BIOKIMIA
ACARA PRAKTIKUM KE : 2
______ ANALISIS KUANTITATIF KARBOHIDRAT_______
_____________________________________________
2.2 Glukosa
glukosa adalah bahan bakar universal bagi sel manusia dan
merupakan sumber karbon untuk sintesis sebagian besar senyawa lain. Semua
jenis sel manusia memeperlukan glukosa untuk mendapatkan energy. Gula
lain dalam makanan diubah menjadi glukosa atau zat antara dalam
metabolisme glukosa.Glukosa merupakan salah satu bentuk hasil
metabolisme karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber energy utama yang
dikontrol oleh insulin. Kelebihan glukosa diubah menjadi glikogen yang akan
di simpan di dalam hati dan otot untuk cadangan jika di perlukan.( Putri,
2016).
2.5 DNS
DNS adalah asam dinitro salsilat. DNS umum digunakan sebagai
pereaksi pada reaksi untuk menghasilkan gula pereduksi, contohnya glukosa
dan fruktosa. Fungsi penembahan DNS adalah untuk memberikan reaksi
kompleks yang membantu dalam pengukuran absorbansii larutan pada
spektrofometer dan berfungsi menghentikan kerja enzim, sehingga enzim
tidak memecah pati. DNS merupakan senyawa aromatis yang akan bereaksi
dengan gula reduksi maupun komponen pereduksi lainnya untuk membantu
3-amino-5-nitrosalicylic acid, suatu senyawaw yang mampu menyerap
dengan kuat radiasi gelombang elektromagnetik pada 560 nm. Semakin
banyak komponen pereduksi yang terdapat dalam sample, maka akan
semakin banyak pula molekul 3-amino-5-nitrosalicylic acid yang berbentuk
dan mengakibatkan serapan semakin tinggi.(Ariandi, 2017).
Reaksi yang terjdi dengan adanya penambahan DNS merupakan
reaksi redoks pada gugus aldehida gula ndan teroksidasi menjadi gugus
karboksil. Sementara itu DNS sebagai oksidator akan tereduksi membenetuk
3 amino dan 5- nitrosalicylic. Reaksi ini berjalan dalam suasana basa. Bila
terdapat guhla pereduksi pada sampel, maka larutan DNS yang awalnya
berwarna kuning akan bereaksi dengan gula reduksi sehingga menimbulkan
warna jingga kemerahan. Kerja dari pereduksi DNS yang ditambahkan dapat
dioptimalkan dan di percepat dengan cara dipanaskan. Itulah mengapa DNS
ditambahkan sebelum larutan dipanaskan dalam waterbath.(Ariandi, 2017).
III. METODE
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
3.1.1.1 Tabung reaksi
3.1.1.2 Rak tabung reaksi
3.1.1.3 Pipet tetes
3.1.1.4 Spektrofometer
3.1.1.5 Tabung cuvet
3.1.1.6 Sentrifuge
3.1.1.7 Ose
3.1.1.8 Lampu spirtus
3.1.1.9 Erlenmeyer
3.1.1.10 Alat tulis
3.1.1.11 Buku laporan sementara
3.1.1.12 Buku petunjuk praktikum
3.1.1.13 Masker
3.1.1.14 Sarung tangan latex
3.1.1.15 Kamera handphone
3.1.2 Bahan
3.1.2.1 Sample
3.1.2.2 Glukosa
3.1.2.3 Reagen DNS
3.1.2.4 Kultur air mikroba
3.1.2.5 Larutan glukosa standart
3.1.2.6 Aquades
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Alat dan bahan disiapkan
3.2.2 Larutan standart glukosa dengan konsentrasi 0 mg/ml,
2mg/ml, 4ml, 6 mg/ml, 8 mg/ml, dan 10 mg/ml dipersiapkan.
3.2.3 Larutan direaksikan dengan DNS
3.2.4 spektrofometer disiapkan, dihubungkan listrik dan ditunggu
sampai dapat dipakai
3.2.5 Larutan standart diukur dengan panjang gelombang 570 nm
3.2.6 Nilai absorbs di catat
3.2.7 Kurva standart dibuat menggunakan nilai absorbansi dan
diperoleh persamaan linier
IV. HASIL PENGAMATAN
absorbansi 540 nm
0.5
y = 0.445x + 0.013
0.45
R² = 0.9976
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
V. PEMBAHASAN
Cara membuat kurva standar di Microsoft excel yaitu data yang diperoleh
di input atau di masukan setelah itu,tekan insert dan gunakan diagram,lalu klik
kanan pada grafik,tekan display Equation on chart dan display Rsquared value on
chart akan muncul sendiri angka yang akan di masukan otomatis. Hal ini
disampaikan Agung (2010) membuat kurva standar pada Microsoft excel dengan
cara sample semua di masukan dalam bentuk data dijadikan table, setelah itu buat
diagram lalu pada diagram di setting atau di pencet tombol Equation onchart dan
Display Rsquared agar memunculakan hasil kurva standar yang kita masukan
datanya tersebut.
Absorbansi 540 nm
0.5
y = 0.445x + 0.013
0.45
R² = 0.9976
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
https://doi.org/10.1
ORIGINAL PAPER
007/s10123-019-
00068-2
Abstract
Studies of the digestive microbiota of ruminant animals most often focus on the bacterial diversity in the
rumen or the feces of the animals, but little is known about the diversity and functions of their distal intestine.
Here, the bacterial microbiota of the distal intestinal tract of two goats and two camels was investigated by
metagenomics techniques. The bacterial taxonomic diversity and carbohydrate-active enzyme profile were
estimated for samples taken from the small intestine, the large intestine, and the rectum of each animal. The
bacterial diversity and abundance in the small intestine were lower than in the rectal and large intestinal
samples. Analysis of the carbohydrate-active enzyme profiles at each site revealed a comparatively low
abundance of enzymes targeting xylan and cellulose in all animals examined, similar to what has been
reported earlier for sheep and therefore suggesting that plant cell wall digestion probably takes place
elsewhere, such as in the rumen.
Uray Lusiana
Baristand Industri Pontinak, Jl. Budi Utomo No.41 Pontianak E-mail :
padeci_babeda@yahoo.com
ABSTRAK. Jaminan mutu adalah salah satu persyaratan teknis yang termasuk dalam sistem
manajemen mutu yang mengacu kepada SNI ISO/IEC 17025 : 2008. Jaminan mutu adalah
keseluruhan proses yang direncanakan dan kegiatan yang sistematis yang diterapkan dalam
pengujian, sehingga memberikan kepuasan kepada pelanggan atau pengguna data. Jaminan
mutu yang diterapkan untuk pengujian COD dalam air limbah adalah kurva kalibrasi, bagan
kendali akurasi dan presisi. Tujuan penerapan kurva kalibrasi, bagan kendali akurasi dan presisi
adalah untuk mengendalikan data pengujian COD sehingga dapat menjamin keabsahan dan
keandalan hasil pengujian yang dilaporkan dan untuk menjaga konsistensi hasil pengujian secara
statistik sepanjang waktu. Kurva kalibrasi pengujian COD mempunyai nilai koefisien korelasi
0,99987 dan memenuhi persyaratan SNI karena nilai r yang diperoleh lebih besar atau sama
dengan 0,995. Bagan kendali akurasi mempunyai garis kendali BTA = 104,95%, BPA = 102,97%,
BIA = 100,98%, BTB = 93,03%, BPB = 95,02% and BIB = 97,0%. Data akurasi dapat diterima jika
data berada diantara garis BPA dan BPB (± 2 SD), data akan diperingatkan jika data tersebut
berada diantara BTA-BPA atau BTB-BPB (± 2 SD atau ± 3 SD), dan data dinyatakan outlier jika data
berada diluar garis BTA dan BTB (± 3 SD). Data presisi dapat diterima jika nilai RPD tidak lebih dari
10 % dari nilai hasil pengujian COD.
Kata kunci : akurasi, bagan kendali, jaminan mutu, kurva kalibrasi, presisi
ABSTRACT. Quality assurance is one of the technical requirements that include in the quality
management system based on SNI ISO/IEC 17025 : 2008. Quality assurance is all the process that
planned and systematic activity that applied in analysis, so can give the confidence to the
customer or data user. Quality assurance that is applied for COD testing in wastewater are
calibration curve, accuracy and precision control chart. The purpose of calibration curve, accuracy
and precision control chart applied was to control the data of COD testing so that guaranty the
validity to report and to keep the consistence of testing result as statistic all the time. Calibration
curve of COD testing have a coefficient correlation 0,99987. Accuracy control chart have limited
line BTA = 104,95%, BPA = 102,97%, BIA = 100,98%, BTB = 93,03%, BPB = 95,02% and BIB =
97,0%. Accuracy data can be accepted if that data present between line of BPA and BPB (± 2 SD),
data is warned if that data present between line BTA-BPA or BTB-BPB (± 2 SD and ± 3 SD), and
data is outlier if that data present out of line BTA and BTB (± 3 SD). The precision data can accepted
if that the RPD value is not more than 10 % of COD testing result.