Anda di halaman 1dari 50

Modul Kimia Biologi

Senyawa Asam, Basa dan Garam

Disusun Oleh :
Nama : Sirajul Huda
NIM : 1806103010005
Dosen : Dr.Abdul Gani, M,Si.
NIP : 196612051991031003

Jurusan Pendidikan Biologi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala
Darussalam, Banda Aceh
2018
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat Karunia-
Nya lah penulis dapat menyusunan Modul Pembelajaran Kimia Biologi tentang
Senyawa Asam, Basa dan Garam. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Modul Senyawa Asam, Basa dan Garam ini disusun untuk memenuhi
salah satu mata kuliah Kimia Biologi Semester I (Satu). Modul ini menjelaskan
tentang Senyawa Asam, Basa dan Garam yang terbagi menjadi empat subbab
utama, mulai dari macam-macam senyawa, sifat-sifat senyawa, reaksi-reaksi
senyawa dan kegunaan senyawa asam, basa dan garam.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Modul Pembelajaran ini. Penulis sadar tanpa
dukungan dari semua pihak, penulis tidak akan mampu menyusun Modul
Pembelajaran ini dengan maksimal.
Penulis berharap dengan adanya Modul Pembelajaran Senyawa Asam,
Basa dan Garam ini dapat menjadi manfaat bagi para pembaca dalam hal
menambah wawasan dan pengetahuan keilmuan yang lebih mendalam terkait
materi pembelajaran Senyawa Asam, Basa dan Garam.
Selain itu, penulis sadar Modul Pembelajaran ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan agar terciptanya Modul Pembelajaran yang lebih baik dan
sempurna.

Banda Aceh, 20 September 2018

Penulis
Daftar Isi

Cover...................................................................................................................... 1
Kata Pengantar....................................................................................................... 2
Daftar isi................................................................................................................. 3

Indikator Pembelajaran................................................................................................ 4

A. Macam – Macam Senyawa Asam Basa dan Garam........................................ 5


1. Asam...................................................................................................................... 5
2. Basa....................................................................................................................... 9
3. Garam.................................................................................................................... 12

B. Sifat – Sifat Senyawa Asam Basa dan Garam.................................................. 14


1. Asam...................................................................................................................... 14
2. Basa....................................................................................................................... 16
3. Garam.................................................................................................................... 19

C. Reaksi Asam Basa dan Garam.......................................................................... 20

D. Kegunaan Senyawa Asam Basa dan Garam


1. Asam...................................................................................................................... 28
2. Basa....................................................................................................................... 29
3. Garam..................................................................................................................... 30

Rangkuman ................................................................................................................. 31
Daftar Pustaka.............................................................................................................. 32
Soal dan Pembahasan................................................................................................... 34
Lampiran Power Point.................................................................................................. 37
SENYAWA ASAM, BASA DAN GARAM
Indikator Pembelajaran
1. Mampu menganalisis pengertian Senyawa Asam, Basa dan Garam secara
mendalam dan terstruktur.
2. Mampu mendemonstarikan macam – macam dan contoh Senyawa Asam, Basa
dan Garam dalam kehidupan sehari – hari.
3. Mampu merincikan dan menjelaskan reaksi –reaksi Senyawa Asam, Basa dan
Garam.
4. Mampu menyimpulkan kegunaan dan manfaat Senyawa Asam, Basa dan
Garam secara konkret.
A. Macam Macam Senyawa Asam, Basa dan Garam
Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian dari kehidupan kita,
dan kita senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang
kita konsumsi sebagian besar bersifat asam, sedangkan pembersih yang kita
gunakan (sabun, detergen, dll.) adalah basa. Enzim-enzim dan protein dalam
tubuh kita juga merupakan asam, asam dan basa di alam berupa larutan. Sejak
berabad – abad yang lalu, para ilmuan Kimia telah berlomba – lomba untuk
menemukan konsep asam basa.
Pada tahun 1777, Lavoisier mengemukakan bahwa asam mengandung
oksigen. Unsur itu yang dianggap bertanggung jawab atas sifat-sifat asam (nama
oksigen diberikan oleh Lavoisier yang berarti pembentuk asam). Namun pada
tahun 1810, Humphrey Davy menemukan bahwa asam hidrogen klorida tidak
mengandung oksigen. Davy kemudian menyimpulkan bahwa hidrogen lah dan
bukan oksigen yang merupakan unsur dasar dari setiap asam. Kemudian pada
tahun 1814, Gay Lussac menyimpulkan bahwa asam adalah zat yang dapat
menetralkan alkali dan kedua golongan senyawa itu hanya dapat didefinisikan
dalam kaitan satu dengan yang lain. Hingga sekarang ini, ada tiga teori yang
dikenal dan sering dipakai dalam sistem pembelajaran Kimia yaitu Teori
Arrhenius, Bronsted – Lowry dan Lewis.

1. Asam
Secara bahasa, asam berasal dari kata “acidus” yang berarti masam (ada
pula sumber lainnya yang mengatakan “acetum” yang bermakna cuka karena
bahan utama cuka adalah asam asetat). Sedangkan secara teoritis, menurut tiga
Teori Asam Basa yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
 Asam menurut Arrhenius : “Senyawa yang dapat melepaskan H+ dalam
air”. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata H+ (Proton) tidak bisa berdiri sendiri
di dalam air, tetatpi berikatan koordinasi dengan oksigen air membentuk ion
Hidronium (H3O+), dengan demikian dalam Teori Asam Basa Arrhenius
modern, dikemukakan pendapat bahwa Asam adalah “Zat yang menambah
konsentrasi Ion Hidronium (H3O+)”. Senyawa asam tidak selalu dihasilkan
dengan adanya Hidrogen, namun ada pula yang dihasilkan tanpa hidrogen
yang larut dan bereaksi dengan air membentuk asam yang dikenal dengan
senyawa oksida unsur bukan logam.
Beberapa contoh Oksida asam diantaranya : SO2, SO3, N2O3, P4O6, P4O10.
Contoh:
SO3 + H2O H2SO4

 Asam menurut Bronsted Lowry : “Suatu senyawa atau partikel yang dapat
memberikan proton (H+) kepada semyawa atau partikel lainnya”.

 Asam menurut Lewis : “Suatu partikel yang dapat menerima pasangan


elektron dari partikel lainnya untuk membentuk suatu ikatan”.

1.1 Penggolongan Asam


 Berdasarkan asalnya:
 Asam Organik
Asam Organik adalah golongan asam yang ditemukan secara alami pada
makhluk hidup (misalnya hewan dan tumbuhan) dan pada umumnya bersifat asam
lemah.

Berikut ini merupakan contoh Asam Organik yang berasal dari tumbuhan:
1. Asam Sitrat
Senyawa yang menyebabkan rasa masam pada buah jeruk dan lemon.
2. Asam Maleat
Senyawa yang menyebabkan rasa masam pada buah apel dan pir.
3. Asam Askorbat
Asam yang berupa Vitamin C yang terdapat pada beberapa jenis buah tertentu.
4. Asam Asetat
Asam yang dihasilkan dalam proses pembuatan minuman beralkohol dari buah
anggur.
5. Asam Benzoat
Asam yang dihasilkan dari jenis tanaman Genus Sytrax.
Berikut ini merupakan contoh Asam Organik yang berasal dari hewan:
1. Asam Format
Asam yang dihasilkan semut untuk mempertahankan dirinya dari serangan hewan
lain.
2. Asam Asetat
Beberapa bakteri tertentu dapat menghasilkan asam asetat seperti Aspergillus
niger, Mucor pirimorfis, dll.

 Asam Anorganik
Asam Anorganik merupakan asam yang tidak berasal dari makhluk hidup.
Seiring berkembangnya Ilmu Pengetahuan, para ahli Kimia kemudian dapat
membuat beberapa jenis asam tertentu dari berbagai bahan mineral sehingga asam
anorganik juga dikenal dengan asam mineral dan sering digunakan manusia dalam
kebutuhan sehari – hari serta umumnya bersifat asam kuat.
Berikut beberapa contoh Asam Anorganik yang sering ditemukan dalam
kehidupan sehari – hari:
1. Asam Nitrat : Pupuk, Peledak TNT.
2. Asam Klorida : Asim am Lambung
3. Asam Fosfat : Detergen, Pupuk.
4. Asam Sulfat : Aki Mobil

 Berdasarkan valensi asam yang dihasilkan :


 Asam Moprotik : Menghasilkan satu proton (H+)
 Asam Diprotik : Menghasilkan dua proton (H+)
 Asam Triptotik : Menghasilkan tiga proton (H+)

Jenis Rumus Nama Rumus Nama


Asam
Asam HF Asam Florida HClO3 Asam Klorit
HCL Asam Klorida HClO4 Asam Perklorit
Monoprotik
HBr Asam Bromida HIO4 Asam Periodat
HI Asam Iodida HNO3 Asam Nitrat
HOCl Asam Hipoklorat HNO2 Asam Nitrit
HClO2 Asam Klorit CH3COOH Asam Asetat
Asam H2SO4 Asam Sulfat H2C2O4 Asam Oksalat
H2SO3 Asam Sulfit H2S Asam Hidro Sulfida
Diprotik
H2CO3 Asam Karbonat
Asam H3PO4 Asam Fosfat H3PO3 Asam Fosfit
Triptotik
Sumber: S.Syukri, 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB hal 389

 Berdasarkan reaksi pengionan (ionisasi):


Asam dan Basa merupakan senyawa elektrolit yang dapat menhgantarkan
arus lsitrik dikarenakan terdapat ion positif dan negatif. Ion – ion tersebut akan
mengalami reaksi ionisasi ketika bereaksi dengan senyawa atau partikel lainnya.
Oleh karena itu, asam dan basa dapat digolongkan berdasarkan reaksi ionisasi
yang terjadi. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa asam adalah senyawa yang
berkaitan erat dengan adaya proton (H+), sehingga daya kekuatan asam tergantung
dari sedikit atau banyaknya ion – ion H+ dan tidak ada hubungannya dengan
tingkat konsentrasi.
Kekuatan asam basa merujuk pada jumlah ionisasi atau penguraian yang
terjadi pada asam basa, sedangkan konsentrasi merujuk pada jumlah asam basa
yang dimiliki di dalam larutan. Secara umum, berdasakan reaksi ionisasi yang
terjadi, asam dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:

 Asam Kuat
Senyawa asam yang dalam larutannya terion seluruhnya secara sempurna
atau mengalami reaksi berkesudahan. Pada kasus ini, terjadi reaksi sempurna yang
bersifar irreversible (seluruh reakatn digunakan untuk membentuk produk).
Contoh:
HCl H+ + Cl-
(Asam Klorida atau HCL mengalami reaksi ion yang sempurna)

Catatan: Pada kasus Asam Diprotik dan Triptotik masing – masing akan
mempunyai dua dan tiga tingkat ionisasi dengan catatan sebagai berikut:
“Jika asamnya kuat, maka yang pertama terion hampir sempurna dan yang
kedua terion sebagian”
 Asam Lemah
Senyawa asam yang dalam larutannya terion tidak sempurna (sebagian).
Pada saat kita melarutkan asam asetat (CH3COOH) ke dalam air, yang akan
terjadi adalah asam tersebut akan bereaksi dengan molekul – molekul air,
memberikan sebuah proton dan membentuk ion Hidronium (H3O+). Pada kasus
ini, terjadi suatu proses kimia yakni Kesetimbangan, kita masih memiliki
sejumlah asam asetat yang tidak terionisasi.
Berikut merupakan reaksi yang terjadi antara asam asetat dengan air:
CH3COOH(aq) + H2O(aq) CH3COO-(aq) + H3O+(aq)
Asam asetat yang ditambahkan ke dalam air, akan terionisasi sebagian.
Pada reaksi ini, hanya sekitar 5% asam asetat yang terionisasi, sementara 95%
lainnya masih dalam bentuk molekul. Ion hidronium yang dihasilkan dalam
larutan asam yang tidak terionisasi sempurna jauh lebih sedikit dibandingkan yang
diperoleh dari asam kuat. Menghitung konsentrasi ion Hidronium pada asam
lemah tidak sama dengan menghitung pada larutan asam kuat, sebab tidak semua
asam lemah yang larut dapat terionisasi.
Untuk menghitung konsentrasi ion Hidronium, menggunakan rumus
konstanta kesetimbangan untuk asam lemah. Pada asam lemah, menggunakan
konstanta kesetimbangan asam lemah (Ka), secara umum dirumuskan :
HA(aq) + H2O(aq) H3O+(aq) + A-(aq)
Nilai Ka untuk asam lemah tersebut ialah:
Ka = {[ H3O+][A-]}/[HA]

2. Basa
Basa merupakan lawan (dual) dari asam yang juga merupakan molekul
yag sering kita jumpai dalam keutuhan sehari – hari. Shampoo, sabun, pemutih,
pewangi dan berbagai bahan kebutuhan fundamental lainnya merupakan bagian
dari basa. Secara teoritis, ada tiga konsep Basa yang dikemukakan oleh para ahli
Kimia, diantaranya :
 Basa menurut Arrhenius : “Zat atau senyawa yang melepaskan ion OH-“.
Namun, dalam hal menghasilkan basa terdapat dua cara yaitu senyawa yang
mengandung OH- dan senyawa yang b`ereaksi dengan air menghasilkan basa
yang dikenal dengan oksida logam.
Berikut beberapa contoh Oksida logam (Basa) : SrO, BaO, CaO, Na2O, K2O.
Contoh:
CaO + 2H2O Ca(OH)2

 Basa menurut Bronsted Lowry: “Senyawa atau partikel yang dapat


menerima proton (H+) dari asam”.

 Basa menurut Lewis: “Suatu partikel yang dapat memberikan pasangan


elektron kepada partikel lain untuk membentuk suatu ikatan”.

2.1 Penggolongan Basa


Penggolongan asam dan basa merupakan dua hal yang hampir sama, basa
jika ditinjau dari aspek reaksi ionisasi dapat diedakan menjadi dua jenis yaitu
Basa Kuat dan Basa Lemah. Basa juga merupakan bentuk ion yang ketika
bereaksi dengan air akan menghasilkan ion OH-. Hal ini memiliki orelasi
hubungan nantinya dalam hal larutan elektrolit lemah atau kuat. Oleh karena itu,
maka dapat digolongkan berdasarkan daya ionisasi yang dihasilkan. Secara
umum, basa dibedakan menjadi dua:
 Basa Kuat
Sama halnya dengan asam kuat, basa kuat merupakan jenis basa yang
mengalami ionisasi secara sempurna di dalam air (kelarutan dalam air relatif
banyak). Basa kuat biasanya berasal dari golongan hidroksida alkali seperti
(LiOH, NaOH, KOH, RbOH) dan sebagian hidroksi alkali tanah seperti CaOH 2,
BaOH2.
Contoh:
NaOH(s) Na+ + OH-

 Basa Lemah
Pada basa lemah, ionisasi tidak terjadi secara sempurna (sebagian saja)
sehigga terjadi reaksi kesetimbangan.
Contoh:
LOH(aq) L+(aq) + OH-(aq)
Jika ditinjau dari valensi basa yang dihasilkan, basa dapat menghasilkan
satu dua atau tiga valensi basa sehingga dikatakan basa poliprotik (yang
menghasilkan basa lebih dari satu valensi).
Berikut tabel beberapa jenis basa dengan valensi yang dihasilkan:
Rumus Basa Nama Basa Reaksi Ionisasi Valensi
NaOH Natrium hidroksida NaOH → Na+ + OH- 1
KOH Kalium hidroksida KOH → K+ + OH- 1
Mg(OH)2 Magnesium hidroksida Mg(OH)2 → Mg2+ + 2 OH- 2
Ca(OH)2 Kalsium hidroksida Ca(OH)2 → Ca2+ + 2 OH- 2
Sr(OH)2 Stronsium hidroksida Sr(OH)2 → Sr2+ + 2 OH- 2
Ba(OH)2 Barium hidroksida Ba(OH)2 → Ba2+ + 2 OH- 2
Al(OH)3 Aluminium hidroksida Al(OH)3 → Al3+ + 3 OH- 3
Fe(OH)2 Besi(II) hidroksida Fe(OH)2 → Fe2+ + 2 OH- 2
Fe(OH)3 Besi(III) hidroksida Fe(OH)3 → Fe3+ + 3 OH- 3
Bahan ajar Kimia Dasar FT UNY 2008

 Asam Basa Keras dan Lunak (Konsep HSAB)


Asam dan basa Lewis diklasifikasikan menurut sifat keras dan lunaknya.
Logam dan ligan dikelompokkan menurut sifat keras dan lunaknya berdasarkan
pada polarisabilitas unsur yang pada akhirnya dikemukakanlah suatu prinsip yang
disebut Hard and Soft Acid Base (HSAB). R.G Pearson awal tahun 1960
mengusulkan bahwa asam basa lewis dapat diklasifikasikan sebagai asam basa
lunak (soft) atau keras (hard).
Asam basa lunak adalah asam basa yang elektron-elektron valensinya
mudah terpolarisasi atau terlepaskan, sedangkan asam basa keras adalah asam
basa yang tidak mempunyai elektron valensi atau yang elektron atau elektron
valensinya sukar terpolarisasi. Dengan kata lain asam basa lunak mempunyai sifat
terpolarisasi tinggi dan asam basa keras mempunyai sifat terpolarisasi rendah.
Konsep ini kemudian dikenal dengan nama HSAB yang singkatan dari “hard soft
acids and base” (asam basa keras lemah) atau yang biasa dikenal sebagai asam
basa pearson.

3. Garam
Asam, basa dan garam merupakan tiga komponen yag saling berhubungan
satu sama lainnya dalam Ilmu Kimia. Pada pembahasan sebelumnya, telah
dibahas mengenai asam dan basa secara lengkap. Setelah mengenali asam dan
basa, maka kita dapat mengenali pula salah satu senyawa lainnya yaitu garam.
Garam merupakan produk hasil dari reaksi yag terjadi antara suatu asam dan basa.
Ion positif basa dengan ion negatif asam akan bereaksi memebentuk suatu
senyawa yang dinamakan dengan garam (selain produk lain yaitu molekul air).

3.1 Penggolongan Garam


 Reaksi Pembentukan
 Garam dari Reaksi Asam Basa
Hasil reaksi antara ion positif basa degan ion negatif asam menghasilkan
Garam dan molekul air.
Contoh:
H2SO4 + 2KOH K2SO4 + 2H2O
H2C2O4 + Ba(OH)2 BaC2O4 + 2H2O

a. Garam dari Reaksi Logam dan Asam Kuat


Contoh:
Mg + 2 HCl MgCl2 + H2

Catatan: Logam mulia umumnya tidak bereaksi dengan cara ini.

 Berdasarkan Kelarutannya
 Garam Mudah Larut
Kemampuan garam – garam larut dalam molekul air tidaklah sama, ada
garam yang mudah larut dalam air seperti Natrium Klorida dan ada garam yang
sukar larut dalam air seperti Perak Klorida. Garam yag mudah larut dalam air,
dengan konsentrasi yang tidak terlalu besar akan terionisasi sempurna dalam air
(panahnya searah), seperti contoh persamaan reaksi berikut ini :
LA + aq L+(aq) + A-(aq)
Berdasarkan jenis asam basa yang membentuknya, garam yang mudah
larutan dibagi atas empat golongan, diantaranya:
 Garam AK-BK : Berasal dari asam kuat dan basa kuat.
Contoh: NaCl, K2SSO4, LiNO3, dsb.
 Garam AK-BL : Berasal dari asam kuat dan basa lemah.
Contoh: NH4Cl, CH3NH2NO3, dsb.
 Garam AL-BK : Berasal dari asam lemah dan basa kuat.
Contoh: KCN, NaNO2, dsb.
 Garam AL-BL : Berasal dari asam lemah dan basa lemah.
Contoh: NH4NO2, CH3NH2CN, dsb.

 Garam Sukar Larut


Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa kemampuan
kelarutan garam dalam air memiliki tingkat yang berbeda satu sama lainnya.
Contohnya adalah Perak Klorida (AgCl). Jika sebutir AgCl dimasukkan ke dalam
air akan jatuh ke dasar bejana dan terlihat tidak larut, namun sebenarnya terdapat
sebagian kecil AgCl yang terlarut dalam air.
Bagi garam yang sukar larut dalam air, larutan akan mencapai kejenuhan
walau hanya sedikit zat terlarut yang dimasukkan, sebaliknya pada garam yang
mudah larut dalam air, larutan akan tetap jenuh namun setelah banyak zat terlarut
dilarutkan. Sebenarnya memebedakan antara reaksi ion yang mudah dan sukar
larut dalan air amat sulit, tetapi suatu reaksi yang kelarutannya lebih kecil dari 0,1
gram dalam 100 mL tergolong ke dalam kelompok zat yang sukar larut dalam air
dan akan jatuh ke dasar bejana sebagai padatan.

B. Sifat – Sifat Senyawa Asam Basa dan Garam


Setiap suatu senyawa dalam kimia, tentunya memiliki sifat – sifat tertentu
yang menjadi ciri khas dan simbol tanda bagi senyawa tersebut. Begitu juga
dengan senyawa asam, basa dan garam juga memliki sifat – sifat tertentu yang
akan dibahas dan dirincikan sebagai berikut:
1. Asam
Sifat – Sifat senyawa asam diantaranya adalah sebagai berikut:
A. Memiliki rasa asam
Sesuai dengan penamannya, ciri khas yang paling mendasar dari sifat asam
ialah memiliki rasa yang asam. Rasa asam tersebut dapat kita rasakan secara indra
pengecap, misalnya saat memakan buah jeruk akan terasa asam.

B. pH < 7
Salah satu aspek yang menonjol dalam hal membedakan suatu senyawa
tergolong jenis asam, basa atau garam ialah dengan mengetahui kadar dan tingkat
pH yang dihasilkan. Asam sejak lama diketahui memiliki tingkat Ph < 7. Nilai pH
setiap asam tentunya berbeda satu sama lainnya, hal ini memiliki kaitan yang erat
dengan pengaruh Derajat Ionisasi. Dengan adanya sistem pH pada asam kita
dapat mengetahui golongan antara asam lemah dan asam kuat.
Sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Arrhenius bahwa asam adalah
senyawa yang melepaskan proton (H+), dengan demikian semakin kecil nilai pH
suatu asam semakin banyak pula kandungan ion proton dalam senyawa tersebut
dan hal ini berkaitan dengan valensi asam yang dihasilkan suatu suatu reaksi
asam. Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH
atau dengan pH meter.

C. Dapat Mengubah Warna Indikator


Selain rasa asam yang dimilikinya, sifat lain dari asam yaitu dapat
mengubah warna beberapa zat alami dan zat buatan. Sifat yang dapat merubah
warna zat ini yang dimanfaatkan dalam ilmu Kimia untuk melihat suatu senyawa
bersifat asam ataukah bersifat basa. Dalam ilmu kimia sifat asam dilihat dari
senyawa-senyawa kimia yang diduga memiliki sifat asam. Sifat asam
diidentifikasi dengan menggunakan indikator. Indikator yang paling sering
digunakan adalah kertas lakmus. Jika suatu senyawa memiliki sifat asam maka
kertas lakmus biru akan menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah akan
tetap berwarna merah.
Jenis Kertas Lakmus Dalam larutan yang bersifat
Asam Basa Netral
Lakmus Merah Merah Biru Merah
Lakmus Biru Merah Biru Biru
Bahan ajar Kimia Dasar FT UNY 2008
Sebagaimana dapat dilihat pada tabel diatas, lakmus merah memberi
warna yang sama dalam larutan yang bersifat asam dan dalam larutan yang
bersifat netral. Oleh karena itu, untuk menunjukkan larutan asam harus
menggunakan lakmus biru. Larutan yang bersifat asam mengubah lakmus biru
menjadi merah. Sebaliknya, untuk menunjukkan larutan bersifat basa, harus
menggunakan lakmus merah.

D. Dapat Menghantarkan Arus Listrik


Asam dapat menghantarkan arus listrik. Hal itu dikarenakan asam dapat
melepaskan ion – ion dalam larutannya. Asam kuat merupakan elektrolit yang
baik. Air murni tidak dapat menghantarkan arus listrik, sehingga sifat hantaran
listrik yang dihasilkan suatu air murni bersumber dari zat terlarut dan asam salah
satunya. Senyawa elektrolit membentuk ion dalam larutan sedangkan senyawa
non elektrolit membentuk molekul netral. Asam sebegaimana yang telah
dipaparkan bahwa terdapat dua golongan jenis asam yaitu asam dengan kekuatan
lemah dan asam dengan kekuatan yang kuat. Asam lemah dikategorikan sebagai
elektrolit lemah karena tidak semua rekasi ion dihasilkan secara total dan
sempurna sedangkan asam kuat tergolong sebagai elektrolit kuat dikarenakan
semua reaktan menghasilkan produk ion secara sempurna.
Pembentukan ion dalam suatu reaksi juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor salah satunya adalah jenis pelarut, HCl akan membentuk ion dalam air
namun tidak ketika direaksikan bersama benzena. Semakin kuat suatu asam, akan
semakin baik pula daya hantar listriknya (memiliki sifat elektrolit yang baik).
Contohnya adalah asam sulfat yang terdapat pada aki mobil.

E. Asam Dapat Bereaksi dengan Logam Menghasilkan Gas Hidrogen


Senyawa asam direaksikan atau bereaksi dengan beberapa jenis logam
menghasilkan gas hidrogen. Beberapa contoh logam yang jika direaksikan dengan
asam akan menghasil gas hidrogen yaitu: Logam magnesium, besi, tembaga dan
seng. Akan tetapi hasil reaksi keduanya bukanlah gas hidrogen saja melainkan
juga mengandung senyawa garam.
Persamaan Reaksi :

F. Asam bersifat Korosif


Beberapa asam bereaksi sangat kuat pada beberapa logam, marmer dan
berbagai bahan lain. Korosif adalah dasar dari sifat korosi. Menurut kamus sains
bergambar (2000), Korosi merupakan perusakan yang berlangsung lambat pada
suatu logam akibat aktivitas zat-zat kimia seperti asam atau oksigen atmosfer,
misalnya tembaga yang diletakkan di udara terbuka akan terkorosi dan
membentuk suatu lapisan hijau.
Secara ditinjau dari proses reaksi, korosi merupakan reaksi redoks spontan
antar logam dengan zat yang ada di sekitarnya dan menghasilkan senyawa yang
tidak dikehendaki. Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7
semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada
katode yaitu:
2H+(aq) + 2e– → H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak
atom logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin
besar.

2. Basa
Sifat – Sifat senyawa basa diantaranya adalah sebagai berikut:
A. Memiliki Rasa yang Pahit dan terasa licin di kulit
Asam dicirikan khas dengan rasanya yang bersifat asam, namun basa
dikenal dengan rasa khas yang bersifat pahit. Selain itu, basa juga memiliki sifat
yang terasa licin jika bersentuhan dengan kulit, seperti sabun mandi yang kita
gunakan sehari – hari. Rasa licin pada sabun disebabkan oleh basa yang terdapat
pada sabun tersebut. Basa pembuat sabun adalah natrium hidroksida.
B. Dapat mengubah warna Indikator
Sebagaimana sifat asam yang juga dapat mengubah warna indikator, basa
juga dikenali berdasarkan perubahan warna pada indikator asam basa. Penjelasan
tersebut beserta tabel telah dijelaskan lebih lanjut pada bagian sebelumya. Seperti
halnya asam, larutan basa pun akan bereaksi dengan indikator lakmus yang akan
mengubah warna kertas lakmus merah menjadi biru, sedangkan lakmus biru akan
tetap berwarna biru.

C. pH>7
Istilah “pH” pertama kali dijelaskan oleh ahli biokimia Denmark SPL
Sorensen pada tahun 1909. pH adalah singkatan untuk “kekuatan hidrogen” di
mana “p” adalah singkatan kata Jerman untuk kekuasaan, potenz, dan H adalah
simbol unsur untuk hidrogen. H dikapitalisasi karena standar untuk memanfaatkan
simbol unsur. Singkatan ini juga diberlakukan di Perancis, dengan pouvoir
hidrogen menerjemahkan sebagai “kekuatan hidrogen”.
Pada dasarnya derajat/tingkat keasaman suatu larutan (pH = potenz
Hydrogen)) bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Semakin besar
konsentrasi ion H+ semakin asam larutan tersebut. Umumnya konsentrasi ion H+
pada larutan sangat kecil, maka untuk menyederhanakan penulisan digunakan
konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+.
Basa adalah senyawa yang memiliki tingkat pH diatas nilai 7, hal ini
dikarenakan saat terjadi reaksi, ion OH- lebih banyak terkandung dibandingkan
ion H+. Darah manudia, air laut, soda kue, amonia dan beberapa zat lainnya
merupakan zat yang memiliki pH basa.

D. Dapat menetralkan asam


Asam dan basa merupakan dua senyawa yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lainnya. Dalam kehidupan, sering terjadinya reaksi – reaksi yang melibatkan
asam dan basa. Ketika asam direaksikan dengan basa maka secara tidak langsung
sifat keasaman dan kebasaan suatu senyawa akan berkurang, inilah yang disebut
dengan reaski netralisasi yang mengurangi tingkat asam dan basa suatu senyawa
tertentu. Hasil reaksi netralisasi tersebut ialah Garam dan molekul air.
Jika kita mengamati seksama, ketika kita sedang mengalami sakit maag
akibat kadar asam lambung yang tinggi, maka secara langsung kita akan
mengkonsumsi Obat maag yang tanpa kita sadar tersusun dari bahan yang bersifat
basa yaitu Magnesium Hidroksida. Hal ini membuktikan bahwa basa dapat
mengurangi tingkat keasaman dari suatu senyawa.

E. Bersifat Kaustik
Sifat kaustik merupakan sifat bahan kimia yang merusak kulit dan
menimbulkan iritasi. Sifat kaustik ini ada pada senyawa - senyawa basa seperti
natrium hidroksida, kalsium hidroksida, dan amonium hidroksida. Melalui proses
lebih lanjut dan dicampur dengan bahan kimia lain maka bahan ini akan menjadi
lebih aman.

F. Dapat mengemulsi Lemak dan Kotoran


Salah satu aplikasi basa dalam kehidupan adalah penggunaan sabun.
Sabun merupakan elemen yang penting bagi kehidupan kita dalam hal
membersihkan kotoran – kotoran yang ada pada kulit serta dapat juga mengemulsi
atau mengjilangkan lemak. Sabun adalah senyawa kimia yang dibuat dari
campuran alkali dan trigliserida dari lemak. Secara kimia, sabun dibuat melalui
reaksi saponifikasi dengan suhu 80-100 C atau bahasa akrabnya reaksi
penyabunan. Nah, dari sini akan dihasilkan gliserol dan sabun mentah. Dari sabun
mentah tersebut, akan diolah lagi menjadi sabun bentuk cair atau padat. Sabun
padat dihasilkan dengan menggunakan basa NaOH sedangkan untuk yang cair
digunakan basa KOH.
Berikut reaksi saponifikasi atau penyabunan dalam pembuatan sabun :
3. Garam
Sifat – Sifat senyawa garam diantaranya adalah sebagai berikut:
A. Mampu menghantarkan Arus Listrik
Larutan elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat elektrolit.
Sedangkan zat elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air terurai
membentuk ion-ionnya. Zat elektrolit yang terurai sempurna di dalam air disebut
elektrolit kuat dan larutan yang dibentuknya disebut larutan elektrolit kuat. Zat
elektrolit yang hanya terurai sebagian membentuk ion-ionnya di dalam air disebut
elektrolit lemah dan larutan yang dibentuknya disebut larutan elektrolit lemah.
Garam adalah senyawa yang dapat diuraikan seperti dalam peristiwa
hidrolisis garam. Hidrolisis merupakan rekasi penguraian garam bersama air yang
menghasilkan ion – ion sehingga garam dapat menghantarkan arus listrik.

B. Tidak mengubah Warna Indikator


Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan mengenai sifat perubahan
indikator kertas lakmus yag terjadi ketika dicelupkan ke dalam zat yang bersifat
asam atau basa. Pada larutan yang bersifat asam, kertas lakmus biru akan berubah
warna menjadi merah dan sebaliknya pada basa, lakmus merah akan berubah
menjadi biru. Namun, ketika indikator tersebut dicelupkan dalam suatu senyawa
yang bersifat garam, maka tidak terjadi perubahan warna pada indikator kertas
lakmus tersebut.

C. Bersifat Asam
Garam tidak selamanya akan bersifat netral, namun tergantung kepada
kekuatan rekasi asam basa yang terjadi dalam pembentukan suatu garam tertentu.
Garam asam akan terbentuk jika terbentuk dari reaksi asam kuat dengan basa
lemah.
Contoh: NH4Cl.
D. Bersifat Basa
Garam basa akan terbentuk jika terbentuk dari reaksi asam lemah dengan
basa kuat.
Contoh: CH3COONa

E. Bersifat Netral
Garam normal atau netral akan terbentuk dari reaksi asam kuat dengan
basa kuat atau asam lemah dengan basa lemah.
Contoh: NaCl

C. Reaksi – Reaksi Senyawa Asam, Basa dan Garam


A. Reaksi Penetralan
 Tipe I
Kunci Konsep :

Asam + Basa Garam + Air

Contoh:
Larutan Natrium Hidroksida (NaOH) bereakdi dengan Asam Klorida (HCl)
 Reaksi Umum:
NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
 Reaksi ion lengkap:
Na+(aq)+ OH-(aq) +H+(aq) +Cl-(aq) Na+(aq)+Cl-(aq)+ H2O(l)
 Reaksi ion bersih:
OH-(aq) + H+(aq) H2O(l)
 Tipe II
Kunci Konsep:

Asam + Oksida Basa Garam + Air

Contoh:
Larutan Asam Klorida (HCl) encer bereaksi dengan Magnesium Oksida
 Reaksi Umum:
2HCl (aq) + MgO (s) MgCl2 (aq) + H2O (l)
 Reaksi ion lengkap:
2H+(aq)+2Cl-(aq) + MgO(s) Mg2+(aq) + 2Cl-(aq) + H2O(l)
 Reaksi ion bersih:
2H+(aq) + MgO (s) Mg2+(aq) + H2O (l)

 Tipe III
Kunci Konsep:

Oksida Asam + Basa Garam + Air

Contoh:
Gas Karbon dioksida (CO2) bereaksi dengan Natrium Hidroksida (NaOH)
 Reaksi Umum:
CO2 (g) + 2NaOH (aq) Na2CO3 (aq) + H2O (l)
 Reaksi ion lengkap:
CO2(g) +2Na+(aq) +2OH-(aq) 2Na+(aq) +CO32-(aq) + H2O(l)
 Reaksi ion bersih:
CO2(g) + H2O (g) CO32-(aq) + H2O(l)

 Tipe IV
Kunci Konsep:

Amonia+ Asam Garam Amonium

Contoh:
Gas Ammonia (NH3) dengan Larutan Asam Klorida
 Reaksi Umum:
NH3 (g) + HCl (aq) NH4Cl (aq)
 Reaksi ion lengkap:
NH3 (g) + H+(aq) + Cl-(aq) NH4+(aq) + Cl-(aq)
 Reaksi ion bersih:
NH3 (g) + H+(aq) NH4+(aq)
B. Reaksi Penggantian
Secara Umum : AB + CD AD + CB

 Tipe I
Kunci Konsep:

Garam I + Asam I Garam II + Asam II

Contoh:
Larutan perak nitrat dengan larutan asam klorida
 Reaksi Umum:
AgNO3 (aq) + HCl (aq) AgCl (s) + HNO3 (aq)
 Reaksi ion lengkap:
Ag+(aq) + NO3-(aq) + H+(aq) + Cl-(aq) AgCl (s) + H+(aq) + NO3-(aq)
 Reaksi ion bersih:
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl (s)

 Tipe II
Kunci Konsep:

Garam I + Basa I Garam II + Basa II

Contoh:
Larutan Magnesium Sulfat (MgSO4) + Larutan Barium Hidroksida Ba(OH)2
 Reaksi Umum:
MgSO4 (aq) + Ba(OH)2(aq) BaSO4 (s) + Mg(OH)2 (s)
 Reaksi ion lengkap:
Mg2+(aq) + SO42-(aq)+ Ba2+(aq)+ 2OH-(aq) BaSO4 (s)+Mg(OH)2 (s)

 Tipe III
Kunci Konsep:
Garam I + Garam II Garam III + Garam IV
Contoh:
Larutan Perak Nitrat (AgNO3) + Larutan Natrium Klorida (NaCl)
 Reaksi Umum:
AgNO3 (aq) + NaCl (aq) AgCl (s) + NaNO3 (aq)
 Reaksi ion lengkap:
Ag+(aq)+ NO3-(aq)+ Na+(aq) + Cl-(aq) AgCl (s) + Na+(aq) + NO3-(aq)
 Reaksi ion bersih :
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl (s)

C. Reaksi Asam Basa yang Menghasilkan Gas


 Reaksi yang menghasilkan gas CO2
Na2CO3 (aq) + 2HCl(aq) 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2
Reaksi di atas sebenarnya menghasilkan H2CO3 akan tetapi segera terurai
menjadi H2O dan CO2.

 Reaksi yang menghasilkan gas NH3


NH4Cl(s) + KOH(aq) KCl(aq) + H2O(l) + NH3(g)
Reaksi di atas sebenarnya menghasilkan NH4OH akan tetapi segera terurai
menjadi H2O(l) dan NH3(g).

 Reaksi yang menghasilkan gas H2S


FeS(s) + H2SO4 Fe SO4 + H2S

D. Reaksi Asam dengan Oksida Basa


Jika oksida basa (oksida pembentuk basa/oksida logam) bereaksi dengan
asam, akan dihasilkan garam.
Contoh:
Reaksi antara CaO dan larutan HCl:
CaO(s) + 2 HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l)
E. Reaksi Oksida Asam dengan Basa
Jika oksida asam (oksida pembentuk asam/oksida nonlogam) bereaksi
dengan basa maka akan dihasilkan garam.
Contoh:
Reaksi antara gas SO3 dengan larutan KOH:
SO3(g) + 2 KOH(aq)→ K2SO4(aq) + H2O(l)

F. Reaksi Oksida Asam dengan Oksida Basa


Jika oksida basa bereaksi dengan oksida asam, akan dihasilkan garam.
Contoh:
Reaksi antara CaO dengan gas CO2, CO2 merupakan pembentuk asam karbonat
(H2CO3):
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)

G. Readf4ksi Logam dan Non Logam


Logam dengan nonlogam juga dapat bereaksi menghasilkan garam.
Contoh:
Reaksi pembakaran magnesium oleh oksigen:
2 Mg(s) + O2(g) → 2 MgO(s)

H. Reaksi Aqua Regia


Aqua regia adalah campuran antara HCl pekat dan HNO 3 pekat dengan
perbandingan 3:1. Semua logam tanpa kecuali dapat bereaksi dengan aqua regia
menghasilkan garam klorida, gas nitrogen oksida dan air.
Contoh:
Fe + 3 HCl + HNO3 → FeCl3 + NO + 2 H2O
3 Cu + 6 HCl + 2 HNO3 → 3 CuCl2 + 2 NO + 4 H2O

I. Reaksi Asam NonOksidator dengan Logam


Asam nonoksidator bereaksi dengan logam menghasilkan garam dan gas
hidrogen. Logam yang bereaksi dengan asam non-oksidator harus berada di
sebelah kiri hidrogen pada deret Volta.
Urutan deret volta:
Li - K - Ba - Sr - Ca - Na - Mg - Al - Mn - Zn - Cr - Fe - Ni - Sn - Pb - H - Cu -
Hg - Ag - Pt - Au
Beberap reaksi asam non-oksidator:
a. Reaksi asam dengan logam alkali
2HA + 2L → 2LA + H2
Contoh:
2HCl + 2Na → 2NaCl + H2

b. Reaksi asam dengan logam alkali tanah


2HA + M → MA2 + H2
Contoh:
2HCl + Mg → MgCl2 + H2

J. Reaksi Oksidator dengan Logam


Logam + H2SO4 pekat → garam(i) sulfat + SO2 + H2O
Logam + HNO3 encer → garam(i) nitrat + NO + H2O
Logam + HNO3 pekat → garam(i) nitrat + NO2 + H2O
Catatan: Semua logam bisa bereaksi dengan asam oksidator kecuali Platina (Pt)
dan Emas (Au).
Contoh:
Sn + 8 HNO3 pekat → Sn(NO3)4 + 4 NO2 + 4 H2O
3 Pb + 16 HNO3 encer → 3 Pb(NO3)4 + 4 NO + 8 H2O
2 Fe + 6 H2SO4 pekat → Fe2(SO4)3 + 3SO2 + 6 H2O
K. Reaksi – Reaksi Hidrolisis Garam
Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, bahwa Garam adalah suatu
zat yang dihasilkan dari suatu proses Reaksi Netralisasi Asam dan Basa. Garam
yang terdiri atas ion – ion (kation dan anion) ternyata dapat bereaksi dengan
molekul air ketika dilarutkan, reaksi inilah yang disebut dengan Hidrolisis
Garam. Secara makna bahasa, hidrolisis berasal dari kata hidro yang bermakna air
dan lisis yang bermakna pemisahan atau perpecahan. pH suatu larutan biasanya
dipengaruhi oleh hirlosisis garam (Chang, 2003).
Jika garam dilarutkan dalam air, maka akan ada tiga kemungkinan proses
hidrolisis yang akan terjadi, yaitu:
 Garam terhidrolisis sebagian (parsial)
Garam terhidrolisis parsial terjadi apabila hanya kation atau anion dari
garam yang bereaksi dengan molekul air. Hidrolisis garam parsial dihasilkan oleh
reaksi asam basa sebagai berikut:

 Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat (bersifat basa).
Contoh:
Reaksi hidrolisis :
HCOONa(aq) + H2O(l) HCOOH(aq) + Na+(aq) + OH-(aq)
a. Na+(aq) + H2O(l) Tidak terhidrolisis
b. HCOO-(aq) + H2O(l) HCOOH(aq) + OH-(aq) (Basa, pH>7)

 Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah (bersifat asam)
Contoh:
Reaksi hidrolisis :
NH4Cl(aq) + H2O(l) NH4OH(aq) + H+(aq) + Cl-(aq)
a. Cl-(aq) + H2O(l) Tidak terhidrolisis
b. NH4+ + H2O(l) NH4OH(aq) + H+(aq) (Asam, Ph<7)

 Garam tidak terhidrolisis


Garam tidak terhidrolisis terjadi apabila kation atau anion dari garam tidak
terjadinya reaksi dengan molekul air. Hidrolisis jenis ini dihasilkan oleh reaksi
asam dan basa yang bersifat kuat.
Contoh:
Reaksi hidrolisis :
KCl(aq) + H2O(l) K+(aq) + OH-(aq) + H+(aq) + Cl-(aq)
c. K+(aq) + H2O(l) Tidak terhidrolisis
a. Cl-(aq) + H2O(l) Tidak terhidrolisis

 Garam terhidrolisis total


Garam terhidrolisis total terjadi apabila kation atau anion dari garam
bereaksi dengan molekul air. Hidrolisis jenis ini dihasilkan oleh reaksi asam
lemah dan basa lemah.
Contoh:
Reaksi hidrolisis :
Zn(NO2)2(aq) + 2H2O(l) Zn(OH)2(aq) + 2HNO2(aq)
Ketentuan :
1) Jika Ka = Kb, maka garam bersifat netral.
2) Jika Ka > Kb, maka garam bersifat asam.
3) Jika Kb > Ka, maka garam bersifat basa.

L. Reaksi Kombinasi pada Larutan Penyangga (Buffer)


Larutan penyangga adalah larutan yang bersifat mempertahankan pH-nya,
jika ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau diencerkan. Larutan
penyangga merupakan campuran asam lemah dengan basa konjugasinya atau
campuran basa lemah dengan asam konjugasinya.
Contoh:
Larutan yang mengandung CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M.
a. Penambahan sedikit asam.
Contoh: Penambahan sedikit HCl.
Jika ke dalam larutan ini ditambahkan sedikit HCl, maka pH larutan tidak
berubah. Hal ini disebabkan H+ yang berasal dari HCl dalam larutan akan
dinetralkan dengan CH3COO- yang berasal dari CH3COONa berdasarkan reaksi
berikut :
H+(aq) + CH3COO-(aq) â‡OE CH3COOH(aq)
Reaksi ini menyebabkan jumlah H+ dalam larutan tidak berubah.
Akibatnya, pH larutan tidak berubah.

b. Penambahan sedikit basa.


Contoh: Penambahan sedikit NaOH.
Jika ke dalam larutan ini ditambahkan sedikit NaOH, maka pH larutan
tidak berubah. Hal ini disebabkan OH- yang berasal dari NaOH dalam larutan
akan dinetralkan CH3COOH berdasarkan reaksi berikut :
OH-(aq) + CH3COOH(aq) â‡OE CH3COO-(aq) + H2O(â„“)
Reaksi ini menyebabkan jumlah OH- atau H+ dalam larutan tidak berubah.
Akibatnya, pH larutan tidak berubah.

D. Kegunaan Senyawa Asam Basa dan Garam


Asam basa dan garam adalah ketiga senyawa yag sering kita temui dalam
kehidupan sehari – hari. Asam dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam makanan,minuman, buah-buahan, air hujan bahkan di dalam
tubuh kita. Beberapa produk rumah tangga seperti deodoran, obat maag (antacid)
dan sabun serta deterjen mengandung basa. Pupuk, garam dapur, baking soda
yang sering kita gunakan dalam kehidupan merupakan garam. Jadi dapat
disimpulkan bahwa sam basa garam memegang peran yang krusial dalam
kehidupan manusia sehari – hari. Berikut ini akan diuraikan secara terurut
mengenai kegunaan senyawa asam basa dan garam dalam kehidupan:

1. Asam
Berikut beberapa manfaat dan kegunaan senyawa asam:
 Asam asetat Larutan cuka
 Asam askorbat Jeruk,tomat,sayuran
 Asam sitrat Jeruk
 Asam tanat        Teh
 Asam karbonat Minuman berkarbonasi, soda kue, tekstil
 Asam klorida Asam Lambung
 Asam nitrat Pupuk, peledak (TNT)
 Asam laktat Susu yang difermentasikan
 Asam sulfat Baterai mobil, pupuk
 Asam benzoat Bahan pengawet makanan
 Asam Bromida Bahan anti api, peralatan dapur
 Asam Sianida Pembunuhama, ekstraksi emas
 Asam Flourida Pembuatan bahan plastik, oktan bensin
 Asam Sulfit Pengawet makanan dan minuman
 Asam Fosfat Bahan pupuk, komponen pembersih rumah
 Asam Hipoklorit Agen pemutih
 Asam perklorat Bahan baku pembuatan bahan bakar roket
 Asam Format Industri tekstil
 Asam Borat Obat tetes mata
 Asam tartrat Anggur
 Asam malat Apel
 Asam Butirat Mentega

2. Basa
Berikut beberapa manfaat dan kegunaan senyawa basa:
 Natrium Hidroksida Pembuatan kertas, sabun, pemutih
 Litium Hidroksida Baterai
 Kalium Hidroksida Sabun, pemutih
 Cesium Hidroksida Pengeboran sumur minyak
 Magnesium Hidroksida Mengurangi asam lambung
 Alumunium Hidroksida Pembuatan berbagai senyawa alumunium
 Besi (II) Hidroksida Bejih besi
 Hidroksilamin Reaktivasi enzim
 Amonium Hidroksida Pembersih rumah tangga, pupuk
 Kalsium Hidroksida Plester

E. Garam
Berikut beberapa manfaat dan kegunaan senyawa garam:
 Natrium Klorida Pengawet makanan, rasa makanan
 Kalsium Karbonat Bahan cat
 Kalium nitrat Pupuk, bahan kembang api
 Kalium Karbonat Bahan sabun
 Natrium Fosfat Bahan detergen
 Ammonium Klorida Bahan baterai
 Kalsium Sulfat Bahan gips untuk patah tulang
 Natrium Flourida Pasta Gigi
 Natrium Bikarbonat Baking soda

Rangkumaan
1. Asam secara bahasa berasal dari kata acidus atau acetum, sedangkan secara
teoritis asam adalah senyawa yang jika berekasi dengan air akan melepaskan
ion H+, dapat pula didefenisikan sebagai senyawa yang mentransfer proton
kepada senaywa lainnya serta senyawa yang dapat menerima pasangan
elektron bebas untuk berikatan kovalen dengan senyawa lainnya. Basa
merupakan dual (lawan dari asam) yang dapat melepaskan ion OH - ketika
bereakksi dan sebagai senyawa yang menrima donor proton dari asam dan
dapat mentransfer pasagan elektron bebas kepada senyawa asam untuk
membentuk suatu ikatan. Asam dan basa dapat direaksikan menjadi senyawa
garam dan molekul air.
2. Penggolongan asam jika ditinjau dari asal sumbernya dibedakan menjadi dua
yaitu asam orgnaik dan anorganik. Asam juga dapat diklasifikasikan
berdasarkan kekuatan reaksi ionisasi yang terjadi menjadi asam lemah dan
asam kuat. Berdasarkan valensinya, asam dibedakan menjadi tiga jenis yaitu
monoptrik, diprotik dan triptotik. Basa uga dapat dibedakan berdasarkan
reaksi ionisasi yang terjadi menjadi basa lemah dan basa kuat. Garam juga
merupakan golongan senyawa yang digolongkan menjadi beberapa jenis
seperti garam mudah larut dan sukar larut.
3. Reaksi asam basa dan garam merupakan ketika reaksi yang tidak bisa
dipisahkan satu sama lainnya dikarenakan hubungan korelasi yang amat erat.
Reaksi asam basa dan garam sangat beragam, diantaranya reaksi netralisasi,
reaksi hidrolisis, reaksi asam basa, dan sebagainya.
4. Asam, basa dan garam merupakan ketika senyawa yang sangat berhubungan
dengan kehidupan manusia. Hampir setiap kegiatan manusia tidak lepas
dengan interaksi asam, basa dan garam. Buah –buahan yang kita konsumsi
mengandung beberapa jenis asam, shampoo, sabun mandi, pupuk, obat maag
dan beberapa jenis lainnya menunjukkan bahwa kehidupan manusia tidak bisa
dilepaskan dengan asam, basa dan garam.

Daftar Pustaka

1. Petrucci, Ralph, William S.Harwood, F. Geoffrey Herring, Jeffry D.Madura .


2013. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern Edisi Kesembilan
Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
2. S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 2 . Bandung : ITB .

3. Lehninger, Maggy Thenawijaya, 1982, Dasar – Dasar Biokimia Jilid I,


Jakarta : Erlangga.

4. Fessenden & Fessenden, 1992, Kimia Organik Edisi Ketiga, Jakarta :


Erlangga.

5. Putu Aksa Viswanatha, dr. Kadek Agus Heryana Putra,SpAn, 2017, Bahan
Ajar Keseimbangan Asam Basa FK UNUD, hal 3 – 6.

6. Buchori Muslim, 2015, Jurnal “PEMBELAJARAN HIDROLISIS GARAM


MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH
TIPE GALLET”, hal 2 – 7.

7. Waskitarini Darmiyanti, Yuli Rahmawati, Fera Kurniadewi dan Achmad


Ridwan, 2016/2017, “ANALISIS MODEL MENTAL SISWA DALAM
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 8E PADA
MATERI HIDROLISIS GARAM”, hal 5 – 12.

8. Peduk Rintayati FKIP Universitas Sebelas Maret, Jurnal Penelitian:


“MENGENAL ASAM BASA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VISUAL,
AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA
KELAS 5 SEKOLAH DASAR N MBELIK KECAMATAN JEBRES
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016”, 2017, hal 2 – 5.

9. Fakultas Teknik UNY, Bahan ajar Kimia Dasar Semster I Prodi Teknik Boga,
2008, hal 1 – 6.
Soal dan Pembahasan
1. Menurut Teori Asam Basa Bronsted Lowry, H2O akan bersifat . . . . .
a. Asam terhadap NH3
b. Asam terhadap HCl
c. Asam terhadap CH3COOH
d. Basa terhadap NH3
e. Asam terhadap H2S
Jawaban : A
Pembahasan Soal:
Teori asam basa Brosnted Lowry bertumpu pada serah terima proton
(H+) yaitu asam yang bertindak sebagai pendonor proton dan basa bertindak
sebagai penerima proton.
Jawaban A jika dilakukan pengkajian secara Teori Bronsted Lowry ialah:
H2O + NH3 NH4+ + OH-
Dengan demikian, sesuai Brosnted Lowry maka H 2Omerupakan asam sedangkan
NH3 merupakan golongan basa.

2. Perhatikan persamaan reaksi berikut!


1.

2.

3.
Urutan yang sesuai dengan konsep asam-basa Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan
Lewis adalah . . . . .
A. 1, 2, 3
B. 2, 1, 3
C. 2, 3, 1
D. 3, 1, 2
E. 3, 2, 1
Jawaban: C
Pembahasan Soal:
 Arrhenius
Asam adalah zat yang melepaskan   dan basa adalah zat yang

melepaskan  . Berdasarkan reaksi di atas, yang merupakan asam-basa

Arrhenius adalah  .
 Bronsted-Lowry
Asam adalah zat yang mendonorkan proton dan basa adalah akseptor
proton. Berdasarkan reaksi di atas, yang merupakan asam-basa Bronsted-Lowry

adalah  .

 Lewis
Asam adalah zat yang kekuarang elektron dan basa adalah zat yang
kelebihan elektron. Berdasarkan reaksi di atas, yang merupakan asam-basa Lewis

adalah  .
Jadi, urutan yang sesuai dengan konsep asam-basa Arrhenius, Bronsted-
Lowry, dan Lewis adalah 2, 3, 1.

3. Perhatikan tabel data yang belum lengkap dari hasil uji hidrolisis larutan
garam berikut ini!
No Larutan Uji Lakmus Jenis Persamaan reaksi hidrolisis
Merah Biru
Hidrolisis
1. merah merah …
2. … biru parsial
3. biru biru parsial …
Data yang tepat untuk mengisi bagian titik-titik pada nomor 1, 2, dan 3 berturut-
turut adalah . . . . .
A parsial merah
B parsial biru
C total biru
D parsial merah
E total merah
Pembahasan Soal:

 merupakan senyawa asam yang berasal dari basa

lemah   dan asam kuat  , sehingga jenis hidrolisisnya termasuk


hidrolisis parsial.
 merupakan senyawa basa yang berasal dari basa kuat   dan asam
lemah  , sehingga pada uji lakmus akan menunjukkan warna biru.
HCOOK merupakan senyawa basa yang berasal dari basa kuat KOH dan asam
lemah HCOOH sehingga persamaan reaksi hidrolisisnya adalah

HCOO- + H2O OH- + HCOOH

Jadi, data yang tepat untuk mengisi bagian titik-titik pada nomor 1, 2,
dan 3 berturut-turut adalah parsial, biru, dan HCOO^- + H_2O \rightleftharpoons
OH^- + HCOOH.

4. Mengapa Asam menyebabkan perisitiwa Korosif, Jelaskan secara teori


Kimiawi!
Jawab:
Korosif adalah dasar dari sifat korosi. Menurut kamus sains bergambar
(2000), Korosi merupakan perusakan yang berlangsung lambat pada suatu logam
akibat aktivitas zat-zat kimia seperti asam atau oksigen atmosfer, misalnya
tembaga yang diletakkan di udara terbuka akan terkorosi dan membentuk suatu
lapisan hijau.
Secara ditinjau dari proses reaksi, korosi merupakan reaksi redoks spontan
antar logam dengan zat yang ada di sekitarnya dan menghasilkan senyawa yang
tidak dikehendaki. Peristiwa korosi pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7
semakin besar, karena adanya reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada
katode yaitu:
2H+(aq) + 2e– → H2
Adanya reaksi reduksi tambahan pada katode menyebabkan lebih banyak
atom logam yang teroksidasi sehingga laju korosi pada permukaan logam semakin
besar.

Lampiran Power Point

Anda mungkin juga menyukai