Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Disusun oleh :
Nama : Adji Haryasura Nagatya
NPM : E1G021079
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Hari/Tanggal : Jumat/ 28 Oktober 2022
Shift : Jumat, 08.00 WIB
Kelompok : 2 (Dua)
Dosen : 1. Dra. Devi Silsia, M.Si
2. Drs. Syafnil, M.Si
Coo-ass : Nelly Ompusunggu (E1G020043)
Objek Praktikum : Identifikasi Karbohidrat

LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai salah satu bahan makanan sumber energi untuk tubuh, karbohidrat tersebar
luas di alam, dalam jaringan hewan maupun dalam jaringan tanaman. Melalui proses
fotosintesis, bagian-bagian tanaman yang mengandung klorofil dapat membentuk karbohidrat.
Bahan baku biosintesis karbohidrat melalui proses fotosintesis adalah karbon dioksida dari
udara dan air dari dalam tanah. Dewasa ini, karbohidrat sangat penting sebagai sumber energi
untuk tubuh, beberapa diantaranya dapat dipakai sebagai bahan baku untuk pembentukan
senyawa- senyawa baru yang mempunyai kegunaan khusus. Melalui proses fermentasi,
amilum atau zat tepung dapat diubah menjadi etil alkohol dan karbon dioksida. 
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton,
atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.Karbohidrat
mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida/keton) dan banyak gugus
hidriksil.Karbohidrat dapat digolongkan berdasarkan jumlah monomer penyusunnya, Ada 3
jenis karbohidrat berdasarkan penggolongannya yaitu monosakarida, oligosakarida dan
polisakarida.
Karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, dan
tumbuhan disamping lemak dan protein.Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan
makanan atau energi yang disimpan dalam sel. Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di
alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat molekul tinggi.Beberapa polisakarida
berfungsi sebagai bentuk penyimpanan bagi monosakarida, sedangkan yang lain sebagai
penyusun struktur di dalam dinding sel dan jaringan pengikat.

1.1. Tujuan Praktikum


2. Mengidentifikasi adanya karbohidrat dalam suatu bahan.
3. Membedakan antara monosakarida dan disakarida.
4. Membuktikan adanya polisakarida.
5. Membuktikan adanya gula pereduksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air.Secara sederhana karbohidrat
didefinisikan sebagai polimer gula.Karbohidrat adalah karbon yang mengandung sejumlah
besar gugus hidroksil.Karbohidrat paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksi
aldehid atau aldosa) atau berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan
pengertian diatas berarti diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O. Adapun
rumus umum dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n  atau CnH2nOn (Wiratmaja, 2017).
Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi.
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan
bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen
pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan
dan jamur) (Silsia, 2019).
Karbohidrat adalah komponen bahan pangan yang tersusun oleh 3 unsur utama, yaitu
karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Susunan atom-atom tersebut dan ikatannya
membedakan karbohidrat satu dengan yang lainnya, sehingga ada karbohidrat yang masuk
kelompok struktur sederhana seperti monosakarida dan disakarida dan dengan struktur
kompleks atau polisakarida seperti pati, glikogen,selulosa dan hemiselulosa. Analisis
kualitatif karbohidrat umumnya didasarkan atas reaksireaksi warna yang dipengaruhi oleh
produkproduk hasil penguraian gula dalam asam-asam kuat dengan berbagai senyawa
organik, sifat mereduksi dari gugus karbonil dan sifat oksidasi dari gugusan hidroksil yang
berdekatan. Reaksi dengan asam-asam kuat seperti asam sulfat,hidroklorat dan fosfat pada
karbohidrat menghasilkan pembentukan produk terurai yang berwarna. Beberapa analisis
kualitatif karbohidrat yang sering dilakukan adalah uji Molish, uji Seliwanof, uji Antrone, dan
uji Fenol (Andarwulan, 2013).
Karbohidrat atau sakarida adalah polisakarida aldehid atau polihidroksil keton, atau
senyawa hasil hidrolisis keduanya. Penyusu utama karbohidrat adalah C, H, dan O.
Perbandingan jumlah atom H dan O adalah 1 : 2 seperti molekul air. Contoh glukosa (12:6),
sukrosa (22:11).Karena itu, dahulu penamaan karbohidrat berasal dari sifat ini, yaitu
gabungan dari “karbohidrat” dan “hidrat”.Hidrat sendiri artinya air.Karbohidrat dapat
digolongkan berdasarkan struktur cincin siklisnya yaitu furanosa, karbohidrat dengan cincin
siklis segi enam, maupun digolongkan berdasarkan monomer penyusunnya seperti
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida (Handito dkk, 2014).
 Karbohidrat (CH2O)n adalah sumber energi utama. Kebanyakan karbohidrat yang
dikonsumsi adalah tepung/amilum/pati, yng ada dalam gandum, jagung, beras, kentang, dan
padi-padian lainnya.Karbohidrat merupakan bahan yang penting dan sumber tenaga yang
terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan.Selain itu, karbohidrat juga menjdi komponen
struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk sert (fiber), seperti selulosa, pektin, serta
lignin (Edahwati, 2016).
Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan
karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia.Pati terutama terdapat dalam padi-
padian, biji-biian, dan umbi-umbian. Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis
pati berbeda satu sama lain bergantung pada jenis tanaman asalnya. Rantai glukosa terikat
satu sama lain melalui ikatan alfa yang dapat dipecah dalam proses pencernaan (Almatsier,
2015).
Uji Molish adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat.Uji
Molish dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molish, seorang alhi botani dari Australia.Uji
ini didasari oleh reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat membentuk cincin furfural yang
berwarna ungu.Reaksi positif ditandai dengan munculnya cincin ungu di purmukaan antara
lapisan asam dan lapisan sampel.Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu
α-naphthol yang terlarut dalam etanol.Setelah pencampuran atau homogenisasi, H2SO4 pekat
perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan
larutan atau hanya membentuk lapisan (Adisendjaja, 2014).
BAB III
METODELOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
Tabung Reaksi Pereaksi Molisch
Penjepit tabung H2SO4 pekat
Rak tabung reaksi Larutan lodium
Pipet tetes Pereaksi Benedict
Sikat tabung reaksi Pereaksi Millon
Pengatur waktu Laruan Uji (Amilum, sukrosa,
fruktosa. Laktosa, maltosa, glukosa,
Arabinosa )masing-masing
konsentrasi 1 %

3.2 Cara Kerja


A. Uji Molisch
1. Memasukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi.
2. Menambahkan 3 tetes pereaksi Molisch. Mengaduk sampai homogen.
3. Memiringkan tabung reaksi, lalu mengalirkan dengan hati-hati 1 ml H2SO4 pekat
melalui dinding tabung agae tidak tercampur.
4. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara
kedua lapisan.
B. Uji Iodium
1. Memasukkan 3 tetes larutan uji ke dalamtabung reaksi.
2. Menambahkan 2 tetes larutan Iodium.
3. Mengamati warna spesifik yang terbentuk.
C. Uji Benedict
1. Memasukkan 5 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi dan 15 tetes pereaksi
Benedict. Mencampurkan dengan baik.
2. Mendidihkan diatas api kecil selama 2 menit.
3. Mendinginkan perlahan-lahan.
4. Memperhatikan warna atau endapan yang terbentuk.
Reaksi positif ditandai dengan timbulnya endapan warna biru kehijauan, kuning atau
warna bata, tergantung pada kadar gula pereduksi yang ada.
D. Uji Barfoed
1. Memasukkan dalam tabung reaksi 10 tetes larutan uji dan 10 tetes pereaksi Barfoed.
Campurkan dengan baik.
2. Panaskan diatas api kecil sampai mendidih selama 1 menit atau masukkan dalam
penangas air selama 5 menit.
3. Perhatikan warna atau endapan yang terbentuk. Reaksi positif ditandai dengan
terbentuknya endapan Cu2O berwarna merah bata.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
A. Uji Molisch
Bahan Hasil Uji Molisch Karbohidrat (+/-)

Amilum 1% Terbentuk cicin berwarna ungu (+)

Glikogen 1% -

Dekstrin 1% Tidak ada cicin berwarna ungu (-)

Sukrosa 1% Terbentuk cicin berwarna ungu (+)

Laktosa 1% Tidak ada cicin berwarna ungu (-)

Maltose 1% Terbentuk cicin berwarna ungu (+)

Galaktosa 1% -

Fruktosa 1% Terbentuk cicin berwarna ungu (+)

Glukosa 1% Tidak ada cicin berwarna ungu (-)

Arabinosa 1% Tidak ada cicin berwarna ungu (-)

B. Uji Iodium

Bahan Hasil Uji Iodium Karbohidrat (+/-)

Amilum 1% Biru gelap (+)

Glikogen 1% -

Dekstrin 1% Coklat gelap (+)

Sukrosa 1% Biru gelap (+)

Laktosa 1% Merah bata (-)

Maltose 1% Merah bata (-)

Galaktosa 1% -

Fruktosa 1% Merah bata (-)

Glukosa 1% Merah bata (-)

Arabinosa 1% Merah bata (-)


C. Uji Benedict

Bahan Hasil Uji Benedict Gula Reduksi(+/-)

Amilum 1% Berwarna biru kehijauan (+)

Glikogen 1% -

Dekstrin 1% Berwarna biru kehijauan (+)

Sukrosa 1% Berwarna kuning (+)

Laktosa 1% Berwarna merah bata (+)

Maltose 1% Berwarna merah bata (+)

Galaktosa 1% -

Fruktosa 1% Berwarna merah bata (+)

Glukosa 1% Berwarna merah bata (+)

Arabinosa 1% -

D. UJI BARFOED

Bahan Hasil Uji Barfoed Monosakarida (+/-)


Sukrosa 1% Tidak ada perubahan (-)
Laktosa 1% Tidak ada perubahan (-)
Maltose 1% Tidak ada perubahan (-)
Galaktosa 1% -
Fruktosa 1% Tidak ada perubahan (-)
Glukosa 1% Tidak ada perubahan (-)
Arabinose 1% Tidak ada perubahan (-)
BAB V
PEMBAHASAN

Pada Uji Molisch berdasarkan hasil pengamatan kami bahwa bahan yang mengandung
karbohidrat yaitu amilum, Glikogen, Dekstrin, sukrosa, laktosa, maltosa,Galaktosa, fruktosa,
glukosa, dan arabinosa dikarenakan terbentuk cincin bewarna ungu. Menurut literatur, larutan
yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksikan dengan
alfa-naftol dan asam sulfat pekat. Dimana pereaksi molish membentuk cincin berwarna ungu
pada larutan amilum, sukrosa, laktosa, maltosa, fruktosa, glukosa, dan arabinosa. Menurut
Chang R, 2006, berdasarkan prinsip percobaan dengan uji molish, hasilnya (fulfural)
mengalami sulfonasi dengan alfa naftol dan memberikan senyawa berwarna ungu kompleks.
Pada uji kedua yaitu Uji Iodium.pada uji ini yang mengandung karbohidrat adalah
amilum dimana terdapat lapisan cincin berwarna biru keungu,glikogen terdapat warna merah
anggur dan dekstrin terdapat warna hijau.kemudian sukrosa,laktosa, maltosa,galaktosa,
fruktosa, glukosa, dan arabinosa tidak mengalami perubahan dan tetap berwarna kuning tua
atau jingga.Menurut Hala, 2009, diterangkan bahwa reaksi positif iodium ditandai dengan
adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil
dari ikatan kompleks antara amilum dengan iodin. Ikatan antara pati dan iodium ini belum
diketahui dengan jelas, ada teori yang menyebutkan bahwa terbentuk kompleks adsorpsi pati-
iodium, ada pula teori lain yang menyebutkan bahwa pati iodium membentuk suatu senyawa.
Pada praktikum yang kami lakukan sama dengan literatur yang ada.
Selanjutnya pada uji ketiga yaitu uji benedict dimana pada uji ini bertujuan untuk 
menentukan gula reduksi pada setiap bahan yang di ujikan. Berdasarkan teori yang ada di
buku bahwa pada uji benedict, indicator terkandungnya gula reduksi adalah dengan
terbentuknya endapan bewarna biru kehijauan, kuning, atau merah bata/orange, pada amilum
tidak mengandung gula pereduksi, hasil uji hanya berwarna biru saja. Sedangkan pada
laktosa, maltosa, glukosa, arabinosa, menandakan adanya gula pereduksi dengan terbentuknya
endapan berwarna biru kehijauan. Dan pada sukrosa dan fruktosa mengandung gula pereduksi
dengan terbentuknya endapan bewarna merah bata/orange. Menurut Imamkhasani, 2000, pada
uji benedict, hasil uji positif ditunjukkan oleh fruktosa, glukosa, maltosa, arabinosa dan
laktosa, sedangkan untuk karbohidrat jenis sukrosa, amilum dan dekstrin menunjukkan hasil
negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa berada dalam bentuk sikliknya, namun bentuk ini berada
dalam kesetimbangannya dengan sejumlah kecil aldehida atau keton rantai terbuka, sehingga
gugus aldehida atau keton ini dapat mereduksi berbagai macam reduktor, oleh karena itu,
karbohidrat yang menunjukkan hasil reaksi positif dinamakan gula pereduksi. Pada literatur
amilum dan sukrosa menunjukan hasil negatif, akan tetapi hasil yang di dapatkan setelah
melakukan pengamatan di dapat amilum memang terbukti tidak terdapat gula pereduksi akan
tetapi sukrosa mengandung gula pereduksi ditandai endapan bewarna merah
bata/orange.Perbedaan antara hasil percobaan yang kami telah lakukan dengan hasil menurut
literatur ini bisa jadi dikarenakan kesalahan pada saat melakukan percobaan.
BAB VI
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari atom
karbon, hydrogen, dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat pada suatu bahan ditandai
dengan terbentuknya cincin warna ungu pada saat larutan tersebut diuji dengan
pereaksi molisch.
2. Monosakarida merupakan karbohidrat yang berbentuk aldehid atau keton dan
memiliki 2 atau lebih gugus hidroksil. Sedangkan disakarida merupakan gabungan 2
monosakarida yang terikat pada O-Glikosidik.
3. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. Dan pada
amilum dan glikogen terdapat polisakarida yang ditandai dengan perubahan warna
larutan.
4. Untuk membuktikan adanya kadar gula pereduksi pada suatu bahan ditandai dengan
terbentuknya endapan biru kehijauan, kuning atau merah bata pada saat uji benedict.
Warna ini dipengaruhi oleh kadar gula pereduksi yang ada di dalam larutan.

5.2 Saran
Sebelum prakitikum harapannya praktikan sudah membaca buku penuntun
praktikum agar pada saat praktikum sudah mengetahui tata cara praktikum. Harapannya
semua para pratikan dan juga koas sebaiknya memperhatikan dosen pembimbing saat
sedang menjelaskan tata cara pratikum mengenai Identifikasi Karbohidrat.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

Adi Sendjaja, Y dkk.(2014). Penuntun Kegiatan Laboratorium Biokimia.Bandung :


Universitas Pendidikan Indonesia.
Almatsier, S., 2015. Prinsip Dasar Ilmu Giz. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Andar Wulan, N, Kusnandar, F & Herawati, D. 2013.Analisis Pangan. Jakarta : Dian Rakyat.
Edah Wati, L., 2016. “Perpindahan Massa Karbohidrat Menjadi Glukosa dari Buah Kersen
Dengan Proses Hidrolisis”. Jurnal Peneliti Ilmu Teknik.10 (1): 1-5
Handito, D,. Yasa,I.W.S., dan Alamsyah, A., 2014. Petunjuk Praktikum Biokimia
Umum. Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.Mataram.
Silsia, D dan Syafnil. 2019. Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium Teknologi
Pertanian: Bengkulu.
Wirat Maja, I. G. dkk. 2017. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan Memanfaatkan
Limbah Rumput Laut Eucheuma cattonii sebagai Bahan Baku. Jurnal ilmiah teknik
mesin. Vol. 5 (1): 75-84.
JAWABAN PERTANYAAN

1. Mengapa uji molisch disebut uji yang bukan spesifik untuk karbohidrat ?
 Karena pereaksi Molish adalah α-naftol dalam alcohol 95%.Reaksi ini sangat
efektif untuk uji senyawa-senyawa yang dapat di dehidrasi oleh asam sulfat
pekat menjadi senyawa furfural atau furfural yang tersubtitusi.Seperti
hidroksimetilfurfural.
 Warna merah ungu yang terasa disebabkan oleh kondensasi furfural atatu
turunannya dengan α-naftol.
2. Pada percobaan uji benedict manakah yang menunjukkan hasil negatif ?mengapa ?
 Pada percobaan uji benedict yang menunjukkan hasil negatif yaitu
amilum.Mengapa ?Karena larutan tersebut bukan termasuk gula pereduksi
melainkan gula nonpereduksi sehingga mendapatkan hasilnya negatif.
3. Jelaskan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk membuktikkan adanya gula
pereduksi ?
 Untuk dapat membuktikan adanya gula pereduksi, yaitu degan uji :
1. Uji Fehling
2. Uji Tollens
3. Uji Benedict.
Lampiran :

Anda mungkin juga menyukai