GULA DARAH
Oleh
Nama Mahasiswa : Angelina Putri Prima Jessy
NIM
: 10334015
Dosen
KATA PENGANTAR
Makalah yang berjudul Gula Darah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
pada mata kuliah Diagnostik Klinik. Garis besar makalah ini meliputi pendahuluan, tinjauan
pustaka, isi dan penutup. Pendahuluan berisi latar belakang dan tujuan penulisan makalah.
Tinjauan pustaka berisi teori tentang pengujian gula darah untuk diagnosa penyakit diabetes.
Penutup berisi tentang simpulan dari isi makalah.
Tak lupa pula penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa
atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Pepatah menyebutkan tak ada gading yang tak retak. Artinya tidak ada sesuatu di
dunia ini yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan pembuatan
makalah di masa yang akan datang.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu bagi para pembaca.
Semoga makalah ini dengan segala keterbatasan isinya dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat
glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur
dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama
energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang
sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan
dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan.
Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan
keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas.
Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi
tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati).
Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut
glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level
gula darah.
Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau
karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang
terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati
mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenosis), yang
mengurangi level gula darah.
Tubuh manusia terdiri dari jutaan sel-sel, di mana masing-masing sel
membutuhkan energi untuk kehidupannya. Energi tersebut berasal dari makanan,
terutama zat karbohidrat. Yang termasuk karbohidrat antara lain glukosa (gula tebu),
fruktosa (gula buah), maltosa, sukrosa, laktosa, dan tepung (starch). Karbohidrat diurai
menjadi glukosa, sebagian menjadi galaktosa dan fruktosa.
Ketika kita makan, zat makanan diserap dari saluran usus, masuk ke dalam
saluran pembuluh darah, bersama darah beredar ke seluruh tubuh. Glukosa yang ada di
dalam darah tidak dapat langsung masuk ke dalam sel. Ibaratnya kita akan masuk rumah,
ada komponen-komponen yang terlibat untuk itu, yaitu pintu, kunci pintu dan anak
kuncinya. Jadi, glukosa untuk dapat memasuki sel juga memerlukan anak kunci, kunci
dan pintu. Glukosa memerlukan pintu khusus dan anak kunci khusus. Anak kunci
1
tersebut adalah hormon insulin, yang diproduksi oleh sekelompok sel yang dinamakan
sel beta yang terdapat di dalam pankreas. Pankreas terletak di belakang lambung dan
usus duabelas jari.
Kunci yang pas bagi anak kunci insulin disebut reseptor insulin yang terdapat di
permukaan dinding sel. Saat insulin masuk ke reseptor insulin, terjadi proses kimiawi
yang menyebabkan terbukanya saluran (pintu) bagi glukosa, sehingga glukosa dapat
masuk ke dalam sel. Normalnya, jumlah anak kunci (insulin) dan lubang kuncinya
(reseptor insulin) tersedia cukup. Produksi insulin dan sensitivitas reseptor insulin juga
normal.
Setelah kita makan, glukosa di dalam darah meningkat. Kenaikan glukosa ini
terdeteksi oleh pankreas yang menanggapinya dengan memproduksi insulin dan
melepaskannya ke aliran darah. Insulin memberi fasilitas masuknya glukosa ke dalam
sel.
Sebagian glukosa yang diserap dari usus akan disimpan di dalam hati (liver).
Pada saat tubuh tidak mendapatkan makanan (puasa), hati akan melepaskan kembali
cadangan glukosa yang tersimpan.
Selain karbohidrat, bahan makanan yang lain seperti lemak dan protein juga dapat
diproses menghasilkan energi. Lemak tersimpan di dalam jaringan lemah tubuh. Lemak
dan protein dapat diubah menjadi karbohidrat oleh enzim di dalam hati. Insulin berperan
mencegah pengeluaran glukosa maupun produksi glukosa oleh hati. Insulin dibutuhkan
selalu tersedia dalam kadar rendah di dalam darah, untuk mempertahankan kadar glukosa
normal di dalam darah. Bila kondisi ini tidak terjadi, hati akan melepaskan glukosa ke
dalam peredaran darah sehingga kadar glukosa darah akan meningkat.
B. Tujuan
Adapun ada beberapa tujuan dibuatnya makalah Diagnostik Klinik ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui apa itu glukosa (gula).
2. Untuk mengetahui proses pemeriksaan glukosa dari pra analitik, analitik, sampai
proses pasca analitik.
3. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan klinis dari glukosa.
C. Batasan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa masalah terkait dengan Gula Darah/Glukosa
Darah yaitu sebagai berikut :
1. Pengertian glukosa darah
2. Bagaiman proses pemeriksaan glukosa dari proses pra analitik, analitik, sampai pasca
analitik ?
3. Bagaimana tinjauan klinis dari glukosa ?
BAB II
ISI
A. Definisi Glukosa Darah
Glukosa adalah karbohidrat yang tidak dihidrolisis atau diuraikan menjadi
sakarida lain yang lebih sederhana.Glukosa juga merupakan bentuk karbohidrat yang
beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi. Glukosa terdapat
dalam buah-buahan dan madu lebah serta dalam darah manusia.
Meskipun disebut "gula darah", selain glukosa, kita juga menemukan jenis-jenis
gula lainnya, seperti fruktosa dan galaktosa. Namun demikian, hanya tingkatan glukosa
yang diatur melalui insulin dan leptin.
B. Cara Pemeriksaan Gula Darah
Proses pemeriksaan glukosa meliputi :
1.
Pra Analitik
2.
Analitik
3.
Pasca Analitik
1. PRA ANALITIK
Pra analitik adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang pengambilan, persiapan,
penyimpanan, dan pengiriman spesimen.
Persiapan pasien secara umum yaitu :
a. Pasien dianjurkan berpuasa 8-12 jam.
b. Obat yang dikonsumsi pasien
-
Untuk pemeriksaan sampel darah, pasien tidak boleh minum obat 4-24 jam.
Untuk spesimen urin, pasien tidak boleh minum obat 48-72 jam.
Untuk pengobatan yang tidak mungkin dihentikan diberi tanda khusus oleh
pekerja laboratorium.
Semua obat dihentikan, bila ada obat yang harus diberi ditulis pada formulir
permintaan tes.
5
b. GD2PP
-
Sampel plasma stabil kurang dari 1 jam. Bila lebih dari 1 jam akan
mengakibatkan konsentrasi glukosa turun.
2. ANALITIK
Analitik adalah segala sesuatu yang menyangkut cara kerja pemeriksaan glukosa
darah meliputi metode tes glukosa, prinsip pemeriksaan, alat dan bahan serta cara
kerjanya.
Tes glukosa darah meliputi :
a. GDP (Gula Darah Puasa)
b. GD2PP (Gula Darah 2 Post Prandial)
c. GDS (Gula Darah Sewaktu)
Glukosa + O2
Quinoneimin
Mikropipet 1000 L, 10 L.
Tabung mikro
Stopwach
Rak tabung
Bahan :
-
Reagen glukosa
Cara Kerja :
-
Dipipet 10 L sampel lalu dimasukkan ke dalam tabung mikro yang telah terisi
dengan reagen glukosa lalu diletakkan tabung tersebut pada rak tabung kemudian
diinkubasi selama 10 menit pada suhu 37oC.
-
Dibuat program untuk tes glukosa dimana tes berjalan secara automatik.
tidak stabil. Tes hemoglobi A1c ini memudahkan anda untuk memantau gula darah .
tes ini juga memudahkan anda untuk melihat apakah pengobatan yang diambil
berhasil atau tidak. Karena sekecil apa pun dari pengobatan akan terlihat dari tes ini.
Penilaian HbA1C
a. seseorang prediabetes: HbA1C 5,7-6,4%
b. tidak diabetes
: HbA1C 5,5 %
c. diabetes
: HbA1C > 7%
3. PASCA ANALITIK
Pasca analitik adalah kegiatan akhir dari proses analisis suatu sampel. Kegiatan pasca
analitik meliputi pembacaan hasil.
Nilai Rujukan Pemeriksaan Glukosa Darah :
Tes
Rujukan
GDS
GDP
70-110 mg/dL
GD2PP
Diabetes Mellitus
Diabetes Melitus (DM) digolongkan menjadi beberapa tipe, yaitu :
1.
DM tipe 1
Pada kencing manis tipe 1, terjadi radang pada kelenjar pankreas, disebabkan
oleh berbagai hal, diantaranya virus. Terjadi kerusakan pada sel beta pankreas
melalui reaksi yang dinamakan sebagai reaksi autoimun, akibat kerusakan
tersebut pankreas gagal untuk menghasilkan hormone Insulin. Inilah alasan
mengapa Kencing manis tipe ini disebut sebagai Diabetes Melitus Tergantung
Insulin/Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM). Kasus Kencing manis tipe 1
biasa ditemukan pada penderita berusia muda.
2.
DM tipe 2
Pada kencing manis tipe 2, terjadi beberapa tahap sebagai berikut :
a.
Fase Pertama : bila kadar insulin normal maka kadar glukosa darah juga
normal. Pada awalnya, sel tubuh menjadi kurang peka terhadap insulin sehingga
dibutuhkan lebih banyak insulin untuk dapat memasukan glukosa kedalam sel.
Kondisi ini kemudian di kenal dengan sebutan Resistensi insulin. Akibatnya,
pankreas akan dipacu untuk bekerja lebih keras dalam mengeluarkan insulin.
Pada kondisi ini, kadar insulin dfalam darah akan mengalami peningkatan sampai
tiga kali lipat dari keadaan normal, disebut sebagai keadaan hiperinsulinemia.
b.
Fase Kedua : Pada fase ini, kadar insulin tinggi namun tidak selamanya
kadar glukosa darah ikut abnormal. Seiring dengan ketidakpekaan sel terhadap
insulin yang bertambah parah, sebagian orang akan berhasil untuk meningkatkan
produksi insulin sehingga kadar glukosa darah tetap normal. Namun, orang
dengan kelemahan pada pancreas akan mengalami keterbatasan dalam produksi
insulin, biasanya disebabkan karena faktor usia. Pancreas akan terlambat
mengeluarkan insulin saat makan, sehingga kadar glukosa darah setelah makan
akan meningkat. Kondisi ini dikenal sebagai Toleransi Glukosa Terganggu
(TGT). Bila pancreas tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk menahan laju
produksi glukosa oleh hati, kadar glukosa darah pagi sebelum makan akan tinggi,
disebut dengan Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT). Kedua istilah ini
dikelompokkan untuk menggambarkan kondisi pre diabetes, atau suatu tahapan
sementara menuju terjadinya diabetes.
10
c.
Fase Ketiga : Pada fase ini, kadar glukosa darah hampir selalu tinggi
karena kondisi resistensi insulin yang semakin parah, atau produksi insulin
pancreas yang berkurang. Pada saat inilah, diagnose Kencing manis tipe 2 dapat
ditegakkan melalui pemeriksaan penunjang laboratorium. Umumnya, keluhan
yang muncul tidak terlalu dihiraukan oleh pasien sampai terjadi komplikasi yang
lebih lanjut. Kencing manis tipe ini disebut juga Non Insulin Dependent Diabetes
Melitus (NIDDM). 90% kasus Kencing manis merupakan tipe ini.
3.
DM tipe lain
Tipe ini berhubungan dengan kelainan defek genetic pada sel beta pancreas,
defek genetic dari kerja insulin, penyakit eksokrin pancreas, kelainan
hohrmonal, obat-obatan, infeksi, sebab imunologi dan penyebab lain.
4.
DM Gestasional
Terjadi atau diketahui pada saat kehamilan. Disebabkan karena adanya
ketidakseimbangan hormonal. Kencing manis tipe ini berisiko terhadap proses
persalinan sehingga disarankan penderitanya untuk melakukan persalinan seksio
sesaria untuk mencegah perdarahan bi;la harus bersalin per vaginam. Factor
yang mempengaruhi diantaranya adalah usia ibu hamil yang lebih dari 30 tahun,
kegemukan, adanya gula dalam air seni, riwayat kencing manis dalam keluarga,
riwayat keguguran berulang, dan sebagainya.
Cara kerja
Memicu sel-sel beta di penkreas untuk menghasilkan lebih banyak insulin. Obat ini
mudah diserap sehingga ia akan mencapai titik efektiitas tertinggi di saluran darah pada
11
2-4 jam setelah obat dimakan. Karena mudah diserap, ia juga akrab dengan metabolisme
di hati.
Aturan pakai : obat ini dikonsumsi sebelum makan. Tapi, setiap obat memiliki dosisnya
tersendiri. Chlorpropamide dikonsumsi sekali sehari dengan dosis per tablet 100-250 mg.
Glibenclamide atau glyburide dikonsumsi 1-2 kali sehari dengan dosis 2,5-5 mg.
Gliclazide
dengan takaran 1,2,3, atau 4 mg. Gliquidone dikonsumsi 1-2 kali sehari dengan dosis 30
mg.
2. BIGUANIDE atau METFORMIN
Metformin juga merupakan glukosa dalam darah. Obat ini sangat cocok digunakan oleh
penderita diabetes yang bermasalah dengan kegemukan. Karena metformin tidak
menyebabkan kegemukan pada penderita diabetes.
Cara kerja
Metformin mengurangi resisten insulin dan menaikan kadar gula di sel-sel otot. Ia juga
mengurangi produksi glikosa baru di hati dan memperlambat penyerapan glukosa diet.
Obat ini sangat cocok untuk mereka yang terserang fasting hyperglicaemia. Ia
dikeluarkan dari tubuh melalui urin tanpa dipecahkan terlebih dahulu. Oleh sebab itu,
ginjal anda harus dalam kondisi yang baik mengingat metformin tidak larut. Metformin
juga menurunkan trigliserida dan kolesterol jahal (LDL) dalam tubuh.
Aturan Pakai
Obat ini tersedia dalam dosis per 500 mg , 850 mg, dan 2500 mg. Ia dikonsumsi setiap
kali sebelum makan. Ketika pertama kali mengkonsumsinya, memang tidak semua
pasien langsung merasakan efeknya. Tapi, selang beberapa kali mengonsumsi, efek
metformin mulai terasa. Efek mulai terasa setelah 2 jam, dengan masa efektivitas 8-12
jam.
3. ACARBOSE
Obat ini merupakan kelompok dari alphaglucosodase inhibitor. Biasanya dikonsumsi
untuk penderita diabetes tipe 2, tanpa perlu ditambah lagi dengan pemberian insulin.
Obat ini baru diberikan saat anda sama sekali tidak dapat mentolerasi obat diabetes jenis
apapun.
12
Cara kerja
Obat ini bekerja dengan menghalangi kinerja enzim di saluran pencernaan yang
memecahkan karbohidrat kompleks ke bentuk molekul-molekul yang lebih kecil, seperti
glikosa dan fruktosa sehingga keduanya bisa diserap. Dengan begitu, peningkatan
glukosa dengan sendirinya langsung mengalami penurunan setelah dimakan.
Aturan pakai
Dikonsumsi bersamaan dengan waktu makan untuk memperlambat penyerapan glukosa .
obat ini dapat anda makan 3 x sehari dengan dosos per tablet 50-100 mg. Dosis awal
biasanya 50 mg sekali sehari. Lalu dosis dpat ditingkatkan menjadi 50 mg tiga kali
sehari. Setelah 6-8 minggu dosis kembali ditingkatkan menjadi 100 mg tiga kali sehari .
peningkatan ini tergantung pada kadar glukosa anda.
4. GLITAZONE atau THIAZOLIDINE (TZD)
Obat ini dikenal dengan thiazolidine (TZD). Biasanya diberikan jika dokter merasa
pengobatan anda dengan menggunakan sulfonylurea dan metformin tidak berhasil.
Sangat cocok untuk penderita diabetes tipe 2 karena membuat jaringan tubuh lebih
sensitif terhadap insulin. Dua jenis yang umum diresepkan dokter adalah jenis
rosiglitazone dan pioglitazone. Obat ini juga dapat dikombinasikan dengan sulfonylurea
dan metformin.
Cara kerja :
Obat ini menimbulkan resistensi insulin, membuat perubahan pada sel otot dan sel lemak
yang mana keduanya tempat resistensi insulin berbeda. Dengan begitu, insulin otomatis
dapat bekerja dengan lebih baik sehingga glukosa dalam daraah mudah terangkat oleh
sel. Akhirnya, gula darah dalam tubuh pun dapat menurun. Obat ini tidak merubah fungsi
hati, sebaliknya justru membuat hati agar tidak banyak memproduksi glukosa. Bahkan,
dengan cara kerjanya ini, glitazone dapat menurunkan trigliserid dan kolesterol dalam
darah. Ia juga memberikan efek baik untuk jantung.
Aturan pakai :
Obat ini dapat dikonsumsi sekali sehari. Dosis yang biasa diberikan adalah 4-8 mg untuk
jenis rosiglitazone dan 15 mg atau 30 mg untuk jenis pioglitazone. Kedua jenis obat ini
sangat mudah diserap tubuh , sekitar 2 jam atau malah satu jam untuk jenis rosiglitazone
.
13
INSULIN
Pilihan terhadap insulin biasanya dilakukan pada keadaan keadaan khusus seperti
misalnya hamil, ketoasidosis, dan dalam keadaan stres akut seperti operasi atau tidak
respons dengan terapi oral. Akhir akhir ini insulin menjadi pendamping obat oral dalam
terapi kombinasi yang semakin sering dimulai lebih dini. Insulin yang diberikan secara
eksogen mempunyai bermacam pesifisitas cara kerja, dari kerja cepat, sedang maupun
lambat. Masing masingnya mempunyai tempat tersendiri ditinjau dari sudut efektifitas
dan efek sampingnya. Pada umumnya pemakaian insulin dengan khasiat kerja cepat lebih
disukai pada awal pengobatan, disaat masih mencari cari dosis yang cocok bagi penderita
tersebut untuk pengendalian DM. Namun untuk dosis maintenance, insulin kerja
sedang cukup efektif dan lebih aman. Belakangan, beberapa jenis insulin analog mulai
dari yang mempunyai kerja sangat cepat dan lambat telah dapat diperoleh dipasaran.
Pemahama terhadap cara kerja serta manfaat pemakaian masing masingnya perlu
dikuasai sebelum penggunaan.
Insulin (bahasa Latin insula, "pulau", karena diproduksi di Pulau-pulau Langerhans di
pankreas) adalah sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat.
Selain merupakan "efektor" utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon ini juga
ambil bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein hormon ini bersifat
14
insulin Anda akan bekerja lebih ekstra. Jika hal ini terjadi terlalu sering, maka kadar
insulin dalam tubuh Anda akan terus meningkat. Hasilnya, respon sel-sel terhadap
insulin akan semakin menurun, sehingga ketika sel-sel tidak mendapatkan suplai glukosa
maka energi Anda akan cenderung menurun. Itulah sebabnya, orang yang mengalami
resitensi insulin sering mengalami kelelahan, penurunan energi dan melemahnya otot.
Cara Mengendalikan Resistensi Insulin
Resistensi insulin berhubungan dengan asupan karbohidrat Anda, terutama dengan
membatasi asupan karbohidrat sederhana, seperti makanan yang manis, yang dapat
meningkatkan pengeluaran insulin. Untuk menurunkan berat badan dan mencegah Anda
dari resistensi insulin, sebaiknya Anda mulai terapkan pola diet sehat dengan mengurangi
konsumsi karbohidrat sederhana dan menggantikannya dengan karbohidrat kompleks
seperti sayuran, buah-buahan, gandum dan biji-bijian, dan sebagainya.
Olahraga teratur setidaknya 30 menit/hari juga efektif untuk menjaga kadar gula darah
dan menurunkan berat badan Anda. Inti dari program diet yang efektif untuk
menurunkan berat badan dengan optimal adalah dengan mengatur pola makan serta
berlatih teratur.
Jenis insulin
Setiap jenis insulin bekerja pada kecepatan yang berbeda dan berlangsung untuk jangka
waktu yang berbeda.
1. Insulin Quick acting.
Contoh: Actrapid, Humulin R,Reguler Insulin (Crystal Zinc Insulin)
Bentuknya larutan jernih, efek puncak 2-4 jam setelah penyuntikan, durasi kerja
sampai 6 jam. Merupakan satu-satunya insulin yang dapat dipergunakan secara intra
vena. Bisa dicampur dengan insulin kerja menengah atau insulin kerja panjang.
2. Insulin Short acting
3. Insulin Intermediate acting
Contoh: Insulatard, Monotard, Humulin N, NPH, Insulin Lente
Dengan menambah protamin (NPH / Neutral Protamin Hagedom) atau zinc (pada
insulin lente), maka bentuknya menjadi suspensi yang akan memperlambat absorpsi
sehingga efek menjadi lebih panjang. Bentuk NPH tidak imunogenik karena protamin
16
bukanlah protein.
4. Insulin NPH dan Regular insulin
5. Kerja panjang ( long acting)
Contoh: Insulin Glargine, Insulin Ultralente, PZI
Insulin bentuk ini diperlukan untuk tujuan mempertahankan insulin basal yang
konstan. Semua jenis insulin yang beredar saat ini sudah sangat murni, sebab apabila
tidak murni akan memicu imunogenitas, resistensi, lipoatrofi atau lipohipertrofi.
17
A. Pertama hilangkan udara di dalam pen melalui jarum. Hal ini untuk mengatur
ketepatan pen dan jarum dalam mengatur dosis insulin. Putar tombol pemilih dosis pada
ujung pen untuk 1 atau 2 unit (pengaturan dosis dengan cara memutar tobol).
B. Tahan pena dengan jarum mengarah ke atas. Tekan tombol dosis dengan benar sambil
mengamati keluarnya insulin. Ulangi, jika perlu, sampai insulin terlihat di ujung jarum.
Tombol pemutar harus kembali ke nol setelah insulin terlihat di dalam pen.
18
Langkah
Pilih
lokasi
bagian
tubuh
yang
akan
disuntikan.
Pastikan posisi nyaman saat menyuntikkan insulin pen. Hindari menyuntik disekitar
pusar.
A. Genggam pen dengan 4 jari, latekkan ibu jari pada tombol dosis.
B. Cubit bagian kulit yang akan disuntik.
C. Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat. Lepaskan cubitan.
D. Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada tombol dosis sampai berhenti (klep
dosis akan kembali pada nol). Biarkan jarum di tempat selama 5-10 detik untuk
membantu mencegah insulin dari keluar dari tempat injeksi.
Tarik jarum dari kulit. Kadang-kadang terlihat memar atau tetesan darah, tetapi itu tidak
berbahaya. Bisa di usap dengan tissue atau kapas, tetapi jangan di pijat pada daerah
19
bekas suntikan.
Lepaskan tutup luar jarum dan putar untuk melepaskan jarum dari pen. Tempatkan jarum
yang telah digunakan pada wadah yang aman (kaleng kosong). Buang ke tempat sampah
jangan dibuang ditempat pendaurulang sampah.
Bagian tubuh yang bisa dinjeksi insulin
Penyimpanan Insulin
Insulin harus disimpan di lemari es pada temperatur 2-8o C. Insulin vial Eli Lily yang
sudah dipakai dapat disimpan selama 6 bulan atau sampai 200 suntikan bila dimasukkan
dalam lemari es. Vial Novo Nordisk insulin yang sudah dibuka, dapat disimpan selama
90 hari bila dimasukkan lemari es.
Insulin dapat disimpan pada suhu kamar dengan penyejuk 15-20o C bila seluruh isi vial
akan digunakan dalam satu bulan. Penelitian menunjukkan bahwa insulin yang disimpan
pada suhu kamar lebih dari 30 C akan lebih cepat kehilangan potensinya. Penderita
dianjurkan untuk memberi tanggal pada vial ketika pertama kali memakai dan sesudah
20
21
atau sulfonilurea sebagai obat tunggal tergantung indeks massa tubuh. Didalam algoritme
tersebut dianjurkan pula pemberian metformin bagi pasien yang mempunyai HbA1c
<7%.
2. Hipoglikemia
Hipoglikemia merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya
kandungan glukosa normal dalam darah. Hipoglikemia bisa terjadi jika penderita
kurang makan atau tidak makan pada waktunya atau melakukan olah raga yang terlalu
berat tanpa makan. Jika kadar gula darah terlalu rendah, organ pertama yang terkena
pengaruhnya adalah otak.
Untuk melindungi otak, tubuh segera mulai membuat glukosa dari glikogen
yang tersimpan di hati. Proses ini melibatkan pelepasan epinefrin (adrenalin), yang
cenderung menyebabkan rasa lapar, kecemasan, meningkatnya kesiagaan dan
gemetaran. Berkurangnya kadar glukosa darah ke otak bisa menyebabkan sakit
kepala.
Hipoglikemia harus segera diatasi karena dalam beberapa menit bisa menjadi
berat,
menyebabkan
koma
dan
kadang
cedera
otak
22
menetap.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hormon yang Mempengaruhi Kadar Glukosa Darah
Jenis spesimen
Dulu, pengukuran glukosa dilakukan dengan menggunakan sampel darah
lengkap (whole blood), tetapi hampir seluruh laboratorium melakukan pengukuran
kadar glukosa dengan sampel serum. Serum memiliki kadar air yang tinggi daripada
darah lengkap, sehingga serum dapat melarutkan lebih banyak glukosa. Untuk
mengubah glukosa darah lengkap, kalikan nilai yang diperoleh dengan 1,15 untuk
menghasilkan kadar glukosa serum atau plasma.
Pengumpulan
darah
dalam
tabung
bekuan
untuk
analisis
serum
lingkungan
tempat
darah
disimpan
sebelum
diperiksa
turut
24
Pengumpulan spesimen
Pengambilan darah harus dilakukan pada lengan yang berlawanan dengan
lengan tempat pemasangan selang IV. Pengambilan darah pada lengan yang
terpasang selang IV dapat dilakukan asalkan aliran selang dihentikan paling tidak
selama 5 menit dan lengan diangkat untuk mengalirkan cairan infuse menjauhi venavena. Pencemaran 10% oleh cairan dextrose 5% (D5W) dapat meningkatkan kadar
glukosa dalam sampel sebesar 500 mg/dl atau lebih.
Darah arteri, vena, dan kapiler memiliki kadar glukosa yang setara pada
keadaan puasa, sedangkan setelah makan, kadar vena lebih rendah daripada arteri
atau kapiler.
Untuk uji glukosa darah puasa, penderita diminta berpuasa selama 10 jam
sejak malam sebelum diambil darah (misalnya mulai puasa jam 9 malam). Selama
berpuasa penderita tidak boleh melakukan akitifitas fisik yang berat, tidak boleh
merokok, dan tetap diperbolehkan minum air putih. Pagi hari setelah puasa
(misalnya jam jam 8 pagi), penderita diambil darah vena 3-5 ml dikumpulkan dalam
tabung bertutup merah (tanpa antikoagulan) atau dalam tabung tutup abu-abu (berisi
NaF). NaF digunakan untuk mencegah glikolisis yang dapat mempengaruhi hasil
laboratorium. Penderita diminta untuk makan dan minum seperti biasa, lalu puasa
lagi selama 2 jam. Selama berpuasa penderita tidak boleh melakukan akitifitas fisik
yang berat, tidak boleh merokok, dan tetap diperbolehkan minum air putih.
Untuk uji glukosa post prandial, penderita diambil darah vena sebanyak 35 ml tepat dua jam setelah makan, dan dikumpulkan dalam tabung bertutup merah
(tanpa antikoagulan) atau dalam tabung tutup abu-abu (berisi NaF). Darah yang telah
diperoleh disentrifus, kemudian serum atau plasmanya dipisahkan dan diperiksa
kadar glukosa.
Untuk uji glukosa darah sewaktu atau acak/random, penderita tidak perlu
puasa dan pengambilan dapat dilakukan di sembarang waktu.
25
3.
Metodologi
Dahulu, glukosa diperiksa dengan memanfaatkan sifat mereduksi glukosa
yang non spesifik dalam suatu reaksi dengan bahan indikator yang memperoleh atau
berubah warna jika tereduksi. Karena banyak jenis pereduksi lain dalam darah yang
dapat bereaksi positif, maka dengan metode ini kadar glukosa bisa lebih tinggi 5-15
mg/dl.
Sekarang, pengukuran glukosa menggunakan metode enzimatik yang lebih
spesifik untuk glukosa. Metode ini umumnya menggunakan enzim glukosa oksidase
atau heksokinase, yang bekerja hanya pada glukosa dan tidak pada gula lain dan
bahan pereduksi lain. Perubahan enzimatik glukosa menjadi produk dihitung
berdasarkan reaksi perubahan warna (kolorimetri) sebagai reaksi terakhir dari
serangkaian reaksi kimia, atau berdasarkan konsumsi oksigen pada suatu elektroda
pendeteksi oksigen. Chemistry analyzer (mesin penganalisis kimiawi) modern dapat
menghitung konsentrasi glukosa hanya dalam beberapa menit.
Di luar laboratorium, sekarang banyak tersedia berbagai merek monitor
glukosa pribadi yang dapat digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah dari
tusukan di ujung jari. Alat ini cukup bermanfaat untuk mengetahui kadar glukosa
darah dan untuk menyesuaikan terapi. Namun, alat ini memiliki kekurangan dimana
hasil pengukuran terpengaruh oleh kadar hematokrit dan juga protein serum; kadar
hematokrit yang rendah dapat meningkatkan secara semu kadar glukosa darah, dan
sebaliknya (efek serupa juga berlaku untuk protein serum yang rendah atau tinggi).
Oleh sebab itu, penderita harus secara berkala membandingkan hasil pengukuran
alatnya dengan pengukuran glukosa laboratorium klinik (baku emas) untuk
memperkirakan kemungkinan interferensi fisiologik serta fluktuasi fungsi alat
mereka.
Tempelkan kasa atau kapas beralkohol ke ujung jari yang tertusuk untuk
menghentikan perdarahan.
11)
Lihat hasil pengukuran di gluco meter Anda. Bila angka hasil pengukuran
sangat tinggi atau rendah, Anda mungkin perlu mengulangi pengukuran untuk
memastikan. Tingkat gula darah yang normal adalah:
a. 4 s.d. 7 mmol/l atau 72 s.d. 126 mg/dl (puasa)
b. kurang dari 10 mmol/l atau 180 mg/dl (90 menit setelah makan)
c. sekitar 8 mmol/l atau 144 mg/dl (malam hari)
27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Glukosa adalah karbohidrat yang tidak dihidrolisis atau diuraikan menjadi sakarida
lain yang lebih sederhana.Glukosa juga merupakan bentuk karbohidrat yang beredar
di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi. Glukosa terdapat dalam
buah-buahan dan madu lebah serta dalam darah manusia.
2. Pemeriksaan glukosa darah meliputi : pemeriksaan GDS, GD2PP dan GDP.
Di luar laboratorium, sekarang banyak tersedia berbagai merek monitor glukosa
pribadi yang dapat digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah dari tusukan di
ujung jari. Alat ini cukup bermanfaat untuk mengetahui kadar glukosa darah dan
untuk menyesuaikan terapi. Namun, alat ini memiliki kekurangan dimana hasil
pengukuran terpengaruh oleh kadar hematokrit dan juga protein serum; kadar
hematokrit yang rendah dapat meningkatkan secara semu kadar glukosa darah, dan
sebaliknya (efek serupa juga berlaku untuk protein serum yang rendah atau tinggi).
Oleh sebab itu, penderita harus secara berkala membandingkan hasil pengukuran
alatnya dengan pengukuran glukosa laboratorium klinik (baku emas) untuk
memperkirakan kemungkinan interferensi fisiologik serta fluktuasi fungsi alat
mereka.
3. Tinjauan klinis dari glukosa adalah jika kadar gula di dalam tubuh berlebih maka akan
menyebabkan penyakit diabetes melitus dan jika kadar gula dalam tubuh kurang dari
normal maka dapat menyebabkan hipoglikemia.
B. Saran
Adapun saran yang ingin diajukan pada penulisan makalah ini adalah agar kita semua
selalu menjaga kesehatan dan pola hidup kita dimana salah satunya menghindari kadar
glukosa yang berlebih dalam tubuh. Oleh karena itu sebaiknya mengkonsumsi makanan
yang mengandung cukup karbohidrat saja.
28
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2013. Gula Darah dalam wikipedia. http://wikipedia.com diakses 13 Oktober
2013 pukul 19.00 WIB.
Anonimus. 2013. Makalah Glukosa dalam google. http://google.com diakses 13 Oktober
2013 pukul 19.15 WIB.
Bashar, Yazhid. 2013. Pemeriksaan Glukosa Darah (Serum/Plasma) dalam google.
http://google.com diakses 13 Oktober 2013 pukul 20.00 WIB.
29