Disusun Oleh:
Kelompok 8
FARMASI-C
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................3
BAB III...............................................................................................................................10
BAB IV…………………………………………………………………………………………….11
4. 1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..12
i
2
BAB I
PENDAHULUAN
Enzim juga dapat dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan
dalam aktivitas biologis. Enzim ini berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan
sifatnya sangat khas. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi
tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpanan hasil reaksinya.
(Girinda, 1990).
Inhibitor ada dua macam yaitu inhibitor reversible dan inhibitor irreversible.
Inhibitor reversible adalah inhibitor yang reaksi kimia berjalan dua arah atau dapat
balik dan bersifat tidak stabil,ketika inhibitor mengikat sisi aktif enzim, maka
2
inhibitor ini dapat dipisahkan lagi dari ikatannya. Sedangkan inhibitor irreversible
adalah inhibitor yang reaksi kimianya berjalan satu arah, dimana setelah inhibitor
mengikat enzim, inhibitor ini tidak dapat dipisahkan dan bersifat stabil.
Katalisator adalah substansi yang mempercepat reaksi terapi pada hasil reaksi,
substansi tersebut tidak berubah. Enzim mempunyai ciri dimana kerjanya dipengaruhi
oleh lingkungan. (Gaman & shunington, 1994).
Pati secara alami terdapat pada tumbuhan dan berfungsi untuk penyimpanan
energi dalam bentuk polimer glukosa, pada perlakuan dengan kondisi asam ataupun
dengan bantuan enzim pati dapat terhidrolisis menjadi dextrin (campuran dari
polisakarida dengan titik lebur rendah, tersusun atas 3-8 unit glukosa). Maltosa dan
akhirnya D- glukosa. Keberadaan pati dalam makanan dapat dideteksi dengan larutan
I2. Larutan akan berubah warna menjadi biru-hitam bila mengandung pH.
BAB II
ALAT :
1. Bejana Erlenmeyer
2. Pipet Volumetric
3. Buret
4. Tabung reaksi (5 buah)
5. Stopwatch
Reagensia
1. Larutan enzim “ E” (enzim pankreatik Xepazym)
2. Larutan NaCl 0,9%
5. Larutan KI – I2
2. 2 PROSEDUR KERJA
A. Kelompk 3A “Pengaruh peningkatan kadar enzim dan substrat pada reaksi
enzimatik”
(+) 6 ml larutan NaCl 0,9% (+) 6 ml larutan NaCl 0,9% (+) 6 ml larutan NaCl 0,9%
C.
3B1 3B2
(+) 15 ml larutan pH 6,5 (+) 15 ml larutan pH 6,5
(+) 3 ml larutan “S” (+) 3 ml larutan “S”
3B1 3B2
BAB III
No waktu Absorbansi
1 0’ 0,863
2 3’ 0,631
3 6’ 0,609
4 9’ 0,587
5 12’ 0,441
3.2 PEMBAHASAN
a. Pengaruh Suhu
Suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim, namun enzim tidak
bekerja. Dengan kenaikan suhu lingkungan, enzim mulai bekerja sebagian dan
mencapai suhu maksimum pada suhu tertentu. Bila suhu ditingkatkan terus,
jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi. Enzim
dalam tubuh mempunyai suhu optimum sekitar 370C. Sebagian besar enzim
menjadi tidak aktif pada pemanasan sampai ± 600C, karena terjadi denaturasi.
(Hafiz Soewoto,2000)
b. Pengaruh pH
Pengukuran aktivitas enzim pada beberapa macam pH yang berlainan,
sebagian besar enzim didalam tubuh akan menunjukkan aktivitas maksimum
antara pH 5,0 sampai 9,0. Ada enzim yang mempunyai pH optimum yang sangat
2
rendah, seperti pepsin yang mempunyai pH optimum 2. Pada pH yang jauh diluar
pH optimum, enzim akan terdenaturasi. Selain itu pada kedaan ini baik enzim
maupun substrat dapat mengalami perubahan muatan listrik yang mengakibatkan
enzim tidak dapat berikatan dengan substrat.(Hafiz Soewoto,2000)
c. Pengaruh konsentrasi Enzim
Dikatakan bahwa kecepatan reaksi enzimatik (v) berbanding lurus dengan
konsentrasi enzim (E). makin besar konsentrasi enzim, reaksi makin cepat. (Hafiz
Soewoto,2000). Semakin besar konsentrasi enzim maka makin banyak pula
produk yang terbentuk tiap waktu pengamatan. Dari pengamatan tersebut dapat
dikatakan bahwa konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan enzim.
Dengan bertambahnya waktu, pada tiap konsentrasi enzim pertambahan jumlah
produk akan menunjukan defleksi, tidak lagi berbanding lurus sejalan dengan
berlalunya wakti tersebut. Fenomena itu tentu mudah dimaklumi, karena setelah
selang beberapa waktu, jumlah substrat yang tersedia mulai berkurang, sehingga
dengan sendirinya produk olahan enzim juga akan berkurang. (Sadikim, 2002)
d. Pengaruh Konsentrasi Substrat
Dalam suatu reaksi enzimatik, enzim akan mengikat substrat membentuk
kompleks enzim-substrat [ES]. Kemudian kompleks ini akan terurai menjadi [E]
dan produk [P]. Makin banyak kompleks [ES] terbentuk, makin cepat reaksi
berlangsung sampai batas kejenuhan [ES]. Pada konsentrasi substrat [S] melapaui
batas kejenuhan kecepatan reaksi akan konstan. Dalam keadaan itu seluruh enzim
sudah berada dala bentuk kompleks E-S. penambahan jumlah substrat tidak
menambah jumlah E-S.
e. Pengaruh Inhibitor
Ada dua macam inhibitor, yang pertama adalah inhibitor yang irreversible
yang kedua adalah reversible. Mekanisme kerja inhibitor irreversivble adalah
berikatan kovalen dengan sisi aktif enzim sehingga sulit lepas dan substrat tidak
dapat masuk ke sisi aktif enzimnya, sedangkan yang reversible ikatannya lemah,
seperti ikatan hydrogen, mudah diputus. (Poedjadi,2006). Tujuan praktikum ini
yaitu untuk mengetahui pengaruh modifier dan konsentrasi kinerja enzim yang
terkandung dalam saliva. Pengaruh yang ditimbulkan yaitu adanya modifier yang
mempengaruhi kerja reaksi enzimatik.
2
Pada praktikum ini juga dilakukan penambahan reagen dikarenakan larutan yang
ada tidak berwarna dikarenakan larutan yang ada tidak berwarna, sedangkan di
spektofotometri visible salah satu syaratnya adalah larutan harus berwarna
sehingga larutan tidak berwarna harus diberi perwarna dengan menggunakan
reagen spesifik yang bisa menghasilkan senyawa berwarna. Pada praktikum kali
ini juga menggunakan beberapa bahan seperti NaCl yang digunakan untuk
mempercepat reaksi, HgCl untuk memperlambat reaksi, HCl 0,05 N untuk
mencitakan suasana asam karena pada larutan akan ditambahkan KI-I2 sebagai
2
indicator warna, buffer dalam praktikum ini berfungsi untuk menjaga kestabilan
enzim dalam keadaan asam atau basa dengan tidak merubah pH optimalnya.
Paragraph 5 Pada praktikum kali ini kita menggunakan enzim pankreatin yang
mengandung enzim protease, lipase dan amilase dalam rasio tertentu. Enzim
pancreatin berasal dari pancreas yang berfungsi untuk mencerna makanan.
Pancreatin merupakan enzim pencernaan yang disekresi oleh pancreas memecah
nutrien yang terkandung dalam makanan. Enzim pankreaktin biasanya digunakan
sebagai suplemen bagi manusia yang kekurangan akan enzim pencernaan, dan
sering juga digunakan pada penderita pancreastitis. Enzim pancreatin digunakan
untuk menggantikan enzim pencernaan ketika tubuh tidak memiliki enzim yang
cukup. Xepazym mengandung pancreatin dan sinetikon serta amilase dan lipase.
Modifier yaitu bahan yang dapat mengubah aktivitas enzim. Enzim yang
digunakan adalah amilase, mekanisme kerja enzim amilase pankreati yaitu
menghidrolisis amilosa menjadi glukosa. Modifier yang dapat mempercepat
kinerja enzim disebut activator dan yang menghambat kinerja enzim disebut
inhibitor apabila enzim berikatan dengan modifier, kerja enzim tersebut dapat
terhambat atau bahkan tidak berjalan sama sekali yang dikarenakan rusaknya
strukur tiga dimensi yang disebut denaturasi. Inhibitor kompetitif menghambat
kerja enzim dengan cara berikatan dengan enzim sisi aktifnya. Oleh karena itu
inhibitor ini bersaing dengan substrat menempati sisi aktif enzim. Inhibitor non
kompetitif tidak bersaing dengan substrat untuk berikatan dengan enzim, inhibitor
jenis ini akan berikatan dengan enzim pada sisi yang berbeda bukan pada sisi
aktifnya. Konsentrasi enzim mempengaruhi kerja enzim pada suatu konsentrasi
substrat tertentu. Kecepatan reaksi akan bertambah jika konsenstrasi enzim
ditambahkan kedalam suatu reaksi kimia, konsentrasi substrat juga mempengaruhi
kerja enzim dengan konsentrasi enzim yang tetap penambahan konsentrasi
substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. HgCl2 bertindak sebagai inhibitor non
kompetitif reversible yang mana berikatan dengan enzim, zat tersebut dapat
merusak sisi aktif enzim yang akan berikatan dengan sustrat sehingga laju kerja
terhambat atau bahkan menurun dan enzim berhenti bekerja (rusak), pada
dasarnya HgCl2 itu menghambat kerja enzim.
2
3.2 PERTANYAAN
1. Secara teori, bagaimana pengaruh peningkatan kadar substrat dan kadar enzim
terhadap laju reaksi enzimatik?
Pada jumlah atau konsentrasi enzim yang kosntan, semakin tinggi konsentrasi substrat
simpatik tertentu. Aktivitas enzim semakin tinggi (laju reaksi enzimatik semakin
2
cepat). Aktivitas enzim, hal ini disebabkan oleh keadaan enzim yang sudah jenuh oleh
substrat.
2. Bagaimana pengaruh modifier terhadap reaksi enzimatik?
BAB IV
4.1 KESIMPULAN
2
2
DAFTAR PUSTAKA
Gaman,P.M & KB. Shunington. (1994). Ilmu pangan, pengantar ilmu pangan. Nutrisi dan
mikrobiologi. Universitas Gajah Mada. Press-yogyakarta.