Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PENETAPAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH

DISUSUN OLEH :
NAMA : NOEROHMAH PUTRI SEPTIANI
NIM : B1A020118
KELAS :C

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
PURWOKERTO

2021
PENETAPAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


I. TUJUAN ............................................................................................................ 1
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 1
III. METODOLOGI PERCOBAAN ....................................................................... 2
III.1. Alat .......................................................................................................... 2
III.2. Bahan ....................................................................................................... 2
III.3. Prosedur Percobaan ................................................................................. 2
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 3
IV.1. Data Pengamatan..................................................................................... 3
IV.2. Data Perhitungan ..................................................................................... 4
IV.3. Pembahasan ............................................................................................. 5
V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 8
V.1. Kesimpulan ............................................................................................. 8
V.2. Saran........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 10
LAMPIRAN

i
PENETAPAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH

I. TUJUAN

1. Menetapkan kadar glukosa darah dengan metode spektrofotometri.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Karbohidrat merupakan senyawa organik hasil fotosintesis tanaman. Karbohidrat
merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O).
Ketiga molekul penyusun karbohidrat tersebut dapat disintesis dalam jumlah besar dan
bervariasi. Rumus umum karbohidrat berupa Cx(H2O)y. Karbohidrat berfungsi sebagai penghasil
energi di dalam tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi. Pengelompokkan karbohidrat
dibedakan menjadi 3, yaitu karbohidrat sederhana (monosakarida dan disakarida), oligosakarida,
dan polisakarida kompleks (Winarno, 2008).
Monosakarida adalah karbohidrat sederhana karena hanya terdiri atas beberapa atom
karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi
karbohidrat, seperti glukosa, fruktosa dan galaktosa. Disakarida yang paling banyak ditemukan
yaitu maltosa, laktosa, sukrosa dan sellobiosa. Maltosa tidak ditemukan bebas di alam sehingga
didapat jika pati atau amilum glikogen dihidrolisis secara enzimatis, bersifat pereduksi, dan akan
positif dengan uji fehling karena gugus fungsionalnya masih ada. Laktosa atau gula susu
ditemukan bebas terutama pada susu dan dihidrolisis menghasilkan galaktosa dan glukosa bebas.
Sukrosa disintesis oleh jaringan tumbuhan yang berkloroflas melalui proses fotosintesis, tidak
ditemukan pada jaringan hewan, bersifat pereduksi karena tidak memiliki gugus fungsional
sehingga digolongkan sebagai bukan gula pereduksi, dan memiliki stabilitas tinggi karena
mengalami jalur transportasi yang sangat panjang. Polisakarida seperti pada pati atau amilum
yang memiliki monomer yaitu D-a-glukosa dengan submonomer maltosa dan banyak ditemukan
di alam karena disintesis oleh ribuan jenis tumbuhan (Arisman 2011).
Glukosa merupakan suatu jenis karbohidrat yang termasuk kelompok monosakarida
sebagai produk akhir hasil metabolisme karbohidrat. Glukosa diambil dari bahasa Yunani yaitu
“glukus” artinya manis. Glukosa bisa juga disebut sebagai dekstrosa, D-glukosa, atau gula buah
karena banyak terdapat pada buah- buahan. Glukosa mengandung enam atom karbon dan
merupakan aldehida. Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin piranosa atau bentuk
paling stabil untuk aldosa berkarbon enam. Glukosa merupakan bagian dari karbohidrat
sehingga glukosa digunakan sebagai sumber energi utama pada tubuh organisme hidup karena
glukosa merupakan molekul utama penghasil ATP untuk menjalankan fungsi secara fisiologi.
Selain itu, penggunaan glukosa dipengaruhi oleh insulin dan apabila glukosa yang disimpan
berlebih maka akan menjadi glikogen di dalam hati, disimpan di dalam otot untuk digunakan jika

1
diperlukan, diubah menjadi lemak, dan disimpan sebagai jaringan adiposa.
Massa karbohidrat makanan diserap ke aliran darah dalam bentuk glukosa atau
dikonversi di dalam hati dan seluruh bentuk karbohidrat dalam tubuh dapat dibentuk melalui
glukosa. Glukosa diubah menjadi jenis karbohidrat lain yang mempunyai fungsi spesifik.
Misalnya pada glikogen untuk simpanan; ribosa dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa
susu, galaktosa dalam senyawa lipid kompleks tertentu, dan galaktosa dalam bentuk gabungan
dengan proein (glikoprotein dan proteoglikan). Menurut Henrikson, dkk. (2009), kadar glukosa
darah atau tingkat glukosa di dalam darah diatur ketat di dalam tubuh. Umumnya tingkat gula
darah bertahan pada batas- batas sempit sepanjang hari (70-150 mg/dl) dan akan meningkat
setelah makan dan biasanya berada pada level terendah saat sebelum makan di pagi hari.
Glukosa (C6H12O6) adalah suatu dekstrosa karena memiliki sifat memutar cahaya
terpolarisasi ke arah kanan. Terdapat beberapa tipe pemeriksaan glukosa darah. Tipe
pertama yaitu pemeriksaan gula darah puasa, dimana mengukur kadar glukosa darah
selepas tidak makan setidaknya 8 jam. Tipe kedua yaitu pemeriksaan gula darah
postprandial 2 jam yang mengukur kadar glukosa darah tepat setelah 2 jam makan. Tipe
ketiga yaitu pemeriksaan gula darah ad random yang mengukur kadar glukosa darah
tanpa mengambil perkiraan waktu makan terakhir (Henrikson dkk., 2009).

III. METODOLODI PERCOBAAN


III.1 Alat
Praktikum acara ke-1 dengan judul “Penetapan Kadar Glukosa dalam Darah”
dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat, yaitu gelas beker, tabung reaksi,
erlenmeyer, pipet ukur, filler, gelas ukur, corong pisah, kertas saring, dan
seperangkat alat spektrofotometer.

III.2 Bahan
Praktikum “Penetapan Kadar Glukosa dalam Darah” membutuhkan bahan-
bahan, seperti darah ayam; larutan Na wolframat 10%; larutan H 2SO4 2/3 N;
larutan glukosa standar 0,02 mg/L, 0,04 mg/L, 0,06 mg/L, dan 0,08 mg/L;
pereaksi warna arsenomolibdat; larutan nelson A; larutan nelson B; larutan Cu 2+
alkalis dari campuran 25 ml larutan nelson A dengan 1 ml larutan nelson B; dan
akuades.

III.3 Prosedur Percobaan


Praktikum “Penetapan Kadar Glukosa dalam Darah” dilakukan dengan dua
pembagian langkah kerja, yaitu filtrat darah bebas protein dibuat dan kadar

2
glukosa ditetapkan.

Filtrat darah bebas protein dibuat dengan cara:


1. Dimasukkan 10 ml darah yang telah diberi oksalat ke erlenmeyer berukuran 125
ml yang sudah diisi 70 ml akuades kemudian digoyangkan.

2. Ditambahkan 10 ml natrium wolframat 10% dan digoyangkan perlahan


kemudian ditambahkan 10 ml H2SO4 2/3 N tetes demi tetes dan
digoyangkan lagi kemudian dibiarkan selama 15 menit.
3. Dihasilkan supersenat bening yang merupakan filtrat darah bebas protein
kemudian disaring dan diambil untuk diencerkan bersama akuades dengan
perbandingan 1 : 1.
Langkah selanjutnya yaitu kadar glukosa ditetapkan dengan cara:

1. Dimasukkan 1 ml sampel filtrat darah masing-masing ke 5 tabung reaksi


berbeda, dimana dimasukkan 1 ml larutan standar 0,02 mg pada tabung
ke-1; dimasukkan 1 ml larutan standar 0,04 mg pada tabung ke-2;
dimasukkan 1 ml larutan standar 0,06 mg pada tabung ke-3; dimasukkan
1 ml larutan standar 0,08 mg pada tabung ke-4; dan dimasukkan 1 ml
akuades pada tabung ke-5.
2. Dimasukkan 1 ml larutan Cu2+ alkalis masing-masing ke 5 tabung reaksi
tersebut.
3. Dimasukannya kelima tabung ke air mendidih selama 20 menit kemudian
dimasukkan ke air dingin.
4. Ditambahkan 1 ml pereaksi warna arseno molibdat dan 7 ml akuades ke
masing-masing tabung kemudian digoyangkan.
5. Diukurnya serapan pada masing-masing tabung reaksi menggunakan
spektrofotometer dengan panjang 660 nm kemudian ditetapkannya
kadar glukosa melalui larutan yang dihasilkan berupa absorbansi larutan.

IV. HASIL DAN PEMBAHAN

IV.1 Data Pengamatan


Gambar IV.1.1. Filtrat bebas protein yang sudah diencerkan dengan akuades.

3
4

Gambar IV.1.2. Larutan sampel setelah ditambah Cu2+ alkali.

Gambar IV.1.3. Larutan setelah didihkan.

Gambar IV.1.4. Larutan setelah penambahan arseno molibdat dan diencerkan.

IV.2 Data Perhitungan


5

Tabel IV.2.1. Data Pengamatan


No. [Standar Glukosa] A pada 660 nm
1. Blanko Aquades 0,062
2. Standar 0,02 0,533
3. Standar 0,04 0,642
4. Standar 0,06 0,741
5. Standar 0,08 0,843
6. Sampel 0,751

1. Buatlah kurva standar larutan glukosa dimana sumbu x adalah konsentrasi


kadar glukosa standar dan sumbu y adalah absorbansi pada 660 nm.
2. Tetapkan kadar glukosa darah sapi pada sampel dalam satuan mg glukosa/100
mL.
IV.3 Pembahasan

Darah adalah cairan dalam tubuh untuk mengangkut zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan bahan kimia hasil
metabolisme, dan pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Sebanyak 45%
jenis korpuskula terdapat pada bagian darah. Korpskula terdiri atas sekitar 99% sel
darah merah atau eritrosit; 0,6 - 1,0% keping darah atau trombosit; dan 0,2% sel
darah putih atau leukosit. Sementara itu, sebanyak 55% bagian lainnya adalah
plasma darah atau cairan kekuningan pembentuk medium cairan darah. Plasma
darah adalah larutan air mengandung albumin, bahan pembeku darah,
immunoglobin (antibodi), hormon, serta berbagai jenis protein dan garam.
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O). Rumus umum karbohidrat berupa Cx(H2O)y.
Karbohidrat berfungsi sebagai penghasil energi di dalam tubuh untuk
menjalankan berbagai fungsi. Pengelompokkan karbohidrat dibedakan menjadi 3,
yaitu karbohidrat sederhana (monosakarida dan disakarida), oligosakarida, dan
polisakarida kompleks (Winarno, 2008). Glukosa diambil dari bahasa Yunani
yaitu “glukus” artinya manis. Glukosa (C6H12O6) bisa juga disebut sebagai
dekstrosa, D-glukosa, atau gula buah karena banyak terdapat pada buah- buahan.
Glukosa mengandung enam atom karbon dan merupakan aldehida. Lima
karbon dan satu oksigennya membentuk cincin piranosa atau bentuk paling stabil
6

untuk aldosa berkarbon enam. Glukosa merupakan suatu jenis karbohidrat yang
termasuk kelompok monosakarida sebagai produk akhir hasil metabolisme
karbohidrat dan merupakan suatu dekstrosa karena memiliki sifat memutar cahaya
terpolarisasi ke arah kanan. Glukosa merupakan bagian dari karbohidrat sehingga
glukosa digunakan sebagai sumber energi utama pada tubuh organisme hidup. Hal
ini dikarenakan glukosa merupakan molekul utama penghasil ATP untuk
menjalankan fungsi secara fisiologi.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum acara ke-1 dengan judul “Penetapan
Kadar Glukosa dalam Darah” adalah gelas beker, tabung reaksi, erlenmeyer, pipet
ukur, filler, gelas ukur, corong pisah, kertas saring, dan seperangkat alat
spektrofotometer. Sementara itu, bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum
“Penetapan Kadar Glukosa dalam Darah”, yaitu darah ayam; larutan Na
wolframat 10%; larutan H2SO4 2/3 N; larutan glukosa standar 0,02 mg/L, 0,04
mg/L, 0,06 mg/L, dan 0,08 mg/L; pereaksi warna arsenomolibdat; larutan nelson
A; larutan nelson B; larutan Cu2+ alkalis dari campuran 25 ml larutan nelson A
dengan 1 ml larutan nelson B; dan akuades. Darah ayam digunakan karena harga
yang relatif lebih murah dan mudah dicari. Selain darah ayam, darah sapi juga
dapat digunakan sebab tujuan dari praktikum ini untuk mencari kadar glukosa
dalam darah tersebut. Sementara itu, larutan natrium (Na) wolframat 10% untuk
mengendapkan protein yang terlarut dalam air sehingga darah terbebas dari
protein, dan pereaksi warna arsenomolibdat digunakan untuk menstabilkan warna
larutan, dimana semakin lama warna biru yg terbentuk akan semakin pekat dan
jelas. Larutan Cu2+ alkalis berfungsi untuk mengoksidasi gugus aldehid dalam
glukosa dan akuades untuk mengencerkan larutan.

Praktikum penetapan kadar glukosa dalam darah dilakukan melalui dua


pembagian langkah kerja, yaitu pembuatan filtrat darah bebas protein dan
penetapan kadar glukosa. Pembuatan filtrat darah bebas protein dilakukan dengan
cara memasukkan 10 ml darah yang telah diberi oksalat ke erlenmeyer berukuran
125 ml yang sudah diisi 70 ml akuades kemudian digoyangkan. Pemberian
oksalat ini bertujuan untuk mencegah pembekuan darah. Selanjutnya,
menambahkan 10 ml natrium wolframat 10% dan digoyangkan kemudian
menambahkan 10 ml H2SO4 2/3 N tetes demi tetes dan digoyangkan lagi lalu
mendiamkannya selama 15 menit agar endapan menjadi sempurna. Langkah
7

terakhir pada pembuatan filtrat darah bebas protein adalah penyaringan dan
pengambilan supersenat bening yang dihasilkan merupakan filtrat darah bebas
protein untuk diencerkan bersama akuades dengan perbandingan 1 : 1. Apabila
pengenceran tidak dilakukan maka absorbansi yang nantinya dihasilkan akan
sangat besar. Selain itu, perbandingannya harus sesuai agar kadarnya sesuai.

Setelah langkah kerja bagian pertama selesai, dilanjutkan dengan bagian


kedua yaitu penetapan kadar glukosa. Penetapan kadar glukosa dilakukan dengan
cara memasukkan 1 ml sampel filtrat darah masing-masing ke 5 tabung reaksi
berbeda, dimana pada tabung ke-1 dimasukkan 1 ml larutan standar 0,02 mg; pada
tabung ke-2 dimasukkan 1 ml larutan standar 0,04 mg; pada tabung ke-3
dimasukkan 1 ml larutan standar 0,06 mg; pada tabung ke-4 dimasukkan 1 ml
larutan standar 0,08 mg, dan pada tabung ke-5 dimasukkan 1 ml akuades.
Perbedaan kadar glukosa ini berfungsi untuk membuat kurva linear dan
menghitung kadar glukosa. Kemudian memasukkan 1 ml larutan Cu 2+ alkalis
masing-masing ke 5 tabung reaksi tersebut dan memasukkan kelima tabung
tersebut ke air mendidih selama 20 menit lalu dimasukkan ke air dingin.
Pemanasan dilakukan untuk mempercepat laju reaksi. Selanjutnya,
menambahkan 1 ml pereaksi warna arseno molibdat dan 7 ml akuades ke masing-
masing tabung kemudian digoyangkan Langkah terakhir dalam keseluruhan
proses ini yaitu mengukur serapan pada masing-masing tabung reaksi
menggunakan spektrofotometer dengan panjang 660 nm kemudian penetapan
kadar glukosa dilakukan melalui larutan yang dihasilkan berupa absorbansi
larutan.
Penetapan kadar glukosa dalam darah menggunakan metode Somogy-
Nelson. Metode ini menggunakan prinsip yaitu gula pereduksi atau kemampuan
glukosa untuk mereduksi kupri oksida (Cu2+) dalam reagen Somogy-Nelson menjadi
kupro oksida (Cu+) melalui pemanasan. Selanjutnya, kupro oksida dilarutkan dengan
penambahan reagen arsenomolibdat sehingga membentuk larutan kompleks molibdenum
berwarna biru kehijauan, dimana warna ini menunjukkan ukuran konsentrasi gula yang
kemudian akan dibaca di spektrofotometer. Konsentrasi ditentukan dengan cara
membandingkan nilai absorbansi larutan sampel dengan nilai absorbansi larutan standar.
Jumlah gula reduksi dalam sampel ekivalen dengan intensitas warna biru kehijauan yang
terbentuk (Sudarmadji dkk., 1997).
Berdasarkan kurva yang dihasilkan diperoleh nilai R 2 sebesar 0,9996 dan
persamaan pada penetapan kadar glukosa pada sampel yaitu y = 5,145x + 0,4325
menghasilkan perhitungan x sebesar 0,0619 mg/ml. Kadar glukosa darah
umumnya pada batas-batas sempit sepanjang hari (70-150 mg/dl). Tingkat ini
meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari,
sebelum orang makan (Henrikson et al., 2009). Bila kadar gula dalam darah melebihi
atau kurang dari batas normal maka sistem metabolisme akan terganggu, contohnya
adalah diabetes melitus dan polyuria. Diabetes melitus memiliki dua jenis yaitu diabetes
melitus tipe 1 (insulin-dependent diabetes mellitus) dan diabetes melitus tipe 2 (non-
insulin-dependent diabetes mellitus). Diabetes melitus tipe 1 (insulin-dependent diabetes
mellitus) yaitu kondisi defisiensi produksi insulin oleh pankreas dan hanya bisa diobati
dengan pemberian insulin. Diabetes melitus tipe 2 (non-insulin-dependent diabetes
mellitus) adalah tidak tercapainya kadar glukosa normal dalam darah karena
ketidakmampuan tubuh untuk respons dengan wajar terhadap aktivitas insulin yang
dihasilkan pankreas (resistensi insulin) dan merupakan kasus diabetes melitus paling
sering di dunia yakni sekitar 90% dari total keseluruhan (Suryohudoyo 1996). Sementara
itu, polyuria adalah kondisi dimana ekskresi urin yang besar atau berlebihan dalam
periode tertentu dan merupakan gejala terjadinya diabetes. Polifagia terjadi akibat
jaringan tubuh tidak mendapatkan suplai glukosa yang cukup akibat gagalnya insulin
membuka kanal glukosa sehingga glukosa darah menumpuk namun tubuh tetap merasa
lapar sehingga mengambil energi dari sumber lain, seperti lemak atau protein.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

1. Kadar glukosa darah dengan metode spektrofotometri memeroleh nilai R2 sebesar


0,9996; persamaan y = 5,145x + 0,4325; dan penetapan kadar glukosa dalam darah
ayam sebesar 0,0619 mg/ml.

2. Darah adalah cairan dalam tubuh untuk mengangkut zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan bahan kimia hasil
metabolisme, dan pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri serta terdiri
atas 45% korpuskula dan 55% plasma darah.

3. Glukosa merupakan suatu jenis karbohidrat yang termasuk kelompok


monosakarida sebagai produk akhir hasil metabolisme karbohidrat dan
sumber energi utama pada tubuh mikroorganisme hidup.

8
9

4. Penetapan kadar glukosa dalam darah dilakukan melalui dua pembagian


langkah kerja, yaitu pembuatan filtrat darah bebas protein dan penetapan
kadar glukosa.

5. Penetapan kadar glukosa menggunakan metode Somogy-Nelson. dengan


prinsip gula pereduksi akan mereduksi kupri oksida (Cu2+) dalam reagen Somogy-
Nelson menjadi kupro oksida (Cu+) melalui pemanasan.

V.2 Saran
Praktikum telah berjalan dengan lancar meskipun masih terdapat beberapa
kekurangan, seperti kurang jelasnya penempatan data yang diberikan kepada
praktikan sehingga praktikan merasa kesulitan. Selanjutnya, poin-poin yang harus
dibahas dalam pembahasan tidak diberitahukan sehingga praktikan tidak
mengetahui tolak ukur dari penilaian mengenai isi dari pembahasan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2011. Uji Kulaitatif Untuk Identifikasi Karbohidrat pada Kecap dari Tempe.
Jurnal Ilmiah (30) 23-28.

Henrikson J. E., & Bech-Nielsen H., (2009). Blood Glucose Levels. http://www.netdoct
or.co.uk/healthadvice/facts/diabetesbloodsugar.htm. Diakses 2 Juni 2013.

Sudarmadji, B., Bambang H. dan Suhardi. 1997. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta : Liberty.

Winarno F G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.

10
LAMPIRAN
1. Membuat kurva standar larutan glukosa.

Absorbansi (A) pada A pada lamda 660 nm


Kurva Standar Larutan Glukosa
0,9 0,843

0,8 0,741

0,7 0,642 y = 5,145x + 0,4325


0,6 0,533 R² = 0,9996
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
Konsentrasi Kadar Glukosa Standar

Kurva IV.2.1. Kurva Standar Larutan Glukosa


2. Menetapkan kadar glukosa darah ayam pada sampel.
Persamaan pada penetapan kadar glukosa pada sampel yang didapatkan dari kurva standar
diatas yaitu y = 5,145x + 0,4325 kemudian menggunakan perhitungan sebagai berikut.
y = 5,145x + 0,4325
0,751 = 5,145x + 0,4325
0,3185 = 5,145x
0,3185
x = = 0,0619
5,145

Jadi, kadar glukosa darah ayam pada sampel sebesar 0,0619 mg/ml.

Anda mungkin juga menyukai