Dosen Pengampu:
KELOMPOK 3
Disusun Oleh :
2023
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan Praktikum
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kadar glukosa darah adalah istilah yang mengacu pada kadar glukosa dalam
darah yang konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh. Glukosa yang dialirkan.
melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya
tingkat. glukosa dalam darah bertahan pada batas-batas 4-8 mmol/L./hari (70-
150 mg/dl), kadar ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level
terendah di pagi hari sebelum orang-orang mengkonsumsi makanan (Mayes,
2001).
3
palpitasi, takikardia, gelisah, pucat. kedinginan, gugup, rasa lapar (Mufti dkk,
2015).
Kadar glukosa darah dalam keadaan normal berkisar antara 70-110 mg/dl.
Nilai normal kadar glukosa dalam serum dan plasma 75-115 mg/dl, kadar gula
2 jam postprandial ≤ 140
4
2.3. Metabolisme Glukosa
5
keadaan starvasi, fungsi glukoneogenesis dari hepar menyediakan glukosa
yang diperlukan untuk mempertahankan kadar glukosa darah puasa (Guyton
dan Hall, 2006).
6
BAB III
METODE PENELITIAN
7
• Larutan Nelson A: larutkan 1,5 g Rocelle, 3 g Na2CO3 anhidrat,
2 g NaHCO3 dan 18 g Na2SO4 anhidrat dalam air sambal
diaduk dan kemudian diencerkan hingga 100 mL
• Larutan Nelson B: larutkan 2 g CuSO4. 5H₂O dalam air dan
tambahkan 18 g Na2SO4 anhidrat. Kemudian aduk sampai
semua larut. Tambahkan 1-2 tetes H2SO4 pekat dan encerkan
hingga 100 ml..
• Larutan Cu alkalis: campurkan 4 volume Larutan Nelson A dan
1 volume Larutan Nelson B, aduk sampai semua bercampur.
b. Pembuatan filtrat darah bebas protein
• Darah yang digunakan, terlebih dahulu diberikan natrium
oksalat
• Darah oxalated dimasukkan dalam tabung sentrifuga yang telah
diisi 1,5 ml aquades
• Lalu ditambahkan 1.5 ml Ba(OH)2 0.3 N. diaduk.
• Tambahkan 1,5 ml ZnSO4 5%, diaduk kembali
• Biarkan selama 3 menit, kemudian disentrifuge selama 20 menit
• Sentrat yang diperoleh ditambahkan pereaksi Nelson
c. Penentuan Kadar Glukosa Darah
• Inkubasi dalam penangas air mendidih selama 20 menit, lalu
dinginkan hingga suhu kamar
• Tambahkan 1 ml pereaksi arsenomolibdat, diaduk
• Dibaca adsorbansi dengan spektofotometer pada λ = 540 nm.
• Dibuat juga larutan glukosa standart dengan konsentrasi 0,2;
0,4; 0,6; 0,8; 1
• Kemudian ditentukan serapan larutan blanko dan standar
glukosa dengan cara yang sa
•
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
9
Setelah di Terpisah menjadi 2
sentrifugasi fase, endapan dan
cairan bening
10
4.2 Hasil Perhitungan
Konsentrasi (x) Absorbansi (y)
100 0,443
200 0,977
300 1,438
400 1,998
500 2,577
Berdasarkan hasil absorbansi standar Glukosa dan kurva standar
Glukosa diperoleh persamaan y=0,005x-0,0128. Data absorbansi yang
diperoleh di distribusikan ke dalam persamaan standar y=0,005x-
0,0128. Nilai y menyatakan absorbansi sampel dan x menyatakan nilai
konsentrasi Glukosa.
Diketahui:
y= 0,4582
Jawaban:
y=0,005x-0,0128
0,4582=0,005x-0,0128
0,4582+0,0128=0,005x
0,4582=0,005x
0,4582
x= 0,005
x= 91,64 mg/ mL
11
4.3 Kurva Standar Glukosa
7 y = 0,005x - 0,0128
R² = 0,9995
6
5
Absorbansi
4
3 2,577
1,998
2 1,438
0,977
1 0,443
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
konsentrasi
4.4 Pembahasan
Pada praktikum ini kami melakukan percobaan dimana tujuan dari
praktikum ini agar kami dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar gula
darah dengan menggunakan metode spektrofotometri. Dalam penentuan
kadar glukosa dalam darah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Prinsip
metode ini berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya
monokromatik melalui suatu media, maka sebagian cahaya disebut
diserap, sebagian dipantulkan, dan sebagian diteruskan. Penentuan kadar
glukosa ini dilakukan dengan beberapa tahap, pada tahap pengukuran
blanko atau larutan standar. Setealah itu untuk mengetahui kadar gula
darah dalam sampel dengan cara membandingkan antara kadar gula
standar/absorbansi larutan standar x absorbansi sampel yang didapatkan
dari pengukuran spektrofotometer.
Hal yang pertama dilakukan adalah mengambil 0,1 mL darah yang
oxalated ke dalam tabung centrifuge yang telah berisi 1,9 mL aquades.
12
Pada saat darah 0.1 mL ditambahkan 1.9 mL aquades, sebelum
direaksikan darah berwarna merah kental (++++) sedangkan aquades
tidak berwarna dan sesudah direaksikan maka larutan berwarna merah
(++). Pencampuran ini harus dilakukan dengan baik, dengan
menggunakan pengaduk. Fungsi penambahan aquades adalah
mengencerkan darah sehingga albumin dalam darah akan larut oleh
aquades. Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat
terkoagulasi oleh panas. Albumin sendiri terdapat dalam serum darah dan
putih telur. Secara umum, mencampurkan darah dengan air distilasi
(aquadest) dalam proporsi seperti itu tidak menghasilkan reaksi kimia
yang signifikan. Darah sendiri adalah campuran kompleks dari berbagai
komponen seperti sel darah merah, sel darah putih, platelet, protein, dan
zat lainnya.
Setelah itu ditambahkan dengan 1,5 ml Ba(OH)2 akan
menghasilkan warna larutan menjadi coklat. Penambahan Ba(OH)2
bertujuan mengendapkan albumin yang terlarut dalam air. Larutan
Ba(OH)2 adalah basa kuat, dan pemberian basa pada campuran darah
dan air dapat menyebabkan perubahan pH, mungkin ada reaksi dengan
komponen darah atau air distilasi yang memengaruhi warna. Kemudian
ditambahkan 1,5 ml ZnSO4 yang setelah itu dibiarkan selama 5 menit
maka akan menghasilkan 2 lapisan. Lapisan atas berwarna bening dan
lapisan bawah berwarna hijau lumut (++++). ZnSO4 berfungsi sebagai
katalisator untuk mempercepat reaksi pengendapan albumin oleh
Ba(OH)2. ZnSO4 mengandung ion seng (Zn2+), interaksi ion seng
dengan komponen darah atau hasil reaksi sebelumnya dapat memainkan
peran dalam perubahan warna. Larutan yang telah dibuat didiamkan
selama 5 menit kemudian disentrifugasi selama 5 menit agar terjadi
endapan albumin secara sempurna untuk diambil filtrat darah bebas
protein. Dalam kondisi ini, albumin merupakan bagian tak berwana,
sedang filtrate darah merupakan bagian yang berwarna hijau lumut.
13
Filtrat bebas protein yang mengandung glukosa kemudian
direaksikan dengan reagen CuAlkalis yang mengandung ion kupri
(Cu2+) dan asam fosfomolibdat. Larutan protein yang mengandung
glukosa, mereduksi ion kupri (Cu2+) menjadi ion kupro (Cu+) dan
membentuk kuprooksida (Cu2O). Kuprooksida kemudian mereduksi
asam fosfomolibdat menjadi biru. Kuprooksida hanya dapat bereaksi
dengan fosfomolibdat dalam suasana asam. Intensitas warna biru sesuai
dengan banyaknya glukosa yang terdapat dalam filtrat. Glukosa
direaksikan dengan reagen Cu-Alkalis dan asam fosfomolibdat.
Penambahan reagen pewarna arsenomolibdat ini dapat menghasilkan
kompleks berwarna biru kehijauan ketika bereaksi dengan glukosa . Oleh
karena itu, warna hijau pada hasil filtrat glukosa mungkin disebabkan
oleh pembentukan kompleks tersebut selama reaksi dengan reagen.
Setelah melakukan beberapa tahap ,selanjut nya kami mengukur
panjang gelombangnya dengan menggunakan alat spektrofotometer dan
mendapatkan hasil 540 nm ( nano meter) dan mendapatkan nilai
absorbansi sampel sebesar 0,9508. Dari hasil perhitungan dan grafik
ditemukan persamaan y=0,005 x - 0,0128 dan dengan memasukan nilai
absorbansi sampel sebesar 0,9508 ke dalam persamaan y maka
mendapatkan hasil ( x) atau konsentrasi glukosa dalam sampel sebesar
91,64 berarti dapat disimpulkan kadar glukosa dalam sampel berada
antara konsentrasi 100-200.
14
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
15
AF PRAMESTY, 2017. Kadar Gula darah. Unika Repository.
Repository.
16