Anda di halaman 1dari 5

Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf dan Sistem Endokrin pada Manusia

?
Hajrazul Pitri
hajrazulpitri.bio17@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Praktikum yang berjudul Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf dan Sistem Endokrin pada Manusia
telah dilaksanakan secara virtual pada tanggal 19 Oktober 2020. Praktikum ini bertujuan mengetahui
adanya kandungan gula monosakarida atau gula pereduksi. Metode yang dilakukan pada praktikum ini
adalah dengan pengamatan secara langsung. Objek yang diamati meliputi larutan glukosa 1%, larutan
fruktosa 1%, larutan sukrosa, dan larutan amilosa 1%. Pada seluruh objek tersebut dapat diketahui ada
atau tidaknya kandungan gula monosakarida atau gula pereduksi dengan melihat perubahan warna kuning
hingga merah.
Kata Kunci : monosakarida, glukosa, fruktosa, sukrosa, amilosa.
Abstract
The practice entitled Benedict Test has been conducted on March 13, 2018. The practice is aimed to
determine the presence of monosaccharide sugar or reducing sugar. The method used in this lab is by
direct observation. Objects observed included 1% glucose solution, 1% fructose solution, 1% sucrose
solution and 1% amylose solution. In all these objects can be known whether or not the sugar content
monosaccharide or reducing sugar by looking at the yellow to red color changes.
Keywords: Monosaccharide, glucose, fructose, sucrose, amylose.

1
Hajrazul Pitri: Anatomi dan Fisiologi Sistem ...................

Pendahuluan unsur-unsur karbon, oksigen, dan hidrogen.


Karbohidrat memiliki fugsi sebagai sumber
Metode/ Cara Kerja energi utama, cadangan makanan, dan zat
Waktu dan Tempat pembangun struktur jaringan tubuh. Karbohidrat
Praktikum dilakukan secara virtual oleh dapat diubah menjadi ATP melalui metabolisme
mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas dalam sel dan energi ATP tersebut digunakan
Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh pada untuk beraktivitas.
tanggal 19 Oktober 2020. Kusbandari (2015) menyatakan bahwa Uji
Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya
Target/Subjek kandungan gula pereduksi dalam larutan sampel.
Mahasiswa/i di Fakultas KIP, Pendidikan Gula pereduksi merupakan gula yang memiliki
Biologi, Universitas Syiah Kuala leting 2017 kemampuan untuk mereduksi senyawa-senyawa
melakukan praktikum ini dengan tujuan penerima elektron, contohnya adalah glukosa
mengenali ada atau tidaknya kandungan gula dan fruktosa. Hal ini dikarenakan glukosa terdiri
monosakarida pada larutan glukosa, fruktosa, atas gugus aldehid dan fruktosa terdiri atas
sukrosa, dan amilosa. gugus keton bebas.
Yuliawati dan kurniawati (2017)
Prosedur menyatakan bahwa, larutan fruktosa merupakan
Disediakan objek atau bahan praktikum gula pereduksi atau glukosa yang memiliki
larutan reagen Benedict, larutan glukosa 1%, gugus keton bebas yang dibuktikan dengan uji
larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, larutan benedict sehingga menghasilkan hasil positif
amilosa 1%, dan air keran biasa. Adapun alat karena terbentuk endapan merah bata pada
yang digunakan adalah mikro pipet, pipet tetes, 4 larutan fruktosa yang diuji.
buah tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, gelas Namun, Maligan (2014) menyatakan
beker, rak tabung reaksi, kaki tiga, dan bunsen. bahwa pada uji benedict, pereaksi ini akan
Langkah pertama adalah teteskan larutan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid
reagen Benedict ke dalam masing-masing tabung dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton.
reaksi. Kemudian tetesi kembali larutan glukosa Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah
1%, larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1% dan gula pereduksi, namun karena memiliki gugus
larutan amilosa 1% ke dalam masing-masing alpha hidroksiketon, maka fruktosa akan berubah
tabung reaksi tersebut. Sementara itu, tuangkan menjadi glukosa dan manosa dalam suasana basa
air ke dalam gelas beker dengan ukuran dan memberikan hasil positif dengan pereaksi
disesuaikan, letakkan di atas kaki tiga, nyalakan benedict.
api pada bunsen dan tunggu beberapa menit Menurut Iqbal (2010), gugus karbonil
hingga air tersebut mendidih. Setelah air adalah polar, sehingga aldehida dan keton
mendidih, masukkan 4 buah tabung reaksi mempunyai titik yang lebih tinggi dibandingkan
tersebut ke dalam gelas beker, panasi selama 3 dengan hidrokarbon dengan bobot molekul
menit hingga terjadi perubahan warna. sama. Meskipun demikian, karena aldehida dan
keton tidak dapat membentuk ikatan hidrogen
Hasil dan Pembahasan antar sesamanya, titik didihnya lebih rendah
Menurut Faturrahman (2017), karbohidrat dibanding alkohol yang bersesuaian. Atom
adalah poli hidroksi aldehida, polihidroksi keton, oksigen karbonil memungkin aldehida dan keton
atau zat yang dapat menghasilkan senyawa itu membentuk ikatan hidrogen yang kuat dengan
jika dihidrolisis. Karbohidrat tersusun atas molekul air. Sebagai hasilnya, aldehida dan
2
Hajrazul Pitri: Anatomi dan Fisiologi Sistem ...................

keton dengan bobot molekul rendah larut di reaksi yang sebelumnya sudah diberi label nama
dalam air. masing-masing jenis gula. Lalu tabung tersebut
dikocok hingga larutan gula bercampur dengan
larutan reagen Benedict.

Gambar 1. Larutan Benedict dalam masing-


masing tabung reaksi
Disediakan 4 buah tabung reaksi yang
masing-masing dituangkan 5mL larutan reagen
Benedict dengan menggunakan mikro pipet.
Larutan benedict ini merupakan larutan-larutan
tembaga yang basa bila direduksi oleh Gambar 3. Masing-masing tabung reaksi
karbohidrat yang memiliki gugus aldehida atau ditempatkan di dalam air yang mendidih.
keton bebas akan membentuk kupro oksida
(Cu2O) yang berwarna kuning sampai merah. Setelah masimg-masing larutan gula sudah
tercampur rata dengan larutan reagen Benedict,
letakkan semua tabung reaksi tersebut ke dalam
air mendidih yang sebelumnya sudah dipanasi
dengan menggunakan bunsen. Diamkan selama
3. Setelah itu angkat kembali tabung reaksi
tersebut dengan menggunakan penjepit tabung
reaksi dan letakkan ke dalam rak tabung reaksi
lalu dinginkan.

Gambar 2. Larutan glukosa, fruktosa, sukrosa,


dan amilosa dicampuri dengan larutan Benedict
Adapun tahap selanjutnya dalah menetesi
larutan glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%,
dan amilosa 1% ke dalam masing-masing tabung

3
Hajrazul Pitri: Anatomi dan Fisiologi Sistem ...................

Gambar 4. Larutan setelah di rendam di dalam sakarida-sakarida yang bebas atau tidak
air mendidih berikatan. Sedangkan pada larutan sukrosa dan
Setelah larutan didinginkan, perhatikan amilosa tidak terjadi perubahan warna. Hal ini
warna endapan tembaga yang terbentuk dan dikarenakan gula sukrosa merupakan karbohidrat
bandingkan antar tabung. Bila terebntuk warna golongan disakarida dan amilosa adalah
endapan tembaga berwarna merah bata, maka karbohidrat golongan polisakarida yang tidak
larutan tersebut menunjukkan hasil positif (+) memiliki gugus aldehid dan keton bebas.
mengandung gugus aldehi dan keton bebas. Saran
Namun, jika tidak terdapat endapan tembaga Diharapkan untuk praktikan ketika
berwarna merah bata atau larutan tetap berwarna menetesi masing-masing larutan, teteslah dengan
biru, maka larutan tersebut menunjukkan hasil sesuai takaran. Hal ini agar percobaan tersebut
negatif (-) tidak mengandung gugus aldehid dan memberikan hasil yang sesuai diinginkan.
keton. Berdasarkan hasil perbandingan antar Kemudian, ketika memanasi tabung reaksi
tabung reaksi tersebut, terlihat jelas bahwa pada letakkan tabung reaksi tersebut dengan hati-hati
larutan glukosa dan fruktosa terdapat endapan agar tidak tumpah dan ketika mengambil tabung
tembaga yang berwarna merah bata. Sedangkan reaksi dari dalam gelas beker yang berisi air
pada larutan sukrosa dan amilosa tidak terjadi yang mendidih, ambillah dengan penjepit tabung
perubahan atau tetap berwarna biru. reaksi dengan sangat hati-hati. Jangan sekali-kali
Endapan tembaga yang berwarna merah menyentuh tabung reaksi yang telah dipanasi
bata ini merupakan hasil dari reaksi larutan tersebut dengan tangan, karena tabungnya sangat
reagen Benedict dengan glukosa. Adapun sifat panas.
dari larutan reagen Benedict ini adalah terdiri
dari larutan tembaga basa yang hanya akan Daftar Pustaka
berikatan dengan sakarida-sakarida yang bebas Faturrahman, Akbar dan Supriyadi. (2017).
atau tidak berikatan. Sehingga dapat diketahui Karbohidrat dengan Uji Iodin dan Uji
bahwa larutan glukosa dan fruktosa ini Benedict. [Versi Elektronik]. Google
merupakan golongan karbohidrat yang terdiri schoolar, 2:3, 25-40.
dari aldehid dan keton bebas atau tidak Fitriningrum, Rahayu, Sugiarti dan Ari
berikatan. Susilowati. (2013). Analisis kandungan
karbohidrat pada berbagai tingkat
Simpulan dan Saran kematangan buah karika (Carica
Simpulan pubescens) di Kejajar dan Sembungan,
Berdasarkan hasil praktikum yang telah Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah.
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa larutan [Versi Elektronik]. Jurnal Bioteknologi.
glukosa dan fruktosa merupakan karbohidrat 10:1, 7-14.
golongan monosakarida yang memiliki gugus Hawab, H.M. (2004). Pengantar Biokimia.
aldehid dan keton bebas. Glukosa merupakan Malang : Bayumedia Publishing.
contoh dari aldosa sedangkan fruktosa Iqbal, Muhammad. (2010). Aldehid dan keton.
merupakan contoh dari ketosa. Hal ini dapat [Versi Elektronik]. Jurnal Rekayasa
dibuktikan dengan munculnya endapan tembaga proses. 4:2. 3-10.
yang berwarna merah bata. Endapan tembaga Kusbandari, Aprilia. (2015). Analisis Kualitatif
yang berwarna merah ini terbentuk karena Kandungan Sakarida Dalam Tepung
larutan benedict merupakan larutan-larutan Dan Pati Umbi Ganyong (Canna edulis
Ker.). Pharmaciana. 5:1, 38-42.
tembaga basa yang dapat berikatan dengan
4
Hajrazul Pitri: Anatomi dan Fisiologi Sistem ...................

Maligan, Jaya Mahar. (2014). Analisis


Karbohidrat. [Versi Elektronik]. Google
scholar. 5:2, 45-90.
Nuriana, Wahidin. (2010). Pemanfaatan Biji
Durian Sebagai Upaya Penyediaan
Bahan Baku Energi Alternatif
Terbarukan Ramah Lingkungan. [Versi
Elektronik]. Jurnal Agriteknologi.
11:1, 20-25.
Siregar, Nurhamida Sari. (2014). Karbohidrat.
Jurnal Keolahragaan. 13:2, 37-44.
Sumbono, Aung. (2016). Biokimia Pangan
Dasar. Yogyakarta : Deepublish.
Yuliati, Ninis, dan Evi Kurniawati. (2017).
Analisis Kadar Vitamin C dan Fruktosa
pada Buah Mangga (Mangifera Indica
L.) Varietas Podang Urang dan Podang
Lumut Metode Spektrofotometri UV
VIS. [Versi Elektronik]. Jurnal Wiyata.
4:1, 55-58.

Anda mungkin juga menyukai