Anda di halaman 1dari 2

gula sederhana

Gula reduksi adalah monosakarida dan beberapa disakaridamempunyai sifat dapat mereduksi,
terutama dalam suasana basa. Sifat sebagaireduktor ini dapat digunakan untuk keperluan
identifikasi karbohidratmaupun analisis kuantitatif (Rohmaningsih, 2008).

Pada praktikum gula sederhana ini menenutukan konsentrasi larutan gula dengan madu
menggunakan alat refraktometer. Reftraktometer adalah alat laboratoriun yang digunakan untuk
mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut seperti gula, garam, protein, dan lain-lain
berdasarkan pada pengukuran indeks bias cairan tersebut.

Hasil kosentrasi gula yang diuji yaitu 25% dan konsentrasi pada larutan madu yaitu 23% perbedaan
nilai tersebut disebabkan karena adannya perbedaan konsentrasi dari masing-masing larutan, jika
larutan memiliki konsentrasi yang lebih besar akan mempuyai kerapatan antar molekul yang lebiih
kecil, sehingga indeks biasnya semakin besar dan begitu juga sebaliknya.

Gula pereduksi adalah golongan gula(karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa


penerimaelektron.Contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi
adalahujung yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas. Semua monosakarida(glukosa,
fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosadan pati (polisakarida),
termasuk sebagai gula pereduksi (Andarwulan, 2011).

Kadar serat
Serat makanan terdiri dari selulosa. Dan disamping itu terdapat senyawa-senyawa lain seperti
hemiselulosa, pectin, gum tanaman, mucilage, lignin dan polisakarida yang tersimpan dalam tanaman
dan alga (Poedjiadi dan Supriyanti, 2007). The America Assosiation of Ceral Chemist menyatakan
bahwa serat makanan merupakan bagian yang dapat dikonsumsi dari tanaman atau dengan
fermentasi lengkap atau partial pada usus besar (Nielsen, S. Suzanne. 2009).

Serat yang digunakan pada praktikum ini yaitu analisa pada wortel, kangkung, dan bayam. Pada
masing-masing sampel diukur 2 gram untuk digunakan pada analisa kadar serat ini, sampel
kemudian dihaluskan dan dimasukan kedalam erlenmayer 250 ml yang dicampurkan dengan H2SO4.
Lalu direfluks selama 30 menit, endapan yang dihasil kemudia dicuci dengan aquades lalu disaring
dengan kertas saring. Setelah itu pindahkan residu ke dalam erlenmayer yang ditambahkan NAOH,
lalu disaring lagi dengan kertas saring kemudian ditimbang. Penambahan NaOH ini untuk
menghidrolisis sampel dengan menggunakan basa.

Kadar pati

Salah satu jenis karbohidrat yaitu pati yang merupakan homopolimer glukosa yang dihubungkan oleh
ikatan a-glikosidik (winarno, 2002). Pati tersusun atas jenis molekul polisakarida, yang satu linear
dengan (amilosa) dan yang lain bercabang (amilopektin). Pati memiliki peranan penting dalam
pengelolahan pangan terutama karena mensuplai kebutuhan energi manusia di dunia dengan porsi
yang tinggi. Lebih dari 80 persen tnamana pangan terdiri dari biji-biji atau umbi-umbian dan tanaman
sumber pati lainnya (Greenwood dan Munro, 1979).

Penentuan kadar pati ini diawali dengan pengukuran sampel yang diambil yaitu 2 gram dari sampel
ubi dan singkong yang ditambahkan dengan 10 ml HCL 25 % kemudia dipanaskan selama 1 jam
dengan suhu 70c. Lalu, sampel di dinginkan dan dinetralkan dengan diberikan NaOH 20 % lalu
ditambahkan 2 tetes indikator pp. Setelah itu larutan dimasukan kedalam labu ukur 250 ml dna
diencerkan sampai tanda tetra. Kemudian dipanaskan selama 10-15 menit dengan ditambahkan 25
ml Luff Schoorl. Lalu di titrasi, dengan blanko yang diisi dengan Na203. Kemudia titrasi hingga terjadi
perubahan warna.
Kadar pati pada pangan akan menentukan bahan pangan tersebut pada saat diolah dan daya tahan
penyimpanan pangan tersebut. Proses refluks bertujuan untuk menghidrolisis pati dalam sampel
tersebut dengan memecah ikatan glikosidik di dalamnya sehingga terbentuk molekul pati yang lebih
pendek.

Kesimpulan

1. perbedaan nilai pada masing-masing sampel gula sederhana tersebut disebabkan karena
adannya perbedaan konsentrasi dari masing-masing larutan, jika larutan memiliki
konsentrasi yang lebih besar akan mempuyai kerapatan antar molekul yang lebiih kecil,
sehingga indeks biasnya semakin besar dan begitu juga sebaliknya.
2. The America Assosiation of Ceral Chemist menyatakan bahwa serat makanan merupakan
bagian yang dapat dikonsumsi dari tanaman atau dengan fermentasi lengkap atau partial
pada usus besar.
3. Pati memiliki peranan penting dalam pengelolahan pangan terutama karena mensuplai
kebutuhan energi manusia di dunia dengan porsi yang tinggi. Lebih dari 80 persen tnamana
pangan terdiri dari biji-biji atau umbi-umbian dan tanaman sumber pati lainnya

Saran

Dalam menggunakan alat-alat laboratorium disaran untuk berhati-hati dan tidak sembarang dalam
penggunnaanya karena dapat membahayakan disamping itu diperlukan untuk menggunkan APD
sebelum masuk ke dalam laboratorium.

Daftar pustaka

Andarwulan, Nuri, Feri Kusnandar, Dian Herawati. 2011.Analisis Pangan. DianRakyat, Jakarta.

Rohmaningsih. 2008. “Pengaruh Cara Pengeringan Terhadap Kadar Gula ReduksiPada Sale
Pisang”.Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi UIN SunanKalijaga,Yogyakarta

Poedjiadi, Anna dan Supriyanti, F.M. Titin. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press).

Nielsen, S. Suzanne. 2009. Food Analysis Fourth Edition. Springer.

Greenwood, C.T. dan D.N. Munro. 1979. Carbohydrate. Marcel Dekker Inc., New York.

Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai