Kelompok 12 MIPA 2
Disusun Oleh:
- M.Ilmansyah (23)
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan kimia dengan judul "Hidrolisis sukrosa, amilum dan selulosa " dengan baik.
Adapun laporan kimia ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan karya tulis ini.
Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Oleh karena itu, kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik sehingga
kami dapat memperbaiki laporan kimia ini. Akhirnya kami mengharapkan semoga laporan kimia ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidrolisis, suatu reaksi kimia yang melibatkan pemecahan ikatan molekuler dengan penambahan air, menjadi
konsep krusial dalam kimia organik dan biokimia. Dalam konteks ini, pengkajian hidrolisis pada senyawa-
senyawa kompleks seperti sukrosa, amilum, dan selulosa memberikan wawasan mendalam tentang reaksi
kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup dan aplikasinya dalam industri.
Hidrolisis, secara harfiah berasal dari kata Yunani "hydro" yang berarti air dan "lysis" yang berarti pemecahan
atau penguraian, menggambarkan proses pemecahan molekul-molekul besar menjadi molekul-molekul yang
lebih sederhana dengan penambahan air. Reaksi ini ditemukan merupakan langkah penting dalam proses
biokimia dan berperan dalam memecah senyawa kompleks menjadi bentuk yang dapat diakses dan
dimetabolisme oleh organisme.
Hidrolisis memiliki dampak yang signifikan dalam pemahaman struktur dan fungsi senyawa organik, terutama
pada karbohidrat seperti sukrosa, amilum, dan selulosa. Pemahaman mengenai mekanisme hidrolisis pada
senyawa-senyawa ini tidak hanya berguna dalam konteks laboratorium, tetapi juga memiliki aplikasi luas
dalam industri pangan, farmasi, dan produksi biofuel. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk membahas
lebih lanjut tentang hidrolisis sukrosa, amilum, dan selulosa, dengan fokus pada mekanisme reaksi dan aplikasi
praktisnya. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pemahaman lebih
lanjut tentang reaksi kimia yang terjadi di dalam senyawa-senyawa kompleks ini dan relevansinya dalam
kehidupan sehari-hari.
B. RUMUSAN MASALAH
Hidrolisis menjadi permasalahan adalah bagaimana pengaruh hidrolisis terhadap sukrosa,amilum dan selulosa.
C. TUJUAN PENELITIAN
Menguji adanya glukosa dari hasil hidrolisis sukrosa, amilum dan selulosa.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Sukrosa
1. Definisi
Sukrosa adalah jenis gula disakarida yang terbentuk dari fruktosa dan glukosa. Contoh sukrosa yang paling
sering digunakan adalah gula pasir. Jika terlalu banyak dikonsumsi, komponen ini bisa memicu banyak
penyakit. Sukrosa berbeda dengan fruktosa dan glukosa.
2. Sifat umum
Kristal sukrosa murni tidak berwarna atau transparan. Larutan sukrosa bersifat optis aktif, yaitu mampu
memutar bidang polarisasi cahaya searah dengan jarum jam sebesar 66,530C pada suhu 200C (Honig, 1953).
3. Reaksi
B. Amilum
1. Definisi
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan
tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan
glukosa dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.
2. Sifat umum
Bentuk Fisik:
Amilum umumnya berbentuk serbuk putih yang tidak berbau dan tidak berasa.
Kristal amilum memiliki struktur polimer, terdiri dari rantai panjang molekul glukosa yang saling terhubung.
Kelarutan:
Amilum tidak larut dalam air pada suhu kamar. Untuk melarutkannya, biasanya diperlukan pemanasan dalam
air panas.Kelarutan amilum meningkat saat suhu naik, membentuk larutan kental yang dapat membentuk gel
ketika didinginkan.
3
3. Reaksi
Hidrolisis pati merupakan proses pemecahan molekul amilum menjadi komponen sederhana
penyusunnya seperti dekstrin, maltotriosa, maltosa dan glukosa.
C.Selulosa
1. Definisi
Selulosa adalah senyawa karbohidrat kompleks yang tersusun atas banyak rantai glukosa (polisakarida).
Selulosa merupakan salah satu senyawa yang keberadaanya paling melimpah. Selulosa menempati hampir
seluruh dari komponen penyusun struktur kayu. Kayu memiliki kandungan selulosa tinggi yakni sekitar 42-
47%.
2. Sifat umum
Bentuk Fisik:
Selulosa umumnya berbentuk serat-serat panjang yang terlihat seperti benang-benang halus atau serat-serat
yang saling terikat.
Kristal selulosa memiliki struktur polimer berbentuk rantai lurus dan tegak lurus yang membentuk jaringan
kuat.
Kelarutan:
Selulosa tidak larut dalam air atau larutan air biasa pada suhu kamar.
Namun, selulosa dapat larut dalam larutan amonium hidroksida dan larutan natrium hidroksida yang kuat,
membentuk senyawa yang disebut selulosa regenerasi..
3. Reaksi
Hidrolisis selulosa adalah reaksi kimia di mana molekul air memecah ikatan kimia antara unit-unit glukosa
dalam rantai polimer selulosa, menghasilkan glukosa atau gula-gula sederhana yang lebih kecil. Reaksi ini
terjadi dengan bantuan enzim selulase, yang umumnya diproduksi oleh mikroorganisme tertentu, bakteri, atau
fungi yang mampu mengurai selulosa.
4
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
-gelas kimia
-pipet tetes
-kaca arloji
-silinder ukur
-pembakar spirtus
-sendok spatula
2. Bahan
-amilum
-kertas lakmus
-larutan iodin
-larutan NaOH 6 ml
-gula pasir
5
B. Prosedur Kerja
1. Siapkan 3 kaca arloji, kemudian letakan kertas saring/kapas, satu sendok amilum, dan gula
pasir pada masing masing kaca arloji. Tambahkan 3 tetes larutan iodin. Perhatikan warna yang
terjadi, catat pada hasil pengamatan!
2. Siapkan 1 sendok gula pasir pada lumpang porselen, Tambahkan 8-10 tetes H2SO4 pekat tetes
demi tetes sambil di gerus sampai gula pasir larut. Tambahkan 15 ml air, pindahkan larutan
kedalam gelas kimia dan didihkan beberapa menit. Netralkan larutan dengan NaOH 6 M (kira
kira 30 tetes). Gunakan kertas lakmus untuk mengetahui keadaan netralnya. Kemudian, uji
dengan larutan Fehling, Catat hasil uji yang terjadi.
3. Lakukan langkah 2 untuk amilum dan kertas saring. Bandingkan hasil pengamatan
6
BAB IV
Tabel Pengamatan
4 Uji fehling pada larutan dari gula pasir Warna menjadi hijau sedikit gelap
5 Uji fehling pada larutan dari kapas Warna menjadi biru kehijauan
Analisis
7
1. Dari percobaan pertama dapat diketahui bahwa gula pasir, kertas saring dan amilum dapat berubah
warna tergantung dengan zat yang didalamnya saat ditetesi iodin;
2. Dari percobaan kedua dapat diketahui pada perubahan suhu dapat mempengaruhi hasil akhir dari
kedua percobaan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum kimia hidrolisis sukrosa, amilum, dan selulosa mengindikasikan pemahaman yang
mendalam tentang mekanisme reaksi hidrolisis. Eksperimen ini menunjukkan bahwa reaksi hidrolisis sukrosa
menghasilkan glukosa dan fruktosa, sementara hidrolisis amilum menghasilkan maltosa dan glukosa, dan
hidrolisis selulosa menghasilkan glukosa. Peran katalisator enzim, seperti sukrase, amilase, dan selulase,
sangat penting dalam mempercepat laju reaksi hidrolisis. Pengaruh suhu dan pH terhadap laju reaksi juga
diamati, dengan suhu optimal dan pH tertentu untuk masing-masing hidrolisis. Aplikasi industri, kaitannya
dengan proses pencernaan, serta pentingnya pemahaman reaksi kimia dalam konteks praktis dan teoritis turut
menjadi sorotan dalam eksplorasi hidrolisis ini. Kesimpulan ini mencerminkan relevansi konsep hidrolisis
dalam berbagai bidang, dari industri hingga proses biologis, dan menyoroti peran penting enzim dalam proses
ini.