Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KIMIA KLINIK

“Tes Glukosa Darah Dan Urine”

KELOMPOK 10 :

1. Nur Sujiana (PO714203191064)


2. Nurul Annisa Yunus (PO714203191065)
3. Qutratunnada Usma (PO714203191066)

PRODI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada ALLAH SWT. atas berkat rahmatNYA dan


karuniaNYAlah sehingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah Mata
Kuliah Kimia Klinik. Dengan materi yang berjudul “Tes Glukosa Darah dan
Urine”.

Tidak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada bapak/ibu
selaku dosen mata kuliah yang telah membimbing dari awal pembuatan makalah
sampai selesai. Begitu pula dengan pihak-pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian makalah ini. 

Dengan demikian, kami ketahui bahwa makalah ini tidak sempurna, maka
dari itu kami harapkan kepada semua pihak untuk memberikan masukan berupa
saran maupun kritikan yang membangun demi tercapainya kesempurnaan
makalah ini di masa yang akan datang.

Makassar , 10 Juli 2021

   

Penulis 

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................3
C. Tujuan.........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Glukosa ...................................................................4
B. Glukosa Darah ...........................................................................5
C. Glukosa Urine ............................................................................6
D. Pra Analitik .................................................................................8
E. Analitik ........................................................................................11
F. Pasca Analitik ............................................................................13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.................................................................................18
B. Saran...........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas baik yang
merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan
sebagainya. Untuk melakukan aktivitas kita memerlukan energi. Energi
yang diperlukan ini diperoleh dari bahan yang dikonsumsi. Pada
umumnya, bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa
kimia yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Salah satu penghasil energi
terbesar yaitu karbohidrat glukosa. Karbohidrat glukosa merupakan
karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan penyediaan energi di
dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena semua jenis karbohidrat baik
monosakarida, disakarida maupun polisakarida yang dikonsumsi oleh
manusia akan terkonversi menjadi glukosa di dalam hati. Glukosa ini
kemudian akan berperan sebagai salah satu molekul utama bagi
pembentukan energi di dalam tubuh.
Berdasarkan bentuknya, molekul glukosa dapat dibedakan menjadi 2
jenis yaitu molekul D-Glukosa dan L-Glukosa. Faktor yang menjadi
penentu dari bentuk glukosa ini adalah posisi gugus hidrogen (-H) dan
alkohol (–OH) dalam struktur molekulnya. Glukosa yang berada dalam
bentuk molekul D & L-Glukosa dapat dimanfaatkan oleh sistim tumbuh
tumbuhan, sedangkan sistim tubuh manusia hanya dapat memanfaatkan
DGlukosa. Di dalam tubuh manusia glukosa yang telah diserap oleh usus
halus kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran
darah. Di dalam tubuh, glukosa tidak hanya dapat tersimpan dalam bentuk
glikogen di dalam otot & hati namun juga dapat tersimpan pada plasma
darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Di dalam tubuh selain
akan berperan sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme, glukosa juga
akan berperan sebagai sumber energi utama bagi kerja otak. Melalui
proses oksidasi yang terjadi di dalam sel-sel tubuh, glukosa kemudian akan

1
digunakan untuk mensintesis molekul ATP (adenosine triphosphate) yang
merupakan molukel molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam
konsumsi keseharian, glukosa akan menyediakan hampir 50—75% dari
total kebutuhan energi tubuh. Untuk dapat menghasilkan energi, proses
metabolisme glukosa akan berlangsung melalui 2 mekanisme utama yaitu
melalui proses anaerobik dan proses aerobik. Proses metabolisme secara
anaerobik akan berlangsung di dalam sitoplasma (cytoplasm) sedangkan
proses metabolisme anaerobik akan berjalan dengan mengunakan enzim
ysebagai katalis di dalam mitochondria dengan kehadiran Oksigen (O2).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari glukosa ?
2. Bagaiman proses pemeriksaan glukosa dari proses pra analitik,
analitik, sampai pasca analitik ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari glukosa
2. Untuk mengetahui proses pemeriksaan glukosa dari proses pra
analitik, analitik, sampai pasca analitik

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Glukosa
Glukosa adalah karbohidrat yang tidak dihidrolisis atau diuraikan
menjadi sakarida lain yang lebih sederhana.Glukosa juga merupakan
bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel
merupakan sumber energi. Glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu
lebah serta dalam darah manusia.

α-D-glukopiranosa (chair form)


3
Gambaran proyeksi Haworth struktur

glukosa (α-D-glukopiranosa)

Proyeksi Fischer dari D-glukosa

Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18)


adalah heksosa—monosakarida yang
mengandung enam atom karbon. Glukosa
merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO).
Lima karbon dan satu oksigennya membentuk
cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk
paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam
cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping
hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya,
yang terikat pada atom karbon keenam di luar
cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam

4
kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang proporsinya
0.0026% pada pH 7.
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana
dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan
monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan. Glukosa
dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan
mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi
organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan
dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara
nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi)
mereduksi atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju
glikosilasi ini dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer
siklik yang kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut seperti diabetes,
kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal (‘’peripheral
neuropathy’’), kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.
B. Glukosa Darah
Sesuai namanya, tes gula darah adalah pemeriksaan untuk
mengetahui kadar gula (glukosa) dalam darah. Ada macam-macam tes
gula darah, dan tujuannya bukan hanya untuk mendiagnosis penyakit
diabetes, tapi juga untuk mengevaluasi apakah kadar gula darah penderita
diabetes terkontrol dengan baik.
Beragam Jenis Tes Gula Darah
Berdasarkan waktu pengambilan darah dan cara pengukurannya, tes gula
darah dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:adalah :
1. Tes gula darah sewaktu
Tes gula darah ini dapat dilakukan kapan saja tanpa perlu berpuasa
dan tanpa memerhatikan kapan terakhir Anda makan. Tes ini dapat
dilakukan untuk memantau kadar gula darah penderita diabetes, atau
untuk menilai tinggi-rendahnya kadar gula darah orang yang lemas
atau pingsan
2. Tes gula darah puasa

5
Ini merupakan tes gula darah yang mengharuskan Anda untuk
berpuasa (biasanya 8 jam) sebelum melakukan tes, agar hasilnya tidak
dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi. Tes gula darah puasa ini
umumnya digunakan sebagai tes pertama untuk mendiagnosa penyakit
diabetes.
3. Tes gula darah 2 jam setelah makan (post prandial)
Sepuluh menit setelah makan, kadar gula darah akan mulai mengalami
kenaikan dan mencapai puncaknya setelah 2 jam. Setelah 2-3 jam,
gula darah akan turun kembali ke kondisi normal. Tes gula darah post
prandial dilakukan 2 jam setelah pasien makan, dan biasanya
dikerjakan setelah tes gula darah puasa. Tes ini dapat menggambarkan
kemampuan tubuh dalam mengontrol kadar gula dalam darah, yang
terkait dengan jumlah serta sensitivitas insulin di dalam tubuh.
4. Tes hemoglobin A1c (HbA1c)
Tes darah ini dilakukan untuk mengetahui kadar rata-rata gula darah
dalam 2-3 bulan terakhir. Tes ini mengukur persentase gula darah
yang melekat pada hemoglobin (Hb). Pemeriksaan HbA1c dapat
dilakukan untuk mendiagnosis diabetes, serta untuk mengetahui
terkontrol atau tidaknya kadar gula darah penderita diabetes. Jika
kadar HbA1C Anda lebih dari 6,5 persen dalam 2 kali pemeriksaan
dengan waktu yang berbeda, kemungkinan Anda menderita diabetes
atau penyakit diabetes Anda tidak terkontrol. Kadar antara 5,7-6,4
persen mengindikasikan prediabetes, dan di bawah 5,7 persen
dianggap normal.
C. Glukosa Urine
Glukosa urine adalah pemeriksaan urine rutin, pemeriksaan dasar
yang dapat dipakai untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. Secara
rutin pemeriksaan glukosa urine ditekankan terhadap kemungkinan adanya
glukosa dalam urine atau glukosuria. Glukosa dalam urine dapat deteksi
dengan cara yang berbeda-beda. Pada pemeriksaan glukosa urine

6
sebaiknya penderita jangan makan zat reduktor vitamin C. karena zat
tersebut dapat memberikan hasil positif palsu dengan cara reduksi.
Secara umum, orang yang sehat tidak akan memiliki glukosa di
dalam urinnya. Apabila hasil tes seseorang menunjukkan adanya glukosa
dalam urine, maka orang yang bersangkutan harus mendiskusikan
kemungkinan penyebabnya dengan dokter.
Perlu diketahui, bahwa tes urin tidak dapat menguji kadar glukosa
dalam darah. Tes urine hanya dapat memberikan informasi seputar glukosa
yang terkandung dalam urine. Tes ini juga hanya mencerminkan keadaan
gula darah dalam beberapa jam. Tes glukosa darah adalah tes utama yang
digunakan untuk menentukan kadar glukosa sebenarnya.

D. Pra Analitik
Pra analitik adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
pengambilan, persiapan, penyimpanan, dan pengiriman spesimen.
Persiapan pasien secara umum yaitu :
1. Pasien dianjurkan berpuasa 8-12 jam,
2. Obat yang dikonsumsi pasien
 Untuk pemeriksaan sampel darah, pasien tidak boleh minum
obat 4-24 jam.
 Untuk spesimen urin, pasien tidak boleh minum obat 48-72
jam.
 Untuk pengobatan yang tidak mungkin dihentikan diberi tanda
khusus oleh pekerja laboratorium.
3. Menghindari aktifitas fisik
4. Memperhatikan efek postur, dianjurkan duduk dengan tenang 10
sampai 15 menit kemudian spesimen diambil.
1. Tes Glukosa Darah
Persiapan pasien tes glukosa darah yaitu :
a. Gula Darah Puasa (GDP)
 Pasien berpuasa 8-12 jam sebelum tes.

7
 Semua obat dihentikan, bila ada obat yang harus diberi ditulis
pada formulir permintaan tes.
b. GD2PP
 Dilakukan 2 jam setelah tes GDP.
 Pasien dianjurkan makan makanan yang mengandung 100
gram karbohidrat sebelum tes.
c. Gula Darah Sewaktu (GDS)
Pemeriksaan gula darah sewaktu dilakukan tanpa persiapan yang
bertujuan untuk melihat kadar gula darah sesaat tanpa puasa dan
tanpa pertimbangan waktu setelah makan.
Persiapan sampel tes glukosa darah yaitu :
 Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari.
 Sampel tes sering atau dikontrol DM : plasma vena,
serum/darah kapiler. Sampel tes diagnostik : plasma vena.
 Sampel plasma stabil kurang dari 1 jam. Bila lebih dari 1 jam
akan mengakibatkan konsentrasi glukosa turun.

 Sampel serum stabil kurang dari 2 jam.
2. Tes Glukosa Urine
Persiapan pasien untuk pemeriksaan glukosa urin sama seperti
persiapan pasien untuk pemeriksaan glukosa darah GDP dan GD2PP.
Persiapan sampel untuk tes glukosa urin adalah sebagai berikut:
 Sampel urin 1 kali dikemihkan 1,5-3 jam setelah makan atau urin
sewaktu.
 Urin kemudian dimasukkan ke dalam penampung sampel bersih
tanpa pengawet.
E. Analitik
Analitik adalah segala sesuatu yang menyangkut cara kerja
pemeriksaan glukosa darah meliputi metode tes glukosa, prinsip
pemeriksaan, alat dan bahan serta cara kerjanya.
1. Tes Glukosa Darah
8
Tes glukosa darah meliputi :
a. GDP (Gula Darah Puasa)
b. GD2PP (Gula Darah 2 Post Prandial)
c. GDS (Gula Darah Sewaktu)
Metode tes Glukosa Darah
”GOD”-PAP : Tes Enzimatik Photometric
Prinsip :
Penentuan glukosa setelah oksidasi enzimatik oleh oksidasi glukosa.
Indikator kalorimeteri merupakan quinoneimine yang dihasilkan dari 4-
aminoantipyrine dan fenol oleh hidrogen peroksida dibawah perlakuan
katalik dari peroksidasi.

GOD
Glukosa + O2 + H2O asam glukonat + H2O2

2 H2O2 + 4-aminoantiphyrin quinoneimine + 4 H 2O

Alat dan Bahan Tes Glukosa Darah


Alat :
 Fotometer 5010 (semi automatik)
 Mikropipet 1000 µL, 10 µL.
 Tabung mikro
 Stopwach
 Rak tabung
Bahan :
 Plasma vena (sampel)
 Reagen glukosa
Cara Kerja
1. Dipipet 1000 µL reagen glukosa kemudian dimasukkan ke
dalam tabung mikro.
2. Dipipet 10 µL sampel lalu dimasukkan ke dalam tabung mikro
yang telah terisi dengan reagen glukosa lalu diletakkan tabung

9
tersebut pada rak tabung kemudian diinkubasi selama 10 menit
pada suhu 37oC.
3. Dibuat program untuk tes glukosa dimana tes berjalan secara
automatik.
4. Dibaca hasil yang diperoleh secara fotometrik.
2. Tes Glukosa Urine
Metode Tes Glukosa Urin
Metode kimia : Menggunakan reagen benedict (kualitatif) atau
reduksi
Prinsip
Sampel urin ditambahkam reagen benedict dimana
menghasilkan perubahan warna.
Alat dan Bahan
Alat :
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Rak tabung
 Alat pemanas
Bahan :
 Urin (sampel)
 Reagen benedict

Cara Kerja :
1. Dimasukkan 5 ml reagen benedict ke dalam tabung
reaksi.
2. Diteteskan sebanyak 5-8 tetes urin ke dalam tabung
reaksi tadi yang berisi reagen benedict.
3. Dimasukkan tabung itu ke dalam air mendidih selama 5
menit.
4. Diangkat tabung, lalu isinya dikocok dan dibaca hasil
reduksinya.
F. Pasca Analitik
10
Pasca analitik adalah kegiatan akhir dari proses analisis suatu
sampel. Kegiatan pasca analitik meliputi pembacaan hasil.
1. Tes Glukosa Darah
Nilai Rujukan Pemeriksaan Glukosa
Tes Rujukan
GDS < 180 mg/dL
GDP 70-110 mg/dL
GD2PP < 140 mg/dL

2. Tes Glukosa Urine


Hasil pemeiksaan reduksi hendaknya disebut dengan cara semi
kuantitatif. Pembacaan hasil dari tes glukosa urin ini adalah
sebagai berikut :
Negatif (-) : Larutan tetap berwarna biru jernih atau
sedikit kehijau-hijauan dan agak keruh.
Positif (+) atau 1+ : hijau kekuning-kuningan dan keruh
(sesuai dengan 0,5-1 % glukosa.
(+)(+) atau 2 + : kuning keruh (1-1,5 % glukosa)
(+)(+)(+) atau 3+ : jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5
% glukosa)
(+)(+)(+)(+) atau 4+ : merah keruh (lebih dari 3,5 % glukosa)
Interpretasi hasil pemeriksaan glukosa meliputi
Gula dara normal (70-110 mg/dL)
Gula darah rendah (hipoglikemia, 40-50 mg/dL)
Gula darah tinggi (hiperglikemia, >130 mg/dL)

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Glukosa adalah karbohidrat yang tidak dihidrolisis atau
diuraikan menjadi sakarida lain yang lebih sederhana.Glukosa juga
merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di
dalam sel merupakan sumber energi. Glukosa terdapat dalam buah-
buahan dan madu lebah serta dalam darah manusia.
Pemeriksaan glukosa meliputi :
 Glukosa darah, seperti pemeriksaan GDS, GD2PP dan GDP.
 Glukosa urin
B. Saran
Dari makalah yang telah dituangkan diatas semoga dapat
berguna dan bermanfaat kususnya bagi kami sebagai penulis dan
umumnya bagi pembaca. Dan penulis menyadari bahwa penulisan
makalah ini masihlah jauh dari kata sempurna, maka dari itu di sini
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini pada generasi
selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka


Umum. Jakarta.
Anonim. 1992. Petunjuk Pemeriksaan Urin. Departemen Kesehatan RI
Pusat Laboratorium Kesehatan. Jakarta.
Gandasoebrata, R. , 2007. Penuntutan laboratorium klinik. Edisi 13,
Jakarta. Unimus.Ac.Id 34 Universitas Pattimura. Moluca Medic ISSN :
1979-635. Vol 5.No 1.Pp 19-23.Ambon.
Karim, A. 2007. Diktat Kimia Klinik. Akademi Analis Kesehatan Bina
Husada. Kendari.
Sutedjo, A. Y. 2007. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Amara Books. Yogyakarta.
Vitahelath, 2006.. Graff’s Textbook of Routine Urinalysis and Body Fluids.
Edisi 2. Philadelphia : Lippincont Williams and Wilkins.

13

Anda mungkin juga menyukai