Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM


PERCOBAAN 1. UJI KARBOHIDRAT

DisusunOleh:

Nama : Nina Maliq


NIM : 2021C1B004
Kelompok : 1 (Satu)
Kelas : TP-A

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi
utama bagi umat manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Karbohidrat yang
dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O2)
yang lepas di udara.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, merupakan
polihidroksi aldehida atau polihidraksi keton yang mengandung unsur- unsur karbon (C),
hydrogen (H), dan oksigen (0) dengan rumus empiris total (CH20)n.
Karbohidrat dibagi dalam 3 golongan:
1. Monosakarida, contoh: glukosa, fruktosa, manosa, arabinosa.
2. Oligosakarida, contoh: sukrosa, laktosa, maltose.
3. Polisakarida, contoh: selullosa, amilum.
Pada umumnya karbohidrat berbentuk kristal putih, larut sedikit dalam pelarut organik,
tetapi larut sempurna dalam air, kecuali beberapa polisakarida Karbohidrat mempunyai
beberapa sifat penting yakni dapat beroksidasi. bereduksi, berkondensasi, serta dapat
membentuk ikatan glikosida.
Semua jenis karbohidrat, baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida akan
membentuk cincin berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur dengan beberapa tetes
larutan alpha-naftol dalam alkohol dan ditambahkan asam sulfat pekat, melalui dinding
tabung yang dimiringkan. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat
dalam suatu bahan dan dikenal dengan uji Molisch, yang merupakan uji umum untuk
karbohidrat.
Berbagai uji kualitatif dapat dilaksanakan untuk menentukan kehadiran karbohidrat, pada
praktikum ini dilaukan uji karbohidrat dengan berbagai uji antara lain: Uji Molisch, Uji
Seliwanoff, Uji Benedict, serta Uji Iodin.

1.2. Tujuan Praktikum


Mengidentifikasi sifat – sifat umum berbagai jenis karbonhidrat melalui beberapa uji
kuanlitatif.

BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam melakukan aktivitasnya makhluk hidup memerlukan energi yang


diperoleh dari bahan makanan. Salah satu makromolekul yang terdapat pada bahan
makanan yaitu karbohidrat. Sakarida adalah nama lain dari karbohidrat dan berasal dari
bahasa Arab “sakkar” yang berarti gula. Karbohidrat merupakan suatu senyawa organik
polihidroksialdehid atau polihidroksiketon. Rumus umum dari karbohidrat adalah
Cn(H2O)n atau CnH2nOn. Karbohidrat terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
Contoh : glukosa C6H12O6, sukrosa C12H22O11, selulosa (C6H10O5)n (Hanum, 2017:21-22).
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang
befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat sebagai zat gizi
merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang
berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya.
Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu karbohidrat
sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida
yang merupakan molekul dasar dari karbohidrat, disakarida yang terbentuk dari dua
monosa yang dapat saling terikat, dan oligosakarida yaitu gula rantai pendek yang
dibentuk oleh galaktosa, glukosa dan fruktosa. Karbohidrat kompleks terdiri atas
polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida dan serat yang
dinamakan juga polisakarida nonpati. Karbohidrat selain berfungsi untuk menghasilkan
energi, juga mempunyai fungsi yang lain bagi tubuh. Fungsi lain karbohidrat yaitu
pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolisme lemak,
membantu pengeluaran feses (Siregar, 2014:38).
Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik
bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Klasifikasi karbohidrat
terdiri dari monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat
yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan
tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbo lain.
Monosakarida tidak berwarna, bentuk kristalnya larut dalam air tetapi tidak larut dalam
pelarut non-polar. Monosakarida digolongkan menurut jumlah karbon yang ada dan
gugus fungsi karbonilnya yaitu aldehid (aldosa) dan keton (ketosa). Glukosa, galaktosa,
dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa adalah ketosa.
Suatu disakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun dari dua satuan mnosakarida
yang dipersatukan oleh suatu hubungan glikosida dari karbon 1 dari satu satuan ke suatu
OH satuan lain. Seperti halnya monosakarida, senyawa ni larut dalam air, sedikit larut
dalam alkohol, dan praktis tidak larut dalam eter dan pelarut organik non-polar. Contoh
dari disakarida adalah maltose, sukrosa, dan laktosa. Pada umumnya polisakarida
mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida.
Molekul mnosakrida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri
dari satu macam monoksakarida disebut homoolisakarida, sedangkan yang mengandung
senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya, polisakarida berupa senyawa
berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak memiliki rasa manis dan tidak memiliki
sifat mereduksi. Beberapa polisakarida yang penting diantaranya adalah amilum,
glikogen, dekstrin, dan selulosa (Fitri dan Fitriana, 2020:46-47).

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan Waktu Praktikum
Hari/ Tanggal : Kamis, 24 November 2022
Waktu : 15:00 - Selesai
Tempat : Laboratorium Kimia, Lantai 2 Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Mataram.

3.2. Bahan dan Alat Praktikum


a. Bahan – bahan:
 Pereaksi Molisch
 Pereaksi Seliwanoff
 Larutan H2SO4
 Akuades
 Larutan iodin
 HCL encer
 Pereaksi Benediet
 Larutan sampel 1 % (tapioca, susu, madu, gula pasir, urin segar)
 Kertas label
b. Alat – alat:
 Tabung reaksi
 Labu ukur
 Pipet tetes
 Penangas air

3.3. Prosedur Kerja


3.3.1. Uji Molisch (Pembentukan Furfural)
 Bua larutan sampel 1% dengan cara mencampurkan sampel dengan air dengan
perbandingan 1:9 (khusus padatan, 1 gr padatan banding 10 ml akuades).
 Siapkan 5 tabung reaksi dan beri label kode T, S, M, G, dan U.
 Isi semua tabung reaksi dengan 1 mL larutan sampel 1% sesuai kodenya.
 Kemudian tambahkan 2-3 tetes pereaksi Molisch dan 2 mL larutan H 2SO4, pekat
secara perlahan-lahan melalui dinding tabung reaksi.
 Amati apakah terbentuk cincin berwarna ungu diantara permukaan pertemuan
kedua lapisan larutan dan catat hasil pengamatanmu ke dalam Tabel 2.1.
3.3.2. Uji Seliwanoff (Pembentukan Warna)
 Siapkan 5 tabung reaksi dan beri label kode T, S, M, G, dan U.
 Isi semua tabung reaksi dengan 1 mL larutan sampel 1% sesuai kodenya.
 Selanjutnya tambahkan 4 mL pereaksi Seliwanoff dan goyang-goyangkan agar
tercampur rata.
 Masukkan semua tabung ke dalam penangas air bersuhu 100 °C dan biarkan selama
5 menit.
 Amati perubahan reaksi setiap 1 menit dan cata waktu terjadinya perubahan warna
pada Tabel 2.2.
3.3.3. Uji Benedict (Gula Reduksi)
 Siapkan 5 tabung reaksi dan beri label kode T, S, M, G, dan U.
 Isi semua tabung reaksi dengan 1 mL larutan sampel 1% sesuai kodenya.
 Tambahkan 5 mL pereaksi Benedict ke dalam masing-masing tabung dan goyang-
goyangkan agar tercampur rata.
 Masukkan ke dalam penangas air bersuhu 100 °C dan biarkan selama 5 menit.
 Amati perubahan warna reaksi setiap 1 menit dan catat waktu terjadinya
perubahanwarna pada Tabel 2.3.
3.3.4.Uji lodin
 Siapkan 5 tabung reaksi dan beri label kode T, S, M, G, dan U.
 Isi semua tabung reaksi dengan 3 mL larutan sampel 1% sesuai kodenya.
 Selajutnya tambahkan masing-masing tabung berisi larutan sampel tersebut dengan
1 mĿ larutan Iodin dan goyang-goyangkan agar tercampur rata.
 Amati dan dicatat perubahan warna dari masing masing tabung!
 Tambahkan 3-5 tetes larutan HCI encer pada masing masing tabung tadi dan
goyang-goyangka.
 Panaskan dalam penangas air dan biarkan mendidih selama 5-10 menit.
 Amati dan dicatat perubahan warn larutan pada masing masing tabung pada Tabel
2.4.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA


4.1. Hasil Pengamatan
4.1.1. Uji Molisch (Pembentukan Furfural)
Tabel 2.1 Hasil Uji Molisch (Pembentukan Furfural)
Sampel Terbentuknya cincin ungu atau tidak
Tapioka Tidak terbentuk
Susu Terbentuk
Madu Tidak terbentuk
Gula Pasir Tidak terbentuk
Urin Tidak terbentuk

4.1.2. Uji Seliwanoff (Pembentukan Warna)


Tabel 2.2 Hasil Uji Seliwanoff (Pembentukan Warna)
Sampel Waktu perubahan warna
1 menit 2 menit 3 menit 4 menit 5 menit
Tapioka Kuning Bening Kuning Kuning Kuning
Bening (Endapan di Bening (Endapan) (Endapan)
bawah) (Endapan)
Susu Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning
Bening Bening Bening Bening (Endapan)
(Endapan) (Endapan) (Endapan di (Endapan)
atas)
Madu Orange Merah Merah Merah Merah
(Endapan)
Gula Pasir Merah Merah Merah Merah Merah
Muda (Endapan)
Urin Orange Kuning Coklat Kuning Orange
Kecoklatan Kecoklatan (Endapan)

4.1.3. Uji Benedict (Gula Reduksi)


Tabel 2.3 Hasil Uji Benedict (Gula Reduksi)
Sampel Waktu perubahan warna
1 menit 2 menit 3 menit 4 menit 5 menit
Tapioka Tetap (Biru Tetap (Biru) Tetap (Biru) Tetap (Biru Tetap (Biru)
Awal) + Endapan)
Susu Biru Pekat Coklat dan Orange Tua Orange Tua Merah
Hijau
Madu Orange Orange Orange Orange Merah
Pekat Pekat Pekat
Gula Pasir Hijau Muda Coklat Coklat Coklat Tua Coklat Tua
Pekat
Urin Tetap (Biru) Tetap (Biru) Tetap (Biru) Tetap (Biru) Tetap (Biru)

4.1.4. Uji Iodin


Tabel 2.4 Hasil Uji Iodin
Sampel Warna setelah ditetesi Warna setelah ditambahan HCL dan
Iodin didihkan
Tapioka Hitam Hitam Pekat
Susu Kuning Pekat Kuning Pekat dan Terdapat Endapan
Madu Merah Merah Bata
Gula Pasir Kuning Kecoklatan Merah
Urin Merah Kuning Kecoklatan

BAB V

PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, yaitu mengenai “Uji Karbohidrat” yang
bertujuan untuk mengidentifikasi sifat – sifat umum berbagai jenis karbonhidrat melalui
beberapa uji kuanlitatif. Mengidentifikasi karbohidrat pada praktikum ini, dilakukan dengan
menggunakan empat metode reaksi yaitu reaksi molisch, reaksi seliwanoff, reaksi benedict,
serta reaksi iodin.
Pada praktikum ini, kita menggunakan beberapa larutan sampel yang telah disediakan
seperti larutan tapioka, larutan susu, larutan madu, larutan gula pasir, serta larutan urin.
Larutan-larutan sampel tersebut akan dihomogenkan dengan empat jenis reagen yaitu reagen
molisch, reagen seliwanoff, ragen benedict, serta ragen iodin. Adapun cara menentukan jika
sampel tersebut mengandung karbohidrat yaitu dengan cara membandingkan warna sebelum
dan sesudah, serta melihat apakah terjadi pembentukan furfural setelah ditambahkan dengan
keempat reagen terhadap sampel.
Uji yang pertama yaitu uji molisch, uji molisch adalah uji untuk semua jenis karbohidrat.
Monosakarida, disakarida, dan polisakarida akan memberikan hasil positif. Jika timbul
cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural
dengan a-naftol dalam pereaksi molish. Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa
karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui
adanya karbohidrat. Uji ini untuk semua jenis karbohidrat, mono-, di-, dan polisakarida akan
memberikan hasil positif. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan
kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam pereaksi
molisch. Hasil pengamatan pada uji molisch terdapat pada larutan susu bereaksi positif atau
yang mengandung karbohidrat. Sedangkan pada larutan tapioka, madu, gula pasir, serta urin
bereaksi negatif yang menandakan tidak ada kandungan karbohidrat didalamnya.
Uji yang kedua yaitu uji reaksi seliwanoff yang merupakan uji untuk membedakan gula
ketosa dari gula aldosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton atau aldehida
gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika
mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika
dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa. Pada uji Seliwanoff warna
merah menunjukkan bahwa dalam sampel terkandung fruktosa. Ketosa akan membentuk
warna merah tua akibat mengalami hidrasi, sementara aldosa membentuk warna merah
muda akibat lambat terhidrasi. Hasil pengamatan pada uji seliwanoff terdapat pada larutan
madu dan gula pasir bereaksi positif atau yang mengandung karbohidrat. Sedangkan pada
larutan tapioka, susu, urin bereaksi negatif yang menandakan tidak ada kandungan
karbohidrat didalamnya.
Uji yang ketiga yaitu uji reaksi benedict yang merupakan uji untuk mengetahui adanya
gula pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida
seperti laktosa dan maltosa. Uji benedict menggunakan larutan benedict yang berfungsi
memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan. Pada reaksi benedict adanya
karbohidrat ditandai dengan adanya perubahan warna pada larutan menjadi warna merah
bata dan adanya endapan. Hasil pengamatan pada uji reaksi benedict ini terdapat pada
larutan susu, madu, dan gula pasir bereaksi positif atau yang mengandung karbohidrat.
Sedangkan pada larutan tapioka dan urin bereaksi negatif yang menandakan didalamnya
tidak ada kandungan karbohidrat.
Uji yang keempat yaitu dengan cara uji reaksi iodin. Uji Iodin digunakan untuk
memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai
dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan
adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin. Sewaktu amilum yang telah
ditetesi Iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang
positif akan menghilang, dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali. Hasil
pengamatan pada uji iodin tidak ada reaksi positif karena tidak terdapat perubahan warna
menjadi biru.
Berdasarkan metode uji reaksi yang telah dilakukan dapat diperoleh bahwa yang
mengandung karbohidrat berbeda-beda dalam uji reaksinya. Keempat jenis reaksi seperti
reaksi molisch, reaksi seliwanoff, reaksi benedict, dan reaksi iodin memiliki ciri khas
masing-masing dalam mengidentifikasi karbohidrat serta memiliki fungsi yang berbeda-
beda. Harapan praktikan dalam praktikum ini yaitu dapat memahami, menganalisa, dan
mengenal dengan baik dan mudah dalam mengidentifikasi karbohidrat dan juga ilmu yang
didapatkan semoga berkah dan selalu diingat oleh praktikan.

BAB VI

PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, landasan teori, hasil pengamatan, dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Karbohidrat merupakan suatu senyawa organik polihidroksialdehid atau
polihidroksiketon yang diperlukan oleh manusia yang befungsi untuk menghasilkan
energi bagi tubuh manusia.
2. Penggolongan karbohidrat dibagi menjadi dua yaitu karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks.
3. Praktikan dapat mengenal beberapa reaksi khas atau warna dari karbohidrat seperti reaksi
molisch, reaksi seliwanoff, reaksi benedict, serta reaksi iodin.
4. Dari keempat jenis reaksi seperti reaksi molisch, reaksi seliwanoff, reaksi benedict, dan
reaksi iodin memiliki ciri khas masing-masing dalam mengidentifikasi karbohidrat serta
memiliki fungsi yang berbeda-beda.

6.2. Saran

Saran saya untuk praktikum selanjutnya, diharapkan untuk kelengkapan alat bahan
praktikum dicek kembali sebelum proses praktikum berlangsung agar tidak terjadi
kekurangan bahan maupun alat praktikum. Dan harapan saya untuk praktikan dalam
praktikum ini dapat memahami, menganalisa, dan mengenal dengan baik dan mudah dalam
mengidentifikasi karbohidrat dan juga ilmu yang didapatkan semoga berkah dan selalu
diingat oleh praktikan.

DAFTAR PUSTAKA
Fitri, A. S., & Fitriana, A. N. Y. 2020. “Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat”. SAINTEK,
1(17) : 45-52.
Hanum, G. R. 2017. Biokimia Dasar. Jawa Timur : UMSIDA Press.
Siregar, N. S. 2014. “Karbohidrat”. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 2(13) : 38-44.

Anda mungkin juga menyukai