Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA FARMASI

“Pengaruh Peningkatan Kadar Enzim dan Modifier Pada Reaksi


Enzimatik”

Disusun Oleh:

Kelompok 8

1. Chairunissa Marselina Syafitri (201810410311105)


2. Ailen Cinta Nada Qorisa (201810410311117)
3. Via Baby Sanjaya (201810410311129)
4. Hijriyatul Amaliyah (201810410311139)
5. Maurista Adelia Fransiska (201810410311173)

FARMASI-C

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB I....................................................................................................................................1

1.1 Tujuan Percobaan..................................................................................................................1


1.2 Dasar Teori............................................................................................................................2
1. 3 Prinsip Reaksi……………………………………………………………………………….2

BAB II...................................................................................................................................3

2. 1 Alat dan Bahan......................................................................................................................3


2. 2 Prosedur kerja (flowchart)...........................................................................................4

BAB III...............................................................................................................................10

3. 1 Data pengamatan ................................................................................................................10


3. 2 Pembahasan.........................................................................................................................10
3. 3 Pertanyaan………………………………………………………………………………….10

BAB IV…………………………………………………………………………………………….11

4. 1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..12

i
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PERCOBAAN


Mengetahui pengaruh modifier dan konsentrasi enzim terhadap kinerja enzim
yang terkandung dalam saliva.

1.2 DASAR TEORI


Enzim atau biokatalisator adalah biomolekuler berupa protein yang berfungsi
sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi)
dalam suatu reaksi kima organik. Reaksi-reaksi enzimatik dibutuhkan agar bakteri
dapat memperoleh makanan atau nutrient dalam keadaan terlarut yang diserap
kedalam sel, memperoleh energi kimia yang digunakan untuk biosintesis,
perkembangbiakan, pergerakan dan lain-lain. (Poedjiadi, 2006).

Enzim juga dapat dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan
dalam aktivitas biologis. Enzim ini berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan
sifatnya sangat khas. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat mengatur reaksi
tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi penyimpanan hasil reaksinya.
(Girinda, 1990).

Modifier = Modulator = Efektor (bahan yang dapat mengubah aktivitas


enzim). Bahan tersebut terbagi menjadi 2 yaitu senyawa organik dan senyawa
anorganik. Modifier yang dapat mempercepat kinerja enzim disebut dengan activator,
sedangkan yang menghambat kinerja enzim disebut dengan inhibitor. Apabila enzim
berikatan dengan modifier, kerja enzim tersebut dapat terhambat atau bahkan tidak
berjalan sama sekali yang dikarenakan rusaknya struktur tiga dimensi, enzim yang
disebut denaturasi.

Inhibitor ada dua macam yaitu inhibitor reversible dan inhibitor irreversible.
Inhibitor reversible adalah inhibitor yang reaksi kimia berjalan dua arah atau dapat
balik dan bersifat tidak stabil,ketika inhibitor mengikat sisi aktif enzim, maka
2

inhibitor ini dapat dipisahkan lagi dari ikatannya. Sedangkan inhibitor irreversible
adalah inhibitor yang reaksi kimianya berjalan satu arah, dimana setelah inhibitor
mengikat enzim, inhibitor ini tidak dapat dipisahkan dan bersifat stabil.

Katalisator adalah substansi yang mempercepat reaksi terapi pada hasil reaksi,
substansi tersebut tidak berubah. Enzim mempunyai ciri dimana kerjanya dipengaruhi
oleh lingkungan. (Gaman & shunington, 1994).

1.3 PRINSIP REAKSI BIOKIMIA

Pati secara alami terdapat pada tumbuhan dan berfungsi untuk penyimpanan
energi dalam bentuk polimer glukosa, pada perlakuan dengan kondisi asam ataupun
dengan bantuan enzim pati dapat terhidrolisis menjadi dextrin (campuran dari
polisakarida dengan titik lebur rendah, tersusun atas 3-8 unit glukosa). Maltosa dan
akhirnya D- glukosa. Keberadaan pati dalam makanan dapat dideteksi dengan larutan
I2. Larutan akan berubah warna menjadi biru-hitam bila mengandung pH.

Pati + I Biru – hitam


\
2

BAB II

2. 1 ALAT DAN BAHAN


A. Pengaruh peningkatan kadar enzim dan substrat pada reaksi enzimatik
“Kelompok 3A”

 ALAT :
1. Bejana Erlenmeyer
2. Pipet Volumetric
3. Buret
4. Tabung reaksi (5 buah)
5. Stopwatch
 Reagensia
1. Larutan enzim “ E” (enzim pankreatik Xepazym)
2. Larutan NaCl 0,9%

3. Larutan dapar (buffer) dengan pH ± 6,5


4. larutan substart “S” larutan Amilum Solani 2 %

5. Larutan KI – I2

6. Larutan HCL 0,05 N


2

B. Pengaruh modifier pada reaksi enzimatik “Kelompok 3B”


 ALAT :
1. Bejana Erlenmeyer
2. Pipet Volumetric
3. Buret
4. Tabung reaksi (5 buah)
5. Stopwatch
 Reagensia
1. Larutan “ B”
2. Larutan NaCl 0,9%

3. Larutan dapar (buffer) dengan pH ± 6,5

4. larutan substart “S”


5. larutan HgCl 2% (didalam botol kecil)
2

2. 2 PROSEDUR KERJA
A. Kelompk 3A “Pengaruh peningkatan kadar enzim dan substrat pada reaksi
enzimatik”

Disiapkan 5 tabung reaksi

3A3 3A1 3A3


(+) 15 ml larutan pH 6,5 (+) 15 ml larutan pH 6,5 (+) 15 ml larutan pH 6,5
(+) 3 ml larutan “S” (+) 3 ml larutan “S” (+) 3 ml larutan “S”

(+) 6 ml larutan NaCl 0,9% (+) 6 ml larutan NaCl 0,9% (+) 6 ml larutan NaCl 0,9%

(+) 5 ml aquadest (+) 5 ml aquadest (+) 5 ml aquadest


2

Dimasukkan 10 ml HCl 0,05 N ke dalam 5


tabung reaksi

Dipipet 1 ml larutan dalam erlenmeyer,


masukkan dalam tabung 0’

3A1 dan 3A2 3A3

(+) 1 ml enzim, nyalakan (+) 1 ml enzim, nyalakan


stopwatch stopwatch

Menjelang menit ke 3’, pipet 1 ml masukkan


kedalam tabung reaksi 3’ begitu pula 6’,9’,12’

Ditambahkan KI – I2, kocok ad homogen dan


diukur absorbansinya

B. Kelompok 3B “Pengaruh modifier pada


‘ reaksi enzimatik”

Disiapkan 5 tabung reaksi

C.
3B1 3B2
(+) 15 ml larutan pH 6,5 (+) 15 ml larutan pH 6,5
(+) 3 ml larutan “S” (+) 3 ml larutan “S”

(+) 6 ml larutan NaCl 0,9% (+) 6 ml larutan NaCl 0,9%

(+) 5 ml aquadest (+) 5 ml aquadest

(+) 3 tetes HgCl2 (+) 3 tetes HgCl2


2

Goyangkan ad homogen, dan Dimasukkan 10


ml HCl 0,05 N ke dalam 5 tabung reaksi

Dipipet 1 ml larutan dalam erlenmeyer,


masukkan dalam tabung 0’

3B1 3B2

(+) 1 ml enzim, nyalakan (+) 2 ml enzim, nyalakan


stopwatch stopwatch

Menjelang menit ke 3’, pipet 1 ml masukkan


kedalam tabung reaksi 3’ begitu pula 6’,9’,12’

Ditambahkan KI – I2, kocok ad homogen dan


diukur absorbansinya

BAB III

3.1 DATA PENGMATAN


2

No waktu Absorbansi

1 0’ 0,863

2 3’ 0,631

3 6’ 0,609

4 9’ 0,587

5 12’ 0,441

3.2 PEMBAHASAN

Paragraf 1 Enzim atau biokatalisator adalah biomolekuler berupa protein yang


berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi) dalam suatu reaksi kima organik. Reaksi-reaksi enzimatik dibutuhkan agar
bakteri dapat memperoleh makanan atau nutrient dalam keadaan terlarut yang diserap
kedalam sel, memperoleh energi kimia yang digunakan untuk biosintesis,
perkembangbiakan, pergerakan dan lain-lain. (Poedjiadi, 2006). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan enzim antara lain, perubahan suhu dan pH mempunyai
pengaruh besar terhadap kerja enzim. Kecepatan reaksi enzim juga dipengaruhi oleh
konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat.

a. Pengaruh Suhu
Suhu rendah mendekati titik beku tidak merusak enzim, namun enzim tidak
bekerja. Dengan kenaikan suhu lingkungan, enzim mulai bekerja sebagian dan
mencapai suhu maksimum pada suhu tertentu. Bila suhu ditingkatkan terus,
jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi. Enzim
dalam tubuh mempunyai suhu optimum sekitar 370C. Sebagian besar enzim
menjadi tidak aktif pada pemanasan sampai ± 600C, karena terjadi denaturasi.
(Hafiz Soewoto,2000)
b. Pengaruh pH
Pengukuran aktivitas enzim pada beberapa macam pH yang berlainan,
sebagian besar enzim didalam tubuh akan menunjukkan aktivitas maksimum
antara pH 5,0 sampai 9,0. Ada enzim yang mempunyai pH optimum yang sangat
2

rendah, seperti pepsin yang mempunyai pH optimum 2. Pada pH yang jauh diluar
pH optimum, enzim akan terdenaturasi. Selain itu pada kedaan ini baik enzim
maupun substrat dapat mengalami perubahan muatan listrik yang mengakibatkan
enzim tidak dapat berikatan dengan substrat.(Hafiz Soewoto,2000)
c. Pengaruh konsentrasi Enzim
Dikatakan bahwa kecepatan reaksi enzimatik (v) berbanding lurus dengan
konsentrasi enzim (E). makin besar konsentrasi enzim, reaksi makin cepat. (Hafiz
Soewoto,2000). Semakin besar konsentrasi enzim maka makin banyak pula
produk yang terbentuk tiap waktu pengamatan. Dari pengamatan tersebut dapat
dikatakan bahwa konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan enzim.
Dengan bertambahnya waktu, pada tiap konsentrasi enzim pertambahan jumlah
produk akan menunjukan defleksi, tidak lagi berbanding lurus sejalan dengan
berlalunya wakti tersebut. Fenomena itu tentu mudah dimaklumi, karena setelah
selang beberapa waktu, jumlah substrat yang tersedia mulai berkurang, sehingga
dengan sendirinya produk olahan enzim juga akan berkurang. (Sadikim, 2002)
d. Pengaruh Konsentrasi Substrat
Dalam suatu reaksi enzimatik, enzim akan mengikat substrat membentuk
kompleks enzim-substrat [ES]. Kemudian kompleks ini akan terurai menjadi [E]
dan produk [P]. Makin banyak kompleks [ES] terbentuk, makin cepat reaksi
berlangsung sampai batas kejenuhan [ES]. Pada konsentrasi substrat [S] melapaui
batas kejenuhan kecepatan reaksi akan konstan. Dalam keadaan itu seluruh enzim
sudah berada dala bentuk kompleks E-S. penambahan jumlah substrat tidak
menambah jumlah E-S.
e. Pengaruh Inhibitor
Ada dua macam inhibitor, yang pertama adalah inhibitor yang irreversible
yang kedua adalah reversible. Mekanisme kerja inhibitor irreversivble adalah
berikatan kovalen dengan sisi aktif enzim sehingga sulit lepas dan substrat tidak
dapat masuk ke sisi aktif enzimnya, sedangkan yang reversible ikatannya lemah,
seperti ikatan hydrogen, mudah diputus. (Poedjadi,2006). Tujuan praktikum ini
yaitu untuk mengetahui pengaruh modifier dan konsentrasi kinerja enzim yang
terkandung dalam saliva. Pengaruh yang ditimbulkan yaitu adanya modifier yang
mempengaruhi kerja reaksi enzimatik.
2

Paragraph 2 Pada praktikum ini dilakukan pengukuran spektrofotometri dengan


Panjang gelombang yaitu 620 nm termasuk kategori Visible, dikarenakan larutan
yang ada dikelompok kami berwarna. Larutan yang ada di spektofotometri UV itu
tidak memiliki warna, bening dan transparan dikarenakan inti atom deuterium
mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidorgen hanya memiliki satu
proton dan tidak memiliki neutron, sehingga tidak dapat dideteksi oleh mata dan
menyebabkan larutan bewarna bening atau transparan. Sedangkan untuk larutan
yang ada di spektofotometri Visible itu termasuk spektrum elektromagnetik yang
dapat ditangkap oleh mata, sehingga semua sinar dapat dilihat oleh kita, entah itu
putih, merah, biru, hijau, atau yang lainnya. Dan larutan yang didapatkan dari
kelompok kami berwarna biru sehingga termasuk spektofotometri visible.

Pada praktikum ini juga dilakukan penambahan reagen dikarenakan larutan yang
ada tidak berwarna dikarenakan larutan yang ada tidak berwarna, sedangkan di
spektofotometri visible salah satu syaratnya adalah larutan harus berwarna
sehingga larutan tidak berwarna harus diberi perwarna dengan menggunakan
reagen spesifik yang bisa menghasilkan senyawa berwarna. Pada praktikum kali
ini juga menggunakan beberapa bahan seperti NaCl yang digunakan untuk
mempercepat reaksi, HgCl untuk memperlambat reaksi, HCl 0,05 N untuk
mencitakan suasana asam karena pada larutan akan ditambahkan KI-I2 sebagai
2

indicator warna, buffer dalam praktikum ini berfungsi untuk menjaga kestabilan
enzim dalam keadaan asam atau basa dengan tidak merubah pH optimalnya.

Paragraph 5 Pada praktikum kali ini kita menggunakan enzim pankreatin yang
mengandung enzim protease, lipase dan amilase dalam rasio tertentu. Enzim
pancreatin berasal dari pancreas yang berfungsi untuk mencerna makanan.
Pancreatin merupakan enzim pencernaan yang disekresi oleh pancreas memecah
nutrien yang terkandung dalam makanan. Enzim pankreaktin biasanya digunakan
sebagai suplemen bagi manusia yang kekurangan akan enzim pencernaan, dan
sering juga digunakan pada penderita pancreastitis. Enzim pancreatin digunakan
untuk menggantikan enzim pencernaan ketika tubuh tidak memiliki enzim yang
cukup. Xepazym mengandung pancreatin dan sinetikon serta amilase dan lipase.
Modifier yaitu bahan yang dapat mengubah aktivitas enzim. Enzim yang
digunakan adalah amilase, mekanisme kerja enzim amilase pankreati yaitu
menghidrolisis amilosa menjadi glukosa. Modifier yang dapat mempercepat
kinerja enzim disebut activator dan yang menghambat kinerja enzim disebut
inhibitor apabila enzim berikatan dengan modifier, kerja enzim tersebut dapat
terhambat atau bahkan tidak berjalan sama sekali yang dikarenakan rusaknya
strukur tiga dimensi yang disebut denaturasi. Inhibitor kompetitif menghambat
kerja enzim dengan cara berikatan dengan enzim sisi aktifnya. Oleh karena itu
inhibitor ini bersaing dengan substrat menempati sisi aktif enzim. Inhibitor non
kompetitif tidak bersaing dengan substrat untuk berikatan dengan enzim, inhibitor
jenis ini akan berikatan dengan enzim pada sisi yang berbeda bukan pada sisi
aktifnya. Konsentrasi enzim mempengaruhi kerja enzim pada suatu konsentrasi
substrat tertentu. Kecepatan reaksi akan bertambah jika konsenstrasi enzim
ditambahkan kedalam suatu reaksi kimia, konsentrasi substrat juga mempengaruhi
kerja enzim dengan konsentrasi enzim yang tetap penambahan konsentrasi
substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. HgCl2 bertindak sebagai inhibitor non
kompetitif reversible yang mana berikatan dengan enzim, zat tersebut dapat
merusak sisi aktif enzim yang akan berikatan dengan sustrat sehingga laju kerja
terhambat atau bahkan menurun dan enzim berhenti bekerja (rusak), pada
dasarnya HgCl2 itu menghambat kerja enzim.
2

3.2 PERTANYAAN
1. Secara teori, bagaimana pengaruh peningkatan kadar substrat dan kadar enzim
terhadap laju reaksi enzimatik?

Pada jumlah atau konsentrasi enzim yang kosntan, semakin tinggi konsentrasi substrat
simpatik tertentu. Aktivitas enzim semakin tinggi (laju reaksi enzimatik semakin
2

cepat). Aktivitas enzim, hal ini disebabkan oleh keadaan enzim yang sudah jenuh oleh
substrat.
2. Bagaimana pengaruh modifier terhadap reaksi enzimatik?

Semakin besar konsentrasi activator, apabila disertai penambahan konsentrasi enzim


dan konsentrasi substrat akan meningkat aktivitas enzim. Molekul activator dapat
menyebabkan sisi aktif enzim semakin cocok dengan substrat. Semakin besar
konsentrasi inhibitor, aktivitas enzim akan menurun, karena melekatnya inhibitor
pada sisi aktif sehingga menghalangi melekatnya substrat pada enzim tersebut.

BAB IV

4.1 KESIMPULAN
2
2

DAFTAR PUSTAKA

Gaman,P.M & KB. Shunington. (1994). Ilmu pangan, pengantar ilmu pangan. Nutrisi dan
mikrobiologi. Universitas Gajah Mada. Press-yogyakarta.

Girindra, A. (1990). Biokimia 1. Jakarta: Gramedia

Poedjiadi, Anna.2006.Dasar-Dasar Biokima. Jakarta: UI press.

Sadikin Mohammad.2002.Biokimia Enzim. Jakarta : Widya Medika

Soewoto Hafiz. dkk.2000.Biokmia Eksperimen Laboratorium. Jakarta: Widya Medika

Anda mungkin juga menyukai