Anda di halaman 1dari 4

Umratul Mondricha: Uji Benedict

Pendahuluan Pada kali ini akan dilakukan uji Benedict


Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang digunakan untuk mengetahui kandungan
yang diperlukan oleh manusia yang berfungsi gula pereduksi pada tetes tebu. Uji Benedict
untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. berisi larutan alkali. Larutan alkali dari
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama tembaga direduksi oleh gula yang mengandung
kelompok zat-zat organik yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas dengan
struktur molekul yang berbeda-beda, meski membentuk kupro oksida berwarna. Larutan
terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia Benedict mengandung kupri sulfat, natrium
dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas karbonat, dan natrium sitrat. Uji Benedict
unsur carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen. dilakukan pada suasana basa yang
(Nurhamida, 2014, p.38). menyebabkan transformasi isomerik. Pada
Di alam, karbohidrat terbentuk dari reaksi suasana basa, reduksi ion Cu2+ dari CuSO4
C₂O dan H₂O dengan bantuan sinar matahari oleh gula pereduksi akan berlangsung dengan
melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman cepat dan membentuk Cu2O yang merupakan
yang berklorofil. Sebagian besar bahan-bahan endapan merah bata. Pereaksi Benedict terdiri
nabati yang merupakan sumber karbohidrat atas larutan Cu2+ dalam suasana basa kuat
diperoleh dari serelia, umbi-umbian, dan batang (Laita, 2017, p.4).
tanaman misalnya sagu. Sumber karbohidrat Uji Benedict terbentuknya endapan warna
yang merupakan bahan makanan pokok di merah bata. Hal ini menunjukkan adanya
berbagai daerah di Indonesia adalah biji-bijian, kandungan glukosa atau gula pereduksi pada
khususnya beras dan jagung (Sri, 2008, p.215). produk akhir hidrolisis pati (Ayu, 2015, p.13).
Pada umumnya karbohidrat dapat
Metode/Cara Kerja
dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:
Waktu dan tempat
a. Monosakarida
Praktikum ini telah dilaksanakan pada
Memiliki rumus molekul yang merupakan
tanggal 11 Maret 2019, dari pukul 14.00 s/d
kelipatan unit CH₂O. glukosa (C6H12O6),
15.40 di Laboratorium Pendidikan Biologi
monosakarida yang paling umum, memiliki
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas
posisi sentral dalam kimia kehidupan.
Syiah Kuala.
b. Disakarida
Terdiri dari dua monosakarida yang Target/subjek/populasi/sampel
digabungkan oleh tautan glikosidik Target dari praktikum ini untuk dapat
(glycosidic linkage), ikatan kovalen yang mengetahui sifat-sifat karbohidrat terhadap
terbentuk antara dua monosakarida melalui reaksi tertutup dengan uji benedict. Subjek
reaksi dehidrasi. Misalnya, maltosa adalah dalam praktikum ini adalah seluruh peserta
disakarida yang terbentuk dari pertautan praktikum. Sample yang digunakan yaitu
dua molekul glukosa. reagent benedict, larutan glukosa 1%, larutan
c. Polisakarida fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, dan amilosa
Merupakan makromolekul, polimer 1%.
dengan beberapa ratus hingga beberapa
ratus hingga beberapa ribu monosakarida Prosedur
yang digabungkan oleh tautan glikosidik. Prosedur dalam praktikum uji benedict ini
(Campbell, 2008, pp.75-77). yang pertama adalah sediakan 4 buah tabung
reaksi, kemudian masing-masing tabung
diisikan 5 mL larutan (Reagent Benedict),
kedalam masing-masing tabung tersebut

1
Umratul Mondricha: Uji Benedict

tambahkan 8 tetes larutan glukosa 1%, larutan usus, fruktosa diangkut melalui vena porta
fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, amilosa 1%. menuju hepar untuk dimetabolisme menjadi
Setelah itu tabung dikocok, lalu semua tabung lipid (Sijani, 2011, p.176).
tempatkan dalam air mendidih selama 3 menit, Sukrosa merupakan sumber karbon yang
lalu dinginkan. Kemudian perhatikan warna paling potensial untuk produksi selulosa dari
endapan yang terbentuk dan bandingkan antar bakteri secara fermentasi, tidak hanya karena
tabung. Apabila terbentuk endapan berwarna, energi dapat dikonservasi dalam pembentukan
menunjukkan hasil uji positif (+) dan jika tidak glukosa dengan sukrosa sintase tetapi juga
menunjukkan negatif (-). karena sumber karbon ini secara komersial
tersedia dalam jumlah cukup dan murah.
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
(Fivien, 2008, p.87).
Data yang digunakan pada praktikum ini
Amilosa merupakan suatu polimer rantai
sudah disediakan oleh pihak Laboratorium
tunggal tidak bercabang, terbentuk dari 500-
Pendidikan Biologi. Instrumen yang digunakan
20.000 monomer á-D-glukosa yang
adalah tabung reaksi, pipet tetes. Data diperoleh
dihubungkan oleh ikatan á-1,4 glikosidik.
dan dikumpulkan setelah melakukan
(Fitria, 2015, p.9).
pengamatan langsup terhadap beberapa
Amilosa merupakan komponen pati yang
karbohidrat. Teknik pengumpulan data yang
mempunyai rantai lurus dan larut dalam air,
digunakan adalah dengan mengamati endapan
sedangkan amilopektin mempunyai rantai
yang terjadi pada karbohidrat tersebut.
cabang dan tidak larut dalam air tetapi larut
Teknis analisi data dalam n-butanol. Hal ini dikarenakan amilosa
Tenik analisis data yang digunakan tersusun dari rantai lurus D-glukosa yang
adalah dengan mengamati endapan warna yang berikatan dengan α-1,4. (Astrid, 2013, p.155).
terjadi pada karbohidrat. Kemudian data
Berikut ini gambar dan hasil dari uji benedict:
dikumpulkan dan dijabarkan secara rinci dalam
bagian hasil pembahasan. Sementara data
berbentuk dokumentasi digambarkan pada
bagian hasil pengamatan.
Hasil dan Pembahasan
Glukosa merupakan karbohidrat
terpenting yang kebanyakan diserap ke dalam
aliran darah sebagai glukosa dan gula lain
diubah menjadi glukosa di hati. Glukosa adalah
bahan bakar utama dalam jaringan tubuh serta
berfungsi untuk menghasilkan energi. (Suci,
2015, p.33).
Fruktosa merupakan monosakarida,
terdiri atas 6 atom karbon (heksosa) yang
merupakan isomer glukosa (C6H12O6) dan
mengandung gugus karbonil sebagai keton.
Fruktosa dikonsumsi dalam bentuk sukrosa dan
jarang dalam bentuk bebas. Di dalam usus, Gambar 1. Reagent Benedict
sukrosa dihidrolisis oleh enzim sukrase menjadi Sumber: Pribadi
fruktosa dan glukosa. Setelah diabsorpsi oleh

2
Umratul Mondricha: Uji Benedict

Gambar 4. Setelah terjadi endapan


Sumber: Pribadi
Uji benedict bertujuan untuk mengetahui
adanya gula pereduksi untuk mengetahui
Gambar 2. Larutan yang akan di uji adanya gula pereduksi dalam suatu larutan
Sumber : Pribadi dengan indicator yaitu adannya perubahan
warna khususnya menjadi merah bata.
Uji Benedict dilakukan untuk Uji benedict dari hasil pengamatan maka
mengetahui apakah ada kandungan glukosa diketahui jenis karbohidrat mana saja yang
pada produk akhir sakarifikasi. Hasil hidrolisis menunjukkan hasil (+) dan (-) terhadap uji
diteteskan pereaksi Benedict pada tabung reaksi benedict, yaitu:
untuk selanjutnya dipanaskan di atas penangas a. Hasil positif glukosa dan fruktosa
air selama 5 menit (Fitria, 2015, p.11). b. Hasil negatif sukrosa dan amilosa
Berdasarkan atas hasil pengamatan,
diketahui hanya pada glukosa dan fruktosa yang
setelah di uji benedict melihatkan adanya
perubahan warna yaitu merah bata dan coklat
sedangkan pada sukrosa dan amilosa tidak
menunjukkan adanya perubahan warna.
Sehingga dapat diketahui bahwa larutan
glukosa dan fruktosa merupakan gula pereduksi.
Hal ini dikarenakan glukosa mampu mereduksi
senyawa pengoksidasi, di mana ujung
pereduksinya adalah ujung yang mengandung
aldehida. Sedangkan pada fruktosa meskipun
bukanlah gula pereduksi, namun karena
memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka
fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan
mannosa dalam suasana basa dan memberikan
hasil positif dengan pereaksi benedict.
Pada sukrosa dan amilosa tidak
menunjukkan adanya perubahan sehingga kedua
Gambar 3. Pembakaran larutan
karbohidrat ini tidak merupakan pereduksi. Hal
Sumber: Pribadi
ini dikarenakan sukrosa tidak mengandung atom

3
Umratul Mondricha: Uji Benedict

karbon anomer bebas, karena atom karbon Hidrolisis Enzimatis. Jurnal Fluida. 11:2,
kedua anomernya yaitu terdapat pada glukosa 9-14.
dan fruktosa berikatan satu sama lainnya.
Benedict reagen digunakan untuk Fivien dkk, 2008. Pengaruh Penambahan
menguji atau memeriksa kehadiran gula Sukrosa Dan Asam Asetat Glacial
pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida Terhadap Kualitas Nata Dari Whey Tahu
yang redutor, dengan diteteskannya reagen akan Dan Substrat Air Kelapa. Jurnal
menimbulkan endapan merah bata. Selain Industria. 1:2, 86-93.
menguji adanya gula pereduksi, juga berlaku Laita dkk, 2017. Produksi Asam Laktat Oleh
secara kuantitatif, karena semakin banyak gula Lactobacillus delbrueckii subsp.
dalam larutan maka semakin gelap warna bulgaricus Dengan Sumber Karbon Tetes
endapan. Tebu. Jurnal Teknologi dan Industri
Pertanian Indonesia. 9:1, 1-9.
Nurhamida, 2014. Karbohidrat. Jurnal Ilmu
Simpulan dan Saran Keolahragaan. 13:2, 38-44.
Simpulan Sijani Prahastuti, 2011. Konsumsi Fruktosa
Larutan glukosa dan fruktosa merupakan Berlebihan dapat Berdampak Buruk bagi
pereduksi, hal ini disebabkan adanya gugus Kesehatan Manusia. Jurnal KM. 10:2,
karbonil yang berpotensi bebas pada residu 173-189.
glukosa dimana ujung pereduksinya adalah Sri Risnoyatiningsih, 2008. Yellow Sweet
yang mengandung aldehida. Sedangkan larutan Potato Strach Hydrolysis Into Glucose
sukrosa dan amilosa tidak merupakan senyawa Enzymatically. Jurnal Teknik Kimia. 3:1,
pereduksi karena sukrosa tidak memiliki atom 215-223.
karbon anomer bebas. Adanya gula reduksi Suci dkk, 2015. Kadar Glukosa Darah Sewaktu
pada suatu larutan ditandai dengan adanya Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
perubahan warna khususnya merah tua pada Puskesmas Bahu Kota Manado. Jurnal e-
larutan. Biomedik. 3:1, 32-40.

Saran
Sebelum melakukan praktikum sebaiknya
mahasiswa mempelajari dulu apa yang akan di
praktikum nanti, agar saat melakukan praktikum
mahasiswa lebih mudah mengerti dan terarah.

Daftar Pustaka
Astrid dkk, 2013. Studi Awal Pemisahan
Amilosa Dan Amilopektin Pati Ubi Jalar
(Ipomoea batatas lam) Dengan Variasi
Konsentrasi N-Butanol. Jurnal KK. 2:3,
153-156
Ayu Ratna, 2015. Pembuatan Gula Cair Dari
Pati Singkong Dengan Menggunakan
Hidrolisis Enzimatis. Jurnal Fluida. 11:2,
9-14.
Campbell Neil A, Reece Jane B, 2008. Biologi.
Jakarta: Erlangga.
Fitria Yulistiani, Pembuatan Gula Cair Dari Pati
Singkong Dengan Menggunakan

Anda mungkin juga menyukai