Nim : 1806103010033
Unit : 03
Prodi : Pendidikan Biologi
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Dunia pendidikan di Indonesia menghadapi permasalahan adalah pemerataan, mutu
dan relevansi serta efektivitas manajemen pendidikan. Manajamen pendidikan sentral
yang dilaksanakan selama pemerintahan orde baru, dinilai kurang mendorong terjadi nya
demokratisasi pengelolaan pendidikan.
Berbagai upaya mengatasi masalah di atas sudah di lakukan, diantaranya pembaruan
dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Salah satu langkah yang dilaksanakan adalah
menerapkan manajemen berbasis sekolah (MBS). Manajemen berbasis sekolah adalah
suatu konsep pengelolaan sekolah yang berawal dari kemampuan, inisiatif, dan kreativitas
sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah dan tidak bergantung pada
petunjuk dari pemerintah pusat. Melalui manajemen berbasis sekolah kemandirian
sekolah dapat terwujud dari upaya maksimal guru, kepala sekolah dan partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaran pendidikan.
Dalam peraturan pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
pasal 38 disebutkan kriteria menjadi kepala SMP/Mts/SMA/MA/ SMK/ MAK meliputi :
Berstatus sebagai guru SMP/MTS/SMA/MA/SMK/MAK :
1. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku
2. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di
SMP/MTS/SMA/MA/SMK/MAK dan
3. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang pendidikan
Dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah ada tiga hal yang perlu dilaksanakan
yaitu (1) manajemen sekolah baik fungsi maupun substansinya dalam kerangka MBS;
(2) pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM); serta (3)
peningkatan peran serta masyarakat dalam mendukung program sekolah.
b. Dimensi Kompetensi
Dimensi kompetensi diharapkan dibentuk pada akhir pendidikan dan pelatihan
manajemen keuangan sekolah ini adalah dimensi kompetensi manajerial.
e. Alokasi Waktu
Alokasi waktu pendidikan dan pelatihan manajemen keuangan di sekolah ini
adalah 32 jam (32 x 45 menit).
BAB II
KONSEP MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti pengunaan uang sekolah di
pertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan, pertanggung
jawaban dapat dilakukan kepada orangtua, masyarakat dan pemerintah. Tiga pilar
utama akuntabilitas yaitu (1) adanya transparansi para penyelanggara sekolah dengan
menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola
sekolah, (2) adanya standar kinerja di setiap institusi yang diukur dalam melaksanakan
tugas, fungsi dan wewenangnya, (3) adanya partisipasi untuk saling mencipatakan
suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang
mudah, biaya murah dan pelayanan cepat.
3. Efektivitas
Efektifivitas diartikan sebagai pencapaian tujuan yang ditetapkan. Manajemen
keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas jika kegiatan yang dilakukan
mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan
lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes sesuai dengan rencana yang
ditetapkan.
4. Efisiensi
Efisiensi berhubungan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efisiensi
perbandingan yang terbaik antara masukan dan keluaran atau antara daya dan
hasil. Daya yang dimaksu meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan
dilihat dari dua hal :
a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya
b. Dilihat dari segi hasil
BAB III
PERENCANAAN DAN SUMBER-SUMBER PENDAPATAN SEKOLAH
L. Langkah-langkah pengawasan
Pengawasan terdiri dari aktivitas yang bertujuan agar pelaksanaan menjadi sesuai
dengan rencana. Pengawasan merupakan proses, yaitu kegiatan yang berlangsung secara
berurutan.
Pigawahi (1985), proses pengawasan mencakup kegiatan : pemahaman tentang
ketentuan pelaksanaan dan masalah yang dihadapi, menentukan objek pengawasan,
menentukn sistem, prosedur, metode dan teknik pengawasan, menentukan norma yang
dipedomani, menilai penyelenggaraan, menganalisis dan menetukan sebab penyimpangan,
menetukan tindakan korektif dan menarik kesimpulan atau evaluasi.
l. Sasaran dan Jenis Pengawasan
a. Sasaran Pengawasan
Sasaran pengawasan dikelompokkan berdasarkan dimensi :
- Dimensi kuantitatif, yaitu untuk mengetahui seberapa jauh maksud program atau
kegiatan dalam ukuran kuantitatif telat tercapai.
- Dimensi kualitatif, yaitu sampai sejauh mana mutu dan kualitas pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan ukuran dan rencana.
- Dimensi fungsional, yaitu ukuran untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan tujuan atau fungsi yang direncanakan
semula.
- Dimensi efisiensi, yaitu seberapa jauh kegiatan pelaksanaan pekerjaan dapat
dikerjakan secara hemat dan cermat.
b. Jenis Pengawasan
Berdasarkan subyeknya :
- Pengawasan intern, yaitu pengawasan terhadap semua unit dan bidang kegiatan
yang ada di organisasi
- Pengawasan ekstern, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparatur pengawasan
dari luar organisasi yang mempunyai wewenang mengawasi.
Berdasarkan waktunya :
- Pengawasan terus menerus
- Pengawasan berkala
- Pengawasan incidental