Anda di halaman 1dari 18

PERCOBAAN PENENTUAN KADAR GLUKOSA DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Dosen Pengampu:

Intan Tsamrotul Fu’adah.S.SI.M.Fram.

KELOMPOK 3

Disusun Oleh :

Fika Cahya Rahardjo (231030790770)

Nadya Yuniar Dwianti (231030790777)

Renafanti Bere (231030790761)

Sopie Indriyani (231030790771)

Wisnu Adi Saputra (231030790764)

S1 FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

2023

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1


1.2 Tujuan Praktikum........................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Glukosa ........................................................................... 3


2.2. Kadar Glukosa Darah ................................................................... 4
2.3. Metablisme Glukosa ..................................................................... 5

BAB III METODE PENELITIAN

3.1.Alat dan Bahan ............................................................................. 7


3.2.Prosedur Percobaan ....................................................................... 7

BAB IV HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan .......................................................................... 8


4.2 Hasil Perhitungan .......................................................................... 10
4.3 Kurva Standar Glukosa ................................................................. 11
4.4 Pembahasaan ................................................................................ 12

BAB V KESIMPULAN ............................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Glukosa merupakan bahan bakar utama dalam darah dan merupakan


sumber utama (energi Fried dan Hademenos, 2005). Karbohidrat terlebih
dahulu larut di dalam mulut, saat makanan masuk ke dalam mulut,
makanan tersebut bercampur dengan air liur yang mengandung enzim
amilase. Enzim amilase memecah karbohidrat menjadi maltosa dan
polimer glukosa kecil lainnya yang mengandung tiga hingga sembilan
molekul glukosa, seperti pati dan dekstrin. Pati dan dekstrin kemudian
dipecah menjadi maltosa. Proses pemecahan pati berlanjut di lambung
menjadi maltosa oleh enzim amilase ludah dan kemudian berlanjut di
usus halus (Halomoan, 2004). Ketika makanan memasuki usus kecil,
pankreas mengeluarkan enzim. amilase pankreas untuk mengubah
karbohidrat yang tidak terhidrolisis. dalam bentuk maltosa dan polimer
glukosa kecil lainnya. Maltosa dipecah menjadi molekul glukosa
(Guyton dan Hall, 2011).

Pemecahan karbohidrat (polisakarida) menghasilkan monosakarida,


yang kemudian dimetabolisme dan digunakan oleh sel-sel tubuh untuk
menjalankan fungsinya, terutama sebagai sumber energi dan sebagai
sumber pembentukan senyawa lain yang diperlukan untuk berfungsinya
tubuh. biasanya (Firani, 2017). Gula darah diatur sesuai dengan
kebutuhan tubuh, oleh karena itu keseimbangan glukosa sangatlah
penting, oleh karena itu gula darah harus diatur. Kadar glukosa darah
sebagian besar diatur oleh hormon insulin dan glukagon. Ketika
mekanisme pengaturan gula darah tidak bekerja dengan baik, maka kadar
gula darah menjadi tidak normal (Marshall et al., 2012).

1
1.2. Tujuan Praktikum

Mahasiswa mampu menentukan kadar glukosa darah dengan metode


spektrofotometri dan memahami prinsip pemisahan glukosa dari
komponen dara yang laib, khususnya protein

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Glukosa

Glukosa darah merupakan gula sederhana dalam makanan biasanya dalam


bentuk disakarida, atau terikat molekul lain. Konsentrasi glukosa dalam vena
seseorang yang tidak menderita diabetes atau dalam kondisi normal umumnya
antara 75-115 ml/dl (Kosasih, 2008). Glukosa darah merupakan gula yang
terdapat dalam darah yang berasal dari karbohidrat dalam makanan dan
disimpan sebagai glikogen dihati dan diotot rangka. Glukosa darah berfungsi
sebagai penyedia energi tubuh dan jaringan-jaringan dalam tubuh (Widyastuti,
2011).

Kadar glukosa darah adalah istilah yang mengacu pada kadar glukosa dalam
darah yang konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh. Glukosa yang dialirkan.
melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya
tingkat. glukosa dalam darah bertahan pada batas-batas 4-8 mmol/L./hari (70-
150 mg/dl), kadar ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level
terendah di pagi hari sebelum orang-orang mengkonsumsi makanan (Mayes,
2001).

Kadar glukosa darah dibagi menjadi dua yaitu hiperglikemia dan


hipoglikemia. Hiperglikemia bisa terjadi karena asupan karbohidrat dan
glukosa yang berlebihan. Beberapa tanda dan gejala dari hiperglikemia yaitu
peningkatan rasa haus, nyeri kepala, sulit konsentrasi, penglihatan kabur,
peningkatan frekuensi berkemih, letih, lemah, penurunan berat badan.
Sedangkan hipoglikemia juga bisa terjadi karena asupan karbohidrat dan
glukosa kurang. Beberapa tanda dan gejala dari hipoglikemia yaitu gangguan
kesadaran, gangguan penglihatan, gangguan daya ingat, berkeringat, tremor,

3
palpitasi, takikardia, gelisah, pucat. kedinginan, gugup, rasa lapar (Mufti dkk,
2015).

Kadar glukosa darah dalam keadaan normal berkisar antara 70-110 mg/dl.
Nilai normal kadar glukosa dalam serum dan plasma 75-115 mg/dl, kadar gula
2 jam postprandial ≤ 140

2.2. Kadar Glukosa Darah

Untuk merentukan kadar glukosa dalam sampel darah maka protein


harus dipisahkan dengan cara diendapkan agar tidak mengganggu analisa
darah. Selanjutnya filtrat yang diperoleh dipanaskan dalam larutan Cu
dalam suasana basa, Glukosa memiliki gugus aldehid bebas yang dalam
larutan berada dalam keadaan setimbang dengan bentuk enediol, Pada
suasana basa bentuk enediol dominan dan mereduksi ion kupri (Cu). Cu₂O
yang terbentuk kemudian direaksikan dengan asam fosfomolibdat akan
membentuk warna biru. Adsorbansi diukur pada panjang gelombang 540
nm. Konsentrai glukosa dapat ditentukan melalui kurva standar glukosa.

Pada praktikum ini, penentuan kadar glukosa darah menggunakan


metode spektofotometri. Spektrofotometri merupakan metode analisis yang
didasarkan pada absorpsi radiası elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi
gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang
berlainan sedangkan campuran cahaya dengan panjang-panjang ini akan
menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum nampak
yaitu terdapat pada 400-760 mm. Spektrofotometer ini hanya terjadi bila
adanya perpindahan elektroa dari tingkai energi yang rendah ke tingkat
energi yang lebih tinggi Perpindahan elektron tidak diikuti oleh perubatan
arah spin, hal ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet. Prinsip kerja
spektrofotometri berdasarkan Hukum Lambert Beer, bila cahaya
monokromatik melalui suatu media, maka sebagian cahaya disebut diserap,
sebagian dipantulkan, den sebagian diteruskan

4
2.3. Metabolisme Glukosa

Metabolisme glukosa sebagian besar menghasilkan energi bagi


tubuh. Gukosa yang berupa disakarida, dalam proses pencernaan di mukosa
usus halus akan diuraikan menjadi monosakarida oleh enzim disakaridase,
enzim-enzim maltose, sukrose, laktase yang bersifat spsifik untuk satu jens
disakada. Dalam bentuk monosakarida, gula akan diserap oleh usus halus
(Sacher, 2004).

Glukosa dimetabolisme menjadi piruvat melalui jalur glikolisis, yang


dapat terjadi secara anaerob, dengan produk akhir yaitu laktat. Jaringan
aerobic metabolisme piruvat menjadi asetil-KoA, yang dapat memasuki
siklus asam sitrat untuk oksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O,
berhubungan dengan pembetukan ATP dalam proses fosforilasi ooksidatif
(Murray et al, 2006).

Glukosa dan metabolismesnya juga berperan dalam beberapa proses


lain, seperti konversi menjadi polimer glikogen dalam otot rangka dan
hepar, jalur pentosa fosfat yang merupakan jalur alternatif dalam glikolisis
untuk biosintesis moleki pereduksi (NADPH) dan sumber ribosa bagi
sintesis asam nukleat, triosa fosfat membentuk gugus gliserol dari
triasilgliserol, serta piruvat dan zat-zat antara dalm struktur asam sitrat yang
menyediakan kerangka karbon untuk sintesis asam amino dan asetil-KoA
sebagai prekursor asam lemakk dan kolestrol (Murray et al. 2006).

Pada orang normal, konsentrasi glukosa darah dikontrol dalam rentang


yang cukup sempit, biasanya antara 80 dan 90 mg 100ml darah dalam
keadaan puasa setiap pagi sebelum sarapan. Konsentrasi ini meningkat
menjadi 120 sampai 140 mg/ 100 ml selama sekitar satu jam pertama setelah
makan, namun sistem umpan balik untuk kontrol glukosa darah
mengembalikan kadar glukosa ke rentang rormal dengan cepat, biasanya
dalam 2 jam setelah absorpsi karbohidrat terakhir. Sebaliknya, dalam

5
keadaan starvasi, fungsi glukoneogenesis dari hepar menyediakan glukosa
yang diperlukan untuk mempertahankan kadar glukosa darah puasa (Guyton
dan Hall, 2006).

6
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan


1. Alat
• Tabung reaksi
• Pipet tetes
• Gelas ukur
• Tabung sentrifuga
• Sentrifuga
• Penangan air
• Spektofotometer sinar tampak
2. Bahan
• Larutan Ba(OH)2 0,3 N
• Larutan ZnSO4.7H2O 5%
• Larutan standar glukosa 0,1 mg/ml
• Reagen warna arsenomolibdat
• Larutan Nelson A
• Larutan Nelson B
• Pereaksi Cu Alkalis
3. Prosedur Kerja
a. Pembuatan Pereaksi
• Reagen warna arsenomolibdat: larutkan 500 g ammonium
molibdat dalaın 90 ml. H₂O dan tambahkan 4,2 mL. H:SO,
pekat, aduk dan dinginkan (Larutan 1). larutkan 0,6 g
Na2HAsO4.7H2O dalam 5 mL. H2O dan campurkan dengan
Larutan 1. larutan (berwarna kuning bening) disimpan dalam
botol coklat dan dinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37 °C
dan kemudian disimpan dalam lemari es.

7
• Larutan Nelson A: larutkan 1,5 g Rocelle, 3 g Na2CO3 anhidrat,
2 g NaHCO3 dan 18 g Na2SO4 anhidrat dalam air sambal
diaduk dan kemudian diencerkan hingga 100 mL
• Larutan Nelson B: larutkan 2 g CuSO4. 5H₂O dalam air dan
tambahkan 18 g Na2SO4 anhidrat. Kemudian aduk sampai
semua larut. Tambahkan 1-2 tetes H2SO4 pekat dan encerkan
hingga 100 ml..
• Larutan Cu alkalis: campurkan 4 volume Larutan Nelson A dan
1 volume Larutan Nelson B, aduk sampai semua bercampur.
b. Pembuatan filtrat darah bebas protein
• Darah yang digunakan, terlebih dahulu diberikan natrium
oksalat
• Darah oxalated dimasukkan dalam tabung sentrifuga yang telah
diisi 1,5 ml aquades
• Lalu ditambahkan 1.5 ml Ba(OH)2 0.3 N. diaduk.
• Tambahkan 1,5 ml ZnSO4 5%, diaduk kembali
• Biarkan selama 3 menit, kemudian disentrifuge selama 20 menit
• Sentrat yang diperoleh ditambahkan pereaksi Nelson
c. Penentuan Kadar Glukosa Darah
• Inkubasi dalam penangas air mendidih selama 20 menit, lalu
dinginkan hingga suhu kamar
• Tambahkan 1 ml pereaksi arsenomolibdat, diaduk
• Dibaca adsorbansi dengan spektofotometer pada λ = 540 nm.
• Dibuat juga larutan glukosa standart dengan konsentrasi 0,2;
0,4; 0,6; 0,8; 1
• Kemudian ditentukan serapan larutan blanko dan standar
glukosa dengan cara yang sa

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Sampel dan Hasil Gambar


Pereaksi
0,1 ml darah + Setelah dilarutkan
1,9 ml aquadest dengan aquadest.

Larutan darah Terjadi perubahan


+1,5ml Ba(OH)2 warna menjadi merah
kecoklatan

Tambah dengan Terjadi endapan dan


1,5 mL ZnSO4 perubahan warna
5% menjadi hijau

9
Setelah di Terpisah menjadi 2
sentrifugasi fase, endapan dan
cairan bening

Fase cairan Terjadi perubahan


bening + Cu warna menjadi putih
alkalis susu

Setelah Terjadi perubahan


dipanaskan dari putih susu
menjadi bening
dengan adanya
sedikit endapan

Ditambah Menjadi berwarna


dengan 1 Ml hijau muda
arsenomolibdat
(zat pewarna)

10
4.2 Hasil Perhitungan
Konsentrasi (x) Absorbansi (y)
100 0,443
200 0,977
300 1,438
400 1,998
500 2,577
Berdasarkan hasil absorbansi standar Glukosa dan kurva standar
Glukosa diperoleh persamaan y=0,005x-0,0128. Data absorbansi yang
diperoleh di distribusikan ke dalam persamaan standar y=0,005x-
0,0128. Nilai y menyatakan absorbansi sampel dan x menyatakan nilai
konsentrasi Glukosa.

Diketahui:

y= 0,4582
Jawaban:
y=0,005x-0,0128
0,4582=0,005x-0,0128
0,4582+0,0128=0,005x
0,4582=0,005x
0,4582
x= 0,005

x= 91,64 mg/ mL

11
4.3 Kurva Standar Glukosa

kadar glukosa darah


8 7,433

7 y = 0,005x - 0,0128
R² = 0,9995
6
5
Absorbansi

4
3 2,577
1,998
2 1,438
0,977
1 0,443

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
konsentrasi

4.4 Pembahasan
Pada praktikum ini kami melakukan percobaan dimana tujuan dari
praktikum ini agar kami dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar gula
darah dengan menggunakan metode spektrofotometri. Dalam penentuan
kadar glukosa dalam darah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Prinsip
metode ini berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya
monokromatik melalui suatu media, maka sebagian cahaya disebut
diserap, sebagian dipantulkan, dan sebagian diteruskan. Penentuan kadar
glukosa ini dilakukan dengan beberapa tahap, pada tahap pengukuran
blanko atau larutan standar. Setealah itu untuk mengetahui kadar gula
darah dalam sampel dengan cara membandingkan antara kadar gula
standar/absorbansi larutan standar x absorbansi sampel yang didapatkan
dari pengukuran spektrofotometer.
Hal yang pertama dilakukan adalah mengambil 0,1 mL darah yang
oxalated ke dalam tabung centrifuge yang telah berisi 1,9 mL aquades.

12
Pada saat darah 0.1 mL ditambahkan 1.9 mL aquades, sebelum
direaksikan darah berwarna merah kental (++++) sedangkan aquades
tidak berwarna dan sesudah direaksikan maka larutan berwarna merah
(++). Pencampuran ini harus dilakukan dengan baik, dengan
menggunakan pengaduk. Fungsi penambahan aquades adalah
mengencerkan darah sehingga albumin dalam darah akan larut oleh
aquades. Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat
terkoagulasi oleh panas. Albumin sendiri terdapat dalam serum darah dan
putih telur. Secara umum, mencampurkan darah dengan air distilasi
(aquadest) dalam proporsi seperti itu tidak menghasilkan reaksi kimia
yang signifikan. Darah sendiri adalah campuran kompleks dari berbagai
komponen seperti sel darah merah, sel darah putih, platelet, protein, dan
zat lainnya.
Setelah itu ditambahkan dengan 1,5 ml Ba(OH)2 akan
menghasilkan warna larutan menjadi coklat. Penambahan Ba(OH)2
bertujuan mengendapkan albumin yang terlarut dalam air. Larutan
Ba(OH)2 adalah basa kuat, dan pemberian basa pada campuran darah
dan air dapat menyebabkan perubahan pH, mungkin ada reaksi dengan
komponen darah atau air distilasi yang memengaruhi warna. Kemudian
ditambahkan 1,5 ml ZnSO4 yang setelah itu dibiarkan selama 5 menit
maka akan menghasilkan 2 lapisan. Lapisan atas berwarna bening dan
lapisan bawah berwarna hijau lumut (++++). ZnSO4 berfungsi sebagai
katalisator untuk mempercepat reaksi pengendapan albumin oleh
Ba(OH)2. ZnSO4 mengandung ion seng (Zn2+), interaksi ion seng
dengan komponen darah atau hasil reaksi sebelumnya dapat memainkan
peran dalam perubahan warna. Larutan yang telah dibuat didiamkan
selama 5 menit kemudian disentrifugasi selama 5 menit agar terjadi
endapan albumin secara sempurna untuk diambil filtrat darah bebas
protein. Dalam kondisi ini, albumin merupakan bagian tak berwana,
sedang filtrate darah merupakan bagian yang berwarna hijau lumut.

13
Filtrat bebas protein yang mengandung glukosa kemudian
direaksikan dengan reagen CuAlkalis yang mengandung ion kupri
(Cu2+) dan asam fosfomolibdat. Larutan protein yang mengandung
glukosa, mereduksi ion kupri (Cu2+) menjadi ion kupro (Cu+) dan
membentuk kuprooksida (Cu2O). Kuprooksida kemudian mereduksi
asam fosfomolibdat menjadi biru. Kuprooksida hanya dapat bereaksi
dengan fosfomolibdat dalam suasana asam. Intensitas warna biru sesuai
dengan banyaknya glukosa yang terdapat dalam filtrat. Glukosa
direaksikan dengan reagen Cu-Alkalis dan asam fosfomolibdat.
Penambahan reagen pewarna arsenomolibdat ini dapat menghasilkan
kompleks berwarna biru kehijauan ketika bereaksi dengan glukosa . Oleh
karena itu, warna hijau pada hasil filtrat glukosa mungkin disebabkan
oleh pembentukan kompleks tersebut selama reaksi dengan reagen.
Setelah melakukan beberapa tahap ,selanjut nya kami mengukur
panjang gelombangnya dengan menggunakan alat spektrofotometer dan
mendapatkan hasil 540 nm ( nano meter) dan mendapatkan nilai
absorbansi sampel sebesar 0,9508. Dari hasil perhitungan dan grafik
ditemukan persamaan y=0,005 x - 0,0128 dan dengan memasukan nilai
absorbansi sampel sebesar 0,9508 ke dalam persamaan y maka
mendapatkan hasil ( x) atau konsentrasi glukosa dalam sampel sebesar
91,64 berarti dapat disimpulkan kadar glukosa dalam sampel berada
antara konsentrasi 100-200.

14
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan penentuan kadar glukosa darah, maka dapat


kami simpulan sebagai berikut :
1. Darah mengandung albumin yang harus dihilangkan pada uji glukosa,
albumin diendapkan dengan penambahan akuades, Ba(OH)2 dan ZnSO4.
Pada penambahan Cu alkalis, ion Cu+ akan direduksi oleh gula menjadi
kupro Cu2+ dan mengendap sebagai Cu2O. dengan menambahkan pereaksi
arsenomolibdat, Cu2O akan melarut lagi dan warna larutan berubah menjadi
biru kehijauan disebabkan oleh adanya oksidasi Mo.
2. Intensitas warna larutan adalah ukuran banyaknya gula yang ada di dalam
filtrat. Hasil pengamatan dengan spektrofotometer dan perhitungan
menunjukkan bahwa kadar glukosa yang diperoleh dari darah praktikan
adalah 91,64 mg/ml

DAFTAR PUSTAKA

15
AF PRAMESTY, 2017. Kadar Gula darah. Unika Repository.

N Laila, 2018.Kadar Glukosa Darah Asupan Karbohidrat. UM Surabaya

Repository.

Team Biokimia, 6. Penuntun Praktkum Biokimia. Jurusan Kimia. IPB.


Bandung. Bogor

16

Anda mungkin juga menyukai