Anda di halaman 1dari 4

Penambahan Reagen :

Fungsi penambahan larutan dapar adalah untuk mempertahankan pH larutan saat


ditambahkan asam atau basa lemah dalam jumlah relatif sedikit (Chang R, 2006). Larutan dapar
mampu menetralkan penambahan asam maupun basa dari luar. Hal ini dikarenakan larutan dapar
mengandung zat terlarut yang terdiri atas komponen asam dan basa. Komponen asam berfungsi
menahan kenaikan pH, sedangkan komponen basa berfungsi menahan penurunan pH.

Dalam praktek ini, penambahan HCL berguna untuk menurunkan pH awal sediaan dan
membuat lingkungan dalam tabung sediaan menjadi asam.

Pada percobaan ini, penambahan KI – I 2 bertujuan untuk mengetahui kandungan pati


dalam sampel. Larutan iodin ditambahkan pada larutan sampel sebanyak satu tetes. Timbulnya
warna biru menunjukkan adanya pati, sedangkan warna merah menunjukkan adanya glikogen
(Winarno, 2002).

Prinsip uji iod, larutan pati akan bereaksi dengan iod membentuk warna biru, karena iod
masuk ke dalam kumparan molekul pati. Senyawa ini hanya stabil dalam larutan dingin. Pada
pemanasan, warna biru akan hilang karena molekul pati meregang, sehingga iod lepas dari
kumparan pati. Tetapi akan kembali menjadi biru bila di dinginkan. Amilosa akan memberikan
warna yang lebih biru dibandingkan amilopektin (Bintang, 2010).

Uji iod dalam bidang pangan dapat berguna dalam, seperti penentuan kadar alkohol
dalam minuman fermentasi seperti bir atau anggur. Selain berfungsi unuk mengetahui kandungan
gula pada roti, kadar glukosa dalam sirup, buah dan lain-lain (Fitiyani, 2013).

Fungsi penambahan NaCl pada enzim amilase. Aktivitas enzim amilase dalam
menghidrolisis pati dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya oleh inhibiotr, aktivator,
dan ion logam. Pada penambahan NaCl ini bertujuan untuk menurunkan kestabilan enzim.
Semakin tinggi konsentrasi NaCl, maka aktivitas spesifik enzim semakin rendah
(digilib.uinsgd.ac.id).

Pankreatinin adalah pengganti enzim pankreas (suplemen pankreatin) diperlukan bila


sekresi pankreas terganggu pada kasus cystic fibrosis dan setelah pankreatektomi, gastrektomi,
pankreatitis kronis. Pankreatin membantu pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein.
Pankreatin juga mungkin diperlukan pada tumor yang menghambat aliran keluar dari pankreas
(misal kanker pankreatik). Mekanisme kerja dari enzim pankreatin :

1. Degadasi amilosa menjadi maltosa dan maltriosa yang terjadi secara acak. Degadasi ini
terjadi sangat cepat dan diikuti dengan menurunnya viskositas dengan cepat.
2. Terjadi pembentukan glukosa dan maltosa sebagai hasil akhir dan tidak acak. Pada tahap
ini pembentukan relatif sangat lambat.
(Winamo, 2010).

Tahapan-tahapan dalam analisis menggunakan metode spektrofotometri :

1. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis


Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada daerah
tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah senyawa lain atau direaksikan dengan
pereaksi tertentu.
2. Waktu operasional (operating time)
Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan warna.
Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil.
3. Pemilihan panjang gelombang
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang
gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Untuk memilih panjang gelombang
maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang
gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu.
4. Pembuatan kurva baku
Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan di analisis dengan berbagai konsentrasi.
Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi diukur, kemudian dibuat
kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi (y) dengan konsentrasi (x).
5. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan
Absorban yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai 0,8 atau
15% sampai 70% jika dibaca sebagai transmitans. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa
kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5% (kesalahan fotometrik).
(Gandjar & Rohman, 2007).
Langkah Kerja Spektrofotometri

A. Kalibrasi Alat Spektrofotometer UV-Vis


1. Nyalakan alat spektrofotometer selama kurang lebih 15 menit untuk menstabilkan sumber
cahaya dan fotodetektor.
2. Siapkan larutan blanko. Masukkan ke dalam kuvet yang telah di bersihkan dengan tisu.
Larutan blanko adalah larutan yang mempunyai perlakuan yang sama dengan analat
tetapi tidak mengandung komponen analat. Tujuan pembuatan larutan blanko adalah
untuk mengetahui besarnya serapan oleh zat yang bukan analat (Laksi, 2000).
3. Pilih menu aplikasi wavelength scan. Lakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan
blanko (minimal dua kali dengan menekan tombol auto scan).
4. Setting nilai absorbansi = 0.
5. Setting nilai transmitansi = 100% (artinya larutan tidak mengabsorpsi cahaya yang
diberikan).
B. Menentukan Panjang Gelombang yang Memiliki Nilai Absorbansi Maximum
1. Menentukan panjang range gelombang yang akan digunakan. Dalam praktikum ini
menggunakan panjang gelombang 620 nm. Rentang panjang gelombang 590-620 nm dan
620 nm adalah panjang gelombang optimum. Pada persepsi visual tentang warna
dibangkitkan dari selektif panjang gelombang tertentu pada peristiwa penyinaran obyek
berwarna. Sisa panjang gelombang dapat diteruskan (oleh objek transparan) atau
dipantulkan (oleh objek yang buram) dan dilihat oleh mata sebagai warna dari pancaran
atau pantulan cahaya. Oleh karena itu objek biru tampak berwarna biru karena telah
menyerap sebagian dari panjang gelombang dari cahaya daerah orange-merah.
2. Masukkan sampel ke dalam kuvet kering dan bersih.
3. Lakukan scanning panjang gelombang maksimum untuk masing-masing sampel hingga
dihasilkan panjang gelombang maksimal. Panjang gelombang pada setiap proses
penentuan absorbansi berada pada panjang gelombang maksimum. Hal ini disebabkan
karena respon sinyal (absorban) berada dalam kondisi maksimum sehingga akan
memiliki sensitivitas yang baik dan limit deteksi yang rendah serta mereduksi kesalahan
dalam pengukuran (Darusman, 2003).
4. Buatlah grafik hubungan antara nilai absorbans sebagai fungsi panjang gelombang.
5. Tentukan panjang gelombang maksimum untuk sampel yang lain dengan cara yang sama
seperti diatas.
6. Buatlah tabel yang menjelaskan spesifitas gugus kromofor dengan panjang gelombang
yang dihasilkan.

Daftar pustaka

Eprints.undip.ac.id

Laksi, M. 2000. Kimia Analitik Dasar. Grafindo Media Utama. Bandung

Darusman, L. K. 2003. Diktat Kimia Analitik. FMIPAITB Press. Bandung

Pionas.pom.go.id

Anda mungkin juga menyukai