Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TOKSIKOLOGI

UJI AKTIVITAS ANALISIS KADAR GLUKOSA DARAH TERHADAP


MENCIT YANG TELAH DIINDUKSIKAN MENGGUNAKAN ALOKSAN DAN
UJI AKTIVITAS DAUN MERRIMIA PELTATA TERHADAP PENURUNAN
KADAR GLUKOSA DARAH YANG TELAH DIINDUKSIKAN ALOKSAN

OLEH

NAMA : SITI SAMSIAR


NIM : A202001090
KELAS : F2
DOSEN : SYAWAL ABDURRAHMAN, S.Si., M.Si

LABORATORIUM KIMIA TERPADU


PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIM MEDIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kita panjatkan puji dan syukur atas rahmat tuhan yang maha esa,
karena tanpa rahmat dan ridhonya, kita dapat meyelesaikan makalah ini dengan baik
dan selesai tepat waktu. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada beberapa pihak
dan teman-teman dalam membantu pengerjaan tugas dan mengumpulkan data-data
dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi kami tentunya bertujuan
untuk menjelaskan atau memaparkan point-point di makalah ini, sesuai dengan
pengetahuan yang kami peroleh, baik dari buku maupun sumber- sumber yang lain. Bila
ada kesalahan tulisan atau kata-kata di dalam makalah ini, kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 21 Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Glukosa........................................................................................................5
2.2 Aloksan........................................................................................................6
2.3 Merremia Peltata..........................................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12
LAMPIRAN JURNAL

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Glukosa darah atau gula darah merupakan gula yang berada dalam darah
yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di
hati dan otot rangka. Hormon yang mempengaruhi kadar glukosa adalah insulin
dan glukagon yang berasal dari pankreas. Kadar glukosa darah yang tinggi dapat
disebabkan karena adanya beberapa faktor yaitu konsumsi makanan yang tinggi
lemak, karbohidrat sederhana dan makana olahan dengan kurang aktivitas fisik
dan olahraga berkaitan dengan peningkatan kadar gula darah. (Siregar et al,
2020).

Berdasarkan telaah terhadap sumber data review yang diperoleh,


parameter yang diperiksa dalam pengujian antihiperglikimia diantaranya yaitu
pengujian kadar gula darah dan histopatologi pankreas. Untuk pengamatan
histopatologi pankreas dilakukan dengan melihat adanya kerusakan sel langerhans
menggunakan mikroskop.(Amani & Resmi, 2015). Terdapat beberapa diabetagon
yang sering digunakan sebagai model tikus diabetes antara lain streptozotosin,
aloksan, vacor, dithizone, 8-hidroksikuinolon.

Aloksan adalah salah satu agen diabetogenik umum yang sering digunakan
untuk menilai potensi antidiabetes dari senyawa murni dan ekstrak tumbuhan
dalam studi yang melibatkan diabetes. Diabetes yang diinduksi aloksan
merupakan suatu bentuk diabetes mellitus tergantung insulin yang terjadi akibat
pemberian atau penyuntikan aloksan pada hewan. Aloksan adalah senyawa
turunan urea yang sering dituliskan dengan 5,5-dihidroksil pirimidin-2,4,6-trion
dengan rumus molekul C4H2N2O4 dengan 142,06 sebagai masa molekul
relatifnya. Aloksan sering dippakai sebagai bahan eksperimental dalam topik

1
diabetes dengan kasus yang bervariasi pada hewan seperti tikus, mencit, dan
anjing. (Dachi et al, 2018).

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulisan ini dilakukan untuk


mengetahui kadar glukosa darah pada mencit yang telah diinduksikan
menggunakan aloksan dan Pengaruh daun Merremia peltata terhadap penurunan
kadar gula darah yang diinduksikan aloksan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu glukosa darah dan bagaimana mekanisme pengaturan glukosa?
b. Apa itu aloksan dan bagaimana efek yang ditimbulkan?
c. Bagaimana pengaruh pemberian daun Merremia peltata terhadap kadar
glukosa darah yang telah diinduksikan dengan aloksan ?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian glukosa darah dan mekanisme pengaturan
glukosa
b. Untuk mengetahui istilah aloksan dan efek yang ditimbulkan
c. Untuk mengetahui pengaruh daun Merremia peltata terhadap kadar glukosa
darah yang telah diinduksikan dengan aloksan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Glukosa
a. Definisi Glukosa
Glukosa adalah salah satu monosakarida sederhana yang mempunyai
rumus molekul C6H12O6. Kata glukosa diambil dari bahasa Yunani yaitu
glukus yang berarti manis, karena memang nyata bahwa glukosa memunyai
rasa manis. Glukosa merupakan suatu aldoheksosa yang mempunyai sifat
dapat memutar cahaya terolarisasi ke arah kanan. Dalam biologi, glukosa
memegang peran yang sangat penting, antara lain sebagai sumber energi dan
intermediet metabolisme. Glukosa merupakan salah satu produk fotosintesis
dan merupakan bahan bakar respirasi seluler. Glukosa berada dalam beberapa
struktur yang dapat dibagi menjadi dua stereoisomer. Glukosa merupakan
salah satu senyawa organik yang mempunyai banyak manfaat.
Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk
dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan
otot rangka. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel manusia.
Sebagian besar karbohidrat yang yang dapat dicerna didalam makanan akan
membentuk glukosa, yang kemudian akan dialirkan kedalam darah, dan gula
lain akan dirubah menjadi glukosa di hati.
b. Mekanisme Pengaturan Glukosa
Pengaturan konsentrasi glukosa darah pada orang normal bervariasi
pada tiap keadaan dan range konsentrasinya sangat sempit. Mekanisme
pengaturan glukosa bergantung beberapa keadaan. Konsentrasi glukosa
meningkat saat sesudah makan maka kecepatan sekresi insulin juga
meningkat. Sebanyak dua pertiga glukosa akan disimpan dalam hati sebagai
glikogen. Selama beberapa jam, konsentrasi glukosa darah akan menurun dan
sekresi insulin ikut menurun. Hati akan mengurai glikogen menjadi glukosa
darah. Sementara itu, pada keadaan hipoglikemi berat, kadar glukosa darah
yang rendah akan memberikan sinyal kepada hipotalamus sehingga akan

3
merangsang sistem saraf simpatis. Kelenjar adrenal akan mensekresikan
hormon epinefrin yang menyebabkan pelepasan glukosa lebih lanjut dari hati.
Bila berlanjut menjadi hioglikemi berat, hati akan mensekresi hormon
kortisol dan growth hormone untuk mengurangi pemakaian glukosa oleh
sebagian besar sel tubuh, lalu merangsang pemakaian lemak lebih besar.
Glukosa dapat teroksidasi sebelum berikatan dengan protein demikian
juga glukosa setelah berikatan dengan protein (glycated protein) dapat
teroksidasi mengahsilkan Reactive Oxygen Species (ROS) atau radikal bebas.
Kombinasi glikasi dan oksidasi glukosa menghasilkan pembentukan AGEs
(advanced glycogen end products). Produk glikasi lanjut akan memfasilitasi
pembentukan ROS, sebaliknya ROS akan memfasilitasi pembentukan produk
glikasi lanjut. ROS akan merusak lipid dan protein melalui pproses oksidasi,
cross linking, dan fragmentasi yang meningkatkan AGE. Sebaliknya, produk
EGE akan memfasilitasi pembentukan ROS, yang akan memacu perubahan
transkripsi gen terkait dengan mekanisme proinflamatori dan molekul
perusak.
2.2 Aloksan
a. Definisi Aloksan
Aloksan adalah bahan kimia yang digunakan untuk induksi Diabetes
Mellitus. Aloksan memiliki sturktur kimia yaitu 2,4,5,6 – tetraoxypirimidine,
1,3-Diazinan-2,4,5,6-tetron (IUPAC) dan asam Mesoxalylurea 5 –
oxabarbitirat. Aloksan adalah derifat urea yang secara selektif merusak sel
islet beta pankreas pada hewan seperti kelinci, tikus, mencit, dan anjing.
Aloksan dapat diberikan pada hewan uji secara intrafena, intraperitoneal, atau
subkutan. Dosis aloksan yang diperlukan untuk menginduksi diabetes
tergantung pada spesies hewan, rute administrasi dan status gizi.
Aloksan memunyai tiga bentuk senyawa yaitu aloksan anhidrat,
aloksan monohidrat, dan aloksan tetrahidrat. Aloksan mudah larut dalam air:
dalam air panas larutan berwarna kuning dan menjadi tidak berwarna dengan
pendinginan, dalam larutan air setelah terkena kulit dalam beberapa waktu
akan berwarna merah. Aloksan bersifat hidrofilik dan tidak stabil. Waktu
paruh pada suhu 37o C dan pH netral adalah 1,5/menit.

4
b. Efek Aloksan
Aloksan memiliki bentuk molekul menyerupai glukosa. Saat aloksan
diinduksikan ke tubuh mencit, maka reseptor GLUT 2 yang ada didalam sel
pankreas akan mengenali aloksan sebagai glukosa, dan aloksan akan
dibawah menuju sitosol sel beta Pankreas sehingga menyebabkan aloksan
akan mengelami reaksi redoks yang menghasilkan ROS dan Superoksida.
Terbentuknya ROS akan menyebabkan depolarisasi membran sel beta dan
peningkatan Ca2+, Sehingga sitosol akan mengaktifasi berbagai enzim yang
menyebabkan peroksidasi lipit, fragmentasi DNA, dan fragmentasi protein.
Akibatnya sel beta pankreas menjadi nekrosis sehingga fungsinya untuk
sintesis dan sekresi insulin menurun.
Proses aloksan menginduksi respon glukosa secara selektif ditunjukan
dalam beberapa fase yaitu ditunjukan perubahan terbalik konsentrasi insulin,
perubahan sel beta secara struktural dilanjutkan dengan nekrosisnya sel beta
pankreas. Tahap pertama yang muncul dalam menit-menit awal pasca
injeksi aloksan adalah hipoglikemik sementara yang berlangsung maksimal
30 menit. Hal ini terjadi karena adanya respon insulin sementara akibat
penghambatan fosforilasi glukosa melalui penghambatan glukokinase.
Fase kedua adalah terjadinya kenaikan glukosa darah setelah satu jam
setelah administrasi aloksan. Selain itu, konsentrasi insulin plasma juga
menurun pada saat yang sama. Fase ini adalah fase hiperglikemi pertama
setelah sel beta kontak dengan aloksan yang berlangsung 24 jam. Proses ini
terjadi akibat toksisitas aloksan. Fase ketika adalah fase hipoglikemik yang
terjadi 4-8 jam kemudian dan bisa berlangsung beberapa jam. Proses ini
akibat adanya aloksan yang menghancurkan organelasel seperti badan golgi
dan mitokondria sehingga membran sel beta pankreas ruptur. Fase keempat
adalah fase hiperglikemik permanen setelah 24-28 jam kemudian.

5
2.3 Merremia Peltata
a. Definisi Merremia peltata
Daun mantangan (Merremia peltata), merupakan anggota suku
Convolvulaceae, Merremia dikenal juga dengan sebutan mantangan. M. peltata
merupakan tumbuhan dengan batang memanjang, licin, tidak berbulu, stengah
berkayu, merambat sampai 20 m, membelit pada pucuknya, dengan perakaran
yang mempunyai umbi. Daun lebar berbentuk jantung sampai bulat, tekstur
daun halus, bunga bertangkai membentuk tipe karangan bunga cyme, mahkota
bunga putih atau kuning, berbentuk lonceng besar, anther berjumbai dan
berambut. M. peltata juga memiliki daun yang berwarna merah marun ketika
daun masih muda. Batang dapat termodifikasi menjadi sulur. Sulur terbentuk
ketika tumbuhan menyentuh atau merambat batang atau tiang. M. peltata
membentuk akar ketika buku batang menyentuh tanah. Akar tidak akan
dijumpai ketika sulur atau batang hanya menyentuh/merambat batang tanaman
lain atau tiang-tiang penyangga. M. peltata bereproduksi secara generatif dan
vegetatif. Reproduksi secara generatif dengan biji.
b. Pengaruh Pemberian Merremia peltata Terhadap Penurunan Kadar Glukosa
darah yang Telah Diinduksikan Aloksan
Tumbuhan M. peltata mengandung beberapa senyawa . Pada daun M.
peltata (L) mengandung senyawa Metabolit sekunder seperti saponin, tanin,
steroid, alkoloid, flavonoid, antarakuinon, dan glikosida. Senyawa saponin
mampu bekerja sebagai antimikroba, dan serta digunakan sebagai bahan baku
untuk sintesis hormon steroid yang dimanfaatkan untuk bidang kesehatan.
Saponin juga berguna dalam pertahanan tumbuhan terhadap gangguan fungi
dan mikroba yang mempunyai sifat hemolitik sebagian dan sebagian lainnya
bersifat sitotoksik, serta mampu melawan virus. Menghambat peningkatan
kadar glukosa dalam darah juga salah satu manfaat dari saponin,
mekanismenya dengan membendung penyerapan pada glukosa di usus halus
dan membendung pengosongan lambung, yang menyebabkan absorpsi
makanan akan lebih lama, serta akan mengalami perbaikan untuk kadar
glukosa darah. Alkolid dengan golongannya yang banyak dimiliki tumbuhan
adalah alkoloid dengan golongan isokuinolin dan basa merupakan sifat yang

6
dimilikinya dan berati hanya mampu dilarutkan pada pelarut organik. Alkoloid
juga berkhasiat untuk anti diabetes, anti malaria, dan anti diare, akan tetapi
dibutuhkan adanya identifikasi pada senyawa golongan alkaloid, sehingga akan
dapat diketahui kegunaanya yang lebih meyakinkan karena beberapa golongan
alkaloid bersifat racun.
Daun M. peltata yang diinduksi aloksan mengandung senyawa
flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa dan dapat menghambat
reabsorbsi glukosa dari ginjal. Flavonoid dapat berperan sebagai antioksidan
dan antidiabetes. Senyawa flavonoid memiliki efek antioksidan yang kuat dan
tingkat aktivitas yang baik dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah.
Flavonoid berfungsi sebagai antioksidan yang mampu untuk mengatasi radikal
bebas yang dihasilkan reaksi redoks oleh aloksan dan senyawa toksik dalam
tubuh.

7
BAB III
PENUTUP

c.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari
karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot
rangka. Sebagian besar karbohidrat yang yang dapat dicerna didalam makanan
akan membentuk glukosa, yang kemudian akan dialirkan kedalam darah, dan
gula lain akan dirubah menjadi glukosa di hati. Pengaturan konsentrasi
glukosa darah pada orang normal bervariasi pada tiap keadaan dan range
konsentrasinya sangat sempit. Mekanisme pengaturan glukosa bergantung
beberapa keadaan. Konsentrasi glukosa meningkat saat sesudah makan maka
kecepatan sekresi insulin juga meningkat.
b. Aloksan adalah bahan kimia yang digunakan untuk induksi Diabetes Mellitus.
Aloksan adalah derifat urea yang secara selektif merusak sel islet beta
pankreas pada hewan seperti kelinci, tikus, mencit, dan anjing. Aloksan
memiliki bentuk molekul menyerupai glukosa. Saat aloksan diinduksikan ke
tubuh mencit, maka reseptor GLUT 2 yang ada didalam sel pankreas akan
mengenali aloksan sebagai glukosa, dan aloksan akan dibawah menuju sitosol
sel beta Pankreas sehingga menyebabkan aloksan akan mengelami reaksi
redoks yang menghasilkan ROS dan Superoksida. Akibatnya sel beta pankreas
menjadi nekrosis sehingga fungsinya untuk sintesis dan sekresi insulin
menurun.
c. Senyawa aktif yang terkandung dalam daun M. peltata (L) tersebut seperti
saponin, alkaloid, dan flavonoid memiliki efek antidiabetes yang mampu
menurunkan kadar glukosa darah dan berperan melindungi sel tubuh yang
diakibatkan radikal bebas atau ROS.

8
c.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan pada penulisan ini yaitu untuk proses
pengerjaan atau penelitian sebaiknya dilakukan sesuai prosedur dan lebih berhati-
hati, terutamanya terhadap bahan-bahan kimia berbahaya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amani, Zakiatun Azma., Resmi Mustarichie. 2015. Review Artikel : Aktivitas


Antihiperglikemia Beberapa Tanaman Di Indonesia. Farmaka Suplemen. Vol.
16. No. 1

Dachi, Virent Nifadila O., Teuku Arif Rayyan., Sherlinda Putri Utami., Rena Mutia.,
Khainir Akbar., Christina J.R Esmaralda Lumbantobing., Sidharta Kunardi.,
Jansen., Michelle Hendriani Djuang. 2018. Pengaruh Variasi Pemberian Dosis
Aloksan Terhadap Angka Kadar Gula Darah Hewan Coba. Jurnal Prima Medika
Sains. Vol. 4. No. 1

Siregar, Rospita Adelina., Adolfina R. Armahorseja., Ance Adriani., Jumaini Andriana.


2020. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu, Kadar Asam Urat Dan Kadar
Cholesterol Pada Masyarakat Di Desa Eretan Wetan Kabupaten Indramayu
Periode Februari 2020. Jurnal Communitas Servizio. Vol. 2. No. 1

10

Anda mungkin juga menyukai