𝑎𝑚)


Randemen protein whey= × 100%
50 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 30%
Jadi, randemen proteinnya adalah 30%

Praktikum Biokimia 2020


BAB II
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum, bahwasanya di dalam cairan whey, terdapat


berbagai komponen nutrisi.Komponen tersebut adalah laktosa (4.7 gram per 100
gram cairan whey), asam laktat (0.5 gram per 100 gram cairan whey), lemak (0.3
gram per 100 gram cairan whey), protein (0.9 gram per 100 gram cairan whey),
berbagai mineral (5.0 gram per 100gram cairan whey), dan vitamin. Hal ini sesuai
dengan Shankar and Bansal (2013) bahwa kandungan protein whey dapat
bervariasi pada karbohidrat, lemak, imunoglobulin, laktosa dan mineral.
Berdasarkan hasil praktikum, bahwasanya Meskipun kandungan protein di
dalam cairan whey cukup rendah, protein whey mudah diserap tubuh. Hal ini
tidak sebanding dengan Nur dan Marissa bahwa Protein jenis whey dalam ASI
tahan terhadap suasana asam dan lebih mudah diserap. Kandungan protein ASI
jenis whey dan casein selama 240 hari setelah melahirkan memiliki perbandingan
50:50. Perbandingan ini jauh berbeda dengan kandungan dalam susu sapi karena
kandungan protein whey lebih rendah sehingga sulit untuk dicerna.
Berdasarkan hasil praktikum, Dengan sentrifugasi larutan whey pada titik
isoelektrik (PH 4,2) maka protein whey akan terpisah dengan zat lain. Hal ini tidak
sesuai dengan Manab, dkk (2017) bahwa whey asam diperoleh setelah kasein di
presipitasi dengan dengan metode presipitasi isoelektrik (pH 4,6).

Praktikum Biokimia 2020


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
1. Kandungan dalam protein whey adalah pada karbohidrat, lemak,
imunoglobulin, laktosa dan mineral.
2. Hasil prakatikum menyatakan protein whey mudah dicerna, tetapi dalam
literatur dinyatakan bahwa protein whey sulit dicerna
3. Hasil praktikum menyatakan bahwa protein whey diisoelektriskan (pH 4,2)
sedangkan dalam literatur dinyatakan di presepitasi (pH 4,6)
3.2 Saran
Seharusnya dalam uji coba disebutkan hubungan sebab dan akibat pada saat
percobaan

Praktikum Biokimia 2020


DAFTAR PUSTAKA

Shankar, J. R. and G. K. Bansal. 2013. A Study On Health Benefits Of Whey Proteins.


Journal of Advanced Biotechnology and Research. 4 (1): 15-19
Nur, A. dan N Marissa. 2014. Riwayat Pemberian Air Susu Ibu dengan Penyakit Infeksi
pada Balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 9 (2): 144-149
Manab, A., M. E. Sawitri, dan K. U. A. Awwaly. 2017. Edible Film Protein Whey. Malang:
UB Press

Praktikum Biokimia 2020


KELARUTAN LIPID

Praktikum Biokimia 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.41 Tujuan
Untuk mengetahui kelarutan berbagai macam lipid dengan berbagai
macam pelarut polar maupun non-polar.
1.42 Prinsip
Lipid akan larut pada pelarut nonpolar, karena lipid bersifat non-polar.
Akan terjadi emulsi jika dilarutkan dengan pelarut polar.
1.43 Alat dan Bahan
1. Beaker glass :wadah penampung yang digunakan untuk
mengaduk, mencampur, dan memanaskan
cairan.
2. Tabung reaksi : Sebagai sebuah wadah untuk menampung
reaksi kimia dalam skala medium.
3. Rak : Sebagai tempat untuk meletakkan tabung
reaksi yang berjumlah banyak.
4. Pipet tetes : Untuk mengambil cairan dengan skala
tetesan kecil.
5. kertas saring : Untuk memisahkan partikel suspensi dari
cairan.
6. Lipid (lemak dan minyak) : Untuk memberikan energi kepada (sel-sel)
tubuh.
7. Pelarut : Melarutkan zat terlarut
1.44 Prosedur Kerja
a. Kelarutan lipid:
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan 2 mL sampel lipid pada tabung reaksi
3. Ditambahkan 2 mL pelarut
4. Dihomogenkan
5. Diamati kelarutan lipid pada pelarut
b. Kelarutan lipid dikertas:

Praktikum Biokimia 2020


1. Diteteskan 1 tetes larutan lipid diatas kertas saring
2. Dibiarkan kering
3. Diamati pembentukan noda yg terjadi.
1.45 Hasil Pengamatan

UJI KELARUTAN LIPID


Larutan Hasil dari + Pelarut yang berbeda
lipid Aquades Eter Etanol
Minyak + + ++
+
+
Margarin + + ++
+
+
Mentega + + ++
+
+

Kesimpulan
Apabila diisi dengan +++, ++, + atau – menunjukkan kelarutan lipid
Lipid jika pada pelarut non polar (etanol dan aseton) dapat larut. Jika
dilarutkan pada pelarut polar (aquadest) akan membentuk endapan
(emulsi).

Praktikum Biokimia 2020


BAB II
PEMBAHASAN

Berdasarkan prinsip pada praktikum uji kelarutan lipid bahwasannya lipid akan
larut pada pelarut nonpolar, karena lipid bersifat non-polar. Hal ini sesuai dengan
Huang, et al (2015) bahwa Lipid sering kali didefinisikan sebagai senyawa alami
tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
Berdasarkan hasil praktikum, bahwasanya lipid pada pelarut non polar (etanol
dan aseton) dapat larut. Jika dilarutkan pada pelarut polar (aquadest) akan
membentuk endapan (emulsi). Hal ini sesuai dengan Suarsana (2012) bahwa
minyak kelapa tidak larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol, larut baik dalam
pelarut non-polar.
Berdasarkan hasil praktikum, bahwasanya lipid jika dilarutkan pada pelarut
polar (aquadest) akan membentuk endapan (emulsi). Hal ini sesuai dengan
Yuliana (2018) bahwasanya minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak
stabil karena bila dibiarkan maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan.

Praktikum Biokimia 2020


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
1) Pada praktikum uji kelarutan lipid, lipid akan larut dalam pelarut nonpolar
karena lipid bersifat nonpolar.
2) Lipid pada pelarut non polar (etanol dan aseton) dapat larut
3) Lipid dalam air akan membentuk emulsi.
3.2 Saran
Sebaiknya praktikum dilaksakan perkelas dalam satu room dan mohon untuk
penjelasannya disampaikan dengan tidak cepat-cepat.

Praktikum Biokimia 2020


DAFTAR PUSTAKA

Huang, C and C. Freter. 2015. Lipid Metabolism, Apoptosis and Cancer Therapy.
International Journal of Molecular Science. 16 (-): 924-949
Suarsana, M. 2012. Pemanfaata Biji Labu Dalam Pembuatan Minyak Kelapa Secara
Fermentatif. Jurnal Sains dan Teknologi. Vol. 11(3): 134-144
Yuliana, A. 2018. Buku Ajar Kimia Farmasi. Surabaya: CV Jakad Publishing

Praktikum Biokimia 2020


PENENTUAN ASAM LEMAK BEBAS

Praktikum Biokimia 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.46 Tujuan
Menghitung kadar asam lemak bebas pada minyak
1.47 Prinsip
Minyak yang dilarutkan dengan etanol akan membebaskan asam lemak
bebas. Kadar asam lemak bebas ditentukan dengan jumlah titrasi NaOH
yang digunakan
1.48 Alat dan Bahan
Alat
1) Timbangan : Menimbang massa sejumlah bahan kimia
2) Pipet tetes :Mengambil cairan dengan sekala tetesan kecil
3) Beaker glass : Mengaduk dan memanaskan cairan
4) Buret dan penyangga : Mengukur volume zat cair
5) Erlenmayer : Mengukur,mencampur cairan
Bahan
1) Minyak kelapa (kelapa sawit) : Mengandung lemak jenuh dan juga
sebagai antioksidan
2) Ethanol 95% : Melarutkan senyawa antioksidan
3) Indikator PP 1% - NaOH 0,1 N : Menentukan titik ekuivalen
(phenolphthalein)
1.49 Prosedur Kerja
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Ditimbang 10 mL minyak
3) Ditambahkan 10 mL etanol 95%
4) Ditambahkan 5 tetes pp 1%
5) Dititrasikan dengan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna
menjadi merah muda
6) Dicatat volume NaOH yang digunakan untuktitrasi
7) Dihitung kadar FFA (Free Faty Acid)

Praktikum Biokimia 2020


1.50 Hasil Pengamatan
Kesimpulan
Kadar air merupakan penentu kualitas minyak. Meskipun kadar asam
lemak bebas dalam minyak rendah dan bilangan peroksida rendah, bila
kadar air tinggi maka minyak mengandung banyak air dan tingkat
hidrolisisnya tinggi sehingga minyak menjadi mudah terurai. Bilangan
peroksida yang tinggi disebabkan oleh minyak yang teroksidasi dan adanya
pemanasan yang tinggi pula. Pemakaian minyak berulang-ulang
menyebabkan bilangan peroksida meningkat. Kadar asam lemak bebas
meningkat disebabkan karena trigliserida terurai menjadi asam lemaknya
dan gliserol. Minyak mengalami peruraian. Antara warna hitam dan warna
coklat pada minyak bekas pakai memang dapat diindikasilkan tingkat
kerusakannya tetapi tidak mencerminkan secara mutlak bahwa semakin tua
warnanya semakin rusak keadaannya.
Perhitungan
𝑚𝐿 𝑁𝑎𝑂𝐻/ 𝐾𝑂𝐻 × 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻/𝐾𝑂𝐻×𝐵𝑀 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐿𝑒𝑚𝑎ℎ
Kadar FFA = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑘×1000

BM asam lemak
Asam Palmitat : 256,4290 g/mol
Asam Miristat : 228,3750 g/mol
Asam Linoleat : 280,4510 g/mol
Asam Oleat : 282,4670 g/mol
Asam Stearat : 284,4830 kg/kmol
Contoh soal
Bahan atau sampel yang dianalisa adalah minyak yang mengandung asam
oleat (Berat molekul = 282, 4670 g/mol) sebanyak 10 ml menggunakan
NaOH 0.1 N. NaOH yang terpakai untuk menetralkan asam oleat adalah
sebanyak 3 mL, dengan demikian %FFA asam linoleat dalam susu adalah:
3 × 0.1 × 282,4670
%𝐹𝐹𝐴 = × 100%
10 × 100
84,7401
= × 100%
10000
= 0,84%

Praktikum Biokimia 2020


Jadi % FFA (asam lemak bebas) dalam susu adalah sebesar 0,84%
Maksimal batas SNI FFA: 0,3% *Jika hasil uji lebih dari 0,3 artinya
tingkat ketengikan semakin tinggi

Praktikum Biokimia 2020


BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum, bahwasanya Minyak yang dilarutkan dengan
etanol akan membebaskan asam lemak bebas.Kadar asam lemak bebas ditentukan
dengan jumlah titrasi NaOH yang digunakan. Hal ini seseuai dengan Suroso
(2013) bahwa asam lemak bebas dalam minyak sawit atau minyak kelapa
ditetapkan kadarnya menggunakan titrasi dengan menggunakan pereaksi basa
yaitu KOH atau NaOH.
Berdasarkan hasil praktikum, bahwasanya Maksimal batas SNI FFA: 0,3%.
Jika hasil uji lebih dari 0,3 artinya tingkat ketengikan semakin tinggi. Hal ini tidak
sebanding dengan Raspe and Silva (2013) Pentingnya pemeriksaan reaksi
esterifikasi dalam cara yang lebih rinci dibenarkan oleh jumlah besar dan berbagai
minyak nabati di seluruh dunia tersedia untuk biodiesel produksi [14-16], yang
mungkin memiliki persentase FFA yang tinggi membuat transesterifikasi katalis
alkali konvensional tidak praktis, karena untuk proses ini, persentase FFA harus
kurang dari 0,5%
Berdasarkan hasil praktikum, bahwasanya pemakaian minyak berulang-ulang
menyebabkan bilangan peroksida meningkat. Kadar asam lemak bebas meningkat
disebabkan karena trigliserida terurai menjadi asam lemaknya dan gliserol.
Minyak mengalami peruraian. Antara warna hitam dan warna coklat pada minyak
bekas pakai memang dapat diindikasilkan tingkat kerusakannya tetapi tidak
mencerminkan secara mutlak bahwa semakin tua warnanya semakin rusak
keadaannya. Hal ini sesuai dengan Rubianto (2018) bahwa semakin tinggi kadar
asam lemak bebas maka hasil transesterifikasi akan semakin menurun akibat
timbulnya reaksi saponifikasi atau pembentukan senyawa sabun yang
menyebabkan pembentukan emulsi. Emulsi mengakibatkan senyawa FAME
cenderung menyatu dengan gliserin membentuk larutan keruh sehingga
pemisahan FAME dengan gliserin sulit dilakukan.

Praktikum Biokimia 2020


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
1) Kadar asam lemak bebas ditentukan dengan jumlah titrasi NaOH atau KOH
2) Berdasarkan hasil praktikum maksimal batas FFA adalah 0,3% sedangkan
berdasarkan literatur batas maksimalnya 0,5%
3) Kadar asam lemak bebas meningkat disebabkan karena trigliserida terurai
menjadi asam lemaknya dan gliserol warna minyak akan keruh atau coklat
hitam
3.2 Saran
Praktikan didorong tidak hanya dengan imajinasi. Dalam penyampaian materi
sebaiknya dengan tempo yang pelan dan mudah dipahami. Praktikum dapat
membuat praktikan/mahasiswa mandiri dan berpikir dengan baik.

Praktikum Biokimia 2020


DAFTAR PUSTAKA

Raspe, D.T. and C. D. Silvia. 2013. Determination of Free Fatty Acid by FT-NIR
Spectroscopy in Esterification Reaction for Biodiesel Production. Journal of Energi.
Vol. 2013: 1-5
Rubianto, L., 2018. Biodiesel. Malang : Polinema Press
Suroso, A. S., 2013. Kualitas Minyak Goreng Habis Pakai Ditinjau dari Bilangan Peroksida,
Bilangan Asam dan Kadar Air. Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol. 3 (2) : 77-88

Praktikum Biokimia 2020


UJI KATALASE

Praktikum Biokimia 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Untuk menganalisa reaksi enzim katalase pada hati. Menganalisa
pengaruh jumlah aktivitas enzim katalase.
1.2 Prinsip
Aktivitas kerja suatu enzim dipengaruhi oleh jumlah substrat yang
ada.
1.3 Alat dan Bahan
Alat:
1. Tabung reaksi : Melakukan percobaan reaksi dalam skala kecil
2. Rak : tempat meletakkan tabung reaksi
3. Cutter : Alat pemotong
4. Timbangan : Menimbang sejumlah bahan kimia
5. Kapas : Untuk menutup tabung reaksi
6. Inkubator 37° : Menginkubasi atau menumbuhkan mikroorganisme
seperti bakteri
7. Bunsen dan Korek Api : Pemanasan dan pembakaran
8. Lidi : Digunakan untuk acuan menghitung jumlah oksigen
yang terbentuk
9. Stopwatch : Mengukur waktu
Bahan:
1. Hati ayam : Sampel untuk uji katalase
2. H2O2 0,5 % dan H2O2 1 % : Larutan peroksida yang akan diuraikan oleh
enzim katalase

Praktikum Biokimia 2020


1.4 Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang hati ayam sebanyak 5gram dan 10 gram
3. Dimasukkan pada tabung reaksi
3. Ditambahkan H2O20,5 % dan H2O21 % sebanyak 2 mL
4. Ditutup dengan kapas hingga rapat
5. Diinkubasi selama 5-10 menit pada 370
6. Dites jumlah oksigen yang terbentuk dengan lama nyala lidi
7. Dicatat waktu nyala api
1.5 Hasil Pengamatan
UJI KATALASE
SUBSTRAT
H2O2 0,5 % H2O2 1%
Hati ayam 5 gr 12 detik 8 detik
Hati ayam 10 gr 3 detik 1 detik

Kesimpulan
Semakin banyak substrat akan meningkatkan kerja enzim katalase
sampai pada titik tertetu.

Praktikum Biokimia 2020


BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum, bahwasannya pada praktikum uji katalase
dilakukan penghitungan jumlah oksigen yang terbentuk dengan lama nyala lidi.
Hal ini sesuai dengan Chkhubianishvili, et al (2011) bahwa kegiatan katalase
dipelajari di gasometris, mengukur volume oksigen yang dilepaskan setelah
menambahkan ekstrak air dari daun-daun percobaan ke hidrogen peroksida.
Berdasarkan hasil praktikum, bahwasannya kerja enzim dipengaruhi oleh
substrat. Hal ini sesuai dengan Elyza, dkk (2015) bahwa aktivitas enzim
dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.
Berdasarkan hasil praktikum, bahwasannya terbentuk oksigen pada uji
katalase. Hal ini sesuai dengan Feliatra (2018) bahwa bakteri katalase positif akan
memecah H2O2 menjadi H2O2 dan O2 dimana parameter yang menunjukkan
adanya aktivitas katalase tersebut adalah adanya gelembung-gelembung oksigen.

Praktikum Biokimia 2020


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
a. Pada uji katalase dilakukan penghitungan atau pengukuran oksigen yang
terbentuk.
b. Kerja atau aktivitas enzim dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.
c. Adanya aktivitas katalase yaitu terbentuknya gelembung – gelembung
oksigen pada uji katalase.
3.2 Saran
Mohon praktikum dengan waktu dan tempat secara efektif. Jujur belum
terlalu paham apa yang telah dilakukan dalam praktikum daring ini. Semoga
pandemik segera berakhir

Praktikum Biokimia 2020


DAFTAR PUSTAKA
Chkhubianishvili, E., N. Kacharava., G. Badridze., S. Chanishvili and T. Kurdadze. 2011.
Activity of Peroxidase, Catalase and Content of Total Proteins in Leaves of some
Herbaceous Plants of High Mountains of the Caucasus. Bulletin of The Georgian
National Academy of Science. 5 (2): 96-100
Elyza, F., N. Gofar dan Munawar. 2015. Identifikasi dan Uji Potensi Bakteri Lipolitik Dari
Limbah SBE (Spent Bleaching Earth) Sebagai Agen Bioremediasi. Jurnal Ilmu
Lingkungan. 13 (1): 12-18
Feliatra. 2018. Probiotik: Suatu Tinjauan Keilmuan Baru bagi Pakan Budi Daya Perikanan.
Jakarta: Kencana

Praktikum Biokimia 2020


UJI PEROKSIDASE

Praktikum Biokimia 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.56 Tujuan
Menganalisa aktifitas kerja enzim peroksidase pada susu dengan
pengaruh tingkat keasaman subtract.
1.57 Prinsip
Keasaman akan mempengaruhi aktifitas kerja enzim.
1.58 Alat dan Bahan
No. Alat Fungsi
1 Tabung Reaksi Wadah penampung
reaksi kimiawi
2. Rak Tempat meletakkan
tabung reaksi
3 Kapas Untuk menutup tabung
reaksi yang sudah diisi
bahan kimiawi
4 Incubator 37⁰ Untuk
mempertahankan suhu
susu segar
5 Bunsen dan Korek Api Untuk alat pemanas
dan pengkondisian
aseptis
6 Lidi Digunakan untuk
mengetest oksigen
yang terbentuk dan
lama waktu hasil uji
7 Susu Segar Bahan pengujian
peroksidase

1.59 Prosedur Kerja


1. Disiapkan alat dan bahan

Praktikum Biokimia 2020


2. Dimasukkan 2 mL susu segar dalam tabung reaksi
3. Ditambahkan 1 mL NaOH 1 N, HCl 1 N serta tanpa penambahan
4. Ditambahkan 1 mL H2O21 %
5. Ditutup dengan kapas hingga rapat
6. Diincubasi selama 5-10 menit pada 370
7. Dites jumlah oksigen yang terbentuk dengan lama nyala lidi
8. Dicatat waktu nyala api

1.60 Hasil Pengamatan


LARUTAN WAKTU
Susu + NaOH 1 n 14 detik
Susu + HCl 1 n 16 detik
Susu tanpa perlakuan 10 detik
Berdasarkan table diatas hasil pengamatan menunjukkan bahwa
tingkat keasaman mempengaruhi aktifitas enzim peroksidase.

Praktikum Biokimia 2020


BAB II
PEMBAHASAN

Menurut Suha, et al (2013) Peroksidase dilaporkan sebagai salah satu enzim


yang paling stabil terhadap panas pada tumbuhan, maka dapat mempengaruhi
rasa, tekstur dan diwarnai dan diolah buah dan sayuran. Dengan demikian bahwa
pada tumbuhan enzim peroksidase stabil tapi berbeda apabila selain tumbuhan
seperti susu hewan segar bahwa enzim peroksidase akan rusak pada pemanasan
77-88⁰C.
Menurut Yanti (2011) Enzim peroksidase merupakan salah satu enzim
tanaman yang mempunyai hubungan dengan proses ketahanan. Hal tersebut
memang benar demikian bahwa enzim peroksidase berkaitan dengan proses
ketahanan sesuatu dikarenakan enzim peroksidase berpengaruh pada ketahanan
suatu tekstur, rasa, dan warna apabila adanya faktor yang mempengaruhi seperti
salah satunya ialah suhu yang mempengaruhi kinerja enzim.
Menurut Rachmawati (2018) asam klorida (HCl) merupakan salah satu asam
kuat yang terionisasi secara sempurna. Berdasarkan hal itu pengujian enzim
peroksidase benar adanya dikarenakan bahwa tingkat keasaman dapat
mempengaruhi kinerja atau aktifitas enzim dan asam klorida adalah asam kuat
yang mana berdampak paling besar pada pengujin enzim peroksidase pada susu
segar.

Praktikum Biokimia 2020


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
1) Enzim peroksidase adalah salah satu enzim yang berpengaruh apabila
adanya adanya perubahan suhu dan tergantung pada dimana letak dan
penempatan enzim tersebut apabila pada tumbuhan enzim peroksidase
dapat tetap stabil namun berbeda pada susu segar enzim peroksidase dapat
rusak apabila terkena pemanasan 77-88⁰C.
2) Enzim peroksidase sangat terpengaruh pada tingkatan keasamaan semakin
kuat asam maka waktu yang dihasilkan akan semakin lama.
3) Ketahanan enzim peroksidase berubah-ubah tergantung dengan faktor
yang mempengaruhi kinerja atau aktifitasnya.

3.2 Saran
Semoga pada saat praktikum penjelasan jangan terburu-buru atau
terlalu cepat dikarenakan tingkat pemahaman mahasiswa yang berbeda-beda
dalam menangkap informasi atau pengetahuan. Terima kasih banyak atas
perhatiannya.

Praktikum Biokimia 2020


DAFTAR PUSTAKA

Babiker, E. E, Babiker E. M, and Suha O. A. 2013. Thermostability at different pH levels of


peroxidase extracted from four vegetables. International Food Research Journal. Vol.
20 (2) : 715-719
Rachmawati N. 2018. Hafalan Rumus Kimia Kelas X, XI, & XII. Jakarta Selatan. Cmedia
Yanti, Y. 2011. Aktivitas Peroksidase Mutan Pisang Kepok dengan Ethyl Methane
Sulphonate (EMS) secara In Vitro. Jurnal Natur Indonesia. Vol. 14 (1) : 32-36

Praktikum Biokimia 2020


PENENTUAN KADAR VITAMIN C

Praktikum Biokimia 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.61 Tujuan
Untuk menganalisa kadar vitamin C pada suata bahan.
1.62 Prinsip
Penentuan kadar vitamin C dengan iodometri atau titrasi dengan
menggunakan iodin
1.63 Alat dan Bahan
NO. ALAT FUNGSI
1 Pisau atau Cutter Digunakan untuk
memotong sampel
2 Timbangan Digunakan untuk
mengukur berat bahan
atau sampel
3 Kain Saring Digunakan untuk
menyaring bahan atau
sampel
4 Labu Ukur Digunakan untuk
mngukur larutan kimiawi
5 Erlenmeyer Digunakan sebagai
tempat titrasi bahan
6 Beaker Glass Digunakan sebagai
tempat membuat larutan
7 Buret dan Penyangga Digunakan untuk
mengukur volume zat cair
8 Corong Digunakan sebagai
tempat kain saring agar
dapat menyaring bahan
9 Tomat Bahan atau sampel yang
diujikan

1.64 Prosedur Kerja

Praktikum Biokimia 2020


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipotong dan ditimbang jeruk atau tomat 10-30 gram
3. Diperas jeruk atau tomat dan disaring dengan kain saring melalui
corong pada labu ukur
4. Ditambahkan aquadest sampai 100 mL dan dihomogenkan
5. Diambil 5-25 mL filtrate dimasukkan Erlenmeyer
6. Ditambahkan dengan 2 mL larutan amilum 1 % dan 20 ml aquades
7. Dititrasi dengan larutan iodine 0,01 N
8. Dihitung jumlah larutan iodine yang digunakan
9. Dihitung kadar vitamin C

1.65 Hasil Pengamatan


Rumus perhitungan kadar vitamin C
a mg = V (Iodine) x N (Iodine) / 0,01 X 0,88 mg
Kadar Vit. C = 100 x a X 100% / V sampel x berat sampel (mg)
Pengaplikasian
Diketahui :
V Iodine : 3 ml
N Iodine : 0,01 N
Berat Tomat : 30 g
V Sampel Tomat : 25 ml
Ditanya : Berapa kadar vitamin C pada tomat?
Jawab :
a mg = V (Iodine) x N (Iodine) / 0,01 X 0,88 mg
a mg = 3 x 0,01/ 0,01 x 0,88 mg
a mg = 2,64
Kadar Vit. C = 100 x a X 100% / V sampel x berat sampel (mg)
Kadar Vit C = 100 x 2,64 / 25 x 30.000 x 100%
Kadar Vit C = 2,64 / 75
Kadar Vit C = 0,0353%
Mg Vitamin C = 0,0353% x 30.000 mg = 10,59 mg

Praktikum Biokimia 2020


BAB II
PEMBAHASAN

Menurut Bundjali, et al (2012) penentuan jumlah vitamin C dalam berbagai


buah dan sayuran juga dapat dilakukan dengan metode titrasi, iodimetry, dan
bipotensiomteri. Bahwasannya hal tersebut sesuai dengan pada praktikum yang
menggunakan metode iodimetri atau titrasi yang menggunakan iodin pada
pengujian kadar vitamin C pada bahan atau sampel.
Menurut Aminah, S. dkk (2010) sifat-sifat vitamin C yaitu mudah larut
dalam air dan rusak oleh pemanasan. Stabilitas vitamin di pengaruhi udara dan
faktor-faktor lain seperti pemasakan. Bahwansannya hal tersebut sebanding dengan
pada praktikum yang mana vitamin C mudah teroksidasi oleh beberapa faktor yaitu
panas, sinar, alkali, enzim, oksidator dan katalis tembaga serta besi. Perubahan suhu
yang dialami vitamin C pada pemasakan dan pemanasan dapat mempengaruhi
vitamin hingga mengalami kerusakan atau terlarut.
Menurut Cartika, H (2017) Vitamin C (Asam askorbat) bersifat sangat
sensitif terhadap pengaruh-pengaruh luar yang menyebabkan kerusakan seperti
suhu, oksigen, enzim, kadar air, dan katalisator logam. Asam askorbat sangat
mudah teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat yang masih mempunyai
keaktivan sebagai vitamin C. Bahwasannya sesuai dengan praktikum berdasarkan
bahwa vitamin C (asam askorbat) berperan dalam menghambat reaki-reaksi
oksidasi pada tubuh yang bertindak sebagai inhibitor dan asam askorbat sangat
terpengaruh pada beberapa faktor.

Praktikum Biokimia 2020


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
1) Metode pengujian vitamin C ada beberapa cara seperti iodimetry, titrasi
hingga bipotensiometri yang merupakan metode yang digunakan dalam
penentuan kadar vitamin C pada berbagai macam buah dan sayuran.
2) Vitamin C (asam askorbat) sangat terpengaruh dengan adanya faktor-faktor
seperti panas, sinar, alkali, enzim, oksidator dan lain sebagainya yang mana
dapat membuat vitamin kehilangan stabilitasnya.
3) Pemanasan atau pemasakan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
vitamin C (asam askorbat) hingga mengalami kerusakan apabila tidak
diperhatikan dengan seksama

3.2 Saran
Saran saya untuk pemateri pada praktikum dimohon memberikan
informasi atau penjelasan mengenai istilah-istilah asing dalam hal yang
berkaitan materi sehingga para mahasiswa dapat memahami lebih mudah
yang disampaikan

Praktikum Biokimia 2020


DAFTAR PUSTAKA

Aminah, S. S. H Susetyorini. dan U. Mukaromah. 2010. Kadar Vitamin C, Mutu Fisik, Ph


Dan Mutu Organoleptik Sirup Rosella (Hibiscus Sabdariffa, L) Berdasarkan Cara
Ekstraksi. Jurnal Pangan dan Gizi. Vol. 1 (1)
Bundjali B. and S. Rahmawati. 2012. Kinetics Of The Oxidation Of Vitamin C. Indo J.
Chem. Vol. 12 (3) : 291-296
Cartika, H. 2017. Kimia Farmasi II. Jakarta Selatan : Pusat Pendidikan SDM Kesehatan
Badan Pengmabangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Praktikum Biokimia 2020

Anda mungkin juga menyukai