Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PENGARUH PENINGKATAN KADAR ENZIM DAN MODIFIER PADA


REAKSI ENZIMATIK

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Farmasi C

1. Yeni Maria Astutik 201910410311115


2. Anatasya Ainisyah 201910410311118
3. Dominyda Vebrianto Saputro 201910410311119
4. Faiznanda Awwaluddin 201910410311120
5. Ulfa Intan Pujiana 201910410311121
6. Metry Imanda Putri 201910410311123

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui pengaruh modifier dan konsentrasi enzim terhadap kinerja enzim yang
terkandung dalam saliva.

B. DASAR TEORI
Enzim adalah protein yang memiliki fungsi sebagai katalisis untuk proses
biokimia yang berlangsung di dalam maupun diluar sel. Enzim dapat berfungsi sebagai
katalisis yang efisien, disamping itu mempunyai derajat kekhasan yang tinggi. Seperti
katalisis yang lain, maka enzim menurunkan energi aktifitas reaksi kimia yaitu hanya
akan bekerja pada satu reaksi saja. Sebagai protein, enzim diproduksi dan digunakan
oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi, antara lain konversi energi dan metabolisme
pertahanan sel.

Enzim memiliki sifat kapasitas katalitik dan spesifisitasnya sangat tinggi,


berperan dalam transformasi berbagai jenis energi, mudah terdenaturasi, serta
aktivitasnya tergantung pada sumber, jenis substrat, pH dan temperatur. Berdasarkan
International Union of Biochemistry (IUB), enzim dibagi menjadi 6 kelompok kelas
berdasarkan sifat katalitiknya, yaitu Oksidoreduktase, Transferase, Hidrolase, Liase,
Isomerase, Ligase. Enzim amilase merupakan enzim yang mampu mengkatalis proses
hidrolisa pati untuk menghasilkan molekul lebih sederhana seperti glukosa, maltosa,
dan dekstrin (Erina Saurmauli Ompusunggu et al., no date). Enzim ini termasuk kelas
hidrolase mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu substrat atau pemecahan substrat dengan
pertolongan molekul air. Sumber utama amilase adalah pankreas, yang menyekresikan
amilase dan enzim lain ke dalam duodenum (Lestari and Amalia, no date) .

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi suatu enzimatis


antara lain yaitu konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat. Konsentrasi enzim dan
konsentrasi substrat masing-masing merupakan pembatas. Katalisis hanya terjadi jika
enzim dan substrat membentuk satu kompleks sementara. Jadi, laju reaksi bergantung
kepada jumlah benturan yang terjadi antara substrat dan enzim. Semakin tinggi
konsentrasi dari enzim maka kecepatan reaksi makin cepat pula, semua ini terjadi
karena banyaknya enzim yang telah memecah substrat menjadi suatu produk. Dengan
ketentuan lain, yaitu konsentrasi enzim berlebihan maka kecepatan reaksinya akan
lurus/tidak terjadi keneikan atau penurunan kecapatan reaksi. Hal ini disebabkan karena
substrat telah terikat semua pada masing-masing enzim serta ada enzim yang tidak
mengikat substrat (Susanti and Fibriana, 2013).

Modifier adalah molekul kecil dari senyawa intermediate yang mempengaruhi


aktifitas enzim, baik meningkatkan maupun menurunkan kecepatan reaksi. Modifier
yang dapat mempercepat kinerja enzim disebut dengan aktivator dan yang menghambat
kinerja enzim disebut dengan inhibitor. Apabila enzim berikatan dengan modifier, kerja
enzim tersebut dapat terhambat atau bahkan tidak berjalan sama sekali dikarenakan
rusaknya struktur tiga dimensi enzim yang disebut dengan denaturasi. Bahan tersebut
terbagi menjadi 2 yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik.

1. Senyawa anorganik terbagi: Modifier positif: koenzim dan metabolit allosterik.


Modifier negatif: inhibitor reversible dan irrversible.
2. Senyawa organik (logam) terbagi: Modifier positif: Fe, Mn, Cu, Ca, Zn. Dalam
jumlah sedikit logam ini berfungsi sebagai kofaktor. Modifier negatif: logam berat
seperti Hg, Ag, Pb.

Inhibitor adalah suatu zat yang cenderung menurunkan laju reaksi yang
dikatalisis ole enzim. Berdasarkan mekanisme reaksi, inhibitor dibagi menjadi 2 jenis
utama, yaitu inhibitor yang bekerja secara tidak dapat balik (irreversible) dan dapat
balik (reversible). Inhibitor irreversible adalah penghambat yang dapat merusak suatu
gugus fungsi pada molekul enzim dengan cara mengikata residu asam amino atau
dengan merusak gugus fungsional pada molekul enzim yang penting bagi aktivitas
katalitiknya. Inhibitor reversible adalah inhibitor yang reaksi kimianya berjalan dua
arah atau dapat balik dan bersifat tidak stabil, ketika inhibitor mengikat sisi aktif enzim,
maka inhibitor ini dapat dipisahkan lagi dari ikatannya. Inhibitor reversible terbagi
menjadi 3 jenis yaitu inhibitor kompetitif, inhibitor nonkompetitif, dan inhibitor
unkompetitif.

1. Inhibitor Kompetitif, memiliki struktur yang mirip dengan molekul substrat,


inhibitor ini melekat pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi pembentukan
ikatan kompleks enzim-substrat. Olehkarena substrat dan inhibitor berkompetisi
untuk mendapatkan sisi aktif enzim maka penggabungan antara enzim dan
inhibitor akan menurunkan konsentrasi enzim yang efektif, sebagai akibatnya
laju reaksi juga akan menurun. Pada inhibitor kompetitif terjadi penambahan
substrat dapat mengurangi daya hambatnya, karena inhibitor bersaing dengan
substrat untuk mengikat bagian aktif enzim. Besarnya konsentrasi substrat yang
perlu ditingkatkan untuk mengatasi inhibisi secara total bergantung pada
konsentrasi inhibitor yang ada. Dengan demikian inhibitor kompetitif tidak
berefek pada harga Vmaks, tetapi meningkatkan harga Km.
2. Inhibitor Non- Kompetitif, dapat melekat pada sisi enzim yang bukan
merupakan sisi aktif, dan membentuk kompleks enzim-inhibitor. Inhibitor ini
mengubah bentuk dan struktur enzim, sehingga sisi aktif enzim menjadi tidak
berfungsi dan substrat tidak dapat berikatan dengan enzim tersebut. Inhibitor
nonkompetitif pengaruhnya tidak dapat dihilangkan dengan adanya
penambahan konsentrasi substrat, karena inhibitor ini akan berikatan dengan
permukaan enzim tanpa lepas dan lokasinya tidak dapat diganti oleh substrat.
Sehingga daya kerja inhibitor sangat tergantung dari konsentrasi inhibitor dan
aktivitas inhibitor terhadap enzim. Sehingga untuk mengatasi kehadiran enzim
ini, kesterilan substrat dan kemurnian enzim sangat perlu diperhatikan. Dengan
demikian inhibitor nonkompetitif menurunkan harga Vmaks tetapi tidak
mempengaruhi harga Km.
3. Inhbitor Unkompetitif, inhibitor ini tidak dapat membentuk kompleks enzim-
inhibitor. Hanya terikat pada kompleks enzim-substrat maka yang terbentuk
adalah enzim-substrat-inhibitor kompleks. Oleh karena hanya terikat pada
kompleks enzim-substrat maka inhibitor ini tidak aktif pada konsentrasi substrat
yang rendah (karena pada konsentrasi substrat yang rendah komplek enzim-
substrat yang terbentuk juga sedikit). Dengan demikian inhibitor jenis ini
menurunkan harga Vmax dan harga Km.

a. Prinsip Reaksi Biokimia

Pati secara alami terdapat pada tumbuhan dan berfungsi untuk penyimpanan
energy dalam bentuk polimer glukosa. Pada perlakuan dengan kondisi asam ataupun
dengan bantuan enzim, pati dapat terhidrolisis menjadi dextrin (campuran dari
polisakarida dengan titik lebur rendah, tersusun atas 3-8 unit glukosa), maltose, dan
akhirnya Dglukosa. Keberadaan pati dalam makanan dapat dideteksi dengan larutan I2.
Larutan akan berubah warna menjadi biru-hitam bila mengandung pati.

Pati + I2 warna biru-hitam

b. Kerangka Konsep

Enzim

Faktor yang mempengaruhi


reaksi enzimatik

Konsentrasi enzim Modifier

Semakin tinggi
Aktivator Inhibitor

kecepatan reaksi semakin cepat.


(karena banyaknya enzim yang telah Mempercepat kinerja Memperlambat

memecah substrat menjadi suatu enzim kinerja enzim

produk).

Dilakukan
percobaan
Pati + I2 → warna biru-hitam
C. ALAT DAN BAHAN
a. Alat

Kelompok 3A. Pengaruh Kelompok 3B. Pengaruh Modifier


Peningkatan Kadar Enzim dan Pada Reaksi Enzimatik
Substrat Pada Reaksi Enzimatik Alat :
Alat :
 Bejana Erlenmeyer
 Bejana Erlenmeyer
 Pipet volumetric 1 ml
 Pipet volumetric
 Tabung reaksi (5 buah)
 Tabung reaksi (5 buah)
 Stopwatch
 Stopwatch

b. Bahan

Kelompok 3A. Reagensia


Kelompok 3B. Reagensia
 Larutan enzim “E” dibuat dengan
 Larutan enzim “B”
mengencerkan saliva 1mL dalam 10 mL
 Larutan NaC1 0,09%
air suling
 Larutan HgC12 2% (di dalam botol
 Larutan NaC1 0,9%
kecil)
 Larutan dapar (buffer) dengan pH ±6,5
 Larutan dapar (buffer) dengan pH 6,5
 Larutan substrat “S” Larutan
 Larutan substrat “S”
Amilum Solani 2%
 Larutan KI-I2
 Larutan KI-I2
 Larutan HCl 0,05 N
 Larutan HCl 0,05 N
D. PROSEDUR KERJA
a. KELOMPOK 3A. PENGARUH PENINGKATAN KADAR ENZIM DAN
SUBSTRAT PADA REAKSI ENZIMATIK
1. Kelompok depan dibagi lagi menjadi kelompok 3A1 dan 3A2
2. Beda percobaan kelompok 3A1 dan 3A2 terletak pada tahap ke- 5 dan 9 percobaan
(lihat tahap 5 dan 9 di bawah ini)
3. Siapkan 5 tabung reaksi bersih, beri masing-masing tanda 0’, 5’, 10’, 15’, dan 20’
4. Siapkan bejana Erlenmeyer dan pipet volumetric
5. Kelompok 3A1: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 6,5), 3 ml larutan “S” , 6 ml
NaCl 0.9 % dan 5 ml aqua distillate ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer
beberapa detik dengan gerakan memutar agar isinya tercampur rata.
Kelompok 3A2: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 6,5) 3 ml larutan “S”, 6 ml
NaCl 0.9 %dan 4 ml aqua distillate ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer
beberapa detik dengan gerakan memutar agar isinya tercampur rata.
Kelompok 3A3: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 6,5) 6 ml larutan “S”, 6 ml
NaCl 0.9 %dan 5 ml aqua distillate ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer
beberapa detik dengan gerakan memutar agar isinya tercampur rata.
6. Isilah masing-masing tabung reaksi dengan 10 ml larutan HC1 0,05 N.
7. Ambil dengan pipet 1 ml campuran larutan dan labu Erlenmeyer dan masukkan ke
dalam tabung reaksi yang bertanda 0’, campurlah isinya dengan beberapa kali
membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan.
8. Siapkan stopwatch
9. Kelompok 3A1 dan 3A3: Pipetlah 1 ml enzim dan tambahkan ke dalam campuran
larutan yang berada di dalam Erlenmeyer. Jalankan stopwatch tepat pada saat enzim
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan
gerakan memutar agar enzim tercampur rata di dalam larutan. Setelah itu
Erlenmeyer jangan digoyangkan lagi (Diamkan di atas meja).
Kelompok 3A2: Pipetlah 2 ml enzim dan tambahkan ke dalam campuran larutan
yang berada di dalam Erlenmeyer. Jalankan stopwatch tepat pada saat enzim
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa detik dengan
gerakan memutar agar enzim tercampur rata di dalam larutan. Setelah itu
Erlenmeyer jangan digoyangkan lagi (Diamkan di atas meja).
10. Kira-kira setengah menit menjelang menit ke-5 ambillah dengan pipet 1 ml larutan
dan labu Erlenmeyer. Tepat pada menit ke-5 masukkan cairan dan dalam pipet
tersebut ke dalam tabung reaksi bertanda 5’, campurlah isinya dengan beberapa kali
membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan.
11. Lakukan kembali prosedur seperti tahap 10 sekitar menit ke-l0, 15, 20 dengan
memasukkan cairan dari dalam pipet ke dalam tabung reaksi bertanda 10’, 15’, atau
20’ dan mencampurkannya dengan membalik-balikkan tabung.
12. Setelah semua selesai, tambahkan 1 ml larutan KI-I2 ke dalam masing-masing
tabung reaksi. Campur merata dengan membalikkan beberapa kali tabung reaksi
yang disumbat ibujari tangan.
13. Kira-kira lima menit setelah penambahan KI-I2, bacalah absorbance larutan yang
ada dalam masing-masing tabung reaksi.
14. Dari nilai absorbance yang terbaca, hitunglah persen substrat yang tercerna pada
menit ke-0, 5, 10, 15 dan 20 dengan rumus:

Keterangan: ATt = absorbance larutan pada menit ke t


ATo = absorbance larutan pada menit ke 0

15. Runutlah nilai presentase substrat yang dicerna pada ordinat grafik yang
menghubungkannya dengan lama berlangsungnya reaksi (T) pada absisnya. Kurva
yang terbentuk disebut progress curve.
16. Bandingkan kinerja enzim pada percobaan yang dilakukan kelompok 3A1, 3A2,
3B1 dan 3B2 dan buatlah analisis mengapa demikian.
Bagan Alir

Kelompok depan dibagi lagi menjadi


kelompok 3A1 dan 3A2

Beda percobaan kelompok 3A1 dan 3A2 terletak pada tahap


ke- 5 dan 9 percobaan (lihat tahap 5 dan 9 di bawah ini)

Disiapkan 5 tabung reaksi bersih, beri masing-


masing tanda 0’, 5’, 10’, 15’, dan 20’
Disiapkan bejana Erlenmeyer dan pipet
volumetric

- Kelompok 3A1: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 6,5), 3


ml larutan “S” , 6 ml NaCl 0.9 % dan 5 ml aqua distillate
ke dalam Erlenmeyer.
- Kelompok 3A2: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 6,5) 3
ml larutan “S”, 6 ml NaCl 0.9 %dan 4 ml aqua distillate ke
dalam Erlenmeyer.
- Kelompok 3A3: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 6,5) 6
ml larutan “S”, 6 ml NaCl 0.9 %dan 5 ml aqua distillate ke
dalam Erlenmeyer.

Digoyangkan Erlenmeyer (kelompok 3A1, 3A2, dan


3A3) beberapa detik dengan gerakan memutar agar
isinya tercampur rata.

Diisi masing-masing tabung reaksi dengan 10 ml


larutan HC1 0,05 N.

Dipipet 1 ml campuran larutan dan labu Erlenmeyer dan masukkan


ke dalam tabung reaksi yang bertanda 0’, campurlah isinya dengan
beberapa kali membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan.

Disiapkan stopwatch

- Kelompok 3A1 dan 3A3: Pipetlah 1 ml enzim dan


tambahkan ke dalam campuran larutan yang berada di
dalam Erlenmeyer.
- Kelompok 3A2: Pipetlah 2 ml enzim dan tambahkan
ke dalam campuran larutan yang berada di dalam
Erlenmeyer.

Dijalankan stopwatch (kelompok 3A1, 3A2, 3A3) tepat pada


saat enzim dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan
Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar agar
enzim tercampur rata di dalam larutan. Setelah itu Erlenmeyer
jangan digoyangkan lagi (Diamkan di atas meja).
Kira-kira setengah menit menjelang menit ke-5 ambillah
dengan pipet 1 ml larutan dan labu Erlenmeyer. Tepat pada
menit ke-5 masukkan cairan dan dalam pipet tersebut ke dalam
tabung reaksi bertanda 5’, campurlah isinya dengan beberapa
kali membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan.

Dilakukan kembali prosedur seperti tahap 10 sekitar menit ke-


l0, 15, 20 dengan memasukkan cairan dari dalam pipet ke
dalam tabung reaksi bertanda 10’, 15’, atau 20’ dan
mencampurkannya dengan membalik-balikkan tabung.

Ditambahkan 1 ml larutan KI-I2 ke dalam masing-masing


tabung reaksi. Campur merata dengan membalikkan beberapa
kali tabung reaksi yang disumbat ibujari tangan.

Kira-kira lima menit setelah penambahan KI-I2, bacalah


absorbance larutan yang ada dalam masing-masing tabung
reaksi.

Dari nilai absorbance yang terbaca, hitunglah persen substrat


yang tercerna pada menit ke-0, 5,10, 15 dan 20

Runutlah nilai presentase substrat yang dicerna pada ordinat grafik yang
menghubungkannya dengan lama berlangsungnya reaksi (T) pada absisnya.
Kurva yang terbentuk disebut progress curve.

Bandingkan kinerja enzim pada percobaan yang dilakukan kelompok 3A1,


3A2, 3B1 dan 3B2. (Buatlah analisis)
b. KELOMPOK 3B. PENGARUH PENINGKATAN KADAR ENZIM DAN
SUBSTRAT PADA REAKSI ENZIMATIK
1. Kelompok depan dibagi lagi menjadi kelompok 3B1 dan 3B2
2. Beda percobaan kelompok 3B1 dan 3B2 terletak pada tahap ke- 5 dan 9
percobaan (lihat tahap 5 dan 9 di bawah ini)
3. Siapkan 5 tabung reaksi bersih, beri masing-masing tanda 0’, 5’, 10’, 15’, dan
20’
4. Siapkan bejana Erlenmeyer dan pipet volumetric
5. Kelompok 3B1: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 7,0), 3 ml larutan “S” dan
6 ml larutan NaCl 0,09%, 5 ml aquades, dan 3 tetes HgCl2 (dengan pipet karet-
awas HgCl2 adalah zat beracun) ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer
beberapa detik dengan gerakan memutar agar isinya tercampur rata.
Kelompok 3B2: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 7,0) 10 ml larutan “S”, 6
ml larutan NaCl 0,09%, 4 ml aquades dan 3 tetes HgCl2 (dengan pipet karet-
awas HgCl2 adalah zat beracun) ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlemneyer
beberapa detik dengan gerakan memutar agar isinya tercampur rata.
6. Isilah masing-masing tabung reaksi dengan 10 ml larutan HCl 0,05 N.
7. Ambil dengan pipet 1 ml campuran larutan dan labu Erlenmeyer dan masukkan
ke dalam tabung reaksi yang bertanda 0’, campurlah isinya dengan beberapa kali
membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan.
8. Siapkan stopwatch
9. Pipetlah 1 ml enzim untuk 3B1 dan 2 ml enzim untuk 3B2 dan tambahkan ke
dalam campuran larutan yang berada di dalam Erlenmeyer. Jalankan stopwatch
tepat pada saat enzim dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan
Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar agar enzim tercampur rata
di dalam larutan. Setelah itu Erlenmeyer jangan digoyangkan lagi. (Diamkan di
atas meja).
10. Kira-kira setengah menit menjelang menit ke-5 ambillah dengan pipet 1 ml
campuran cairan dan labu Erlenmeyer. Tepat pada menit ke-5 masukkan cairan
dan dalam pipet tersebut ke dalam tabung reaksi bertanda 5’, campurlah isinya
dengan beberapa kali membalikkan tabung yang disumbat ibu jari tangan.
11. Lakukan kembali prosedur seperti tabap 10 sekitar menit ke-l0, 15, 20 dengan
memasukkan cairan dan dalam pipet ke dalam tabung reaksi bertanda 10’, 15’,
atau 20’ dan mencampurkannya dengan membalik-balikkan tabung.
12. Setelah semua selesai, tambahkan 1 ml larutan KI-I2 ke dalam masing-masing
tabung reaksi. Campur merata dengan membalikkan beberapa kali tabung reaksi
yang disumbat ibujari tangan.
13. Kira-kira lima menit setelah penambahan KI-I2, bacalah absorbance larutan
yang ada dalam masing-masing tabung reaksi.
14. Dari nilai absorbance yang terbaca, hitunglah persen substrat yang tercerna
pada menit ke-0, 5, 10, 15 dan 20 dengan rumus:

Keterangan: ATt = absorbance larutan pada menit ke t


ATo = absorbance larutan pada menit ke 0

15. Runutlah nilai presentase substrat yang dicerna pada ordinat grafik yang
menghubungkannya dengan lama berlangsungnya reaksi (T) pada absisnya.
Kurva yang terbentuk disebut progress curve.
16. Bandingkan kinerja enzim pada percobaan yang dilakukan kelompok 3A1, 3A2,
3B1 dan 3B2 dan buatlah analisis mengapa demikian.
Bagan Alir

Kelompok depan dibagi lagi menjadi kelompok 3B1 dan 3B2

Beda percobaan kelompok 3B1 dan 3B2 terletak pada tahap ke-
5 dan 9 percobaan (lihat tahap 5 dan 9 di bawah ini)

Disiapkan 5 tabung reaksi bersih, beri masing-masing tanda 0’,


5’, 10’, 15’, dan 20’

Siapkan bejana Erlenmeyer dan pipet volumetric

- Kelompok 3B1: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 7,0), 3


ml larutan “S” dan 6 ml larutan NaCl 0,09%, 5 ml aquades,
dan 3 tetes HgCl2 (dengan pipet karet-awas HgCl2 adalah
zat beracun) ke dalam Erlenmeyer.
- Kelompok 3B2: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 7,0) 10
ml larutan “S”, 6 ml larutan NaCl 0,09%, 4 ml aquades dan
3 tetes HgCl2 (dengan pipet karet-awas HgCl2 adalah zat
beracun) ke dalam Erlenmeyer.
Goyangkan erlemneyer (3B1 dan 3B2) beberapa detik
dengan gerakan memutar agar isinya tercampur rata.

Diisi masing-masing tabung reaksi dengan 10 ml larutan


HCl 0,05 N.

Dipipet 1 ml campuran larutan dan labu Erlenmeyer dan masukkan ke dalam tabung
reaksi yang bertanda 0’, campurlah isinya dengan beberapa kali membalikkan
tabung yang disumbat ibujari tangan.

Disiapkan stopwatch

Dipipet 1 ml enzim untuk 3B1 dan 2 ml enzim untuk 3B2 dan tambahkan ke dalam
campuran larutan yang berada di dalam Erlenmeyer. Jalankan stopwatch tepat pada
saat enzim dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa
detik dengan gerakan memutar agar enzim tercampur rata di dalam larutan. Setelah
itu Erlenmeyer jangan digoyangkan lagi. (Diamkan di atas meja).

Kira-kira setengah menit menjelang menit ke-5 ambillah dengan pipet 1 ml


campuran cairan dan labu Erlenmeyer. Tepat pada menit ke-5 masukkan cairan dan
dalam pipet tersebut ke dalam tabung reaksi bertanda 5’, campurlah isinya dengan
beberapa kali membalikkan tabung yang disumbat ibu jari tangan.

Dilakukan kembali prosedur seperti tahap 10 sekitar menit ke-l0, 15, 20 dengan
memasukkan cairan dan dalam pipet ke dalam tabung reaksi bertanda 10’, 15’, atau
20’ dan mencampurkannya dengan membalik-balikkan tabung.

Setelah semua selesai, tambahkan 1 ml larutan KI-I2 ke dalam masing-masing


tabung reaksi. Campur merata dengan membalikkan beberapa kali tabung reaksi
yang disumbat ibujari tangan.

Kira-kira lima menit setelah penambahan KI-I2, bacalah absorbance larutan yang
ada dalam masing-masing tabung reaksi.
Dari nilai absorbance yang terbaca, hitunglah persen substrat yang tercerna pada
menit ke-0, 5, 10, 15 dan 20

Runutlah nilai presentase substrat yang dicerna pada ordinat grafik yang
menghubungkannya dengan lama berlangsungnya reaksi (T) pada absisnya. Kurva
yang terbentuk disebut progress curve.

Dibandingkan kinerja enzim pada percobaan yang dilakukan kelompok 3A1, 3A2,
3B1 dan 3B2. (Buatlah analisis)
Daftar Pustaka

Lestari, M. and Amalia, M. (no date) ‘ANALISIS KERJA ENZIM PAPAIN, BROMELIN,
POLIFENOL OKSIDASE DAN AMILASE’, academia.edu. Available at:
https://www.academia.edu/download/57388554/Laporan_3_Bikfis.pdf (Accessed: 26
April 2021).

Susanti, R. and Fibriana, F. (2013) Teknologi Enzim, Journal of Chemical Information and
Modeling.

Erina Saurmauli Ompusunggu, H. et al. (no date) Kajian Biomedik Enzim Amilase dan
Pemanfaatannya Dalam Industri.

Anda mungkin juga menyukai