Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karbohidrat adalah senyawa polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan


derivatnya dalam bentuk unit tunggal yang sederhana maupun unit kompleks.
Karbohidrat memiliki banyak manfaat bagi tubuh dan dibutuhkan oleh semua orang.
Oleh karena itu, praktikum tentang karbohidrat menjadi hal yang oenting diteliti. Agar
mahasiswa lebih mengetahui sesuatu hal yang penting dalam karbohidrat, seperti
mengetahui tentang sifat karbohidrat dan dapat melakukan reaksi hidrolisis terhadap
yang dapat dikatalis.
karbohidrat adalah senyawa yang menghasilkan gugus hidroksil dan gugus
karbonil ketika dihidrolisis. Nasi, kentang, roti, Jagung, permen danbuah-buahan yang
kaya akan karbohidrat. Karbohidrat dapat diklasifiSebagai monosakarida (glukosa atau
fruktosa), disakarida (sukrosa atau Laktosa dan polisakarida (amilum & selulosa), yang
terdiri ribuan unit monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik.
Monosaka-rida sebagian besar mempunyai Struktur siklik yang mengandung gugus
hemiasetal dan hemikatal. Struktur ini dalam larutan berada dalamkesetimbangan
dengan struktur rantai terbuka. Glukosa dan gula darahadalah contoh dari polihidroksi
aldehida.
Disakarida dan polisakarida mempunyai struktur Siklik yangmengandung gugus
fungsional seperti gugus hidroksil, asetal, hemi asetalSebagian besar dioliga atau
polisakarida memiliki 2 ujung yang berbeda, Satu ujung yang mengandung hemi asetal.
Pada terminalnya disebutujung pereduksi dan ujung yang tidak mengandung terminal
hemiasetal adalah ujung yang non-pereduksi.
Polisakarida seperti amilosa dan amilopketin, memiliki gugushemiasetal disalah
satu ujungnya dan didapatkan Rp. 2000-10.000 unitmonosakarida. Disisi lain, ketika
disakarida yang begitu rendah, gu-gus pereduksi tidak memberikan tes positif dengan
pereaksi Benedict atau Fehling.
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
 Untuk mengetahui sifat karbohidrat sebagai pereduksi atau non-pereduksi
 Untuk melakukan reaksi hidrolisis terhadap gugus asterol yang dikatalig
 oleh enzim atau asam.

1.3 Manfaat Percobaan


Adapun manfaat percobaan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
 Agar dapat mengetahui dan mengidentifikasi sifat karbohidrat, apakah Sebagai
pereduksi atau non-pereduksi.
 Agar mahasiswa dapat melakukan reaksi hidrolisis terhadap gugus ase-
tat yang dikatalis enzim atau senyawa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Materi


karbohidrat merupakan senyawa karbon yang mengandung hidrogen dan
oksigen yang secara empirig memiliki rumus Cx (H₂0)y. Karbohidrat adalah
polihidroksi dari aldehida atau keton (Beran, 2000). Kelompok karbohidrat tersusun
atas hidroksi aldehid, alkohol, asam berupa turun-temurunnya dan beberapa komponen
yang dapat dihidrolisis menjadi seperti gugusnya (Donaldetal, 2002).
Istilah karbohidrat berasal dari glukosa sebagai karbohidrat pertama yang
diperoleh secara murni. Glukosa memiliki rumus empiris molekul C6H₁₂O6 atau
(CH₂0) disangka sebagai senyawa hidrat dari karbon. Tetapi kemu. dian istilah ini
diketahui merupakan suatu polihidroksi dari aldehid dan keton atau turunnya. Glukosa
mempunyai nama lain destrosa (wardiyah, 2016).

Gambar 1. Glukosa

Adapun penggolongan utama karbohidrat terdiri dari 4 jenis yaitu:


1. Monosakarida
Secara struktur kimia, monosakarida adalah polihidroksi aldehid atau
Polihidroksi keton, Monosakarida adalah bentuk paling sederhana dari karbohidrat.
Senyawa ini tidak dapat dihidrolisis karena molekul-molekulnya hanya terdiri dari
beberapa atom c.
Gambar 2. Fruktosa

2. Disakarida
Disakarida adalah karbohidrat yang mengandung dua molekul mono Sakarida.
Mempunyai Formula umum C₁₂H₁₂O₁1. Disakarida yang paling penting adalah
sukrosa, maltosa dan laktosa. Ikatan antara dua molekul monoSakarida disebut ikatan
glikosidik yang terbentuk dari gugus hidroksil hidroksil pada molekul gula yang lain.

Gambar 3. Struktur disakrida

3. Oligosakarida
Oligosakarida merupakan karbohidrat yang terdiri dari 3 sampai 8 Satuan
monosakarida. kelompok ini terdiri dari banyak jenis seperti disakarida, trisakarida,
tetrasakarida dan lainnya. Namun paling banyak dipelajari adalah kelompok disakarida,
yaitu maltosa, laktosa dan sukrosa (dekstrosa). Dari kelompok itu, disakarida termasuk
gula reduksi (laktosa dan maltosa) Sedangkan sukrosa tidak termasuk gula reduksi

Gambar 4. Struktur sukrosa


4. Polisakarida
kebanyakan karbohidrat yang ditemukan di atom sebagai polisakarida.
Polisakarida Jika, glikan. Antara glikan terdapat perbedaan dalam hal unit
monosakarida, penyusunannya, Panjang rantai polisakarida, tipe ikatan antara unit
monosakarida dan jumlah (derajat) per-cabangan. Polisakarida dikelompokkan menjadi
2 kelompok besar yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.

2.2 Metode Terdahulu


Pada praktikum dalam menguji dan menganalisis karbohidrat Ini memiliki banyak
metode dan percobaan. Selain metode yang dijelaskan pada modul ini, yakni pengujian
hidrolisis karbohidrat dengan menggunakan H₂SO₂ atau asam sulfat sebagai bahan uji
coba. Terdapat metode lain yang dapat digunakan untuk menguji hidrolisis karbohidrat
ini. Yakni dengan penggunakan senyawa asam berupa HCI atau asam klorida. Hcl akan
tetap dinetralkan dengan basa Naot untuk mengalami proses pemutusan rantai.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi


Hidrolisis merupakan proses dimana air digunakan untuk memasukkan Ikatan pada
suatu molekul. Hal tersebut mempengaruhi beberapa hal yang akan membuat proses
hidrolisis tidak berjalan seperti biasanya antara lain yaitu, konsentrasi, subtrat,
konsentrasi enzim dan lama proses hidrolisis.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat - Alat
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu :
1. Hotplate
2. Pipet tetes
3. Tabung reaksi
4. Neraca digital
5. Spatula
6. Pipet tetes
7. Cawan arloji
8. Gelas Beaker
9. Rak tabung reaksi

3.1.2 Bahan-bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu :
1. Reagen Fehling A dan B
2. 3M NaOH
3.2% Sukrosa
4. 2% Glukosa
5. Aquadest
6. 2% Larutan amilum
7. 3 M H₂SO4
8. 0,01 M yodium dalam ki

3.2 Diagram alir keseluruhan percobaan

1. Sifat pereduksi dan non pereduksi pada karbohidrat


Mulai

Masukkan 2 ml larutan fehling dalam 1


tabung reaksi

Tambahkan 10 Tambahkan 10 Tambahkan 10


tetes glukosa ke tetes selulosa ke tetes amilum
tabung 1 tabung 2 ke tabung 3

Masukkan tabung reaksi dalam gelas


kimia berisi air mendidih selama 5 menit

Catat perubahan warna

Selesai

2. Hidrosa sukrosa (katalis asam vs katalis basa)

Mulai

Tempatkan 1 ml Sukrosa 2% pada dua


tabung reaksi berlabel
3. Hidrolisis Glukosa (katalis enzim vs katalis asam)

Mulai

Tempatkan 2 ml Amilum 2% pada dua


tabung reaksi berlabel
4. hidrolisis amilum dengan katalis asam

selesai
Tempatkan 5 ml
amilum ke tabung
reaksi 15 x 150 mm

Tambahkan 1 ml H2SO4

Panaskan dalam air mendidih selama 5 menit

Pindahkan 3 tetes glukosa ke tabung microtest

Amati, catat warna dan waktunya

Tambahkan 2 tetes larutan yodium

Larutan warna Ya
biru
Tidak

Hentikan pemanasan dan catat


hasilnya

selesai

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Sifat pereduksi dan non-pereduksi dari karbohidrat Buatlah larutan glukosa,
sukrosa dan amilum dengan konsentrasi 2% Beri label yang berbeda-beda pada tiga
jenis larutan. Tempatkan sekitar 2 ml larutan fehling 20 tetes pada masing-masing
tarutan A dan B. Tambahkan 10 tetes masing-masing karbohidrat berikut ke tabung
reaksi Tempatkan tabung reaksi dalam gelas kimia berisi air mendidih selama 5 menit.
Gelas 500 ml yang berisi 200 ml air kran yang digunakan Catat perubahan wama yang
terjadi pada lembar laporan.

3.3.2 Hidrolisis karbohidrat


3.3.2.1 Hidrolisis Sukrosa (katalis Asam vs katalls Basa)
Tempatkan 3 ml larutan sukrosa 2% dimasing-masing dua tabung reaksi berlabel.
Panaskan tabung reaksi dalam bak air mendidih selama sekitar 5 menit. Dinginkan
kedua larutan pada suhu kamar. Amati Perubahan wama yang terjadi.

3.3.2.2 Hidrolisis Glukosa (katalia Enzim Vs katalis Asam)


Tempatkan 2 ml larutan amilum 2% dimasing-masing dari dua tabung reaksi berlabel.
Tabung pertama, tambahkan air liur, tabung kedua tambahkan asam sulfat 3 m.
Tempatkan kedua tabung reaksi dalam gelas kimia yang telah dipanaskan Lalu matikan
api (air dalam kondisi hangat bukan mendidih). Biarkan tabung reaksi dengan isinya
berdiri di bak air hangat selama 30 menit. Masukkan 20 tetes masing-masing larutan ke
dalam tabung reaksi dengan isinya berdiri dibak air hangat selama 30 menit. Masukkan
20 tetes masing-masing larutan ke dalam tabung microtest kemudian tambahkan 2 tetes
larutan Yadium. Catat warna solusi di lembar laporan anda.

3.3.3 Hidrolisis Amilum dengan talis Asam


Tempatkan 5 ml larutan amilum dalam tabung reaksi 15 x 150 mm tambahkan 1.0 ml
asam sulfat encer. Campurkan dengan mengocok tab 12/17 reaksi dengan lembut.
Panaskan Larutan dalam bak air mendidih selama sekitar 5 menit. Dengan
menggunakan pipet tetes. Pindahkan sekitar 3 tetes, Larutan glukosa ke dalam tabung
microtest dan kemudian tambahkan 2 tetes larutan yodium. Amati Warna Larutannya.
Jika larutan memberikan hasil positif dengan larutan yodium (larutan akan berubah
menjadi biru) Pindahkan Sekitar 3 tetes larutan mendidih tiap interval 5 menit untuk
dilakukan tes yodium. ketika larutan tidak lagi memberikan warna biru dengan larutan
yodium. Hentikan pemanasan dan catat waktu yang diperlukan untuk penyelesaian
hidrolisis.

BAB V

Kesimpulan dan Saran


5.1 kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum dan analisis hasil pengamatan, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pada percobaan pertama didapatkan bahwa glukosa dan sukrosa adalah gula
pereduksi sedangkan amilum adalah gula non pereduksi
2. Pada percobaan kedua didapatkan bahwa hidrolisis sukrosa menghasilkan
monosakarida dan hidrolisis glukosa dipengaruhi oleh temperature yang
diberikan larutan. Kedua larutan terhidrolisis kecuali sukrosa pada katalis H₂504
3. ada percobaan ketiga didapatkan hasil bahwa rantai glukosa amilum Semakin
memendek karena mengalami pemutusan rantai Oleh katalis dan larutannya
berubah menjadi biru pekat yang bernama dekstrin.
4. Hidrolisis karbohidrat sangat dipengaruhi oleh tingkat keasaman katalis dan
temperature yang diberikan.

5.2 Saran
1. Diharapkan ke depannya alat-alat yang digunakan dalam praktikum
lebih dilengkapi lagi
2. Diharapkan agar bahan-bahan yang digunakan lebih dilengkapi lagi
agar praktikam lebih mudah dalam menjalankan praktikum

4.2 Pembahasan
Negatif Pada Percobaan pertama yaitu sifat pereduksi atau non pereduksi terdapatnya
sampel yaitu 2 % Sukrosa, 2 % Glukosa, 2 %. Amilum. Uji ini menggunakan metode uji
fehling. Sifat mereduksi disebabkan adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam
karbohidrat. Pada percobaan terdapat senyawa karbohidrat sederhana yaitu glukosa dan
sukrosa dan juga karbohidrat kompleks yaitu amilum. Pada sampel pertama pereaksi
pehling A dan B ditambahkan ke glukosa, lalu dipanaskan didalam air mendidih.
Larutan yang sebelumnya berwarna biru berubah menjadi coklat tua dan terbentuk
endapan Coklat kehutanan. Pada sampel ke dua yaitu sukrosa dimana sukrosa
ditambahkan larutan Fehling A dan B lalu dipanaskan di air mendidih selama 5 menit.
Pada reaksi ini terjadi perubahan warna dari yang semula berwarna biru berubah
menjadi kuning kecoklatan dan terbentuk sedikit endapan coklat. Pada percobaan
pertama menunjukkan bahwa Sampel bersifat pereduksi atau uji cobanya positif. Dari
percobaan dapat disimpulkan bahwa golongan karbohidrat monosakarida dan disakarida
pasitif terhadap kegiatan mereduksi larutan fehling tersebut. Sedangkan pada larutan
amilum pada saat larutan fehling A dan B ditambahkan ke amilum lalu dipanaskan diair
mendidih tidak terjadi perubahan warna, hal ini disebabkan karena amilum merupakan
polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan pereaksi fehling.
Pada hidrolisis sukrosa yang bertujuan untuk memecahkan sukrosa menjadi
monomer-monomer glukosa dan fruktosa. Pada percobaan, hidrolisis dilakukan untuk
menunjukkan penggunaan katalis akan menyebabkan perubahan warna dan endapan
dengan hasil positif. Penggunaan katalis asam (H₂SO4) menunjukkan bahwa larutan
bening tanpa endapan. Pada kasus ini, hidrolisis sukrosa dengan menggunakan katalis
asam (H₂SO4) menunjukkan hasil negatif. Sedangkan pada percobaan hidrolisis
sukrosa menggunakan katalis basa (NaOH) menghasilkan perubahan warna yang
semula berwarna biru muda menjadi kuning terbentuk sedikit endapan berwarna kuning.
Hal ini menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa dengan katalis basa memiliki hasil
positif, dengan adanya perubahan warna.
Pada hidrolisis sukrosa dilakukan pengujian yang sama seperti percobaan
hidrolisis sebelumnya, hanya saja perbedaan terdapat pada uji sampel katalis yaitu
katalis enzim dan asam (H₂SO4). Hidrolisis ini dilakukan untuk menunjukkan
penggunaan katalis yang mampu menghasilkan perubahan warna. Pada percobaan
menggunakan katalis enzim atau air liur didapati warna awal larutan bening dan setelah
ditambah yodium tetap berwarna bening. Lalu pada sampel kedua menggunakan
H₂SO4, Larutan yang sebelumnya bening setelah ditambah yodium tetap bening
sehingga melalui percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa senyawa
glukosa tidak dapat dihidrolisis karena merupakan senyawa karbohidrat sederhana
monosakarida. Pada hidrolisis amilum dengan katalis asam digunakan Sampel katalis
asam H₂SO4 dengan dilakukan uji pemanasan dengan interval waktu 5 menit. Pada 5
menit pertama didapati perubahan warna menjadi biru tua pekat, lalu pada intersepeval
ke-10 menit masih terdapat berubah warna menjadi biru tua tetapi tindakan pertama.
Pada interval 15 menit didapati perubahan warna menjadi bir muda pada interval 20
menit sudah tidak ada perubahan warna. Dapat disimpulkan pada interval 5-15 menit
larutan yodium masih memberi hasil positif. sedanginterval 20 menit larutan yodium
memberikan hasil negatif.

Anda mungkin juga menyukai