Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH PENINGKATAN KADAR ENZIM DAN

MODIFIER TERHADAP REAKSI ENZIMATIK

KELOMPOK 3

Yeni Maria Astutik 201910410311115


Anatasya Ainisyah 201910410311118
Dominyda Vebrianto Saputro 201910410311119
Faiznanda Awwaluddin 201910410311120
Ulfa Intan Pujiana 201910410311121
Metry Imanda Putri 201910410311123
 
Tujuan Praktikum
Mengetahui pengaruh modifier dan konsentrasi enzim terhadap kinerja enzim yang
terkandung dalam saliva.

Dasar Teori
• Enzim adalah protein yang memiliki fungsi sebagai katalisis untuk proses biokimia yang
berlangsung di dalam maupun diluar sel. Enzim memiliki sifat kapasitas katalitik dan
spesifisitasnya sangat tinggi, berperan dalam transformasi berbagai jenis energi,
mudah terdenaturasi, serta aktivitasnya tergantung pada sumber, jenis substrat, pH dan
temperatur.
• Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi suatu enzimatis antara lain
yaitu konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat.
Dasar Teori
• Semakin tinggi konsentrasi dari enzim maka kecepatan reaksi makin cepat pula, semua
ini terjadi karena banyaknya enzim yang telah memecah substrat menjadi suatu
produk. Dengan ketentuan lain yaitu konsentrasi enzim berlebihan maka kecepatan
reaksinya akan lurus/tidak terjadi kenaikan atau penurunan kecapatan reaksi. Hal ini
disebabkan karena substrat telah terikat semua pada masing-masing enzim serta ada
enzim yang tidak mengikat substrat (Susanti and Fibriana, 2013).

• Modifier merupakan molekul kecil dari senyawa intermediate yang mempengaruhi


aktifitas enzim, baik meningkatkan maupun menurunkan kecepatan reaksi. Modifier
yang dapat mempercepat kinerja enzim disebut dengan aktivator sedangkan yang
menghambat kinerja enzim disebut dengan inhibitor. Apabila enzim berikatan dengan
modifier, kerja enzim tersebut dapat terhambat atau bahkan tidak berjalan sama sekali
dikarenakan rusaknya struktur tiga dimensi enzim yang disebut dengan denaturasi.
Dasar Teori
• Inhibitor adalah suatu zat yang cenderung menurunkan laju reaksi yang dikatalisis ole
enzim. Berdasarkan mekanisme reaksi, inhibitor dibagi menjadi 2 jenis utama, yaitu
inhibitor yang bekerja secara tidak dapat balik (irreversible) dan dapat balik (reversible).

• Inhibitor irreversible adalah penghambat yang dapat merusak suatu gugus fungsi pada
molekul enzim dengan cara mengikata residu asam amino atau dengan merusak gugus
fungsional pada molekul enzim yang penting bagi aktivitas katalitiknya. Sedangkan
inhibitor reversible adalah inhibitor yang reaksi kimianya berjalan dua arah atau dapat
balik dan bersifat tidak stabil, ketika inhibitor mengikat sisi aktif enzim, maka inhibitor ini
dapat dipisahkan lagi dari ikatannya.

• Inhibitor reversible terbagi menjadi 3 jenis yaitu inhibitor kompetitif, inhibitor


nonkompetitif, dan inhibitor unkompetitif.
Prinsip Reaksi Biokimia

Pati secara alami terdapat pada tumbuhan dan berfungsi untuk penyimpanan energy
dalam bentuk polimer glukosa. Pada perlakuan dengan kondisi asam ataupun dengan
bantuan enzim, pati dapat terhidrolisis menjadi dextrin (campuran dari polisakarida dengan
titik lebur rendah, tersusun atas 3-8 unit glukosa), maltose, dan akhirnya Dglukosa.
Keberadaan pati dalam makanan dapat dideteksi dengan larutan I2. Larutan akan berubah
warna menjadi biru-hitam bila mengandung pati.
Pati + I2 Warna biru - hitam
Kerangka Konsep
Alat

Kelompok 3A. Pengaruh Kelompok 3B. Pengaruh Modifier

Peningkatan Kadar Enzim dan Pada Reaksi Enzimatik

Substrat Pada Reaksi Enzimatik Alat :

Alat :  Bejana Erlenmeyer


 Bejana Erlenmeyer  Pipet volumetric 1 ml
 Pipet volumetric  Tabung reaksi (5 buah)
 Tabung reaksi (5 buah)  Stopwatch
 Stopwatch
Bahan

Kelompok 3A. Reagensia


Kelompok 3B. Reagensia
 Larutan enzim “E” dibuat dengan
 Larutan enzim “B”
mengencerkan saliva 1mL dalam 10 mL
 Larutan NaC1 0,09%
air suling
 Larutan HgC12 2% (di dalam botol
 Larutan NaC1 0,9%
kecil)
 Larutan dapar (buffer) dengan pH ±6,5
 Larutan dapar (buffer) dengan pH 6,5
 Larutan substrat “S” Larutan
 Larutan substrat “S”
Amilum Solani 2%
 Larutan KI-I2
 Larutan KI-I2
 Larutan HCl 0,05 N
 Larutan HCl 0,05 N
Prosedur Kerja KELOMPOK 3A. PENGARUH
PENINGKATAN KADAR ENZIM DAN SUBSTRAT PADA
REAKSI ENZIMATIK
Disiapkan 5 tabung
Kelompok depan dibagi lagi Beda percobaan kelompok 3A1 dan 3A2 terletak pada tahap
reaksi bersih, beri
menjadi kelompok 3A1 dan 3A2 ke- 5 dan 9 percobaan (lihat tahap 5 dan 9 di bawah ini)
masing-masing tanda
   
 
Digoyangkan - Kelompok 3A1: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 6,5), 3 Disiapkan bejana Erlenmeyer
ml larutan “S” , 6 ml NaCl 0.9 % dan 5 ml aqua distillate ke
Erlenmeyer dalam Erlenmeyer. dan pipet volumetric
(kelompok 3A1, - Kelompok 3A2: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 6,5) 3 ml
larutan “S”, 6 ml NaCl 0.9 %dan 4 ml aqua distillate ke  
3A2, dan 3A3)
dalam Erlenmeyer.
beberapa detik - Kelompok 3A3: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 6,5) 6 ml
dengan gerakan larutan “S”, 6 ml NaCl 0.9 %dan 5 ml aqua distillate ke
dalam Erlenmeyer.
memutar agar isinya
tercampur rata.

 
Prosedur Kerja KELOMPOK 3A. PENGARUH
PENINGKATAN KADAR ENZIM DAN SUBSTRAT PADA
REAKSI ENZIMATIK
Diisi masing-masing tabung reaksi Dipipet 1 ml campuran larutan dan labu Erlenmeyer dan masukkan Disiapkan
dengan 10 ml larutan HC1 0,05 N. ke dalam tabung reaksi yang bertanda 0’, campurlah isinya dengan stopwatch

  beberapa kali membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan.


 

Dijalankan stopwatch (kelompok 3A1, 3A2, 3A3) tepat pada  - Kelompok 3A1 dan 3A3: Pipetlah 1 ml enzim dan
saat enzim dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan tambahkan ke dalam campuran larutan yang berada di
dalam Erlenmeyer.
Erlenmeyer beberapa detik dengan gerakan memutar agar - Kelompok 3A2: Pipetlah 2 ml enzim dan tambahkan
enzim tercampur rata di dalam larutan. Setelah itu Erlenmeyer ke dalam campuran larutan yang berada di dalam
Erlenmeyer.
jangan digoyangkan lagi (Diamkan di atas meja).

  setengah menit menjelang menit ke-5 ambillah dengan pipet 1 ml


Kira-kira
larutan dan labu Erlenmeyer. Tepat pada menit ke-5 masukkan cairan dan
dalam pipet tersebut ke dalam tabung reaksi bertanda 5’, campurlah isinya
dengan beberapa kali membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan.
Prosedur Kerja KELOMPOK 3A. PENGARUH
PENINGKATAN KADAR ENZIM DAN SUBSTRAT PADA
REAKSI ENZIMATIK
Dilakukan kembali prosedur seperti tahap 10 sekitar menit ke- Ditambahkan 1 ml larutan KI-I2 ke dalam masing-masing
l0, 15, 20 dengan memasukkan cairan dari dalam pipet ke tabung reaksi. Campur merata dengan membalikkan beberapa
dalam tabung reaksi bertanda 10’, 15’, atau 20’ dan kali tabung reaksi yang disumbat ibujari tangan.
mencampurkannya dengan membalik-balikkan tabung.
 
  Kira-kira lima menit setelah penambahan KI-I2, bacalah absorbansi
Dari nilai absorbance yang terbaca, hitunglah persen
larutan yang ada dalam masing-masing tabung reaksi.
substrat yang tercerna pada menit ke-0, 5,10, 15 dan 20
 

Runutlah nilai presentase substrat yang dicerna pada ordinat grafik yang Bandingkan kinerja enzim pada percobaan yang
menghubungkannya dengan lama berlangsungnya reaksi (T) pada absisnya. dilakukan kelompok 3A1, 3A2, 3B1 dan 3B2.
Kurva yang terbentuk disebut progress curve. (Buatlah analisis)

   
Prosedur Kerja KELOMPOK 3B. PENGARUH MODIFIER
PADA REAKSI ENZIMATIK
Kelompok depan dibagi lagi menjadi Beda percobaan kelompok 3B1 dan 3B2 terletak pada
Disiapkan 5 tabung
kelompok 3B1 dan 3B2 tahap ke- 5 dan 9 percobaan (lihat tahap 5 dan 9 di bawah
reaksi bersih, beri
ini)
  masing-masing tanda 
- Kelompok 3B1: Masukkan 15 ml larutan dapar  (pH 7,0), 3 ml
Goyangkan erlemneyer
larutan “S” dan 6 ml larutan NaCl 0,09%, 5 ml aquades, dan 3
(3B1 dan 3B2) beberapa tetes HgCl2 (dengan pipet karet-awas HgCl2 adalah zat Siapkan bejana Erlenmeyer
detik dengan gerakan beracun) ke dalam Erlenmeyer.
- Kelompok 3B2: Masukkan 15 ml larutan dapar (pH 7,0) 10 dan pipet volumetric
memutar agar isinya ml larutan “S”, 6 ml larutan NaCl 0,09%, 4 ml aquades dan 3
tetes HgCl2 (dengan pipet karet-awas HgCl2 adalah zat  
tercampur rata.
beracun) ke dalam Erlenmeyer.
 

Diisi masing-masing tabung Dipipet 1 ml campuran larutan dan labu Erlenmeyer dan masukkan
reaksi dengan 10 ml larutan ke dalam tabung reaksi yang bertanda 0’, campurlah isinya dengan Disiapkan stopwatch
HCl 0,05 N. beberapa kali membalikkan tabung yang disumbat ibujari tangan.
 
   
Prosedur Kerja KELOMPOK 3B. PENGARUH MODIFIER
PADA REAKSI ENZIMATIK
Dipipet 1 ml enzim untuk 3B1 dan 2 ml enzim untuk 3B2 dan tambahkan ke dalam Kira-kira setengah menit menjelang menit
campuran larutan yang berada di dalam Erlenmeyer. Jalankan stopwatch tepat pada ke-5 ambillah dengan pipet 1 ml campuran
saat enzim dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Goyangkan Erlenmeyer beberapa cairan dan labu Erlenmeyer. Tepat pada menit
detik dengan gerakan memutar agar enzim tercampur rata di dalam larutan. Setelah ke-5 masukkan cairan dan dalam pipet
itu Erlenmeyer jangan digoyangkan lagi. (Diamkan di atas meja). tersebut ke dalam tabung reaksi bertanda 5’,
campurlah isinya dengan beberapa kali
 
Dilakukan kembali prosedur seperti tahap 10 sekitar menit ke-l0, 15, 20 dengan
membalikkan tabung yang disumbat ibu jari
memasukkan cairan dan dalam pipet ke dalam tabung reaksi bertanda 10’, 15’, atau
tangan.
20’ dan mencampurkannya dengan membalik-balikkan tabung.

Setelah semua selesai, tambahkan 1 ml larutan KI-I2 ke dalam masing-masing Kira-kira lima menit setelah penambahan
tabung reaksi. Campur merata dengan membalikkan beberapa kali tabung reaksi KI-I2, bacalah absorbance larutan yang
yang disumbat ibujari tangan. ada dalam masing-masing tabung reaksi.

   
Prosedur Kerja KELOMPOK 3B. PENGARUH MODIFIER
PADA REAKSI ENZIMATIK

Dari nilai absorbance yang terbaca, hitunglah persen substrat yang Runutlah nilai presentase substrat yang dicerna pada

tercerna pada menit ke-0, 5, 10, 15 dan 20 ordinat grafik yang menghubungkannya dengan lama
berlangsungnya reaksi (T) pada absisnya. Kurva yang
terbentuk disebut progress curve.

Dibandingkan kinerja enzim pada percobaan yang dilakukan


kelompok 3A1, 3A2, 3B1 dan 3B2. (Buatlah analisis)

 
Data Hasil

Perhitungan % substrat yang dicerna :


0’ = 100% - (0,985/0,985) x 100% = 0%
5’ = 100% - (0,937/0,985) x 100% = 4,87%
10’ = 100% - (0,771/0,985) x 100% = 21,73%
15’ = 100% - (0,649/0,985) x 100% = 34,11%
20’ = 100% - (0,501/0,985) x 100% = 49,14%
Data Hasil

Perhitungan % substrat yang dicerna :


0’ = 100% - (1,082/1,082) x 100% = 0%
5’ = 100% - (0,750/1,082) x 100% = 30,68%
10’ = 100% - (0,433/1,082) x 100% = 59,98%
15’ = 100% - (0,328/1,082) x 100% = 69,69%
20’ = 100% - (0,135/1,082) x 100% = 87,52%
Data Hasil

Perhitungan % substrat yang dicerna :


0’ = 100% - (1,209/1,209) x 100% = 0%
5’ = 100% - (1,113/1,209) x 100% = 7,94%
10’ = 100% - (0,977/1,209) x 100% = 19,19%
15’ = 100% - (0,947/1,209) x 100% = 21,67%
20’ = 100% - (0,921/1,209) x 100% = 23,82%
Data Hasil

Perhitungan % substrat yang dicerna :


0’ = 100% - (0,775/0,775) x 100% = 0%
5’ = 100% - (0,701/0,775) x 100% = 9,55%
10’ = 100% - (0,607/0,775) x 100% = 21,68%
15’ = 100% - (0,542/0,775) x 100% = 30,06%
20’ = 100% - (0,465/0,775) x 100% = 40%
Data Hasil

Perhitungan % substrat yang dicerna :


0’ = 100% - (0,890/0,890) x 100% = 0%
5’ = 100% - (0,412/0,890) x 100% = 53,71%
10’ = 100% - (0,398/0,890) x 100% = 55,28%
15’ = 100% - (0,244/0,890) x 100% = 72,58%
20’ = 100% - (0,150/0,890) x 100% = 83,15%
Grafik
Pembahasan
• Pada kelompok 3A1, 3A2, dan 3A3 yang membedakan adalah jumlah aqua distillate
dan jumlah larutan “S” dengan enzim yang digunakan.

• Pada kelompok 3A1 dan 3A3 menggunakan aqua distillate sebanyak 5 mL dengan
enzim sebanyak 1 mL, namun perbedaan keduanya terletak di penambahan larutan
“S” yang masing-masing berjumlah 3 ml (kel.3A1) dan 6ml (ke.3A3) yang
memberikan hasil presentase substrat pada kelompok 3A1 sebesar 49,14% pada
menit ke-20 dan kelompok 3A3 sebesar 23,82% pada menit ke-20. Semakin tinggi
konsentrasi substrat memang memicu aktivitas enzim untuk meningkat, namun
memiliki Batasan tertentu dan jika berlebihan seperti pada 3A3 akan menyebabkan
penumpukan produk sehingga kerja enzim tidak efektif.

• Sedangkan pada kelompok 3A2 menggunakan aqua distillate sebanyak 4 mL,


larutan “S” 3 ml, dengan penambahan enzim sebanyak 2 mL yang memberikan
hasil presentase substrat sebesar 87,52% pada menit ke-20. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi enzim enzim dapat digunakan maka
akan mempercepat terjadinya reaksi reaksi kimia sehingga saat enzim diberikan
dalam jumlah banyak, proses reaksi kimiawi akan terjadi lebih cepat.
Pembahasan
• Pada kelompok 3B1 dengan kelompok 3B2 yang membedakan adalah pada
kelompok 3B1 jumlah larutan “S” yang diberikan sebanyak 3 ml, aqua distillate 5 ml,
dan penambahan 1 ml enzim diperoleh hasil presentase substrat pada menit ke-20
sebesar 40%.

• Pada kelompok 3B2 diberikan larutan “S” sebanyak 10 ml, Aqua distillate 4 ml dan
penambahan enzim sebanyak 2 ml yang memberikan hasil presentase substrat
pada menit ke-20 sebesar 83,15%.

• Hal ini disebabkan karena perbedaan penambahan enzim dikedua kelompok yang
dapat membantu mempercepat terjadinya proses reaksi kimia. Kedua kelompok
3B1 dan 3B2 masing-masing diberikan HgCl2 2% (Inhibitor) sebanyak 3 tetes.
Terhambatnya aktivitas enzim dapat dilihat pada kelompok 3B1 karena didapatkan
hasil persen substrat yang tidak maksimal, Fungsi dari inhibitor dapat menghambat
aktivitas enzim dengan cara menyerang sisi aktif enzim sehingga enzim tidak dapat
berikatan dengan substratnya.
Pertanyaan

Secara teori, bagaimana pengaruh peningkatan kadar substrat dan kadar enzim
1 terhadap laju reaksi enzimatik?

Jawab : Peningkatan konsentrasi dan peningkatan kadar substrat akan


meningkatkan kecepatan reaksi enzimatik karena semakin banyak substrat yang
dapat diikat oleh enzim, namun jika terlalu banyak akan menyebabkan terjadinya
penumpukan produk yang akan menghambat. Kadar enzim sebanding dengan
kecepatan reaksi, maka semakin tinggi kadar maka semakin cepat juga reaksinya
yang akan terjadi karena banyak enzim bisa mengikat substrat, namun laju nya
akan mencapai maksimal ketika semua enzim sudah mengikat substrat hal ini
menjadikan tidak ada penambahan kecepatan reaksi lagi atau sudah maksimal.
Pertanyaan

2 Bagaimana pengaruh modifier terhadap reaksi enzimatik ?

Jawab : Modifier sangat berpengaruh terhadap reaksi enzimatik karena modifier


dapat membantu meningkatkan atau malah dapat menurunkan kinerja dari enzim.
Modifier dibagi menjadi 2 yaitu activator dan inhibitor, jika activator maka akan
mempercepat terjadinya reaksi, namun jika inhibitor maka akan menghambat kerja
enzim dan menurunkan kecepatan reaksinya atau bahkan tidak bisa bereaksi
sama sekali.
Kesimpulan

Dari hasil praktikum tentang pengaruh peningkatan kadar enzim dan modifier pada

1
reaksi enzimatik dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi enzim maka
semakin cepat pula proses kimia karena banyaknya enzim yang telah memecah
substrat menajadi suatu produk. Semakin tinggi konsentrasi substrat memicu aktivitas
enzim untuk meningkat, namun memiliki batasan tertentu, jika berlebihan akan
menyebabkan penumpukan produk sehingga kerja enzim tidak efektif. Modifier
merupakan senyawa lain yang bisa meningkatkan atau menurunkan kinerja enzim.
Modifier yang mempercepat kinerja enzim disebut dengan aktivator, sedangkan yang
menghambat disebut inhibitor. Jika enzim berikatan dengan modifier, kerja enzime
tersebut dapat terhambat atau bahkan tidak berjalan sama sekali dikarenakan rusaknya
struktur tiga dimensi enzime yang disebut dengan denaturasi.
 
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai