Kelas :B Nama :Komang Krisna Novitasari NIM :212531300
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA KOLAKA 2023 A. Gangguan pada Metabolisme Karbohidrat Di dalam tubuh, glukosa tidak hanya dapat tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot & hati namun juga dapat tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Glukosa juga akan berperan sebagai sumber energi utama bagi kerja otak. Melalui proses oksidasi yang terjadi di dalam sel-sel tubuh, glukosa kemudian akan digunakan untuk mensintesis molekul ATP (adenosine triphosphate) yang merupakan molukel dasar penghasil energi di dalam tubuh. Penyakit yang ditimbulkan akibat gangguan sistem metabolisme tubuh yaitu peningkatan gula darah yang merupakan golongan penyakit kronis di mana organ pankreas tidak mampu atau kurang memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggungjawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah Proses terjadinya gula darah tinggi adalah insulin sebagai "truk" pengangkut semua sari makanan ke seluruh sel tubuh. Pankreas sebagai penghasil insulin mengirimkan insulin ke usus halus. Dalam usus halus ini terjadi penyerapan sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Karena gula darah meningkat maka insulin meningkat. Insulin larut ke dalam pembuluh darah dan membawa sari makanan ke seluruh sel dan organ tubuh. Apabila jumlah insulin tubuh kurang, maka sari makanan (glukosa) tidak akan sampai ke organ tubuh secara maksimal. Akibatnya glukosa dalam darah menjadi menumpuk dan bila diperiksa pasti gula darahnya tinggi. Proses pengaturan kadar gula dalam tubuh dibagi menjadi 4 yaitu: 1) Glikolisis Proses glikolisis merupakan proses yang terjadi di ertitrosit dimulai dengan terbentuknya molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya asam piruvat. Pembentukan asam piruvat membutuhkan 2 molekul ATP yang digunakan untuk mentransfer gugus-gugus posfat ke glukosa sehingga glukosa memiliki simpanan energi yang lebih tinggi, energi tersebut digunakan untuk reaksi selanjutnya yaitu reaksi pelepasan energi Merupakan pemecahan glukosa menjadi ATP (Adenosin Tri Phosphate) yaitu zat yang digunakan untuk menghasilkan energi pada sel. Pada penyakit Diabetes Melitus kadar glukosa meningkat karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Hal ini diakibatkan karena mengomsumsi makan tinggi lemak dan kalori dan tinggi karbohidrat, malas berolahraga, serta tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatn rutin Sehingga menyebabkan proses glikolisis menurun akibat terlalu aktif memperoses kadar gula yang terlalu banyak sehingga tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal. Sehingga tubuh wajib mengomsumsi makanan rendah karbohidrat serta ruti berolagraga agar kadar glukosa yang aka di produksi tetap normal. 2) Glikogenolisis merupakan proses pengubahan dari polisakarida (glikogen) menjadi monosakarida (glukosa). Proses glikogenolisis ini terjadi dalam tubuh karena kadar glukosa dalam tubuh sudah mulai kekurangan akan kandungan glukosa akibat berbagai aktivitas baik dalam maupun luar tubuh. Aktivitas dari luar tubuh seperti berlari, berjalan, bersepeda, berenang, dll. Sedangkan aktivitas dari dalam tubuh sendiri meliputi proses respirasi, pencernaan, sistem kerja syaraf, dll. Tujuan glikogenolisis terbagi menjadi dua yaitu untuk keperluan menghasilkan energi pada otot, dan untuk mempertahankan kadar gula dalam darah pada saat jeda waktu makan pada darah. Pada penyakit hipoglikemia tubuh mengalami penurunan kadar gula darah akibat obat-obatan yang dikomsumsi seperti kortoson, tiazid, dan lop serta kurangnya makanan dalam tubuh, melakukan olah raga yang terlalu berat tanpa makan dan mengomsumis alkohol. Mengakibatkan proses glikogenolisis tidak dapat memprodukai glukosa karena kadar glikogen yang diprodukasi tidak cukup akibat proses yang terlalu aktif karena kebiasaan buruk yang dilakukan. organ pertama yang terkena pengaruhnya adalah otak. Berkurangnya kadar glukosa darah ke otak bisa menyebabkan sakit kepala. sehingga perlu menjaga pola makan yang teratur agar kadar glukosa cukup dan dapat di produksi dengan baik. (Prastyani, 2017)
3) Glukoneogenesis, merupakan proses pembentukan glukosa dari bahan bukan dari
karbohidrat yang terjadi di hati. Bahan-bahan tersebut adalah Asam laktat, gliserol, asam propionat, dan asam amino glukogenik. Proses tersebut sangat penting bagi orang yang diet. Terkadang orang diet akan menyebabkan stress karena kekurangan karbohidrat sehingga otak tidak dapat bekerja dengan optimal. jika stress tidak dikendalikan makan akan meningkatkan hormon kortisol dimana hormon tersebut dapat meningkatkan nafsu makan. Stres fisik maupun neurogenik akan merangsang pelepasan (adrenocorticotropic hormone) dari kelenjar hipofisis anterior. Selanjutnya, ACTH akan merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon adrenokortikoid, yaitu kortisol. Hormon kortisol ini kemudian akan menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah dan meningkatkan katabolisme asam amino di hati serta merangsang enzim-enzim kunci pada proses glukoneogenesis. Akibatnya, proses glukoneogenesis meningkat dan tidak dapat memproduksi cukup glukosa karenan proses yang terlalu aktif. Sehingga tubuh memerluka gizi seimbang untuk penurunan berat badan dan berolahraga yang cukup untuk seseorang yang obesitas. sehingga kadar glukosa dalam darah tetap normal. (Wulandari dan Kurnianingsih, 2018) 4) Glikogenesis merupakan proses pembentukan glikogen (sejenis polisakarida) dari glukosa (sejenis monosakarida). Hal ini dilakukan karena kadar glukosa dalam tubuh tinggi sehingga harus disimpan dalam bentuk glikogen di dalam hati dan otot agar kadar gula dalam tubuh tetap normal dan stabil. Apabila Sehingga proses ini sangat penting untuk menjaga kadar gula. Pada penyakit Galaktosemia ,keadaaan dimana kadar galaktosa yang tinggi dalam darah, biasanya disebabkan oleh kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase. kelainan ini merupakan kelainan bawaan. Sekitar 1 dari 50.000-70.000 bayi terlahir tanpa enzim tersebut. pada awalnya mereka tampak normal, tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian, nafsu makannya akan berkurang, muntah, tampak kuning (jaundice) dan pertumbuhannya yang normal terhenti. Hati membesar, di dalam air kemihnya ditemukan sejumlah besar protein dan asam amino, terjadi pembengkakan jaringan dan penimbunan cairan dalam tubuh.