Anda di halaman 1dari 18

Nama : Cut Hutami Laraniza

Nim : 1806103010033
Unit : 03
Prodi : Pendidikan Biologi

BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar belakang
Dunia pendidikan di Indonesia menghadapi permasalahan adalah pemerataan, mutu
dan relevansi serta efektivitas manajemen pendidikan. Manajamen pendidikan sentral
yang dilaksanakan selama pemerintahan orde baru, dinilai kurang mendorong terjadi nya
demokratisasi pengelolaan pendidikan.
Berbagai upaya mengatasi masalah di atas sudah di lakukan, diantaranya pembaruan
dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Salah satu langkah yang dilaksanakan adalah
menerapkan manajemen berbasis sekolah (MBS). Manajemen berbasis sekolah adalah
suatu konsep pengelolaan sekolah yang berawal dari kemampuan, inisiatif, dan kreativitas
sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah dan tidak bergantung pada
petunjuk dari pemerintah pusat. Melalui manajemen berbasis sekolah kemandirian
sekolah dapat terwujud dari upaya maksimal guru, kepala sekolah dan partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaran pendidikan.
Dalam peraturan pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
pasal 38 disebutkan kriteria menjadi kepala SMP/Mts/SMA/MA/ SMK/ MAK meliputi :
Berstatus sebagai guru SMP/MTS/SMA/MA/SMK/MAK :
1. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku
2. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di
SMP/MTS/SMA/MA/SMK/MAK dan
3. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang pendidikan
Dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah ada tiga hal yang perlu dilaksanakan
yaitu (1) manajemen sekolah baik fungsi maupun substansinya dalam kerangka MBS;
(2) pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM); serta (3)
peningkatan peran serta masyarakat dalam mendukung program sekolah.

b. Dimensi Kompetensi
Dimensi kompetensi diharapkan dibentuk pada akhir pendidikan dan pelatihan
manajemen keuangan sekolah ini adalah dimensi kompetensi manajerial.

c. Kompetensi yang Diharapkan Dicapai


Pada akhir pendidikan dan pelatihan manajemen keuangan di sekolah ini peserta
memiliki pengetahuan dan mampu mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan dan efisien.

d. Indikator Pencapaian Hasil


Pada akhir pendidikan dan pelatihan manajemen keuangan di sekolah peserta :
1. Mampu menjelaskan konsep manajemen keuangan secara tepat
2. Mampu menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah dan
menentukan alternative sumber pendapatan untuk pembiayaan program kerja di
sekolah
3. Mampu menggali berbagai sumber dana dari masyarakat
4. Mampu membelanjakan keuangan sekolah dan menyelenggarakan pembukuan
keuangan secara benar
5. Mampu melaksanakan pengawasan, mengkoordinasikan pelaporan keuangan
sekolah dan mempertangungjawabkan pengunaan keuangan sekolah.

e. Alokasi Waktu
Alokasi waktu pendidikan dan pelatihan manajemen keuangan di sekolah ini
adalah 32 jam (32 x 45 menit).
BAB II
KONSEP MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH

a. Pengertian Manajemen Keuangan


Keuangan disekolah merupakan bagian penting karena setiap kegiatan butuh uang,
keuangan perlu diatur sebik-baiknya. Maka dari itu perlu manajemen keuangan yang
baik. Kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian.
Kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-sumber
pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan dan pertanggung jawaban.
Manajemen keuangan adalah tindakan pengurusan/ketatusahaan keuangan yang
diartikan sebagai tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi
pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan. Maka dari
itu, manajemen keuangan sekolah adalah mulai dri perencanaan, pembukuan,
pembelanjaan, pengawsan dan pertanggungjawaban keuangan sekolah.

b. Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah


Kegiatan manajemen keuangan dibutuhkan pendanaan kegiatan sekolah dapat
direncanakan, diupayakan pengadaannnya, dibukukan secara transparan, dan
digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien.
Tujuan mananajemen keuangan adalah :
1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah
3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah

c. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan sekolah perlu sejumlah prinsip. Undang-undang No 20
Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan
berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas public.
Berikut dibahas masing-masing prinsip tersebut :
1. Transparansi
Transparan berarti keterbukaan di bidang manajemen adanya keterbukaan dalam
mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang
transparan berarti keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan,
dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak
berkepentingan mengetahui. Transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal
balik antara pemerintah, masyarakat, ornag tua siswa dan warga sekolah melalui
penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang
akurat dan memadai.

2. Akuntabilitas
Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti pengunaan uang sekolah di
pertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan, pertanggung
jawaban dapat dilakukan kepada orangtua, masyarakat dan pemerintah. Tiga pilar
utama akuntabilitas yaitu (1) adanya transparansi para penyelanggara sekolah dengan
menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola
sekolah, (2) adanya standar kinerja di setiap institusi yang diukur dalam melaksanakan
tugas, fungsi dan wewenangnya, (3) adanya partisipasi untuk saling mencipatakan
suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang
mudah, biaya murah dan pelayanan cepat.

3. Efektivitas
Efektifivitas diartikan sebagai pencapaian tujuan yang ditetapkan. Manajemen
keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas jika kegiatan yang dilakukan
mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan
lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes sesuai dengan rencana yang
ditetapkan.

4. Efisiensi
Efisiensi berhubungan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efisiensi
perbandingan yang terbaik antara masukan dan keluaran atau antara daya dan
hasil. Daya yang dimaksu meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan
dilihat dari dua hal :
a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya
b. Dilihat dari segi hasil
BAB III
PERENCANAAN DAN SUMBER-SUMBER PENDAPATAN SEKOLAH

a. Proses Perencanaan Keuangan Sekolah


Proses manajemen keuangan sekolah meliputi : perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, pelaporan dan pertanggung-jawaban. Perencanaan ialah langkah awal dalam
proses manajemen keuangan. Perencanaan adalah suatu proses yang rasional dan
sistematis dalam menetapkan langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan. Perencanaan sebagai kegiatan rasional, artinya proses pemikiran yang
didasarkan pada data yang riil dan analisis yang logis yang dipertanggungjawabkan, dan
tidak didasarkan pada ramalan yang intuitif.
Perencanaan keuangan sekolah disesuaikan dengan rencana pengembangan sekolah
secara menyeluruh, dari pengemabngan jangka pendek maupun jangka panjang.
Pengembangan jangka pendek berupa pengembangan satu tahunan sedangkan jangka
panjang berupa pengembangan lima tahunan, sepuluh tahunan, bahkan dua puluh lima
tahunan.
Proses rumusan perencanaan keuangan yang strategis, memerlukan kajian secara
cermat tentang evaluasi diri lembaga pendidikan yang bersangkutan dari visi, misi,
tujuang, jangka panjang dan tujuan jangka pendek serta target dicapai baik output atau
outcomes yang disusun anggaran sehingga jadilah perencanaan keuangan yang strategis
sesuai dengan kondisi sekolah.
Visi sekolah ialah menjadi pedoman dalam pengembangan program sekolah. Visi
adalah wawasan yang menjadi arahan bagi sekolah, padangan jauh kedepan kemana
sekolah akan dibawa. Contoh rumusan visi di sekolah, yaitu terwujudnya siswa yang
berkualitas dan lulusan yang unggul sehingga mampu bersaing di tingkat daerah, nasional
dan internasional.
Bertolak dari rumusan visi sekolah selanjutnya dirumuskan misi sekolah. Misi adalah
kegiatan yang harus diemban untuk menjawab pencapaian visi yang ditetapkan. Contoh
perumusan misi sekolah yaitu, terlaksana nya kegiatan belajar mengajar yang kondusif
dalam lingkungan sekolah yang aman, tertib, disiplin, bersih yang didukung oleh sarana
dan prasarana yang memadai ; terciptanya hubungan yang harmonis antar personil di
sekolah.
Pada tahap perencanaan, analisis kebutuhan pengembangan sekolah dalam kurun
waktu tertentu menjadi fokus utama yang diperhatikan. Untuk itu perlu ditingkatkan
tingkat kebutuhan kegiatan dari yang paling terpenting sampai kegiatan pendukung yang
bisa ditunda pelaksanaannya. Analisis sumber dana dan jumlah nominal yang diperoleh,
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan hasil analisis yang dilakukan.
Perpadua analisis kegiatan dan sumber dana menyangkut waktu pelaksanaan seringkali
menghasilkan yang dinamana Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
(RAPBS). RAPBS merupakan rencana perolehan pembiayaan pendidikan dari sumber
pendapatan serta penyusunan program kerja tahunan yang terdiri dari jumlah kegiatan
rutin serta beberapa kegiatan lainnya disertai rincian rencana pembiayannya dalam satu
tahun anggaran. Penyusunan RAPBS perlu memperhatikan asas anggaran antara lain : (1)
Asas kecermatan (2) Asas Terinci (3) Asas Keseluruhan (4) Asas keterbukaan (5) Asas
Periodik (6) Asas pembebanan. Dalam penyusunan RAPBS kepala sekolah sebaiknya
membentuk tim yang tediri dari dewan guru dan pengurus komite sekolah.
Dalam menetapkan jumlah anggaran, dua hal yang perlu diperhatikan yaitu unit cost
(satuan biaya) dan volume kegiatan.

i. Sumber-sumber Pendapatan Sekolah


Kebutuhan dana untuk kegiatan operasional yang dilakukan secara rutin dan
pengembangan program sekolah secara berkelanjutan sangat dirasaan oleh pengelila
lembaga pendidikan. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan sekolah maka semakin
banyak dana yang dibutuhkan.
Berdasarkan tuntutan kebutuhan di sekolah utama kebutuhan pengembangan
pembelajaran yang sangat butuh biaya yang banyak, maka sumber pendapatan di
upayakan dari berbagai pihak agar membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah,
selain itu sekolah juga perlu melakukan usaha mandiri yang bisa menghasilkan dana.
Sumber-sumber pendapatan sekolah biasa berasal dari pemerintah, usaha mandiri
sekolah, orang tua siswa, dunia usaha dan industry, sumber lain seperti hibah yang tidak
bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, yayasan penyelenggara
pendidikan bagi lembaga pendidikan swasta, serta masyarakat luas.
Sumber keuangan dari pemerintah bisa berasal dari pemerintah pusat, pemerintah
kabupaten/kota. Sumber keuangan pendidikan berasal dari pemerintah pusat di alokasikan
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sedangkan dari pemerintah
kabupaten dan kota dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD). Melalui kebijakan pemerintah yang ada, tahun 2007 di dalam pengelolaan
keuangan dikenal sumber anggaran yang disebut Dana Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA). DIPA meliputi adminitrasi umum, yaitu alokasi dari pemerintah yang bersumber
APBN penerimaan nya dari pajak, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang
bersumber dari dana masyarakat.
Beberapa kegiatan yang merupakan usaha mandiri sekolah yang bisa menghasilkan
pendapatan sekolah antara lain : (1) pengelolaan kantin sekolah (2) pengelolaan koperasi
sekolah (3) pengelolaan wartel (4) pengelolaan jasa antar jemput siswa (5) panen kebun
sekolah (6) kegiatan yang menarik sehingga ada sponsor yang memberi dana (7) kegiatan
seminar/ pelatihan / lokakarya dengan dana dari peserta yang bisa disisihkan sisa
anggarannya untuk sekolah (8) penyelenggaraan lomba kesenian dengan biaya dari
peserta atau perusahaan yang sebgian dana bisa disisihkan untuk sekolah.
Selain yang disebutkan di atas, masih ada sumber pembiayaan alternative yang berasal
dari proyek pemerintah baik yang bersifat block grant maupun matching grant.
Sumber dana yang berasal dari orang tua siswa dapat berupa sumbangan fasilitas
belajar siswa, sumbangan pembangunan gedung, iuran BP3, dan SPP. Selain itu juga
sekolah bisa mengembangkan penggalian dana dalam bentuk :
1. Amal jariyah
2. Zakat amal
3. Uang tasyakkuran
4. Amal jum’at
Untuk memperoleh dana dari berbagai pihak utama dari dana hibah atau block grant,
kepala sekolah perlu menyusun proposal yang menggambarkan kebutuhan pengembangan
program sekolah.
j. Masalah-masalah Terkait dengan Penyusunan RAPBS
Salah satu implikasi dari penerapan manajemen berbasis sekolah yang
diamanatkan dalam perundangan sistem pendidikan adalah diharuskan pimpinan
sekolah (terutama kepala sekolah) untuk mempertangung jawabkan yang lebih besar
dalam proses pengembangan RAPBS. Karena itu, disarankan agar pimpinan
menyadari berbagai masalah yang harus di hadapi untuk melaksanakan tanggung
jawab yang besar. Berikut ini beberapa masalah yang sering muncul dalam proses
penyusunan RAPBS :
1. Anggaran diusulkan didasarkan uang yang tersedia dan tidak didukung
pengetahuan yang memadai
2. Kurang lengkap penjelasan tentang pentingnya usulan anggaran untuk
meningkatkan belajar siswa
3. Penurunan anggaran pendidikan dari tahun ke tahun
4. Kurang nya kemampuan dalam mengevaluasi usulan anggaran
5. Permintaan untuk membeli barang bermerk tertentu atau ancaman sentralisasi
anggaran
6. Kurangnya pembinaan, komunikasi dan konsultasi dengan piha-pihak terkait
BAB IV
PELAKSANAAN PEMBELANJAAN DAN PEMBUKUAN KEUANGAN
SEKOLAH

a. Pembelanjaan Keuangan Sekolah


Pelaksanaan kegiatan pembelanjaan keuangan mengacu pada perencanaan yang
ditetapkan. Mekanisme yang digunakan di dalam pelaksanaan kegiatan harus benar,
efektif dan efisien. Pembukuan uang yang masuk dan keluar dilakukan dengan cermat dan
transparan.
Pengunaan anggaran diperhatikan dengan asas umum pengeluaran negara, yaitu
manfaat penggunaan uang negara minimal harus sama apabila uang itu juga digunakan
sendiri oleh masyarakat. Asas ini berprinsip dengan pelaksanaan Anggaran Pendapatan
Belanja Negara seperti efisien, pola hidup sederhana, dan sebagainya.
Ketentuan berupa pembatasan dan larangan terdapat dalam peraturan perundangan
yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara antara lain : Undang-undang
Perbendaharaan Negara pasal 24, 28, 30 yaitu pengeluaran yang melampaui kredit
anggaran atau tidak tersedia anggarannya, tidak boleh terjadi.
Di dalam bab IX pasal 62 Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan disebutkan standar pembiayaan meliputi :
1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya
personal.
2. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan
modal kerja tetap.
3. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pendidikan
yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses
pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
4. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a.
Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji, b. bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan c. biaya operasi
pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana
dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain
sebagainya.
5. Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan Menteri
berdasarkan usulan BSNP.
Di tingkat nasional, alokasi anggaran pemerintah terdiri dari anggaran rutin dan
pembangunan. Kesimpulan yang bisa diambil ialah sebagian besar anggaran yang
ditetapkan di RAPBS baik SMA negeri maupun SMK negeri terserap untuk gaji guru
dan karyawan sekolah. Sebagian kecil lain nya untuk membiayai kegiatan
pembelajaran dan kegiatan lainnya.
Pelaksanaan pengeluaran anggaran di sekolah disesuaikan dengan sumbernya,
yaitu dana rutin, OPF, BP3 dan sebaginya. Contoh rincian penggunaan anggaran tersebut
diuraikan sebagai berikut: Anggaran rutin digunakan untuk:
1. gaji dan tunjangan
2. tunjangan beras
3. uang lembur
4. keperluan sehari-hari perkantoran
5. inventaris kantor
6. langganan daya dan jasa
7. pemeliharaan gedung kantor
8. lain-lain yang berupa pengadaan kertas dll
9. lain-lain yang berupa pemeliharaan/ perbaikan ruang kelas/gedung sekolah
Anggaran OPF digunakan untuk:
1. kegiatan operasional pendidikan (misal pengadaan tinta , kertas, buku pegangan
guru, bahan praktek, pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler, pembelian buku
perpustakaan, pengadaan lemari buku, pengadaan alat praktek keterampilan).
2. Kegiatan perawatan (misal pemeliharaan mesin ketik, komputer, overhead projector,
mesin stensil).
Sedang untuk dana BP3 dan dana dari unit usaha sekolah dipergunakan untuk:
1. menunjang kegiatan rutin
2. pembangunan gedung
3. pembelian peralatan.
Apabila dirinci anggaran tersebut digunakan untuk:
1. Kegiatan peningkatan mutu pendidikan, antara lain peningkatan kemampuan
profesional, supervisi pendidikan, dan evaluasi.
2. Kegiatan ekstra-kurikuler, antara lain usaha kesehatan sekolah (UKS), pramuka,
olahraga, kreativitas seni.
3. Bahan pengajaran praktek, keterampilan, antara lain penambahan sarana pengajaran,
bahan praktek.
4. Kesejahteraan Kepala Sekolah, guru dan pegawai.
5. Pembelian peralatan kantor dan alat tulis kantor.
6. Pengembangan perpustakaan.
7. Pembangunan sarana fisik sekolah.
8. Biaya listrik, telepon, air dan surat menyurat.
9. Dana sosial seperti bantuan kesehatan, pakaian seragam.
10. Biaya pemeliharaan gedung, pagar dan pekarangan sekolah.
Sumber dana DIPA digunakan untuk:
1. Belanja Pegawai, berupa:
- Pengelolaan Belanja Gaji dan Honorarium
2. Belanja Barang, berupa:
- Penyelenggaraan Operasional Perkantoran
- Perawatan Gedung Kantor
- Perawatan Sarana Prasarana Kantor
- Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan
- Penyusunan Program Kerja / Rencana Kerja
- Pengembangan Sistem Apresiasi Keuangan
- Penelitian dan Pengembangan Ilmu dan Teknologi
- Peningkatan tata Ketentuan dan SDM
3. Belanja Modal, berupa:
- Pembangunan gedung Pendidikan
- Pengelolaan Kendaraan
- Penyediaan Sarana Prasarana
- Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Unit Dasar
4. Belanja Bantuan Sosial
- Beasiswa
- Peningkatan SDM
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan sekolah, maka perlu pengelolaan
sumber daya terpadu antara sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta dana.
Bendaharawan sekolah dalam mengelola keuangan harus memerhatikan beberapa hal
berikut ini :
1. Hemat dan sesuai dengan kebutuhan
2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana
3. Tidak dibolehkan untuk kebutuhan yang tidak menunjang proses belajar
mengajar, seperti ucapan selamat, hadiah, pesta.

k. Penyelenggaraan Pembukuan Keuangan Sekolah yang Transparan


Transaksi penerimaan dan pengeluran uaang yang di lakukan bendaharawan sekolah
selalu terjadi dari hari ke hari. Untuk kelancaran setiap pemasukan dan pengeluaran
keuangan maka harus dicatat dan dibukukan secara sesuai dengan pedoman dan pertauran
yang berlaku. Salah satu tugas bendaharawan sekolah adalah mengadakan pembukuan
keuangan sekolah.
Sesuai peraturan yang berlaku, orang atau badan yang menerima, menyimpan dan
membawa uang atau surat-surat berharga milik negara diwajibkan membuat catatn secara
tertib dan teratur. Berdasarkan peraturan yang ada maka badan yang menerima,
menguasai uang negara wajib menyelenggarakan pembukuan. Sekolah sebagai penerima
uang dari sumber-sumber harus membuat pembukuan.
Pembukuan setiap transaksi berpengaruh terhadap penerimaan dan pengeluaran uang
wajib dicatat bendaharawan dalam buku kas. Buku kas bisa Buku Kas Umum (BKU) dan
Buku Kas Pembantu (BKP). BKU ialah buku harian yang digunakan mencatat semua
penerimaan dan pengeluaran uang atau yang disamakan dengan uang. BKP ialah buku
harian yang digunakan membantu pencatatan semua penerimaan dan pengeluaran uang
menerut jenis sumber pembiayaan. Pencatatan BKU dan BKP dilakukan sepanjang waktu
setiap ada transaksi penermaan dan pengeluaran uang.
Pembukuan anggaran baik penerimaan maupun pengeluaran harus dilakukan secara
tertib, teratur dan benar. Dari pembukuan yang baik, tertib, teratur, lengkap, dan “up to
date” akan dapat disajikan pelaporan yang baik, lengkap, dan bermanfaat.
Untuk menunjang terlaksana nya pengelolaan keuangan yang baik, kepala sekolah
harus memerhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Perlengkapan adminitrasi keuangan
2. RAPBS
3. Pengadministrasian Keuangan
Untuk melaksanakan tugas tersebut, di setiap lembaga pendidikan memilki pengelola
keuangan yang disebut bendaharawan. Bendaharawan adalah orang yang diberi tugas
penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan uang atau kertas berharga.
Bendaharawan di setiap sekolah ada beberapa. Menurut pengurusannya ada dua
macam bendaharawan, yaitu bendaharawan uang dan bendaharawan barang.
Bendaharawan uang mebukukan keuangan sesua dengan sumber yang diterim sekolah,
misalnya bendaharawan rutin, SPP-DPP, OPF, BP3, dan sebagainya. Sedangkan,
bendahrawan barang yang bertugas menerima pembelian barang dan bahan habis pakai,
misal nya alat tulis kantor.
Menurut sifat tugas nya ada dua macam bendaharawan uang, yaitu bendaharawan
umum dan bendaharawan khusus.
1. Bendaharawan umum ialah bendaharawan yang diserahi tugas pengurusan
kebendaharawanan seluruh penerimaan dan pengeluaran dalam pelaksanaan APBN
2. Bendaharawan khusus adalah bendaharawan yang diserahi tugas pengurusan
kebendaharawanan uang di setiap instansi yang punya anggaran.
BAB V
PENGAWASAN, PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN
SEKOLAH

a. Konsep Pengawasan Keuangan Sekolah


Pengawasan keuangan di sekolah dilakukan oleh kepala sekolah dan intansi di atas
nya, serta aparat pemeriksa keuangan pemerintah.
Kegiatan pengawasan pelaksanaan anggaran ilakukan dengan maksud untuk
mengetahui : (a) kesesuaian pelaksanaan anggaran dengan ketentua yang telah ditetapkan
dan dengan prosedur yang berlaku (b) kesesuaian hasil yang dicapai baik di bidang teknis
administrative maupun teknis operasional dengan pertauran yang ditetapkan (c)
kemanfaatan sarana yang ada (manusia, biaya, perlengkapan dan organisasi) secara efisen
dan efektif dan (d) sistem yang lain atau perubahan sistem guna mencapai hasil yang
sempurna.
Tujuan pengawasan keuangan ialah untuk menjaga dan mendorong agar : (a)
pelaksanaan anggaran dapat berjalan sesuai rencana yang digariskan (b) pelaksanaan
anggaran sesuai dengan peraturan instruksi serta asas yang telah ditentukan (c) kesulitan
dan kelemahan bekerja dapat dicegah dan ditanggulangi atau setidaknya dapat dikurangi
dan (d) pelaksanaan tugas berjalan efisien, efektif dan tepat pada waktu nya.

L. Langkah-langkah pengawasan
Pengawasan terdiri dari aktivitas yang bertujuan agar pelaksanaan menjadi sesuai
dengan rencana. Pengawasan merupakan proses, yaitu kegiatan yang berlangsung secara
berurutan.
Pigawahi (1985), proses pengawasan mencakup kegiatan : pemahaman tentang
ketentuan pelaksanaan dan masalah yang dihadapi, menentukan objek pengawasan,
menentukn sistem, prosedur, metode dan teknik pengawasan, menentukan norma yang
dipedomani, menilai penyelenggaraan, menganalisis dan menetukan sebab penyimpangan,
menetukan tindakan korektif dan menarik kesimpulan atau evaluasi.
l. Sasaran dan Jenis Pengawasan
a. Sasaran Pengawasan
Sasaran pengawasan dikelompokkan berdasarkan dimensi :
- Dimensi kuantitatif, yaitu untuk mengetahui seberapa jauh maksud program atau
kegiatan dalam ukuran kuantitatif telat tercapai.
- Dimensi kualitatif, yaitu sampai sejauh mana mutu dan kualitas pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan ukuran dan rencana.
- Dimensi fungsional, yaitu ukuran untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan tujuan atau fungsi yang direncanakan
semula.
- Dimensi efisiensi, yaitu seberapa jauh kegiatan pelaksanaan pekerjaan dapat
dikerjakan secara hemat dan cermat.
b. Jenis Pengawasan
Berdasarkan subyeknya :
- Pengawasan intern, yaitu pengawasan terhadap semua unit dan bidang kegiatan
yang ada di organisasi
- Pengawasan ekstern, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparatur pengawasan
dari luar organisasi yang mempunyai wewenang mengawasi.
Berdasarkan waktunya :
- Pengawasan terus menerus
- Pengawasan berkala
- Pengawasan incidental

2. Perangkat Aparat Pengawasan Negara


a. Aparat pengawasan fungsional constitutional
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan lembaga tinggi negara yang bertugas
memeriksa pertanggungjawaban keuangan negara. BPK memeriksa tanggung jawab
pemerintah tentang keuangan terlepas dari pengaruh dan kedudukan pemerintah
sebagai penguasa dalam pengurusan keuangan negara.
b. Aparat pengawasan fungsional pemerintah
1. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
2. Inspektorat Jenderal Departemen/ Lembaga Pemerintahan Non-departemen
(ITJEN)
3. Aparat Pengawasan Lainnya.
Pengawasan keuangan berfungsi mengawasi perencanaan keuangan dan
pelaksanaan pengunaan keuangan. Pada dasarnya pengawasan merupakan usaha untuk
menecegah kemungkinan pemyimpangan pelaksanaan dari rencana yang ditetapkan.
Untuk melakukan pengawasan yang tepat, kepala sekolah dituntut untuk
memahami pekerjaan yang dilakukan pelaksana administrasi keuangan, memahami
peraturan pemerintah yang mengayur penggunaan dan pertanggungjawaban serta
pengadministrasian uang negara, antara lain (1) kelengkapan administrasi keaungan
(DIK/DIP/DIPA, buku kas umum, buku register SPM, buku pembantu, (2) cara
menghitung pajak, batas pembelian kena pajak, PPh, PPn.
Pengawasan salah satu fungsi organisasi yang dimaksud untuk menjaga agar
segala kegiatan pelaksanaan selalu sesuai dengan perencanaan untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan. Pengawasan kegiatan harus disesuaikan dengan : (a) ketentuan atau
peraturan yang berlaku (b) kebijakan pimpinan dan (c) kondisi setempat.
Pemeriksaan ialah bagian dari pengawasan yang merupakan tindakan
membandingkan antara keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya.

4. Pelaksanaan Pemeriksaan Kas Bendaharawan


Pemerikasaan kas dilakukan untuk mengetahui pengurusan, pembukuan, pencataan,
penyimpanan uang kas, pengaturan dokumen keuangan apakah sesuai dengan peraturan
dan ketentuan yang berlaku.

5. Pemeriksaan Tatausaha Keuangan Bendaharawan


Pemeriksaan kas sewaktu-waktu dan penutupan buku kas umum secara bulanan
merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Pemeriksaan kas didasarkan pada buku kas
umum yang digunakan oleh bendaharawan untuk mencatat transaksi kas yang menjadi
tanggung jawab kepala sekolah.
N. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah
Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah harus dilaporkan dan
dipertanggung jawabkan secara rutin sesuai peraturan yang berlaku. Pelaporan tanggung
jawab anggaran berasal dari ornag tua siswa dan masyarakat dilakukan dengan rinci dan
transparan sesuai dengan sumber dana. Pelaporan dan tanggung jawaban anggaran berasal
dari usaha mandiri sekolah dilakukan secara rinci dan transparan kepada dewan guru dan
staf sekolah.

Anda mungkin juga menyukai