Anda di halaman 1dari 5

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.

1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1

Analisa Kadar Karbohidrat Metode Anthrone


Andi Fitri Ayu Lestari, Brigyta Savariell Kurniawan, Hanna Yediya, Sheryl Surya
Jurusan Para Pengarang, Fakultas Masing-masing, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: hamdan_dwi@its.ac.id

Abstrak (Brigyta S. Kurniawan – 5004211103) dengan prinsip dimana gula pereduksi dan atau gula non
Dalam melakukan kegiatan sehari-hari tubuh memerlukan pereduksi bereaksi dengan asam sulfat pekat dan
energi. Salah satu sumber energi yaitu karbohidrat. menghasil fulfural atau turunannya dan akan bereaksi
Pembuktian adanya karbohidrat dalam suatu makanan dan kembali dengan reagen anthrone membentuk kompleks
minuman dapat ditentukan melalui berbagai metode, salah dengan warna kuning kehijauan [6]. Dilakukan uji dengan
satunya dengan menggunakan metode anthrone. Metode metode anthrone karena memiliki kelebihan berupa
Anthrone sendiri adalah metode kolorimetri yang sensififitas terhadap karbohidrat dalam jumlah kecil dan
menetapkan konsentrasi gula total, dengan prinsip dimana mudah dan sederhana untuk dilakukan.
gula pereduksi dan atau gula non pereduksi bereaksi
dengan asam sulfat pekat dan menghasil fulfural atau 1.2 Tujuan Percobaan
turunannya dan akan bereaksi kembali dengan reagen Tujuan dari percobaan kali ini untuk mengetahui
anthrone membentuk kompleks dengan warna kuning kandungan dan kadar karbohidrat secara kuantitatif yang
kehijauan. Dilakukan uji dengan metode anthrone karena ada pada suatu sampel dengan menggunakan metode
memiliki kelebihan berupa sensififitas terhadap anthrone.
karbohidrat dalam jumlah kecil dan mudah dan sederhana
untuk dilakukan. Percobaan ini dilakukan untuk II. METODOLOGI (Andi Fitri Ayu Lestari – 5004211101)
menganalisis kadar karbohidrat yang terkandung dalam air 2.1 Alat dan Bahan
minum kemasan ‘Fanta” dengan menggunakan metode Pada percobaan analisa kadar karbohidrat metode
anthrone. Hasil percobaan menunjukan kadar glukosa anthrone digunakan beberapa alat seperti 1 buah labu
yang terkandung dalam minuman Fanta sebesar 33,275 ukur 25mL, 2 buah tabung reaksi, 1 buah pipet ukur
mg/gram dengan regresi sebesar 0,7932. Hasil percobaan 1Ml, 1 buah pipet tetes, 1 buah gelas beaker 50mL dan
yang diperoleh menunjukkan bahwa ada ketidaksesuaian 100mL. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
antara glukosa yang terkandung dalam sampel bahan antara lain larutan anthron, larutan glukosa yang sudah
berdasarkan informasi kandungan dalam kemasan dengan dibuatkan oleh asisten, dan sampel minuman
hasil uji yang telah dilakukan. mengandung glukosa tidak berwarna yaitu fanta soda
water.
Kata Kunci Anthrone, Glukosa, Karbohidrat.
2.2 Metode Penelitian
I. PENDAHULUAN (Sheryl Surya – 5004211116) 2.2.1 Pengenceran Larutan Sampel
1.1 Latar Belakang a. Dipipet 1mL larutan sampel ke dalam labu
Melakukan kegiatan dalam kehidupan sehari hari tubuh ukur 25Ml
memerlukan energi, energi yang di dapatkan bisa berasal
dari karbohidrat. Selain sebagai bentuk zat gizi untuk
energi, karbohidrat juga berguna untuk menghemat
protein, memberikan rasa manis pada makanan, dan lain
sebagainya. Karbohidrat terdiri atas tiga unsur diantaranya
Carbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O) yang memiliki
struktruk berbeda beda di setiap senyawanya. Karbohidrat
pada umumnya terbagi menjadi dua, karbohidrat
sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat
sederhana terdiri dari monosakarida, disakarida dan
oligosakarida sedangkan pada karbohidrat kompleks
terdiri dari polisakarida [5]
Tidak hanya ada pada makanan, karbohidrat juga bisa b. Ditambahkan aquades hingga tanda batas
terdapat pada minuman. Pembuktian adanya karbohidrat labu ukur untuk mengencerkan sampel lalu
dalam suatu makanan atau minuman dapat di tentukan dikocok hingga homogen
dengan berbagai metode, salah satunya dengan metode
anthrone. Metode Anthrone sendiri adalah metode
kolorimetri yang menetapkan konsentrasi gula total,
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1

2.2.2 Pembuatan Larutan Sampel 2.2.3 Pembuatan Larutan Standar Glukosa


a. Dipipet 1mL larutan sampel yang sudah a. Dipipet beberapa mL larutan glukosa ke
diencerkan ke dalam tabung reaksi lalu dalam tabung reaksi
ditambahkan 2-3mL larutan anthrone.
Hentikan penambahan larutan anthrone jika
cammapuran sudah berwarna biru
kehijauan dan catat volume larutan anthore
yang digunakan.

b. Ditambahkan beberapa mL H2O

b. Dikocok campuran hingga homogen dan


diperhatikan perubahan warnanya. Lalu
ditutup tabung reaksi dengan aluminium
foil, panaskan dalam penangas selama 10
menit

c. Ditambahkan 2-3 ml larutan anthrone

c. Dinginkan pada suhu ruang dan dilakukan


uji UV-Vis dengan panjang gelombang 620
nm dan baca intensitas warna yang
terbentuk pada spektro
d. Dikocok hingga homogen dan diperhatikan
perubahan warna
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1

spektrofotometer uv-vis yang berfungsi untuk


mengukur adsorbansi dari larutan sebagai fungsi dari
panjang gelombang. Untuk bahan-bahan yang
digunakan pada percobaan ini antara lain pereaksi
anthrone yang berfungsi membentuk senyawa
kompleks biru-kehijauan karena bereaksi dengan
karbohidrat dalam asam sulfat pekat [3], larutan
standar glukosa yang berfungsi untuk dan larutan
sampel berupa fanta yang berfungsi sebagai subjek
dalam penelitian.
Pada percobaan ini dipersiapkan masing-masing
larutan glukosa dengan volume 0 mL; 0,2 mL; 0,4 mL;
e. Ditutup tabung reaksi dengan alum foil, 0,6 mL; 0,8 mL; 1 mL, kemudian aquades masing-
panaskan dalam penangas selama 10 menit masing sebanyak 1 mL; 0,8 mL; 0,6 mL; 0,4 mL; 0,2
mL; 0 mL, dan terakhir reagen anthrone untuk masing-
masing 4 mL. Kemudian dicampur larutan glukosa,
aquades, dan reagen anthrone ke dalam tabung reaksi
hingga homogen dengan dikocok, setelah larutan
homogen maka dapat diamati perubahan yang terjadi.
Larutan dengan konsentrasi glukosa tertinggi akan
berubah warna menjadi biru kehijauan pekat. Setelah
dicampur dan diamati, tabung reaksi kemudian ditutup
dengan alumunium foil dan dipanaskan selama 10
menit di atas penangan. Fungsi dari pemanasan
adaalah untuk mempercepat reaksi [4]. Kemudian
didinginkan untuk diuji adsorbansinya dengan m
spektrofotometri UV-Vis, sebelum diuji
f. Dinginkan pada suhu ruang dan dilakukan spektrofotometri UV-Vis diatur pada panjang
uji UV-Vis dengan panjang gelombang 620 gelombang 620 nm. Pada preparasi sampel dipipet 1
nm dan baca intensitas warna yang mL larutan sampel lalu ditambahkan dengan 4 mL
terbentuk pada spektro reagen anthrone ke dalam tabung reaksi, setelah
dicampurkan hingga homogen maka dapat diamati
perubahan warnanya. Terjadi perubahan warna
menjadi hijau kekuningan. Perubahan warna tersebut
menandakan bahwa larutan terindikasi sedikit
mengandung glukosa. Setelah itu, tabung reaksi
ditutup dengan alumunium foil dan dipanaskan selama
10 menit. Fungsi dipanaskan adalah agar mempercepat
reaksi. Setelah larutan dingin, maka pengujian adsorbsi
dapat dilakukan. Pengujian adsorbsi dilakukan dengan
dimasukkan larutan ke dalam kuvet dan
spektrofotometri UV-Vis diatur pada panjang
gelombang 620 nm. Maka hasil akhir larutan sampel
dapat dibandingkan dengan larutan standar.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.2 Reaksi yang terjadi
(Hanna Yediya – 5004211118 dan Brigyta S. Kurniawan – Pada percobaan ini terjadi reaksi seperti berikut :
5004211103)
3.1 Fungsi Alat, Bahan dan Perlakuan
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini antara
lain, labu ukur 25 mL yang berfungsi untuk
mengencerkan sampel sampai dengan volume 25 mL
dengan ketelitian tinggi, kemudian tabung reaksi yang
berfungsi sebagai tempat mereaksikan sampel dan
glukosa dengan reagen anthrone, pipet ukur yang
berfungsi mengambil dan mengukur sampel, glukosa,
reagen anthrone dengan ketelitian tinggi, gelas beaker
sebagai wadah untuk menampung bahan-bahan yang
digunakan dan sebagai tempat memanaskan bahan, hot
plate sebagai alat untuk memanaskan sekaligus
menghomogenkan larutan, dan terakhir
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1

Standar
- 1 3.229
5
Tabel 3.1 Data Uji Adsorbansi Larutan Standar
Menurut data uji adsorbansi yang sudah didapat, maka
dapat dihitung perhitungan massa untuk masing-
masing larutan standar. Perhitungan dapat dilakukan
dengan menggunakan persamaan seperti berikut.
0,1 𝑚𝑔
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 = 1 𝑚𝐿
×
V larutan standar
Melalui perhitungan di atas dapat diketahui massa
glukosa sebagai berikut.
Larutan X (massa Y (adsorbansi)
Standar glukosa dalam
mg)
1 0,02 3.428
2 0,04 3.460
Gambar 3.1 Reaksi Anthrone dengan Glukosa 3 0,06 3.339
4 0,08 3.352
Reaksi di atas merupakan reaksi anthrone dengan
glukosa yang membentuk senyawa berwarna hijau 5 0,1 3.229
kebiruan. Tabel 3.2 Data Perhitungan Massa Glukosa dan
Adsorbansi
3.3 Pengenceran Larutan Sampel Melalui tabel di atas maka dapat diperoleh gravik
Pengenceran larutan sampel dilakukan dengan kurva kalibrasi sebagai berikut.
dimasukkan 1 mL larutan sampel fanta ke dalam labu
ukur 25 mL, kemudian ditambahkan aquades hingga
tanda batas. Sehingga dapat dihitung nilai FP sebagai
berikut.

𝑉2 25
FP =
𝑉1
= 1
= 25

Melalui perhitungan di atas didapatkan nilai faktor


pengenceran sebesar 25 dimana V2 adalah volume
setelah pengenceran dan V1 adalah volume awal atau
volume sebelum pengenceran.

3.4 Perhitungan Larutan Standar Grafik 3.1 Kurva Kalibrasi


Larutan standar yang telah dibuat kemudian dilakukan
pengujian adsorbansi dengan menggunakan instrumen Dari Kurva kalibrasi di atas diperoleh persamaan y =
UV-Vis. Melalui pengujian adsorbansi maka -2,53 x + 3,5134 dengan nilai R2= 0,7932
didapatkan data sebagai berikut.
3.5 Penentuan Kadar Glukosa pada Larutan Sampel
H2O Larutan Reagen Nilai Masing-Masing
Dalam menentukan nilai kadar glukosa dalam larutan
Standar Anthro Adsorb
sampel berupa fanta dapat diketahui melalui persamaan
(mL) ne (mL) ansi (A) sebagai berikut :
Blanko 1 - 3.402 y = a + bx
Standar x = ((y-a)/b) x FP
0,8 0,2 3.428 Dimana x = kadar glukosa (mg/gram)
1
y = Absorbansi sampel
Standar
0,6 0,4 3.460 FP = Faktor Pengenceran
2 4
Nilai a dan b diketahui melalui persamaan y = -2,53 x +
Standar 3,5134. Kemudian dilakukan perhitungan kadar glukosa pada
0,4 0,6 3.339
3 larutan sampel setiap kelompok sebagai berikut.
Standar Kelompok 7: x = ((y-a)/b) x FP = ((3,349-3,51340/-2,53) x 25
0,2 0,8 3.352 = 1,625 mg/gram
4
Kelompok 8 : x = ((y-a)/b) x FP = ((5-3,51340/-2,53) x 25 = -
14,689 mg/gram
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1

Kelompok 9 : x = ((y-a)/b) x FP = ((0,146-3,51340/-2,53) x


25 = 33,275 mg/gram LAMPIRAN
Kelompok 10 : x = ((y-a)/b) x FP = ((-0,087-3,51340/-2,53) x
25 = 35,577 mg/gram
Kelompok 11 : x = ((y-a)/b) x FP = ((-0,1-3,51340/-2,53) x
25 = 35,705 mg/gram
Kelompok 12 : x = ((y-a)/b) x FP = ((0,392-3,51340/-2,53) x
25 = 30,844 mg/gram

3.6 Faktor Pernyebab Ketidaksamaan Hasil (Jika Ada)


Setelah dilakukan percobaan untuk mengetahui kadar glukosa
pada sampel le minerale, didapatkan ketidaksesuaian kadar
glukosa yang tercantum pada kemasan yaitu 0 gram, namun
pada percobaan ini ditemukan glukosa sebesar 33,275
mg/gram. Terjadi perubahan warna saat penambahan reagen
Anthrone menjadi warna hijau tua, yang mestinya jika tidak
mengandung glukosa, larutan tidak berubah warna dan tetap
sedikit kekuningan. [5] Faktor yang menyebabkan hasil
dengan teori yang berbeda adalah larutan sampel yang kurang
encer sehingga dapat menyebabkan konsentrasi yang pekat,
suhu dan waktu saat dilakukan pemanasan juga dapat menjadi
salah satu faktor error dalam percobaan ini[6].

IV. KESIMPULAN (Brigyta S. Kurniawan – 5004211103)


Telah dilakukan percobaan analisis kadar karbohidrat
yang terkandung dalam air minum kemasan “Fanta”
dengan metode anthorone. Dari hasil percobaan yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa dari
air minum kemasan “fanta” yang diuji dengan metode
anthrone mengandung 33,275 mg/gram dengan regresi
sebesar 0,7932. Berdasarkan hasil percobaan yang
diperoleh menunjukan bahwa ada ketidaksesuaian
antara kandungan glukosa yang terkandung
seharusnya dalam kemasan dengan hasil uji yang telah
dilakukan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa
faktor kemungkinan yaitu konsentrasi larutan sampel
yang terlalu pekat, suhu, atau waktu pemanasan yang
dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Siregar, N. S., Karbohidrat, Jurnal Ilmu Keolahragaan 13
(2), (2014), 38-44
[2] Koehler, L.H., 1952. Differentiation of carbohydrates by
anthrone reaction rate and color intensity. Journal Analytical
Chemistry, 24, 1576-1579.
[3] Giandwood. 2007. Chemistry of the Element 2nd ed.
Butterwoit Neninemann: Oxford UK
[4] W. Irwanda, A. Hairil Alimuddin, P. Studi Kimia, F. Mipa,
U. Tanjungpura, and J. H. Hadari Nawawi, “SINTESIS
ASAM OKSALAT DARI GETAH BATANG TANAMAN
SRI REJEKI (Dieffenbachia seguine (Jacq.) Schott)
MENGGUNAKAN METODE HIDROLISIS ASAM
FOSFAT,” vol. 6, no. 1, pp. 30–36, 2017.
[5] M. Kurzyna Szklarek, J. Cybulska, A. Zdunek, “Analysis
of Chemical Composition of Natural Carbohydrates - An
Overview of Methods”. in Food Chemistry 394 (2022)
133466.
[6] Dasyanti, N. L. M. (2013). Metode Analisis Kualitatif dan
Kuantitatif Karbohidrat. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, Politeknik Kesehatan Denpasar: Denpasar, 22.

Anda mungkin juga menyukai