Abstract
The benedict test is a method used to determine the carbohydrate content in a solution. This
method utilizes the chemical reaction between reducing sugars and copper ions which produce yellow
to red deposits. The color comes from a copper (I) oxide compound formed from the reaction. This
benedict test can only be used to find carbohydrates containing reducing sugars such as all types of
monosaccharides. Practicum was held on March 11, 2019 at the Education Laboratory FKIP Syiah
Kuala University. The purpose of this practicum is to find out the properties of carbohydrates against
several closed reactions. The results of the lab show that the first time it turns red is fructose and then
followed by glucose, while sucrose and amylose do not change..
Keywords: Carbohydrates, test benedict, fructose, glucose, amylose
1
Cut Hutami Laraniza: Uji Karbohidrat (Uji Benedict)
2
Cut Hutami Laraniza: Uji Karbohidrat (Uji Benedict)
dan sampel yang telah disediakan. Hasil Pada sukrosa dan amilum tidak
diamati dan dicatat. menunjukan adanya perubahan sehingga
karbohidrat ini tidak merupakan pereduksi.
Teknik Analisis Data Hal ini dikarenakan sukrosa tidak
Analisis data yang digunakan berupa mengandung atom karbon anomer bebas,
deskriptif dan pengamatan dilihat secara karena atom karbon kedua anomernya yatiu
visual. Deskriptif berupa pembahasan uji yang terdapat pada glukosa & fruktosa yang
karbohidrat dengan menggunakan uji berkaitan satu sama lainnya. Sedangkan
amilum tersusun dari D-glukosa yang banyak
benedict.
(Lestari, 2017, p.3).
Pada praktikum kali ini dilakukan
percobaan untuk mengidentifikasi adanya gula
Hasil dan Pembahasan pereduksi pada 4 larutan yang telah positif
Uji Benedict bertujuan untuk mengandung karbohidrat melalui percobaan
mengetahui adanya gula pereduksi dalam uji molisch yang lalu.Yaitu larutan glukosa
larutan sampel. Prinsip dari uji ini adalah 1%, larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%,
gugus aldehid atau keton bebas pada gula dan larutan amilosa 1%.
reduksi yang terkandung dalam sampel Yang pertama dilakukan adalah
mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O dalam dengan disediakan 4 buah tabung reaksi yang
suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap masing-masing diisi dengan 1 mL larutan
menjadi Cu2O. Suasana alkalis diperoleh dari Reagent Benedict. Kemudian didalam
Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada masing-masing tabung tersebut ditambahkan 4
reagen Benedict. (Kusbandari, 2015, p.38). tetes larutan yang disediakan yaitu larutan
Fruktosa merupakan monosakarida, glukosa 1%, larutan fruktosa 1%, larutan
terdiri atas 6 atom karbon (heksosa) yang sukrosa 1%, dan larutan amilosa 1%. Setelah
merupakan isomer glukosa (C6H12O6) dan larutan bercampur kemudian tabung dikocok
mengandung gugus karbonil sebagai keton. agar kedua larutan tersebut tercampur
Fruktosa dikonsumsi dalam bentuk sukrosa sempurna. Berikut ini gambar larutan benedict
dan jarang dalam bentuk bebas. Di dalam yang telah ditambahkan masing-masing
usus, sukrosa dihidrolisis oleh enzim sukrase larutan yang tersedia.
menjadi fruktosa dan glukosa. Setelah
diabsorpsi oleh usus, fruktosa diangkut
melalui vena porta menuju hepar untuk
dimetabolisme menjadi lipid.(Prahastuti,
2011, p.176).
Menurut Heriansyah (2016, p.68)
Perubahan warna pada glukosa, fruktosa,
maltosa, dan laktosa ini merupakan gula
pereduksi. Dalam hal ini glukosa mampu
mereduksi senyawa pengoksidasi, dimana
ujung pereduksinya adalah ujung yang
mengandung aldehida. Sedangkan pada
laktosa yang menghasilkan D-glukosa dan D-
galaktosa dimana laktosa memiliki gugus Gambar 1. Campuran larutan benedict dan
karbonil yang berpotensi bebas pada residu larutan fruktosa, glukosa, sukrosa, amilosa.
glukosa, sehingga laktosa adalah disakarida Sumber : Dokumen pribadi
pereduksi.
Pada suasana basa, reduksi ion Cu2+ Kemudian didihkan 200 mL air,
dan CuSO4 oleh gula pereduksi akan setelah air mendidih ke-4 tabung ditempatkan
berlangsung dengan cepat dan membentuk pada air tersebut. Tujuan pembakaran ini yaitu
Cu2O yang merupakan endapan merah bata. karena merupakan reaksi oksidasi. Sehingga
(Huwae, 2014, p.59). kandungan glukosa akan terpecah dan
mengakibatkan warna endapan terlihat lebih
3
Cut Hutami Laraniza: Uji Karbohidrat (Uji Benedict)
jelas. Berikut ini gambar keempat tabung saat fruktosa yang ditunjukkan kepekatan warna
dipanaskan. merah bata yang dihasilkan. Sedangkan pada
larutan glukosa mengalami perubahan
menjadi warna hijau tosca. Pada larutan
amilosa dan sukrosa menunjukkan hasil
negatif mengandung gula pereduksi karena
tidak ada perubahan warna atau tetap
berwarna biru.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Pada praktikum yang dilakukan kali ini
dapat disimpulkan bahwa uji benedict adalah
uji yang dilakukan untuk menetukan adanya
Gambar 2. Larutan saat dipanaskan
gugus pereduksi. Dan hasil yang didapatkan
Sumber : Dokumen pribadi
yaitu larutan fruktosa dan glukosa positif
mengandung gula pereduksi karena terbentuk
Pembakaran ini dilakukan selama 5
endapan berwarna merah bata dan hijau tosca.
menit. Setelah 5 menit kemudian tabung
Sedangkan pada larutan sukrosa dan amilosa
diangkat dan didinginkan untuk dapat melihat
negatif mengandung gula pereduksi karna
perbandingan warna endapan yang terbentuk.
larutan tidak terdapat endapan apapun atau
Dan berikut ini adalah gambar hasil akhir dari
tetap berwarna biru..
praktikum kali ini.
Saran
Saat melakukan praktikum sebaiknya
mahasiswa sudah memiliki pengetahuan dasar
tentang praktikum dan cara kerja yang akan
dilaksanakan, hal ini diharapkan supaya saat
melakukan praktikum mahasiswa lebih mudah
mengerti mengenai hal yang sedang
dipraktikumkan. Setiap pengamatan harus
dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan
hasil yang maksimal. Dan lebih berhati-hati
saat menggunakan alat-alat di laboratorium
untuk mencapai keselamatan saat bekerja di
laboratorium..
Gambar 3. Hasil setelah 5 menit pembakaran
Sumber : Dokumen pribadi Daftar Pustaka
Bintang, Maria. (2010). Biokimia Teknik
Pada gambar 3, terlihat jelas terdapat
Penelitian. Jakarta: Erlangga.
ada dua larutan yang mengalami perubahan Desmawati. (2017). Pengaruh Asupan Tinggi
warna dari warna awal. Yaitu pada larutan Fruktosa Terhadap Tekanan Darah.
fruktosa dan glukosa. Hal ini menunjukkan Jurnal Kedokteran, 40(1), 31-39.
bahwa pada larutan fruktosa dan glukosa
positif mengandung gula pereduksi. Namun
dengan kadar yang berbeda. Kandungan gula
pereduksi lebih banyak terdapat pada larutan
4
Cut Hutami Laraniza: Uji Karbohidrat (Uji Benedict)
Fitri, Sri, Rizki., Herla, Rusmarilin., & Kusbandari, A. (2015). Analisis Kualitatif
Ridwansyah. (2016). Pengaruh Kandungan Sakarida Dalam Tepung
Pemberian Polisakarida Larut Air dan Pati Umbi Ganyong (Canna
Bengkuang (Pachyrhizus Erosus L.) Edulis Ker.). Jurnal Farmasi, 5(1),
Terhadap Mencit Penderita Diabetes 35-42.
Mellitus. Jurnal Rekayasa Pangan Lestari, A. (2017). Analilis Kualitatif
dan Pert, 4(3), 360-370. Karbohidrat dengan Uji Benedict.
Heriansyah, P. (2016). Multiplikasi Embrio Jurnal Kimia, 3(2), 1-7.
Somatis Tanaman Angrek Ngili, Yohanis. (2009). Metabolisme dan
(Dendrobium sp) Dengan Pemberian Bioenergitika. Yogyakarta: Graha
Kinetin Dan Sukrosa Secara In- Vitro. Ilmu.
Jurrnal Ilmiah Pertanian, 15(2), 65- Prahastuti, S. (2011). Konsumsi Fruktosa
70. Berlebihan dapat Berdampak Buruk
Huwae, Barney R. (2014). Analisis Kadar bagi Kesehatan Manusia. Jurnal
Karbohidrat Tepung Beberapa Jenis
Kesehatan Manusia, 10(2), 175-180.
Sagu Yang Dikonsumsi Masyarakat
Maluku. Jurnal Biopendix, 1(1), 59- Sulistiyono, A. (2016). Penentuan Jenis
64. Karbohidrat dengan Uji Kualitatif
menggunakan Reagen pada Sampel
Mie Instan. Jurnal Biologi, 2(1), 1-10.