Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

I.1 Hasil

Tabel 1. Data Ph Pada Uji Emulsi Satuan

Suhu (° C) Waktu (menit) Ph


50 30 8
60 30 11
70 30 12

Tabel 2. Data Uji Tinggi Buih

Suhu (° C) Waktu (menit) Emulsi/tidak Keterangan


60 30 Teremulsi Busa sedikit
70 30 Teremulsi Berbusa
80 30 Teremulsi Sangat berbusa

Series 1
12

8 Series 1

0
60° 70° 80°

Gambar IV. 1 Grafik Ph pada uji sampel sabun

IV.2 Pembahasan

Pada praktikum pembuatan sabun ini dilakukan dengan tiga tahapan percobaan,
yaitu yang pertama ialah preparasi larutan, kedua pembuatan sabun dan yang terakhir ialah
uji emulsi. Pada percobaan pertama, ialah preprarasi larutan. Mempreparasi menyiapkan
larutan ini bertujuan untuk mempersiapkan bahan larutan yang akan dipakai pada
percobaan selanjutnya. Hal pertama yang dilakukan ialah dengan mencampurkan NaOH
3M dengan 250 ml akuades. Sebelum itu, sebenarnya untuk pembuatan Sabun itu dapat
menggunakan senyawa lain selain NaOH atau Natrium Hidroksida. Senyawa lain itu berupa
senyawa KOH (kalium hidroksida) Namun, dikarenakan pada percobaan ini ialah
percobaan perbuatan sabur padat maka senyawa alkali yang digunakan ialah NaOH. NaOH
digunakan dalam pembuatan sabun padat sedangkan KOH digunakan dalam pembuatan
sabun cair, (T.N, 2009).KOH merupakan starting material yang digunakan dalam reaksi
saponifikasi sabun kalium hidroksida secara umum digunakan dalam formulasi sebagai
pengatur pH dan KOH juga bersifat higroskopis dan mudah meleleh (Kibbe, 2009). Oleh
sebab itu alkali KOH biasa digunakan untuk membuat sabun cair. Selanjutnya dilanjutkan,
dimana yang sebelumnya ialah men campurkan NaOH 3M dengan air 250 ml, lalu
dilarutkan NaCl 30 gram dan larutkan pula dengan aquades 150 ml yang kemudian diaduk
sampai homogen kemudian untuk persiapan yang selanjutnya ialah menimbang minyak
kelapa sawit sebanyak 50 gram dan dimasukkan kedalam gelas beaker. ketika membuat
larutan NaCl yang dimana 30 gram NaCl tersebut dicampur dengan aquadest 250 ml
menghasilkan konsentrasi larutan sebesar 3,42 m.

Selanjutnya pada percobaan kedua, yakni percobaan pembuatan sabun. Pada


percobaannya mula mula konsentrasi Maoh diubah dari yang awal lanh 5 m menja di 1,5 m.
Setelah itu, larutan Maolt dan minyak yang telah di campurkan dipanaskan Sambil diaduk
dengan menggunakan magnetic stiver sela ma 30 menit. Setelah itu, dilarutkan larutan Nace
pada larutan Naot dan minyak selama 5 menit. Yang kemudian setelah selesai dimasukkan
ke dalam Corong pisah dan diambil bagian dari sabunnya untut sebagai sampel agar dapat
dihitung pH sabunnya. Namun sebelum itu, larutan yang tadi dimasukkan ke dalam corong
pisah, harus diendapkan hingga membentuk 3 lapisan lapisan yang pertama ialah sabun
lapisan kedua, ialah alkali dan lapisan ketiga ialah gliserol. untuk percobaan Sabun ini
digunakan variasi euhu yaitu pada suhu 50 °C, 60°C dan 70°C. Dan data pH yang
dihasilkan pada masing-masing variasi Secara berturut-turut yaitu 8, 11 dan 12.

Pada bagian hasil, terdapat gambar grafik yang menuredakan pH pada uji sampel
sabun. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa nilai ph yang dihasikan bertambah selang
meningktnya suhu yang dipakai. Hal tersebut terjadi karena pemanasan pada hot plate yang
bertujuan untuk mempercepat reaksi. Namun, Peningkatan ph tidak stabil hal ini
disebabkan dalam pengadukan yang dilakukan tidak secara konstan dan pemanasan yang
tidak sempurna. Selanjutnya, pada uji tinggi bush, pengambilan sedikit larutan sabun
dengan suhu yang bertambah berbeda dan ditambahkan aquadest. Kedua larutan
dihomogenkan dalam tabung reaksi sampai menunjukkan hasil pada suhu 50°C hanya
menghasilkan sedikit buih. Sedangkan pada suhu 60°C buih yang dihasilkan lebih banyak
dari percobaan dengan suhu 50 °C dan pada suhu 70°C buih yang dihasilkan sangat banyak
dibandingkan dengan dua percobaan sebelumnya.
BAB V

PENUTUP

V. 1 Kesimpulan

Setelah dilakukannya praktikum diperoleh kesimpulan yaitu:

1. Minyak kelapa sawit bersifat non polar yang tidak larut pada air namun dapat dalam
larutan bersifat surfaktan seperti NaOH.
2. Trigliserida tak jenuh memiliki rantai karbon lebih pendek daripada lemak
(trigliserida jenuh)
3. Sifat alkalinitas dan emulsi sabun tergantung dengan reaksi dan kelarutannya pada
NaOH serta garam logam. Semakin sempurna reaksi saponifikasi, maka sifat
alkalinitas akan lebih tinggi dan sifat emulsinya akan menjadi semakin baik.

V. 2 Saran

Pada praktikum ini terdapat beberapa saran yaitu:

1. Pada praktikum selanjutnya, disarankan untuk menggunakan hot plate yang tidak
rusak agar pemanasan bisa stabil dan stir bisa memutar tanpa berhenti-henti
2. Pada saat praktikum untuk lebih teliti saat melakukan perulangan agar data yang
didapatkan lebih akurat
3. Saat melakukan percobaan menggunakan NaOH diharapkan untuk berhati-hati,
karena jika mengenai tangan dapat mengiritasi dan jika tertelan bisa berakibat fatal
bagi organ tubuh
LAMPIRAN A

Lembar Perhitungan

1. Preparasi larutan NaOH 3M sebanyak 250 ml

Diketahui : MNaOH = 3M

: VNaOH = 250 ml

: MrNaOH = 40 gr/mol

Ditanya : Massa?

M × Mr × V
Jawab : Massa =
1000

3× 40 ×250
=
1000

= 30 gram

2. Mengubah konsentrasi NaOH yang 3M menjadi 1,5M dengan volume 250 ml dari NaOH3M
(terjadi pengenceran)

Diketahui : M1 = 3M

M2 = 1,5 M

V1 = 50 ml

Ditanya : V2?

Jawab : M1 × V1 = M2 × V2

3 x 50 = 1,5 x V2

150 = 1,5 V2

V2 = 100 ml

3. Larutan 30 gram NaCl dengan 150 ml akuades

Diketahui :m = 30 gram

VNaCl = 150 ml
MrNaCl = 58,5 g/mol

Ditanya : MNaCl?

m 1000
Jawab :M= x
Mr v

30 1000
M= x
58,5 150

M = 3,42 M

Anda mungkin juga menyukai