Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

KARBOHIDRAT

KELOMPOK B4
Pieter William Supusepaa1)
Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik
Soegijapranata, Semarang
Diterima: Jumat, 13 September 2019

ABSTRAK
”Karbohidrat adalah macronutrients, yang berarti mereka adalah satu dari tiga cara utama
tubuh memperoleh energi, atau kalori,” kata Paige Smathers, ahli diet terdaftar di
Utah. Karbohidrat sangat penting bagi tubuh karena menjadi sumber energi dan
memungkinan metabolisme lemak. Dengan demikian materi praktikum kali ini adalah
karbohidrat dengan tujuan dapat mengetahui apa itu karbohidrat yang sesungguhnya,
mengetahui kandungan dan kadar gula pereduksi, dapat melakukan uji kualitatif karbohidrat
dan memahami prinsip dan hasil dari uji kualitatif tersebut.

Kata kunci: Gula Pereduksi, Indeks Glimetik, Refraktometer, Uji Kualitatif,

a
19.I1.0093
1
PENDAHULUAN c. Atom C4 (Tetrosa) dengan rumus
C4(H2O)4

Tinjauan Pustaka d. Atom C5 (Pentosa) dengan rumus

Karbohidrat merupakan polimer aldehid atau C5(H2O)5

polihidroksi keton yang terdiri dari kondensat e. Atom C6 (Heksosa) dengan

yang membentuk polimer-polimernya. Nama rumus C6(H2O)6

karbohidrat digunakan pada senyawa karbon Berdasarkan gugus fungsinya, dibagi

yang mengalami hidroksi dengan rumus atas 2 :

empiris berupa CnH2nOn dimana mendekati 1. Aldosa, mempunyai gugus fungsi

Cn(H2O)n . aldehid atau alkanal

Pada praktikum kali ini, akan dilakukan 2. Ketosa, mempunyai gugus fungsi

percobaan pada beberapa uji kualitiatif keton atau alkanon

karbohidrat berupa uji molisch, uji benedict,


uji moore, uji tollens dan uji kadar gula 2. Disakarida, meliputi Maltosa (

preduksi pada karbohidrat. Gula pereduksi Glukosa + Glukosa), Sukrosa

merupakan jenis karbohidrat yang dapat (Glukosa + Fruktosa) larut dalam air

mereduksi senyawa pengoksidasi lemah. dan Laktosa ( Glukosa + Galaktosa)

supaya dapat berfungsi sebagai gula koloid dalam air dengan masing

pereduksi, karbohidrat harus memiliki fungsi masing monomer merupakan optic-

aldehid atau yang disebut dengan gugus aktif : Dekstro. Dan biasa ditemui

fungsi hemi asetal yang dapat terbuka pada tamanan kecambah biji-bijian,

menjadi aldehid. gula tebu, bit dan susu

Berdasarkan monomernya, karbohidrat di


bagi menjadi tiga jenis : 3. Polisakarida, meliputi Amilum,

1. Monosakarida, meliputi Glukosa, Glikogen dan Selulosa dimana koloid

Fruktosa, dan galaktosa dengan dalam air dengan komposisi berupa

komposisi C6H12O6 dan biasa didapati Polimer glukosa dan ditemui di dalam

di buah-buahan,dan madu dan secara simpanan energy baik hewan dan

umum, ditemukan nya monomer tumbuhan dan di serat tumbuhan.

tersebut secara tidak alami. rumus umum sebagai berikut

Berdasarkan jumlah atom C, (C2H10O5)n .

monosakarida dibagi menjadi 5


macam yaitu Berikut beberapa uji kualitatif yang akan di uji
a. Atom C2 (Diosa) dengan rumus di prakitum kali ini, yaitu :
C2(H2O)2, 1. Uji Molisch
b. Atom C3 (Triosa) dengan rumus Prinsip Uji Molisch dimana suatu
C3(H2O)3 , reaksi dehidrasi karbohidrat oleh
H2SO4 yang membentuk cincin
2
fuktural ketika bereaksi dengan 𝛼- dan juga mengetahui kadar gula dalam
naphthol yang terdapat pada reagen sebuah larutan
dan kemudin membentuk warna
kompleks ungu di permukaan METODE PRAKTIKUM
larutan.(E. Wrolstad, 2012) 1 Materi
1.1 Alat
2. Uji Benedict Alat-alat penunjang kegiatan praktikum ini
Prinsip Uji Benedict yaitu gula adalah adalah neraca analitk, tabung reaksi,
pereduksi apabila direaksikan dengan rak tabung reaksi, pipet tetes, pipet volume,
larutan CuSO4 akan mereduksi CuO penjepit, pompa pilleus, waterbath, beaker
menjadi Cu2O dalam kondisi basa glass, stopwatch, sarung tangan, masker,
sehingga biloks nya mengalami kain saring 30 cm X 30 cm, dan label nama
oenurunan dan membentuk endapan
merah bata. (Nuringtyas, n.d.)
1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali
3. Uji Moore
ini adalah glukosa cair, fruktosa, sukrosa,
Prinsip Uji Moore yaitu jika gula yang
nasi putih, nasi merah, aquades, larutan
memiliki sifat pereduksi dengan basa
benedict, larutan NaOH 10%, larutan perak
berdasarkan oksidasi dan pemanasan
nitrat 0,01N, larutan NH4OH 10%, dan larutan
senyawa karbohidrat menghasilkan
HCl encer.
senyawa kompleks berwarna coklat
atau oranye dengan bau yang khas (
bau caramel ). (Shafiyah, 2015) 2 Metode
2.1. Pembuatan Sampel
4. Uji Tollens
Sebanyak 65 ml glukosa cair dilarutkan
Prinsip Uji Tollens digunakan untuk
dalam 200 ml aquades. Sebanyak 59 ml
membedakan aldehid dengan keton
fruktosa cair dilarutkan dalam 200 ml
menggunakan reagen tollen yang
aquades. Sebanyak 100 gram nasi putih
mengandung kompleks perak amonia,
ditimbang dan ditumbuk lalu dilarutkan dalam
Ag(NH3)2+ . (Gillbert, 2010)
200 ml aquades. Sebanyak 100 gram nasi
merah ditimbang dan ditumbuk lalu dilarutkan
Tujuan Praktikum
dalam 200 ml aquades. Sebanyak 100 gram
Tujuan dilaksanakannya praktikum
sukrosa dilarutkan dalam 200 ml aquades.
karbohidrat supaya dapat mengetahui
perbedaan dari setiap jenis uji kualitatif
karbohidrat mulai dari prinsip, metode, cara
kerja dari Uji Moore, Uji Benedict, Uji Tollens

3
2.2. Uji Moore HASIL DAN PEMBAHASAN

5 ml tiap larutan sampel dimasukkan ke


dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan Kegiatan praktikum kali ini, praktikan di

1 ml NaOH 10%. Setelah itu dipanaskan ajak untuk melakukan pengujian secara

didalam waterbath 80℃ selama 10 menit. kualitatif pada bahan yang mengandung

Perubahan yang terjadi sebelum dan setelah karbohidrat. Alat-alat yang dibutuhkan

pemanasan diamati dan difoto. untuk praktikum ini berupa neraca analitk,
tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet
tetes, pipet volume, penjepit, pompa
2.3. Uji Benedict pilleus, waterbath, beaker glass,
stopwatch, sarung tangan, masker, kain
Sebanyak 1 ml larutan sampel diambil dan
saring 30 cm X 30 cm, dan label nama.
dimasukkan kedalam tabung reaksi serta
Kemudian bahan yang akan digunakan
masing-masing tabung reaksi difoto.
adalah glukosa cair, frukosa cair, nasi
Kemudian larutan tersebut ditambahkan 3 ml
putih, nasi merah dan oat. Dalam
larutan Benedict. Lalu dipanaskan selam 2
praktikum kali ini, glukosa dan fruktosa
menit. Perubahan yang terjadi diamati dan
dipakai untuk dilakukan percobaan
difoto.
dikarenakan glukosa dan fruktosa
merupakan jenis gula yang paling
sederhana, paling kecil, dan sudah tidak
2.4. Uji Tollens
dapat dipecahkan kembali. Dan juga dua
Tabung reaksi disiapkan dan diisi dengan 20 monosakarida ini mudah ditemukan di
tetes AgNO3 0,01N. Lalu ditambahkan berbagai macam buah-buahan.
dengan larutan NaOH 10% sebanyak 20 (Wisnubrata, 2018)
tetes. Kemudian ditambahkan larutan NH4OH Selanjutnya ada nasi putih, nasi putih
tetes demi tetes sambil dikocok (perubahan digunakan dalam praktikum karbohidrat
yang terjadi difoto). Kemudian ditambahkan karena nasi putih merupakan salah satu
tetes demi tetes larutan sampel (glukosa dan makanan pokok di Indonesia yang
fruktosa) sambil dikocok (perubahan yang mengandung indeks glimetik tinggi dan
terjadi difoto). Setelah itu dipanaskan didalam menyebabkan mudah dan cepat untuk
beaker glass dan dicek kecepatan dipecah menjadi gula yang mudah diserap
pembentukan endapan. Perubahan yang oleh tubuh. (Veratamala, 2016)
terjadi diamati dan difoto. Dan setelaah Selanjutnya nasi merah, selain
praktikum selesai tabung reaksi yang telah mengandung indeks glimetik yang tinggi,
dipakai dicuci dengan HCl dan aquades. juga mengandung vitamin B dan serat yang
lebih tinggi daripada nasi putih.
(Veratamala, 2016). Lalu ada oat yang
merupakan jenis gandum utuh yang
4
memiliki sedikit kandungan karbohidrat dan sehingga endapan warna nya tidak
kalori, namun mengandung protein yang berubah sempurna.
lebih tinggi dibanding nasi putih. (Schun, Selanjutnya adalah uji tollens, berdasarkan
2018) pada hasil penelitian kelompok B empat,
Dalam sekali praktikum, akan diadak 4 kali hasil yang didapat adalah perubahan
pengujian kualitatif karbohidrat. warna ketika bahan sampel yang
Yang pertama ada uji kadar karbohidrat ditambahkan NH4OH ditambahkan pula
menggunakan refraktometer. dengan glukosa (sampel satu) dan fruktosa
Refraktometer adalah alat yang digunakan (sampel dua) berubah warna menjadi hijau.
untuk mengukur kadar atau konsentrasi Kemudia ketika di panaskan perubahan
gula, garam,protein dan sebagainya. warna mulai terjadi dimana warna hijau
Berdasarkan hasil pengamatan diatas semakin pekat dan terdapat endapan di
dapat dilihat bahwa kadar gula pada bagian dasar permukaan larutan. Waktu
glukosa lebih tinggi sebesar 29° dibanding pemanasan campuran glukosa (sampel
fruktosa dan lainnya. satu) lebih lama dan campuran fruktosa
Selanjutnya uji moore dimana berfungsi (sampel 2) yang lebih cepat ketika
untuk mengetahui kadar gula pereduksi. dipanaskan. Hal ini terjadi karena
Gula pereduksi dapat mereduksi senyawa kesalahan dalam melakukan praktikum
pengoksidasi lemah. dan memiliki sifat dimana seharusnya untuk mendapatkan
yang stabil dalam kondisi basa. hasil yang sama. Ketika larutan sudah
Berdasarkan hasil pengamatan uji moore, mulai ada perubahan, kedua sampel
dapat diketahui bahwa glukosa cair dn tersebut harus diangkat secara bersamaan
fruktosa cair memiliki kandungan gula dan waktu tersebut dihentikan juga secara
pereduksi yang baik sehingga warna nya bersamaan, namun berbeda dengan
berubah dari bening menjadi merah oren kegiatan ini dimana sampel 2 yang
kecoklatan dengan endapan di permukaan diangkat terlebih dahulu dan membiarkan
larutan. Berbeda dengan nasi putih, nasi sampel 1 tetap dipanaskan. Maka hasil nya
merah, dan oat yang sedikit memiliki akan berbeda.
kandungan gula pereduksi, sehingga KESIMPULAN
menyebabkan tidak sesignifikannya Berdasarkan atas segala jenis uji coba
perubahan baik pada warna dan ada/tidak yang telah lakukan, dapat di tarik
endapan pada ketiga cairan tersebut. kesimpulan bahwa
Kemudian ada uji benedict. Perubahan 1. Berusahalah sedemikian rupa
warna akhir terjadi pada glukosa cair dan supaya tidak terjadi kesalahan
frukosa cair namun tidak sesuai dengan dalam melakukan praktikum,
ketentuan warna yang seharusnya karena kesalahan kecil saja bisa
berubah. Hal ini terjadi di karenakan berakibat fatal kepada hasil laporan
kurang tereduksinya ion Cu2+ dan CuSO4 masing-masing praktikan.
5
2. Karbohidrat merupakan polimer Shafiyah, Z. (2015). uji moore. Retrieved
aldehid atau polihidroksi keton yang from
terdiri dari kondensat yang https://www.academia.edu/16422264/uji
membentuk polimer-polimernya. _moore diakses pada Kamis, 12
3. Nama karbohidrat digunakan pada September 2019 pukul 11:56pm
senyawa karbon yang mengalami Veratamala, A. (2016, September). 4 Sumber
hidroksi dengan rumus empiris Karbohidrat yang Lebih Sehat dari Nasi
berupa CnH2nOn dimana Putih. Hellosehat.Com. Retrieved from
mendekati Cn(H2O)n https://hellosehat.com/hidup-
4. Gula pereduksi dapat mereduksi sehat/nutrisi/4-sumber-karbohidrat-yang-
senyawa pengoksidasi lemah dan lebih-sehat-dari-nasi-putih/
memiliki sifat yang stabil dalam Wisnubrata. (2018, August 15). Sama-Sama
kondisi basa. Gula, Apa Bedanya Sukrosa, Glukosa,
5. Glukosa dan Fruktosa merupakan Fruktosa? Kompas.Com. Retrieved from
jenis gula yang paling sederhana, https://lifestyle.kompas.com/read/2018/0
paling kecil, dan sudah tidak dapat 8/15/212100620/sama-sama-gula-apa-
dipecahkan kembali. Dan juga dua bedanya-sukrosa-glukosa-fruktosa-
monosakarida ini mudah ditemukan ?page=all
di berbagai macam buah-buahan

DAFTAR PUSTAKA
E. Wrolstad, R. (2012). Food Carbohydrate
Chemistry.
https://doi.org/10.1002/9781118688496
Nuringtyas, A. (n.d.). PEMBAHASAN
LAPORAN UJI KUALITATIF
KARBOHIDRAT. Retrieved from
https://www.academia.edu/22327728/PE
MBAHASAN_LAPORAN_UJI_KUALITA
TIF_KARBOHIDRAT diakses pada
kamis, 12 September 2019 pukul
11:34pm
Schun, C. (2018). Brown Rice Vs. Whole
Oats. Https://Healthyeating.Sfgate.Com.
Retrieved from
https://healthyeating.sfgate.com/brown-
rice-vs-whole-oats-2225.html
6
LAMPIRAN

1.1. Uji Refraktometer


Hasil pengamatan tentang uji Refraktometer dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Uji Refraktometer
Kelompok Bahan Kadar Gula ( ºBrix )

Glukosa Cair 29o

Fruktosa Cair 22,5o

B1-B6
Nasi Putih 1o

Nasi Merah 1o

Oat 0o

Keterangan tabel :

Berdasarkan hasil pengamatan diatas dapat dilihat bahwa kadar gula pada glukosa lebih
tinggi sebesar 29° dibanding fruktosa dan lainnya.

1.2. Uji Moore


Hasil pengamatan tentang uji Moore dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Uji Moore
Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

Kuning bening →
B1 Glukosa Cair coklat kemerahan,
tidak ada endapan

7
Kuning bening →
B1 Fruktosa Cair coklat kemerahan,
tidak ada endapan

Putih bening →
B1 Nasi Putih putih bening, tidak
ada endapan

Merah bening →
coklat muda
B1 Nasi Merah
bening, tidak ada
endapan

Putih agak keruh


→ kuning bening
B1 Oat
keruh, tidak ada
endapan

Kelompok Bahan Keterangan


Gambar
Awal Akhir
B2 Glukosa Cair Bening  cokelat
kemerahan
(endapan cokelat
tua)

8
B2 Fruktosa Cair Bening  cokelat
tua (endapan coklat
tua)

B2 Nasi Putih Putih keruh  putih


keruh (endapan
putih)

B2 Nasi Merah
Merah muda 
merah muda
kekuningan
(endapan putih)

B2 Oat
Kuning muda 
kuning muda
(endapan putih)

9
Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

Bening  coklat
kemerahan
B3 Glukosa Cair
Ada endapan
diatas

Bening  coklat
B3 Fruktosa Cair
tua, ada endapan

Putih susu  Putih


B3 Nasi Putih keruh, tidak ada
endapan

Merah muda 
semu-semu merah
B3 Nasi Merah
muda, ada
endapan

10
Krem  putih agak
B3 Oat kuning, ada sedikit
endapan

Kelompok Bahan Gambar Keterangan


Awal Akhir
B4 Glukosa Cair Bening  Orange
kemerahan pekat
Ada endapan di
permukaan banyak

B4 Fruktosa Cair Bening 


kemerahan,
endapan sedikit

B4 Nasi Putih Tidak berubah


warna tetap putih,
tidak ada endapan

11
B4 Nasi Merah Merah merah
keorenan muda,
Tidak ada endapan

B4 Oat Bening  kuning,


Tidak ada endapan

Kelompo Gambar
Bahan Keterangan
k Awal Akhir

Putih
kekuningan→
B5 Glukosa Cair merah
kecoklatan, tidak
ada endapan

Kuning bening →
merah
B5 Fruktosa Cair
kecoklatan, tidak
ada endapan

Putih keungu-
B5 unguan → putih
Nasi Putih keungu-unguan ,
tidak ada
endapan

12
Merah bening →
B5 Nasi Merah coklat muda, tidak
ada endapan

Kuning keruh →
kuning keruh,
B5 Oat
tidak ada
endapan

Kelompok Bahan Gambar Keterangan


Awal Akhir
B6 Bening → coklat
kemerahan, tidak
Glukosa Cair ada endapan

B6 Fruktosa Cair

Bening → coklat
tua kemerahan,
tidak ada endapan

B6 Nasi Putih Putih susu → putih


susu, tidak ada
endapan

13
B6 Nasi Merah Merah muda →
merah muda, tidak
ada endapan

B6 Oat Putih agak keruh


→ kuning agak
keruh, tidak ada
endapan

Keterangan tabel :

Berdasarkan hasil pengamatan di atas terkait Uji molisch, dapat disimpulkan bahwa untuk
bahan dasar glukosa cair dan fukrosa cair terlihat perubahan warna yang signifikan, dimana
dapat dijelaskan untuk glukosa cair bermula dari cairan bening berubah menjadi coklat
kemerahan sedangkan fruktosa cair memiliki perubahan yang warna yang hamper sama
namun untuk hasil akhir, warna sedikit lebih tua dibanding glukosa cair. Kemudian untuk
cairan nasi putih, nasi merah, dan oat terlihat perubahan yang terjadi namun sedikit
signifikan dalam arti tidak terlalu banyak terjadi perubahan.

14
1.3. Uji Benedict

Hasil pengamatan tentang uji Benedict dapat dilihat pada Tabel 3.


Tabel 3. Uji Benedict
Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

Biru muda →
B1 Glukosa Cair merah bata, tidak
ada endapan

Biru kehijauan →
B1 Fruktosa Cair merah bata, tidak
ada endapan

Biru muda → biru


B1 Nasi Putih muda, tidak ada
endapan

Biru muda → biru


B1 Nasi Merah muda, tidak ada
endapan

15
Biru muda → biru
B1 Oat muda, tidak ada
endapan

Kelompok Bahan Keterangan


Gambar
Awal Akhir
B2 Glukosa Cair biru bening 
endapan orange

B2 Fruktosa Cair Biru bening 


endapan orange

16
B2 Nasi Putih Biru muda 
endapan biru muda

B2 Nasi Merah Biru muda 


endapan biru gelap

17
B2 Oat Biru muda
endapan biru gelap

Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

Biru tua cerah 


B3 Glukosa Cair orange, tidak ada
endapan

18
Hijau  Orange,
ada endapan
B3 Fruktosa Cair
dibawah, tidak ada
endapan

Biru muda keruh 


B3 Nasi Putih hijau busuk, ada
sedikit endapan

Biru muda tak


terlalu keruh biru
B3 Nasi Merah
muda, tidak ada
endapan

Biru muda keruh 


B3 Oat biru muda bening,
tidak ada endapan

19
Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

Biru  orange,
Glukosa
B4 tidak ada
Cair
endapan

Hijau 
Fruktosa Orange pekat,
B4
Cair tidak ada
endapan

Warna tetap
yaitu warna
B4 Nasi Putih
biru, tidak ada
endapan

Biru  Biru
B4 Nasi Merah pekat ,tidak
ada endapan

20
Biru  Biru
B4 Oat pekat ,tidak
ada endapan

Gambar
Kelompok Bahan Keterangan
Awal Akhir

Biru bening →
Glukosa merah
B5
Cair keorangean, tidak
ada endapan

Biru bening →
Fruktosa merah
B5
Cair keorangean, tidak
ada endapan

Biru bening →
B5 biru agak keruh,
Nasi Putih
tidak ada
endapan

21
Biru bening →
biru agak keruh,
B5 Nasi Merah
tidak ada
endapan

Biru kehijauan →
B5 Oat biru keruh, tidak
ada endapan

Kelompok Bahan Gambar Keterangan


Awal Akhir
B6 Glukosa Cair Biru bening →
Oranye, ada
endapan

B6 Fruktosa Cair Biru bening →


Oranye, ada
endapan

B6 Nasi Putih
Biru muda → biru
agak gelap, tidak
ada endapan

22
B6 Nasi Merah Biru muda → biru
agak gelap, tidak
ada endapan

B6 Oat Biru muda → biru


agak gelap, tidak
ada endapan

Keterangan tabel :

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat disiratkan yaitu
untuk perbedaan perubahan warna pada setiap kelompok terletak pada bahan frukosa cair
sebelum dipanaskan selama 2 menit. Dapat dijelaskan bahwa pada kelompok satu, lima,
dan enam memiliki warna biru pada gambar awal, sedangkan kelompok dua, tiga, dan
empat memiliki warna hijau kebiruan. Hal ini terjadi dikarenakan ketika ditambahkan 3 ml
larutan benedict, kelompok satu, lima, dan enam secara langsung menggambil gambar
larutan tersebut, sedangkan untuk kelompok dua, tiga, dan empat melakukan pengamatan
terlebih dahulu apakah terjadi perubahan warna sebelum dipanaskan.

1.4. Uji Tollens


Hasil pengamatan tentang uji Tollens dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Uji Tollens
Gambar
Ditambah Setelah Perubahan
Kel Bahan ditambah Waktu
NH4OH pemanasan yang terjadi
sampel

Bening →
AgNO3 hitam →
+ NaOH coklat, ada
B1 608 s
+ endapan
fruktosa warna
hitam

23
Bening →
AgNO3 hitam →
+ NaOH coklat, ada
B1 608 s
+ endapan
glukosa warna
hitam

Gambar ditambah Setelah Perubahan Wakt


Kel Bahan Ditambah NH4OH
sampel pemanasan yang terjadi u
AgNO3 +
NaOH
berwarna
cokelat
sedikit keruh.
AgNO3 Lalu +
+ NH4OH
NaOH berwarna
B2 11:51
+ putih sedikit
NH4OH+ keruh, dan +
Glukosa glukosa
enjadi
cokelat tua
dipanaskan
jadi hijau tua
ada endapan

24
AgNO3 +
NaOH
menjadi
cokelat
sedikit keruh,
+ NH4OH
AgNO3
berubah
+
menjadi putih
NaOH
sedikit keruh,
B2 + 11:51
+ fruktosa
NH4OH
menjadi hijau
+
tua
fruktosa
kehitaman.
Dipanaskan
menjadi
warna kuning
ada
endapan.

Gambar
Ditambah Setelah Perubahan
Kel Bahan ditambah Waktu
NH4OH pemanasan yang terjadi
sampel

Bening 
hitam
coklat, 11 menit
B3 Glukosa
ada 33 detik
endapan di
dasar

25
Bening 
hitam 
11 menit
B3 Fruktosa ada banyak
33 detik
endapan
didasar

Kel Bahan Ditambah Gambar Setelah Perubahan Waktu


NH4OH ditambah pemanasan yang terjadi
sampel
B4 Glukosa Bening  18 menit
hijau tua 11 detik
hijau
pekat, ada
sedikit
endapan

B4 Fruktosa Bening  11 menit


hijau tua  45 detik
hijau pekat
kekuningan,
ada ada
sedikit
endapan

Gambar
Ditambah Setelah Perubahan
Kel Bahan ditambah Waktu (s)
NH4OH pemanasan yang terjadi
sampel
AgNO3 Bening →
+ hitam →
NaOH coklat,
B5 617
Terdapat
+ endapan
glukosa hitam

26
AgNO3
+ Bening →
hitam →
NaOH coklat,
B5 617
+ Terdapat
endapan
fruktos hitam
a

Gambar
Ditambah Setelah Perubahan
Kel Bahan ditambah Waktu
NH4OH pemanasan yang terjadi
sampel

AgNO3
+
NaOH Bening →

+ hijau tua→ 14 menit


B6
NH4OH coklat, ada 23 detik

+ endapan

Glukosa

AgNO3
Bening →
+
cokelat
NaOH
muda 14 menit
B6 +
keorenan → 47 detik
NH4OH
coklat, ada
+
endapan
Fruktosa
Keterangan tabel :

Berdasarkan hasil tabel dari semua kelompok, dapat disimpulkan bahwa ketika semua
sampel telah dicampurkan dan dipanaskan. Setiap sampel akan mengalami perubahan yang

27
sama yaitu dimana warna awalnya masih terlihat bening, namun setelah dipanaskan,
sampel tersebut mulai berubah pekat dan terbentuk endapan. Namun ada beberapa
kelompok yang lama memanaskan nya berbeda-beda dikarenakan adanya kesalahan
teknis dalam mengambil sampel secara bersamaan dibarengi dengan menekan nonaktifkan
stopwatch yang telat.kemudian adanya perbedaan hasil akhir pada sampel Fruktasi setelah
pemanasan seperti pada kelompok B dua dimana hasil akhir nya membentuk gumpalan
bewarna kuning, begitu pula dengan kelompok B tiga, hasil kedua kelompok ini sangat
berbeda dengan ke empat kelompok lainnya.kemungkinan permasalahan ini terjadi ketika
jumlah ml yang takar tidak sesuai, tabung reaksi terkontaminasi oleh larutan yang tidak
seharusnya berada di tabung reaksi tersebut.

28

Anda mungkin juga menyukai