DisusunOleh:
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan Waktu Praktikum
Hari/ Tanggal : Kamis, 24 November 2022
Waktu : 15:00 - Selesai
Tempat : Laboratorium Kimia, Lantai 2 Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Mataram.
BAB IV
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, yaitu mengenai “Uji Karbohidrat” yang
bertujuan untuk mengidentifikasi sifat – sifat umum berbagai jenis karbonhidrat melalui
beberapa uji kuanlitatif. Mengidentifikasi karbohidrat pada praktikum ini, dilakukan dengan
menggunakan empat metode reaksi yaitu reaksi molisch, reaksi seliwanoff, reaksi benedict,
serta reaksi iodin.
Pada praktikum ini, kita menggunakan beberapa larutan sampel yang telah disediakan
seperti larutan tapioka, larutan susu, larutan madu, larutan gula pasir, serta larutan urin.
Larutan-larutan sampel tersebut akan dihomogenkan dengan empat jenis reagen yaitu reagen
molisch, reagen seliwanoff, ragen benedict, serta ragen iodin. Adapun cara menentukan jika
sampel tersebut mengandung karbohidrat yaitu dengan cara membandingkan warna sebelum
dan sesudah, serta melihat apakah terjadi pembentukan furfural setelah ditambahkan dengan
keempat reagen terhadap sampel.
Uji yang pertama yaitu uji molisch, uji molisch adalah uji untuk semua jenis karbohidrat.
Monosakarida, disakarida, dan polisakarida akan memberikan hasil positif. Jika timbul
cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural
dengan a-naftol dalam pereaksi molish. Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa
karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui
adanya karbohidrat. Uji ini untuk semua jenis karbohidrat, mono-, di-, dan polisakarida akan
memberikan hasil positif. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan
kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam pereaksi
molisch. Hasil pengamatan pada uji molisch terdapat pada larutan susu bereaksi positif atau
yang mengandung karbohidrat. Sedangkan pada larutan tapioka, madu, gula pasir, serta urin
bereaksi negatif yang menandakan tidak ada kandungan karbohidrat didalamnya.
Uji yang kedua yaitu uji reaksi seliwanoff yang merupakan uji untuk membedakan gula
ketosa dari gula aldosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton atau aldehida
gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika
mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika
dipanaskan, ketosa lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa. Pada uji Seliwanoff warna
merah menunjukkan bahwa dalam sampel terkandung fruktosa. Ketosa akan membentuk
warna merah tua akibat mengalami hidrasi, sementara aldosa membentuk warna merah
muda akibat lambat terhidrasi. Hasil pengamatan pada uji seliwanoff terdapat pada larutan
madu dan gula pasir bereaksi positif atau yang mengandung karbohidrat. Sedangkan pada
larutan tapioka, susu, urin bereaksi negatif yang menandakan tidak ada kandungan
karbohidrat didalamnya.
Uji yang ketiga yaitu uji reaksi benedict yang merupakan uji untuk mengetahui adanya
gula pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida
seperti laktosa dan maltosa. Uji benedict menggunakan larutan benedict yang berfungsi
memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan. Pada reaksi benedict adanya
karbohidrat ditandai dengan adanya perubahan warna pada larutan menjadi warna merah
bata dan adanya endapan. Hasil pengamatan pada uji reaksi benedict ini terdapat pada
larutan susu, madu, dan gula pasir bereaksi positif atau yang mengandung karbohidrat.
Sedangkan pada larutan tapioka dan urin bereaksi negatif yang menandakan didalamnya
tidak ada kandungan karbohidrat.
Uji yang keempat yaitu dengan cara uji reaksi iodin. Uji Iodin digunakan untuk
memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai
dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan
adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan Iodin. Sewaktu amilum yang telah
ditetesi Iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang
positif akan menghilang, dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali. Hasil
pengamatan pada uji iodin tidak ada reaksi positif karena tidak terdapat perubahan warna
menjadi biru.
Berdasarkan metode uji reaksi yang telah dilakukan dapat diperoleh bahwa yang
mengandung karbohidrat berbeda-beda dalam uji reaksinya. Keempat jenis reaksi seperti
reaksi molisch, reaksi seliwanoff, reaksi benedict, dan reaksi iodin memiliki ciri khas
masing-masing dalam mengidentifikasi karbohidrat serta memiliki fungsi yang berbeda-
beda. Harapan praktikan dalam praktikum ini yaitu dapat memahami, menganalisa, dan
mengenal dengan baik dan mudah dalam mengidentifikasi karbohidrat dan juga ilmu yang
didapatkan semoga berkah dan selalu diingat oleh praktikan.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, landasan teori, hasil pengamatan, dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Karbohidrat merupakan suatu senyawa organik polihidroksialdehid atau
polihidroksiketon yang diperlukan oleh manusia yang befungsi untuk menghasilkan
energi bagi tubuh manusia.
2. Penggolongan karbohidrat dibagi menjadi dua yaitu karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks.
3. Praktikan dapat mengenal beberapa reaksi khas atau warna dari karbohidrat seperti reaksi
molisch, reaksi seliwanoff, reaksi benedict, serta reaksi iodin.
4. Dari keempat jenis reaksi seperti reaksi molisch, reaksi seliwanoff, reaksi benedict, dan
reaksi iodin memiliki ciri khas masing-masing dalam mengidentifikasi karbohidrat serta
memiliki fungsi yang berbeda-beda.
6.2. Saran
Saran saya untuk praktikum selanjutnya, diharapkan untuk kelengkapan alat bahan
praktikum dicek kembali sebelum proses praktikum berlangsung agar tidak terjadi
kekurangan bahan maupun alat praktikum. Dan harapan saya untuk praktikan dalam
praktikum ini dapat memahami, menganalisa, dan mengenal dengan baik dan mudah dalam
mengidentifikasi karbohidrat dan juga ilmu yang didapatkan semoga berkah dan selalu
diingat oleh praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Fitri, A. S., & Fitriana, A. N. Y. 2020. “Analisis Senyawa Kimia pada Karbohidrat”. SAINTEK,
1(17) : 45-52.
Hanum, G. R. 2017. Biokimia Dasar. Jawa Timur : UMSIDA Press.
Siregar, N. S. 2014. “Karbohidrat”. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 2(13) : 38-44.