Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI

PERCOBAAN I
ANALISIS ZAT RACUN (ASAM SIANIDA) DALAM MAKANAN

OLEH
NAMA : SITI SAMSIAR
NIM : A202001090
KELAS : F2
KELOMPOK : II (DUA)
DOSEN : SYAWAL ABDURRAHMAN, S.Si.,M.Si
ASISTEN : PEBRI YULIANA

LABORATORIUM KIMIA TERPADU


PROGRAM STUDI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIM MEDIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2022
BAB I

A. Latar Belakang
Dalam bidang ilmu toksikologi identifikasi zat atau senyawa yang bersifat
racun dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Setiap tanaman memeiliki
khasiat atau manfaat tersendiri terutama bagi kehidupan manusia. Seperti halnya
senyawa tertentu yang dikandung oleh tanaman yang dapat bersifat racun dan
berbahaya bagi manusia jika dalam kadar yang tinggi serta dalam proses pengolahan
yang tidak benar.
Singkong tergolong tanaman yang tidak asing lagi bagi sebagian besar
masyarakat. Baik daun maupun umbinya, mengandung suatu glikosida cyanogenik
artinya suatu ikatan organik yang dapat menghasilkan racun biru atau HCN (cyanida)
yang bersifat sangat toksik. Zat glikosida ini diberi nama Linamarin. Penyebab
keracunan singkong adalah asam sianida yang terkandung didalamnya. HCN adalah
suatu racun kuat yang mengganggu oksidasi (pengangkutan O2) ke jaringan dengan
jalan mengikat enzym sitokrom oksidasi. Oleh karena adnya ikatan ini, O2 tidak
dapat digunakan oleh jaringan sehingga organ yang sensitif terhadap kekurangan O2
akan sangat menderita terutama jaringan otak.
Kadar asam sianida pada singkong berbeda-beda tergantung pada jenis
singkong. Tanaman jenis umbi-umbian seperti singkong juga mengandung senyawa
HCN atau asam sianida yang bersifat toksik dan berbahaya bagi tubuh jika
dikonsumsi secara terus-menerus. Maka dari itu penting untuk dilakukannya
identifikasi zat racun HCN dalam sampel umbi singkong secara kualitatif, guna
mengetahui ada tidaknya kandungan racun sianida pada sampel, serta menambah
pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu toksikologi.
B. Tujuan Praktikum
Asapun tujuan dari dilakukannya praktikum analisis zat racub HCN dalam
makanan adalah sebagai berikut :
1. Untuk dapat mengetahui apa dan dimana saja terdapat berbagai zat racun dalam
bahan makanan
2. Untuk mengetahui ada tidaknya zat racun HCN (Asam Sianida) dalam umbi
singkong

C. Manfaat Praktikum
Adapun Manfaat yang diperoleh pada praktikum analisis zat racun HCN
dalam makanan adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu mengetahui apa dan dimana saja terdapat berbagai zat racun
dalam bahan makanan.
2. Mahasiswa mampu mengetahui ada tidaknya zat racun HCN (Asam Sianida )
dalam umbi singkong.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Hidrogen sianida adalah racun yang mengakibatkan gangguan pernapasan sehingga


menyebabkan sakit hingga kematian. HCN yang masuk kedalam tubuh akan diedarkan oleh
darah. Sianida akan berikatan dengan Fe2+/Fe3+ yang terdapat didalam enzim sitokrom
oksidase di mitokondria sehingga mampu menurunkan manfaat oksigen didalam sel. Tubuh
manusia memiliki dua enzim yaitu enzim lactase phlorizin hydrolase dan sitosolik β -
glukosidase yang membantu metabolisme linamirin didalam saluran pencernaan menjadi
sianohidrin. Sianohidrin akan dihidrolisis kembali menjadi sianida dan menghambat proses
respirasi sel (Sari dkk, 2022)

Asam sianida terbentuk secara enzimatis dari dua senyawa prekursor (bakal racun),
yaitu linamarin dan metil linamarin, dimana kedua senyaw ini kontak dengan enzim
linamarase dan oksigen dari udara yang merombak menjadi glukosa, aseton, dan asam
sianida. Asam sianida mempunyai sifat mudah larut dan mudah menguap, oleh karena itu
untuk menurunkan atau mengurangi kadar asam sianida dapat dilakukan dengan pencucian
dan perendaman karena asm siannida larut dalam air (Lumbantobing dkk, 2019)

Selain mengandung karbohidrat, singkong juga mengandung racun yang disebut


sianida. Asam sianida adalah racun yang dapat menghambat kerja enzim pernapasan
sehingga terjadi gangguan pernapasan yang dapat menyebabkan sakit dan kematian. Bila
dicerna, hidrogen sianida sangat cepat terserap oleh alat pencernaan dan masuk kelairan
peredaran darah. Dalam sel-sel singkong terdapat enzim yang dapat memecah glikosida
sianogenik menghasilkan HCN (Hidrogen sianida) bebas dan bersifat sangat beracun
(Purwati dkk, 2016).
Kadar HCN yang terdapat pada ubi kayu dikelomokan dalam dua golongan besar,
yitu ubi kayu jenis pahit dan jenis tidak pahit. Jenis ubi kayu yang tidak pahit, yaitu varietes
ubi kayu yang umumnya dimanfaatkan untuk bahan pangan dan juga digunakan untuk
industri. Berdasarkan tingkatan kadar HCN, ubi kayu memiliki kategori, jenis ubi kayu
yang tidak beracun memiliki kadar HCN kurang dari 50 mg/kg ubi kayu, jenis ubi kayu
yang sedikit beracun memiliki kadar HCN 50 mg sampai 80 mg/kg ubi kayu, jenis ubi kayu
yang beracun memiliki kadar HCN 80 mg sampai 100 mg/kg ubi kayu, jenis ubi kayu yang
amat beracun memiliki kadar HCN lebih dari 100 mg/kg (Triana & Kamila, 2018).

BAB III
A. WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum analisis zat racun (asam sianida) dalam makanan dilakukan pada
hari jum’at, tanggal 1 juli 2022, pukul 13.00 WITA – selesai. Bertempat di
laboratorium kimia terpadu, program studi D-IV teknologi laboratorium medis,
fakultas sains dan teknologi, universitas mandala waluya kendari.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat – alat yang digunakan pada praktikum analisis zat racun (asam sianida)
dalam makanan adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 nama alat dan fungsinya
No Alat Fungsi
1. Mortat dan alu Untuk menggerus atau menghaluskan
sampel padatan menjadi serbuk
2. Erlenmeyer Sebagai wadah sampel yang sudah
dihaluskan
3. Gelas ukur Sebagai tempat untuk mengukur
volume larutan
4. Neraca analitik Untuk menukur berat atau massa pada
sampel
5. Hot plate Sebagai tempat untuk memanaskan
sampel
6. Spatula Untuk mengambil sampel yang telah
dihaluskan

2. Bahan
Bahan – bahan yang digunakan pada praktikum analisis zat racun HCN (asam
sianida) dalam makanan, adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2 Nama bahan dan fungsinya.

No Bahan Fungsi
1. Singkong Sebagai sampel yang akan di uji

2. Larutan NaCO3 Sebagai pengatur Ph pada asam tartrat

3. Larutan asam tartrat Sebagai indikator

4. H2O Untuk pelarut pada pembuatan larutan


NaCO3 dan laruyan Asam tartrat
5. Aquades Sebagai pelarut sampel pada analisis
kualitatif HCN
6. Kertas pikrat Untuk identifikasi larutan / asam sianida
C. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja pada praktikum analisis zat racun (asam sianida) dalam
makanan, adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan sampel
a. Dicuci bahan (talas, singkong, dan daun singkong) dengan air.
b. Dihancurkan bahan menggunakan mortar dan alu.
c. Ditimbang sebanyak 10 gram dengan menggunakan neraca analitik
2. Membuat larutan NaCO3
a. Ditimbang kristal NaCO3 sebanyak 4 gram dengan menggunakan neraca
analitik.
b. Dilarutkan kristal NaCO3 ke dalam 50 ml H2O.
3. Membuat larutan asam tartrat
a. Ditimbang kristal asam tartrat sebanyak 7,5 gram dengan menggunakan neraca
analitik
b. Dilarutkan kristal asam tartrat kedalam 150 ml H2O.
4. Analisis kualitatif HCN
a. Ditimbang bahan sebanyak 10 gram yang sudah dihancurkan, lalu dimasukkan
kedalam Erlenmeyer tertutup.
b. Ditambahkan 50 ml aquadest dan 3 ml asam tartrat 5% kedalam Erlenmeyer
tertutup.
c. Dicelupkan kertas pikrat kedalam larutan NaCO3 8 %, lalu menggantungkan
kertas pikrat pada mulut Erlenmeyer dan tidak boleh menyentuh bahan.
d. Dipanaskan pada suhu 40 – 50 oC denagn menggunakan penangas air.
e. Diamati perubahan warna yang terjadi.
f. Sampel positif mengandung HCN apanila kertas pikratberubah warna menjadi
warna merah orange.
g. Dilakukan pengulangan dua kali.
BAB IV

A. HASIL PRAKTIKUM
Berdasarkan praktikum analisis zat racun (asam sianida) dalam makanan,
diperoleh hasil sebagai berikut:
B. Pembahasan
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui kandungan HCN pada
sampel yang digunakan yaitu pada singkong atau ubi kayu. Asam sianida merupakan
(HCN) merupakan suatu senyawa alami yang terdapat dalam bahan pangan seperti
singkong, talas dan jenis umbi lainnya. Asam sianida dibentuk secara enzimatis dari
dua senyawa prekursor (pembentuk racun) yaitu linamarin dan mertil linamarin.
Linamarin dan mertil linamarin akan bereaksi dengan enzim linamarase dari oksigen
dari lingkungan yang kemudian mengubahnya menjadi glukosa, aseton dan asam
sianida,
Asam sianida bersifat cair, tidak berwarna dan larut dalam air. Didalam air
asam sianida akan terurai menjadi ammonium formiat dan zat-zat amorf yang tak larut
dalam air. Oleh karenanya, salah satu cara untuk mengurangi kadar asam sianida dalam
bahan pangan perlu dilakukan perendaman atau pencucian. Kandungan asam sianida
dalam satu komoditi dapat berbeda satu sama lain. Kadar asam sianida dipengaruhi
oleh cara pemanenan serta waktu pemanenan. Sebagai contoh adalah singkong.
Pemanenan singkong dilakukan pada saat pagi hari bukan siang maupun sore hari.
Karena pada siang hari dan sore hari, singkong sudah melangsungkan fotosintesis
sehingga singkong pun mengalami kenaikan kadar asam sianida.
Analisa zat racun HCN (asam sianida) pada praktikum yang dilakukan yaitu uji
secara kualitatif, dengan prinsip pengujiannya haitu HCN larut dalam air, dalam
suasana asam dan panas HCN akan menguap, lalu uap HCN akan bereaksi dengan
asam pikrat membentuk warna merah orange. Sampel yang diuji kandungan HCN nya
yaitu singkong. Singkong merupakan jenis tanaman umbi-umbian yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat dn mudah ditemukan. Toksin berdasarkan penggolongan
jenisnya juga terdapat secara alami pada tumbuhan, salah satunya pada tanaman
singkong. Pada percobaan ini untuk mengetahui ada tidaknya kandungan HCN (asam
sianida) dalam singkong, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan yaitu pertama
sampel harus digerus atau dihancurkan terlebih dahulu dengan tujuan untuk
mengahncurkan dinding sel agar mengeluarkan senyawa glikosida sianogenetik dapat
terurai dan mengeluarkan hidrogen sianida.
Kemudian sampel dilarutkan dengan aquadest, penambahan aquadest ini
dilakukan untuk mengikat dan dapat larut senyawa dari hidrogen sianida karena
sifatnya yang mampu terdisosiasi dalam larutan air. Perlakuan selanjutnya adalah
dengan menambahkan asam tartrat pada larutan sampel. Penambahan asam tartrat
dilakukan sebagai katalis untuk mempercepat reaksi, dan menghasilkan uap HCN. Uap
HCN yang dihasilkan disebabkan oleh hidrogen dari asam tartarat (H2.C4H4O6)
beraksi dengan ion CN- yang terlarut dalam air sehingga dihasilkanlah uap HCN.
Reaksi yang berlangsung adalah :
2CN- + 2H → 2HCN

Selanjutnya adalah pencelupan atau pemberian kertas pikrat kedalam larutan


NaCO3 yang bertujuan untuk menetralkan sifat keasaman dari asam sianida yang
bersifat asam kuat. Pemanasan yang dilakukan berikutnya dimaksudkan agar uap HCN
yang dihasilkan oleh hasil reaksi antara hidrogen dari asam tartarat (H 2C4H4O6) dengan
ion CN- yang terlarut dalam filtrat lebih cepat terbentuk.
Dari hasil percobaan telah diperoleh pada singkong mengandung HCN dengan
ditandai dengan perubahan warna pada kertas pikrat dari kuning menjadi merah
orange. Hasil perubahan warna pada kertas pikrat dari kuning menjadi merah orange
yaitu disebabkan karena sifat HCN yang sangat reaktif sehingga mudah mengalami
reaksi oksidasi, dan adanya kreatinin dalam asam pikrat yang berfungsi sebagai
pemberi warna atau pigmen, serta senyawa CN- yang berwarna merah sehingga dapt
bereaksi dengan kreatinin membentuk kompleks warna merah orange.
BAB V

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari tujuan dan hasil pengamatan praktikum dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Zat racun dalam bahan makanan seperti singkong terdapat asam sianida
didalamnya baik pada buahnya ataupun dalam daunnya. hal ini terbukti pada hasil
penujian zat racun sianida yang ditemukan hasil positif
2. Uji zat racun sianida pada sampel singkong menunjukan hasil positif (+) yang
ditandai dengan perubahan warna kertas pikrat dari kuning menjadi merah orange.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini yaitu untuk proses
pengerjaan sampel sebaiknya dilakukan sesuai prosedur dan lebih berhati-hati,
terutamanya terhadap bahan-bahan kimia berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA

Lumbantobing, Ria., Mery Napitupulu., Minarni Rama Jura. 2019. Analisis Kandungan

Asam Sianida Dalam Singkong (manihot esculenta) Berdasarkan Lama

Penyimpanan. Jurnal Akademika. Vol. 8. No. 3

Purwati, Yeni., Anny Thuraida., Dinna Rakhmina. 2016. Kadar Sianida Singkong Rebus

Dan Singkong Goreng. Medical Laboratory Technology Journal. Vol. 2. No. 2

Sari, Elfira Maya., Siti Nurfajriah., Deslia Ramadhyan. 2022. Perbandingan Senyawa

Sianida Pada Daun Singkong Dengan Perendaman NaHCO 3 Dan Ca(OH)2. Journal

of Research and Education Chemistry. vol.4. No. 1

Triana, Linda., Laila Kamila. 2018. Analisis Kadar Asam Sianida Pada Ubi Kayu Yang

Direndam Dalam Larutan NaHCO3 Dengan Variasi Waktu. Jurnal Laboratorium

Khatulistiwa. Vol. 2. No. 2

Anda mungkin juga menyukai