Anda di halaman 1dari 24

Karbohidrat &

Protein
KELOMPOK 3 Anggota Kelompok:

• Joshuazon Budiman Doko Patty


(1321121010R)

• Lidwina Lena Muda


(1321121011R)

• Maria Nini Rianghepat


(1321121012R)

• Ursula Maria Kase


(1321122047A)
Karbohidrat
● Karbohidrat merupakan suatu senyawa organik yang mempunyai
rumus molekul Cm(H2O)n (dimana m dapat berbeda dengan n) yang
hanya terdiri dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen dimana rasio
atom hidrogen : oksigen 2:1.
● Dapat dipandang sebagai hidrat dari karbon sesuai dengan namanya.
● Secara struktur, karbohidrat dapat dipandang sebagai polihidroksi
aldehid atau keton.
● Dalam biokimia merupakan sinonim dari sakarida
● Sakarida berasal dari bahasa Yunani σάκχαρον (sákkharon) yang
berarti gula
Penggolongan Karbohidrat

01 02 03 04
Monosakarid
Disakarida
Oligosakarid
Polisakarida
a
Mengandung Mengandung dua
a
Mengandung 3- Mengandung >10
hanya satu unit unit gula 10 unit gula unit gula
gula
Struktur Karbohidrat
• Rumus : Cm(H2O)n.
• Paling sederhana adalah formaldehid (CH 2O) dan yang lain
disebut glikoaldehid
• Rumus monosakarida (CH2O)n dimana n = 3 atau lebih
• Mengandung gugus aldehid (-CHO) atau keton (C=O)
• Yang menyimpang dari rumus molekul tapi masuk mono
sakarida : Senyawa biologis asam uronat dan gula deoksi
(fucose)
• Mengikut rumus molekul tetapi bukan monosakarida :
formaldehid (CH2O) dan inositol (CH2O)6)
• Monosakarida dapat membentuk rantai terbuka atau cincin
tertutup dimana gugus karbonil dari aldehid atau keton
(C=O)dan gugus hidroksil (-OH) bereaksi membentuk hemiasetal
dengan jembatan baru C-O-C
• Monosakarida dapat berangkai membentuk disakarida atau
polisakarida dengan jembatan glikosida
Monosakarida
• Monosakarida adalah polihidroksi
aldehid (aldosa) yang secara formal
dipertimbangkan sebagai turunan dari
gliseraldehid, atau polihidroksi keton
(ketosa) turunan dari
dihidrooksiaseton dengan menyisipkan
unit-unit CHOH dalam rantai karbon.
• Kelompok aldosa mencakup triosa,
tetrosa, pentosa, dan heksosa, dst
• Kelompok ketosa mencakup
dihidroksiaseton (triulosa), tetrulosa,
pentulosa, heksulosa, dst
Oligosakarida

Definisi
Polimer sakarida
yang mengandung
Ikatan 2-10 unit gula.
Jenis
Dihubungkan dengan
ikatan kovalen Terdiri dari Disakarida,
glikosida. Trisakarida, tetra, dst.
Jenis Disakarida
Sukrosa /sakarosa Laktosa
D-glukosa & D-fruktosa D-glukosa & D-galaktosa

Maltosa Selubiosa
D-glukosa & D-glukosa D-glukosa & D-glukosa
dengan ikatan α-1,4  bisa dengan ikatan β -1,4
didapat dari hidrolisis pati
dengan β-amilase
Polisakarida
• Polisakarida merupakan polimer dari
monosakarida yang terikat satu dengan
yang lain dengan ikatan glikosida.
• Sering disebut juga glikan
• Klasifikasi polisakarida :
o Homoglikan (homopolisakarida) :
hanya terdiri dari satu jenis
monosakarida
o Heteroglikan (heteropolisakarida) :
terdiri dua atau lebih macam
monosakarida
Analisis Kualitatif
Karbohidrat
Metode Molisch

Prinsip Prinsip (Cont’d)


Kondensasi dari hidroksi metal furfural Alfa-naftol berfungsi sebagai indikator
(heksosa) atau furfural (pentosa) dengan warna untuk memudahkan saja,
alfa-naftol membentuk suatu cincin sedangkan H2SO4 berfungsi untuk
berwarna ungu. menghidrolisis glukosa (heksosa) →
hidroksimetil fufural atau arabinosa
(pentosa) → furufural.
Metode Anthron

Prinsip Prinsip (Cont’d)


Tiga tahapan reaksi untuk polisakarida Larutan 0,2% Anthron dalam asam sulfat
atau disakarida dan dua tahapan reaksi pekat ditambah larutan karbohidrat,
untuk monosakarida (heksosa atau setelah didiamkan akan terbentuk warna
pentosa). hijau atau hijau kebiruan.
Metode Iodine

Prinsip Prinsip (Cont’d)


Amilum ditetesi Iod, maka molekul Iod Ketika dipanaskan, amilum akan
akan terperangkap di dalamnya. terhidrolisis menjadi monosakarida
Akibatnya larutan ini akan berwarna biru. sehingga Iod bias terlepas. Selanjutnya
ditambahkan NaOH maka I- akan bereaksi
dengan Na+ membentuk NaI, akibatnya
larutan akan menjadi bening.
Analisis Kuantitatif
Protein
Metode Kjeldahl

Prinsip Prinsip (Cont’d)


Polimer asam amino (mengandung Reaksi yang terjadi adalah destruksi, netralisasi,
nitrogen) → komponen makro yang destilasi, dan terakhir akan dilakukan titrasi
menyusun bahan pangan menggunakan HCl dengan indicator campuran
Prosedur Metode Kjeldahl
Digesti
1. Sampel dipanaskan dengan keberadaan dari asam sulfat
(agen oksidasi), anhydrous sodium sulfat, dan katalis
(HgO)
2. Digesti mengubah semua nitrogen di dalam makanan ke
ammonia dan komponen organik lainnya menjadi CO2
dan H2O
3. Gas amonia yang tersisa di dalam larutan asam karena
merupakan bentuk dari ion ammonium yang terikat ke
ion sulfat membentuk ammonium sulfat
Prosedur Metode Kjeldahl
Netralisasi dan Distilasi
1. Larutan yang terdapat pada digestion flask kemudian
ditambahkan dengan alkali yang berupa natrium
hidroksida sehingga dapat mengubah ammonium sulfat
menjadi gas ammonia
2. Pemanasan dan kondensasi dari gas NH3, gas NH3 akan
ditangkap oleh larutan asam borax melalui kondensasi
3. Pada labu, gas amonia diubah menjadi gas ammonium
dan mengubah asam borax menjadi ion borate
Prosedur Metode Kjeldahl
Titrasi

1. Titrasi menggunakan asam klorida dengan indicator yang


sesuai
2. Konsentrasi HCl kalau sudah mencapai kesetimbangan
akan sama dengan konsentrasi dari nitrogen.
3. Setelah kandungan nitrogen diketahui, maka perhitungan
di konversi menjadi kadar protein dengan factor konversi
yang sesuai.
Prosedur Metode Kjeldahl
Titrasi
1. Titrasi menggunakan asam klorida dengan indicator yang
sesuai
2. Konsentrasi HCl kalau sudah mencapai kesetimbangan
akan sama dengan konsentrasi dari nitrogen.
3. Setelah kandungan nitrogen diketahui, maka perhitungan
di konversi menjadi kadar protein dengan factor konversi
yang sesuai.
4. Rumus
Metode Biuret

Prinsip Prinsip (Cont’d)


Digunakan pereaksi kimia yang pakai ion Absorbansi diukur pada panjang gelombang
Cu2+ yang akan berinteraksi dengan 540 nm (spektrofotometri). Intensitas warna
ikatan peptida pada suasana basa → (absorbansi) sebanding dengan kadar protein
menghasilkan warna ungu dalam sampel.
Prosedur MetodeBiuret
1. 5 ml reagen biuret dicampur dengan 1ml larutan protein (1–
10mg protein/ml). Reagen termasuk tembaga sulfat, NaOH, dan
potassium sodium tartrate, yang digunakan untuk menstabilkan
ion cupric dalam larutan basa
2. Setelah reaksi pada suhu ruang selama 15/30 menit, absorbansi
dibaca pada 540 nm terhadap reagen blank
3. Filtrasi dan sentrifugasi sebelum membaca absorbansi
diperlukan bila campuran tidak jernih
4. Spektrofotometri: konsentrasi kurva standar vs. absorbansi
dibuat menggunakan bovine serum albumin (BSA).
5. Menggunakan kurva standar, konsentrasi sumbu X dan
absorbansi sumbu Y
Metode Lowry

Prinsip Prinsip (Cont’d)


Campuran dari reagen biuret dan reagen Memberikan warna kebiruan yang dapat dibaca
Folin-Ciocalteau phenol pada panjang gelombang 500 – 750 nm
(phosphomolybdic-phosphotungstic acid)
yang bereaksi dengan residu tirosin dan
triptofan dalam protein
Prosedur Metode Lowry
1. Protein yang dianalisis dilarutkan pada range 20– 100 μg
2. Larutan K Na Tartrate-Na2CO3 ditambahkan setelah
pendinginan dan diinkubasi pada suhu ruang (10 menit)
3. Larutan CuSO4 -K Na Tartrate-NaOH ditambahkan setelah
pendinginan dan diinkubasi suhu ruang (10 menit)
4. Reagen Folin segar disiapkan dan ditambahkan, campuran
reaksi dicampur dan diinkubasi pada 50◦C for 10min.
5. Absorbansi dibaca pada 650 nm.
6. Kurva standar dari BSA dibuat untuk mengestimasi konsentrasi
protein
“ Thank
You

Anda mungkin juga menyukai