Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN SEMISOLIDA-LIKUIDA


Sediaan Obat Batuk Mengandung Bahan Aktif Teofilin

Disusun oleh :
Fredrik Ariel Ornata Siringoringo 110115213
Siti qanitah 110115393
Annonciade Agusta Tanu 110116106
Maria Patricia Christanti Un Abanit 110116193
Yoan T.N.P Liunokas 110116425

KP G– Kelompok 3
Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi
Universitas Surabaya
2018-2019

1
ABSTRAK

GT-Expectorant merupakan sediaan sirup obat batuk yang dapat digunakan untuk
mengobati pasien yang menderita batuk produktif (berdahak). Bahan aktif yang terkandung
dalam sediaan adalah Teofilin sebagai bronkodilator dan Glyceril Guaiacolat sebagai
ekspektoran. Pemilhan bahan aktif didasarkan pada efek samping yang lebih ringan serta
efektivitas yang lebih baik bila dibandingkan dengan pilihan bahan aktif lainnya.
Tiap 5 ml (1 takaran) mengandung Teofilin 50 mg dan Glyceril Guaiacolat 50 mg
dalam kemasan sirup 60 ml. Bahan tambahan yang digunakan adalah seperti Aqua purificata
dan propilenglikol sebagai pelarut; Nipagin sebagai pengawet; Asam sitrat dan Na2Hsitrat
sebagai larutan dapar; Sukrosa sebagai pemanis; Strawberry Red sebagai pewarna dan flavor
strawberry sebagai pemberi aroma.
Bahan aktif Glyceril Guaiacolat dilarutkan dalam propilenglikol (kelarutan 1:15) dan
Teofilin dilarutkan dalam larutan dapar, sukrosa dibuat sirup simplex, dapar sitrat-sitrat
dibuat pada pH 4.0 , Nipagin dilarutkan dalam propilenglikol (kelarutan 1:5), serta
ditambahkan Strawberry red dan flavour strawberry. Semua bahan dibuat dalam skala lab 150
ml dengan 60 ml dimasukkan dalam kemasan dan sisanya untuk evaluasi.
Berdasarkan formula tersebut, dihasilkan larutan homogen berwarna merah muda
dengan aroma strawberry, rasa manis sedikit pahit, pH 4.0, viskositas 292. 59 cPs, dan berat
jenis 1,085 g/ml. Pengukuran pH, viskositas, dan berat jenis melalui evaluasi akhir dengan
parameter berturut sebagai berikut pHmetri, viskometer stormer, dan piknometer.

2
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Batuk merupakan masalah kesehatan yang kerap terjadi di masyarakat. Secara
garis besar batuk terbagi menjadi dua jenis, yaitu batuk produktif (batuk berdahak)
dan batuk non-produktif (batuk tidak berdahak). Pada kasus batuk berdahak, biasanya
dapat digunakan ekspektoran pada pengobatannya. Ekspektoran ialah obat yang dapat
merangsang pengeluaran dahak dari saluran napas. Obat yang termasuk golongan
ekspetoran salah satunya adalah Glyceryl Guaiacolat.
Selain batuk, asma bronkial juga banyak diderita oleh masyarakat. Dalam
mengatasi serangan asma diperlukan berbagai tindakan termasuk pemberian oksigen,
obat simpatomimetik, bronkodilator, ekspektoran dan sedatif. Teofilin merupakan
salah satu bronkodilator yang paling efektif jika digunakan pada serangan asma.
Masalah kesehatan diatas berkaitan erat dengan kegiatan dalam bidang teknologi
dan formulasi sediaan farmasi, baik sediaan semisolida, solida, maupun likuida.
Disini farmasis dituntut untuk mengolah sediaan berdasarkan seni membuat obat.
Untuk meningkatkan penerimaan di masyarakat, suatu sediaan dapat ditambahkan
pewarna, essence, pemanis dan lain-lain sehingga mempunyai penampilan, bentuk,
dan estetik yang baik dan menarik. Sebagai formulator, seorang farmasis juga perlu
dipertimbangkan alasan dan pemilihan bentuk sediaan yang tepat karena akan
menentukan keberhasilan dari formulasi yang akan dihasilkan.
Dalam praktikum kali ini, praktikan diharapkan dapat membuat suatu sediaan obat
batuk yang mengandung bahan aktif Teofilin. Bentuk sediaan yang dipilih diharapkan
mampu memberikan efek terapi dengan bekerja secara cepat dan efektif dalam
mengobati batuk.

I.2 Rumusan Masalah


I.2.1 Bagaimana rancangan formula dalam pembuatan sediaan obat batuk yang
mengandung bahan aktif teofilin?
I.2.2 Apa saja persyaratan mutu yang harus dipenuhi dalam pembuatan sediaan obat
batuk yang mengandung bahan aktif teofilin?
I.2.3 Apa bentuk sediaan terpilih dalam pembuatan obat batuk yang mengandung
bahan aktif teofilin?
I.2.4 Cara apa yang dapat dilakukan dalam mengevaluasi sediaan obat batuk yang
mengandung bahan aktif teofilin?

3
I.3 Tujuan
I.3.1 Mengetahui rancangan formula dalam pembuatan sediaan obat batuk yang
mengandung bahan aktif teofilin.
I.3.2 Mengetahui persyaratan mutu yang harus dipenuhi dalam pembuatan sediaan
obat batuk yang mengandung bahan aktif teofilin.
I.3.3 Mengetahui bentuk sediaan terpilih dalam pembuatan obat batuk
yang mengandung bahan aktif teofilin.
I.3.4 Mengetahui cara yang dapat dilakukan dalam mengevaluasi
sediaan obat batuk yang mengandung bahan aktif teofilin.

I.4 Manfaat
I.4.1 Untuk praktikan :
- Praktikan dapat mengetahui langkah-langkah dalam penyusunan formula
suatu produk sediaan untuk rancangan produksi.
- Praktikan dapat mengetahui langkah-langkah pembuatan suatu produk
sediaan untuk sebuah rancangan produksi.
- Paktikan dapat mengembangkan suatu produk sediaan yang bermanfaat
untuk penyakit tertentu yang sesuai dengan persyaratan mutu yang harus
dipenuhi.
1.4.2 Untuk masyarakat :
- Masyarakat dapat mengetahui suatu produk baru yang bermanfaat untuk
mengobati penyakit yang dideritanya dengan bahan aktif yang dapat
bekerja secara cepat dan efektif.
- Masyarakat dapat memperoleh informasi baru seputar bahan aktif yang
dipilih pada suatu produk yang dibuat oleh formulator.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pemilihan Bahan Aktif


1. Teofilin
- Efek utama
Teofilin dapat digunakan sebagai bronkodilator dalam pengobatan
obstruksi saluran pernafasan reversibel seperti asma. (Martindle 37th edition,
p.1255)
- Efek samping
Teofilin dapat menyebabkan mual, muntah, nyeri pada perut dan diare,
gangguan lain pada gastrointestinal, insomnia, pusing, rasa cemas, dan gelisah,
sifat mudah marah, tremor, dan palpitasi. (Martindale 37th edition, p.1255)
- Indikasi
Teofilin dapat melemaskan otot polos bronkus, meringankan
bronkospasme, dan mempunyai efek stimulan pada respirasi. (Martindale 37th
edition, p.1255)
- Kontraindikasi
Teofilin sebaiknya diberikan secara hati-hati pada pasien yang menderita
tukak lambung, porfiria, hipertiroid, hipertensi, aritmia jantung atau penyakit
kardiovaskuler lainnya atau epilepsi. Teofilin sebaiknya juga diberikan hati-
hati pada penderita gagal jantung, disfungsi hati, penyakit demam akut, pada
bayi yang baru lahir, serta pada lansia. (Martindale 37th edition, p.1255)
- Spesifikasi lain
Teofilin dapat diserap dengan cepat dari sediaan cair, kapsul dan tablet
yang tidak dilapisi, tetapi penyerapannya dapat menurun karena makanan.
Makanan juga dapat mempengaruhi proses pembersihan teofilin. Sekitar 40-
60% teofilin dapat terikat pada protein plasma, tetapi pada bayi yang baru
lahir dan orang dewasa dengan penyakit hati, peningkatannya berkurang. t½
eliminasinya adalah 7-9 jam pada dewasa non-perokok; 4-5 jam pada dewasa
perokok; 3-5 jam pada anak-anak; 20-30 jam dan pada bayi yang baru lahir
dan bayi prematur. (Martindale 37th edition, p p.1261)

2. Salbutamol
- Efek utama
Salbutamol dapat digunakan sebagai bronkodilator dalam pengobatan
obstruksi saluran nafas reversibel seperti pada asma dan beberapa paasien
dengan penyakit paru obstruktif kronik. (Martindale 37th edition, p.1248)
- Efek samping
Salbutamol dapat menyebabkan tremor pada otot skeletal (terutama pada
tangan), palpitasi, takhikardia, ketegangan saraf, pusing, vasodilatasi perifer,
dan kram otot. Pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan hipokalemia,

5
reaksi hipersensitivitas, termasuk bronkospasme paradoksal, angioedema,
urticaria, hipotensi, dan collapse. (Martindale 37th edition, p. 1246)
- Indikasi
Salbutamol adalam simpatomimetik aksi langsungyang bekerja pada
reseptor adrenergik-β dan bekerja secara selektif pada reseptor agonis β2.
Salbutamol dapat digunakan untuk meringankan bronkospasme akut, dapat
juga meredakan/mencegah gejala bahkan serangan asma. (Martindale 37th
edition, p. 1248)
- Kontraindikasi
Salbutamol sebaiknya diberikan secara hati-hati pada penderita hipertiroid,
aritmia insufisiensi miokardia, hipertensi, diabetes melitus (terutama pada
penggunaan intravena). Iskemia jantung dan faktor resikonya yang signifikan
termasuk dalam kontraindikasi yang spesifik. (Martindale 37th edition, p.1247)
- Spesifikasi lain
Salbutamol mudah diserap dari saluran pencernaan dan mengalami
metabolisme lintas pertama di hati dan mungkin di dinding usus (Martindale
37th edition, p.1247), t½ serum 4-6 jam; stabilitas salbutamol sulfat dalam
dapar fosfat akan menurun dengan meningkatnya pH >6,9. (Martindale 37th
edition, p.1247)

3. Glyceryl Guaiacolat
- Efek utama
Dapat digunakan sebagai ekspektoran untuk batuk produktif dan dapat
mengencerkan dahak. (Martindale 37th edition, p 1701)
- Efek samping
Pemberian glyceryl guaiacolat dalam dosis besar dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pada gastrointestinal, mual, dan muntah (Martindale 37th
edition, p. 1701)
- Indikasi
Menigkatkan volume dan menurunkan viskositas dahak sehingga lebih
mudah dikeluarkan saat batuk. (Martindale 37th edition, p. 1702)
- Kontraindikasi
Tidak dapat digunakan pada penderita porfiria karena terbukti bersifat
profirogenik pada hewan (Martindale 37th edition, p. 1701), pada penderita
sindrom Karsinoid (Martindale 28th edition, p. 689), dan pada penderita tukak
lambung. (Remington’s 19th edition, p. 976)
- Spesifikasi lain
Diabsorbsi dengan baik dari saluran pencernaan, dimetabolisme dan
diekskresikan melalui urin (Martindale 37th edition, p. 1701), t½ = 1 jam, tidak
terdeteksi didalam darah setelah 8 jam. (Martindale 28th edition, p. 689)

4. Ipecacuanha
- Efek utama

6
Dapat digunakan sebagai ekspektoran pada batuk poduktif. (Martindale
th
37 edition, p 1702)
- Efek samping
Pemberian dalam dosis besar dapat memberikan efek iritasi pada saluran
pencernaan, muntah darah atau diare yang disertai darah juga dapat terjadi.
(Martindale 37th edition, p.1702)
- Indikasi
Ipecacuanha dapat digunakan sebagai ekspektoran. Mempunyai efek
emetik dan efek amebicidal.Ipecacuanha juga dapat digunakan dalam obat-
obatan homeopati. (Martindale 37th edition, p.1702)
- Kontraindikasi
Tidak boleh digunakan pada pasien yang tidak sadar atau kondisi lain yang
meningkatkan resiko operasi. Tidak boleh pada pasien yang mengkonsumsi
zat seperti senyawa korosif atau produk petroleum yang berbahaya bila
dihirup. Tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.
(Martindale 37th edition, p.1702)
- Spesifikasi lain
Sirup Ipecacuanha sebaiknya tidak digunakan sebagai ekspektoran karena
tidak jelas kebutuhannya dan dapat menyebabkan efek samping yang serius.
(Farmakologi dan Terapi ed V. p. 532)

5. Amonium Klorida
- Efek utama
Dapat digunakan sebagai ekspektoran pada batuk poduktif. (Martindale
th
37 edition, p 1690)
- Efek samping
Pemberian dalam dosis besar dapat menyebabkan asidosis mendalam dan
hipokalemia yang harus ditangani gejalanya. (Martindale 37th edition, p.1690)
- Indikasi
Dapat digunakan dalam pengobatan alkalosis metabolik yang berat dan
juga dapat digunakan untuk menjaga urin pada pH asam dalam pengobatan
beberapa gangguan saluran kencing. (Martindale 37th edition, p.1691)
- Kontraindikasi
Pasien dengan kerusakan hati dan ginjal. (Martindale 37th edition, p.1691)
- Spesifikasi lain
Amonium klorida dapat diserap dari saluran pencernaan. Ion NH4+ akan
diubah menjadi urea di dalam hati, anion yang dilepaskan ke dalam darah dan
cairan ekstraseluler menyebabkan asidosis metabolik dan menurunkan pH
urine yang diikuti efek diuresis. (Martindale 37th edition, p.1690)

Berdasarkan data-data yang telah disebutkan di atas, maka bahan aktif yang
dipilih untuk pembuatan sediaan obat batuk adalah Teofilin dan Glyceryl
Guaiacolat. Alasannya adalah sebagai berikut :

7
- Teofilin telah lama digunakan sebagai bronkodilator dalam pengobatan asma
karena dapat merelaksasi otot polos bronkus dan pada penggunaan oral
efektivitasnya besar. (Martindale 37th edition, p.1220)
- Teofilin merupakan salah satu bahan aktif yang direkomendasikan sebagai bahan
obat batuk karena dapat memberikan keuntungan bagi pasien dengan penyakit
paru obstruktif kronik. (Martindale 37th edition, p.1262)
- Teofilin stabil di udara. (Codex 12th edition, p.1069)
- Dapat meningkatakn volume dan mengurangi viskositas sputum (Martindale 37th
p.1706)
- Glyceryl guaiacolat dapat digunakan untuk meningkatkan volume dan mengurangi
kekentalan dahak, serta sebagai ekspektoran pada batuk produktif. (Martindale
37th edition, p.1701)
- Glyceryl guaiacolat dapat digunakan dalam bentuk tunggal maupun bentuk
sediaan lain dan memiliki efek samping yang lebih kecil daripada ekspektoran
lain. (Martindale 37th edition, p.1701)

II.2 Karakteristik Fisika-Kimia Bahan Aktif


TEOFILIN
Karakteristik Fisika Karakteristik Kimia
Organoleptik : - Mudah teroksidasi. (Martindale 28th
- Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa edition, p.345)
pahit; stabil di udara (FI ed. V p.1251) - Sensitif terhadap cahaya, ditandai dengan
- Bubuk kristal; putih; tidak berbau; rasa munculnya perubahan warna. (Codex 12th
pahit (Martindale 28th edition, p.344) edition, p.1069)
Kelarutan : - Sifat sediaan : asam
- Sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah - pH sediaan 4.3-4.7 (USP 32nd edition)
larut dalam air panas. Mudah larut dalam - Stabil di udara. (Codex 12th edition
larutan alkali hidroksida dan dalam p.1069)
amonia, agak sukar larut dalam etanol,
dalam kloroform dan dalam eter (FI ed.
V p.1251)
- Larut dalam 1:120 air pada 25ºc; 1:200
kloroform; sukar larut dalam eter; sangat
mudah larut dalam asam encer, amonia,
dan larutan alkali hidroksida (Martindale
28th edition, p.344)
- Kelarutan teofilin meningkat pada 25ºC
dan 8mg/ml dalam air menjadi 8.3 mg/ml
dalam 30% b/b larutan sukrosa.
Titik lebur :
- 270º-274ºC ( Martindale 28th edition,
p.349)

8
Bobot jenis :
- Theophylline monohidrat 198,18
- Theophylline anhidrat 180,17
( Martindale 28th edition, p.349)

GLYCERYL GUAIACOLAT
Karakteristik Fisika Karakteristik Kimia
Organoleptik : - pH sediaan = 2,3 – 3,0 (Remington’s 19th
- Serbuk hablur; putih sampai agak edition, p.976)
kelabu; bau khas lemah; rasa pahit. - Stabil pada cahaya dan panas
(Farmakope Indonesia ed. V p.516) (Remington’s 19 edition, p.976)
th

- Bubuk kristal; putih sedikit agak abu- - Tidak mudah teroksidasi oleh pemanasan
abu; memliki bau khas. (Martindale 37th (Remington’s 15th edition, p.376), tetapi
edition, p.1701) dapat teroksidasi bila bersinggungan
Kelarutan : dengan udara terbuka. (Martindale 28th
- Larut dalam air, dalam etanol, dalam edition p.689)
kloroform dan dalam propilenglikol; - Stabil dalam larutan air (Martindale 28th
agak sukar larut (Farmakope Indonesia p.684).
ed. V p.516)
- Larut dalam air 1:33 pada suhu 200C;
larut dalam alkohol 1:11 dalam
kloroform 1:11 dan dalam propilenglikol
1:15. (Martindale 28th edition, p. 689)
Titik lebur :
- 78º-82ºC (Martindale 28th edition, p.
689)
Bobot jenis :
- 198, 22 (Farmakope Indonesia ed. V
p.515)

Berdasarkan data karakteristik fisika-kimia dari bahan aktif yang telah disebutkan
di atas, maka bentuk sediaan yang dipilih untuk pembuatan sediaan obat batuk adalah
Sirup. Alasannya adalah sebagai berikut :
- Dapat digunakan pada pasien yang memiliki masalah dalam menelan obat dengan
bentuk sediaan padat, seperti anak-anak, pasien lanjut usia maupun pasien dengan
penyakit tertentu.
- Sirup merupakan suatu campuran yang homogen.
- Bahan aktif lebih mudah di absorpsi di dalam tubuh.

II.3 Pemilihan Bahan Tambahan


1. Dapar
a. Asam sitrat
- Pemerian

9
Hablur bening; tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus;
putih; tidak berbau atau praktis tidak berbau; rasa sangat asam.
(Farmakope Indonesia ed. V p.164)
- Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; agak sukar
larut dalam eter. (Farmakope Indonesia ed. V p.164)
- Nilai pKa
pKa1 = 3.128 pada 25ºC; pKa2 = 4.761 pada 25ºC; pKa3 = 6.396
pada 25ºC. (HPE 6th edition, p.181)
- Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat. (Farmakope Indonesia ed. V p.164)
- Fungsi
Sebagai dapar (buffering agent) dengan mempertahankan pH sediaan.
(HPE 6th edition, p.181)

b. Natrium Sitrat (Sodium Sitrat)


- Pemerian
Kristal transparan; tidak bewarna (HPE 6th edition, p.656)
- Kelarutan
Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih; praktis
tidak larut dalam etanol (HPE 6th edition p.656)
- Fungsi
Sebagai dapar (buffering agent) dengan mempertahankan pH sediaan.
(HPE 6th edition, p.656)

2. Sukrosa
- Pemerian
Hablur putih atau tidak berwarna; massa hablur atau berbentuk kubus, atau
serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa manis; stabil di udara. (Farmakope
Indonesia ed. V p.1120)
- Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air mendidih; sukar
larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. (Farmakope
Indonesia ed. V p.1120). Dapat melarutkan teofilin 30% ( Martindale 38th
edition p. 340). Sirup mengandung sukrosa 64-66% (FI edisi III hal. 31).
- Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik. (Farmakope Indonesia ed. V p.1120)
- Fungsi
Sebagai pemanis (sweetening agent) dengan memperbaiki rasa sediaan.
(HPE 6th edition, p.703)

3. Propilenglikol
- Pemerian

10
Caian kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau;
menyerap air pada udara lembab. (Farmakope Indonesia ed. V p.1070)
- Kelarutan
Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform; larut
dalam eter dan beberapa minyak esensial; tidak dapat bercampur dengan
minyak lemak. (Farmakope Indonesia ed. V p.1070)
- Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat. (Farmakope Indonesia ed. V p.1071)
- Fungsi
Sebagai pelarut Glyceryl Guaiacolat (1:15) dan Nipagin (1:5) dalam
sediaan; sebagai pembasah (wetting agent) (HPE 6th edition, p.592).

4. Nipagin (Methyl Paraben)


- Pemerian
Hablur kecil; tidak berwarna atau serbuk hablur; putih; tidak berbau atau
berbau khas lemah; mempunyai sedikit rasa terbakar. (Farmakope Indonesia
ed. V p.856)
- Kelarutan
Sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon tetraklorida;
mudah larut dalam etanol dan dalam eter. (Farmakope Indonesia ed. V p.856)
- Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik (Farmakope Indonesia ed. V p.856)
- Fungsi
Sebagai zat pengawet (preservatives) dalam sediaan. (HPE 6th edition,
p.441)

5. Nipasol (Propyl Paraben)


- Pemerian
Serbuk putih, kristalin, tidak berbau, dan tidak berasa. (HPE 6th edition,
p.596).
- Kelarutan
Larut bebas dalam aseton dan eter, dalam etanol 95% (1:1,1), dalam
glyserin (1:250), dalam propilenglikol (1:3,9), larut dalam air (1:2500). (HPE
6th edition, p.597).

- Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik (Farmakope Indonesia ed. III p.535).

11
- Fungsi
Sebagai zat pengawet (preservatives) dalam sediaan. (HPE 6th edition,
p.441).

6. Pewarna dan Pemberi Aroma


- Strawberry red.
Sebagai pewarna untuk membuat sediaan lebih menarik.
- Flavour strawberry.
Sebagai pemberi aroma yang dapat disesuaikan dengan pewarna.

II.4 Persyaratan Mutu Sediaan


Sediaan yang dibuat harus memenuhi persyaratan mutu yang setara dengan
ketentuan dari Farmakope Indonesia V atau USP dan memperhatikan kriteria
pendaftaran obat jadi Dep. Kes RI.
a. Aman
Sediaan dikatakan aman apabila kadar masing masing zat berkhasiat masih
berada dalam batas yang tidak membahyakan atau tidak menimbulkan efek
samping yang membahayakan apabila digunakan dalam dosis tepat dan lama
pemakaiannya yang ditentukan untuk penyakit tertentu.
Kemurnian bahan aktif (USP 38 p. 5527)
- Teofilin : 97%-102%
- Glyceryl Guaiacolat : 98,0%-102%
Kadar aman dalam oral solution (USP 38 p. 3727)
- Teofilin : 90.0%-110.0%
- Glyceryl Guaiacolat : 90.0%-110.0%
b. Efektif
Dengan pemberian dosis sekecil mungkin sudah dapat menimbulkan efek
terapi yang optimal dalam waktu singkat dengan toksisitas dan efek samping yang
minimum, mampu mencapai site of action serta dapat berinteraksi dengan reseptor
yang sesuai selama waktu yang diperhitungkan.

c. Stabilitas Fisika
Sediaan tidak boleh mengalami perubahan fisika, penampilan, dan
homogenitas dari pembuatan sampai ke tangan pasien. Tidak terjadi perubahan
viskositas, berat jenis, dan sifat alir selama proses pembuatan, penyimpanan, dan
pemakaiannya. ( Bobot jenis sediaan dalam rentang 1 g/ml - 1,3 g/ml ; sifat alir :
newtonian)
d. Stabilitas Kimia
Secara kimia, antar komponen tidak boleh saling berinteraksi, sehingga tidak
menimbulkan perubahan warna, pH, kadar dari bentuk sediaan, serta tidak
mempercepat degradasi dan merubah bentuk sediaan. (pH sediaan teofilin 4,3-
4,7; Guaifenesin : 2,3- 3,0).

12
e. Stabilitas Mikrobiologi
Sediaan tidak ditumbuhi mikroba sesuai dengan persyaratan tertentu dan jika
sediaan tersebut mengandung zat antimikroba maka harus tetap efektif selama
waktu yang ditentukan. Untuk menghambat pertumbuhan mikroba, sediaan perlu
ditambahkan pengawet. Sediaan ini tidak boleh mengandung Salmonella sp.,
Pseudomonia alroginosa, Proteus mirabilis, S. Aureus, Candida sp.
f. Stabilitas Toksikologi
Sediaan tidak boleh menjadi bahan yang mungkin dapat meracuni jaringan
lokal dan tidak boleh menunjukkan adanya gejala perubahan atau kenaikan
toksisitas pada sediaan dalam jangka waktu tertentu.
g. Stabilitas Farmakologik
Sediaan tidak mengalami perubahan efek farmakologi yang menyimpang dari
yang direncanakan atau dari tujuan pengobatan sampai batas waktu tertentu.

13
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

Batuk Berdahak

Penyebab Gejala

Alergen Rokok ISPA Radang Tenggorokkan Mengeluarkan


gatal
Sesak nafas dahak yang kental

Bronkodilator Ekspektoran

Teofilin Salbutamol Amonium Glyceryl Ipecacuanha


Keuntungan : Keuntungan : klorida Guaiacolat Keuntungan :
Efektif pada 1st choice pada asma Keuntungan : Keuntungan : Dapat
pemberian oral dan karena site of Dapat diserap Efektif dan sangat mengencerkan
dapat digunakan actionnya cepat dengan mudah dari cepat mengencerkan dahak dan
pada maintenance Kerugian : saluran cerna serta mengeluarkan mempunyai efek
asma Menyebabkan Kerugian : dahak antiemetik
Kerugian : hipersensitivitas Kurang efektif pada Kerugian : Kerugian :
Dapat menembus pemberian oral dan Menyebabkan rasa Menyebabkan
pasenta dan kelenjar dapat menyebabkan tidak nyaman pada iritasi dan
susu hipokalemia saluran pencernaan hipersensitivitas

terpilih
terpilih

Teofilin Glyceryl Guaiacolat

Dosis Dosis
Dosis yang digunakan yaitu 3 mg/kg BB Dosis yang digunakan yaitu 100-200 mg
tiap 8 jam tiap 2-4 jam

Karakterisitik fisika-kimia Karakterisitik fisika-kimia


 Bentuk : serbuk hablur  Bentuk : serbuk hablur
 Warna : putih  + Pewarna  Warna : putih – agak kelabu  + Pewarna
 Bau : tidak berbau  + Essence  Bau : khas lemah  + Essence
 Rasa : pahit  + Pemanis  Rasa : pahit  + Pemanis
 Stabil di udara  pH : 2,3- 3,0
 pH : 4.3-4.7  Larut dalam air, etanol, dalam kloroform
 Sukar larut dalam air, tetapi leih mudah dan dalam propilenglikol; sedikit larut
larut dalam air panas. Mudah larut dalam dalam gliserol.
larutan alkali hidroksida dan dalam
amonia, agak sukar larut dalam etanol,
dalam kloroform dan dalam eter.
 Sensitif terhadap cahaya

14
Lanjutan

Formula terpilih

R/ Teofilin 50 mg
Glyceryl Guaiacolat 50 mg
Propilenglikol 25%
NaH2Sitrat 0,63%
Na2Hsitrat 0,13%
Sukrosa 19.5%
Nipagin 0.18%
Nipasol 0,02%
Strawberry red 0.01%
Flavour strawberry q.s
Aqua purificata ad 150 ml
m.f.l.a Oral Solution 150 ml

15
BAB IV
METODE PENELITIAN

IV.1 Bahan dan Alat


Bahan Alat
 Beaker glass
 Teofilin
 Gelas ukur
 Glyceryl Guaiacolat
 Pipet tetes
 Propilenglikol
 Pengaduk kaca
 Asam sitrat
 Mortir dan stamper
 Na2HSitrat
 Timbangan analitik
 Sukrosa
 Kertas perkamen
 Nipagin
 Sudip atau sendok tanduk
 Nipasol
 Botol cokelat
 Strawberry red
 pH meter Schott (type C6 842)
 Flavour strawberry
 Piknometer
 Aqua purificata
 Viskometer Stormer

IV.2 Kerangka Operasional


Pembuatan dapar

Dibuat sirupus simplex:


a. Ditimbang sukrosa
Ditimbang asam sitrat Ditimbang Na2Hsitrat
29.25 gram 0,9 g+ 2 ml air, lalu 0,2 g + 2 ml air, lalu
b. Dikaliberasi air aduk ad larut aduk ad larut
panas 15 ml
c. b+a diaduk ad
larut, ditunggu ad
dingin Larutan asam sitrat Larutan Na2HSitrat

campur ad homogen campur ad homogen

Larutan asam sitrat + teofilin


Ditimbang teofilin 1.5 g

Larutan asam sitrat


+ teofilin + Na2HSitrat

Larutan teofilin + dapar


+ sukrosa

Ditimbang nipagin 0.3 g dilarutkan


dalam 2 ml propilenglikol + nipasol 0,03 Kaliberasi
g dilarutkan dalam 1 ml propilenglikol. propilenglikol 37,5 ml

Sisa propilenglikol 23 ml dari propilenglikol Ditimbang glyceryl


digunakan untuk melarutkan dicampur dan diaduk dengan guaiacolat 1.5 g
nipagin ad larut glyceryl guiacolat
16
Propilenglikol + nipagin + Propilenglikol +
nipasol glyceryl guaiacolat

campur ad homogen

Propilenglikol + glyceryl
guaiacolat + nipagin + nipasol

Semua bahan dicampur ad homogen

Ditimbang strawberry red 1.5 mg ditimbangan analitik + air


1ml, lalu aduk ad homogen + flavour strawberry 3 tetes

Ditambah aqua purificata ad 140 ml


campur ad homogen

pH di cek = 4.0; bila tidak sesuai dilakukan


adjust pH. Jika pH < 4.0 maka + Na2HSitrat,
jika > 4.0 maka + Asam sitrat

Sediaan ditambah aquadem ad 150, lalu diambil


sebanyak 60 ml, lalu masukkan ke dalam botol,
sisanya digunakan untuk evaluasi.

IV.3 Metode Kerja


1. Takaran/ Dosis Bahan Aktif Menurut Pustaka
Teofilin
- 400 atau 600 mg sehari (Martindale 37th edition, p.1255)
- 3 mg/kg bb tiap 8 jam (Remington’s 19th edition, p.973)
- 3-4 mg/kg bb tiap 6 jam (Katzung)
Glyceryl Guaiacolat
- 100-200 mg tiap 2-4 jam (Martindale 28th edition, p.249)
- 100-400 mg tiap 3-6 jam (Remington’s 19th edition, p.976)
- 100-400 mg tiap 4 jam (Katzung)

2. Takaran/ Dosis yang Digunakan


- Dosis teofilin yang digunakan = 3 mg/kg bb tiap 8 jam karena menurut
perhitungan tidak akan melampaui rentang dosis sehari.
1 takaran = 3 mg x 50 kg = 150 mg
Apabila digunakan 3 x sehari = 3 x 150 mg = 450 mg  masuk rentang dosis
400-600 mg
- Dosis glyceryl guaiacolat yang digunakan = 100-200 mg tiap 2-4 jam karena
dosis ini berlaku untuk dosis tunggal guaifenesin yaitu 100 mg.

17
3. Perhitungan Dosis
Perhitungan dosis teofilin (kg/bb)
Umur Bobot Pria Bobot Wanita Rentang Dosis Dosis
(tahun) (kg) (kg) (mg) Rata-rata (mg)
1 8.1 7.6 22.8-24.3 23.55
2 9.6 9.3 27.9-28.8 28.35 25 mg
3 11.4 11.0 33.0-34.2 33.60
4 13.0 12.6 37.8-39.0 38.40
5 14.4 14.2 42.6-47.4 42.90
6 15.8 16.2 48.6-47.4 48.00 50 mg
7 18.9 17.5 52.5-56.7 54.60
8 20.9 x 3 mg 20.0 x 3 mg 60.0-62.7 61.35
9 22.0 21.9 65.7-66.0 65.85
10 23.9 24.7 74.1-71.7 72.90 75 mg
11 26.9 28.4 85.2-80.7 82.95
12 29.1 32.6 97.8-87.3 92.55
100 mg
13 33.0 37.0 111-99.0 105.0
14 40.0 40.8 122.4-120 121.2
125 mg
15 43.3 42.5 127.5-129.9 128.7
≥16 dewasa Dewasa 150.0 150.0

Perhitungan dosis Glyceryl Guaiacolat (%)


Umur % Dosis Anak terhadap Dosis Rata-rata
Rentang Dosis (mg)
(tahun) Dewasa (mg)
1 25.0% 25.0-50.0 25.0
2 29.0% 29.0-58.0 29.0
25 mg
3 33.0% 33.0-66.0 33.0
4 37.25% 37.25-74.5 37.25
5 41.5% 41.5-83.0 41.5
6 45.75% 45.75-91.5 45.75
7 50.0% 50.0-100.0 50.0 50 mg
8 53.33% 53.33-106.66 53.33
9 56.66% x 100- 56.66-113.34 56.66
10 60.0% 200 mg 60.0-120.0 60.0
11 67.5% 67.5-135.0 67.5
12 75.0% 75.0-150.0 75.0 75 mg
13 77.5% 77.5-15.5 77.5
14 80.0% 80.0-160 80.0
15 85.0% 85.0-170 85.0
16 90.0% 90.0-180 90.0
100 mg
≥17 100% 100-200 100

18
- Aturan pakai Teofilin
1-3 tahun : sehari 3 x ½ takaran (25 mg)
4-8 tahun : sehari 3 x 1 takaran (50 mg)
9-11 tahun : sehari 3 x 1½ takaran (75 mg)
12-13 tahun : sehari 3 x 2 takaran (100 mg)
14-15 tahun : sehari 3 x 2½ takaran (125 mg)
≥16 tahun : sehari 3 x 3 takaran (150 mg)
- Aturan pakai Glyceryl Guaiacolat
1-4 tahun : sehari 3 x ½ takaran (25 mg)
5-10 tahun : sehari 3 x 1 takaran (50 mg)
11-15 tahun : sehari 3 x 1½ takaran (75 mg)
≥16 tahun : sehari 3 x 2 takaran (100 mg)

4. Perhitungan Volume Takaran Terkecil


- Teofilin : 50 mg/5 ml
Kelarutan teofilin dalam asam encer 1:10
0.05 g x 10 = 0.5 ml (<5 ml)
- Glyceryl Guaiacolat : 50 mg/5 ml
Kelarutan glyceryl guaiacolat dalam propilenglikol 1 : 15
0.075 g x 15 = 1.125 ml (<5 ml)
- Volume 5 ml / takaran merupakan volume yang biasa dipakai pada anak-anak.
- Volume 5 ml / takaran cukup efektif karena volume untuk sekali minum tidak
terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

5. Perhitungan dan Alasan Volume Kemasan


Pemakaian = 3 x 1 takaran selama 4 hari
1 takaran = 5 ml
Jadi, volume kemasan = 3 x 5 ml x 4 hari = 60 ml
Volume skala laboratorium = 150 ml  sisa untuk evaluasi.

19
6. Perhitungan ADI (Acceptable Daily Intake)
Perhitungan ADI propilenglikol  max 25 mg/kg bb (HPE ed 6 p 593)
Umur (tahun) Bobot Rata-rata (mg) Dosis (mg)
1 07.85 196.25
2 09.45 236.25 ± 237.5 mg
3 11.20 280.00
4 12.80 320.00
5 14.30 357.50
± 383.125 mg
6 16.00 400.00
7 18.20 455.00
8 20.45 511.25
x 25 mg
9 21.95 548.75
± 589.6875 mg
10 24.30 607.50
11 27.65 691.25
12 30.85 771.25
± 823.125 mg
13 35.00 875.00
14 40.40 1010.0
± 1041.25 mg
15 42.90 1072.5
≥16 dewasa Dewasa

Perhitungan ADI nipagin  max 10 mg/kg bb (HPE ed 6 p. 441)


Umur (tahun) Bobot Rata-rata (mg) Dosis (mg)
1 07.85 78.50
2 09.45 94.50 ± 95 mg
3 11.20 112.0
4 12.80 128.0
5 14.30 143.0
6 16.00 160.0 ± 163.5 mg
7 18.20 182.0
8 20.45 204.5
x 10 mg
9 21.95 219.5
10 24.30 243.0 ± 246.3 mg
11 27.65 276.5
12 30.85 308.5
± 329.25 mg
13 35.00 350.0
14 40.40 404.0
± 416.5 mg
15 42.90 429.0
≥16 dewasa Dewasa

20
Perhitungan ADI nipasol  max 10 mg/kg bb (HPE ed 6 p 598)
Umur (tahun) Bobot Rata-rata (mg) Dosis (mg)
1 07.85 78.50
2 09.45 94.50 ± 95 mg
3 11.20 112.0
4 12.80 128.0
5 14.30 143.0
6 16.00 160.0 ± 163.5 mg
7 18.20 182.0
8 20.45 204.5
x 10 mg
9 21.95 219.5
10 24.30 243.0 ± 246.3 mg
11 27.65 276.5
12 30.85 308.5
± 329.25 mg
13 35.00 350.0
14 40.40 404.0
± 416.5 mg
15 42.90 429.0
≥16 dewasa Dewasa

- Aturan pakai propilenglikol : (MELEBIHI ADI)


½ takar = 25% x 2.5 ml x 3 = 1.875 g
1 takar = 25% x 5 ml x 3 = 3.750 g
1½ takar = 25% x 7.5 ml x 3 = 5.625 g
2 takar = 25% x 10 ml x 3 = 7.500 g
2½ takar = 25% x 12.5 ml x 3 = 9.375 g
- Aturan pakai nipagin : (TIDAK MELEBIHI ADI)
½ takar = 0.2% x 2.5 ml x 3 = 0.015 g
1 takar = 0.2% x 5 ml x 3 = 0.03 g
1½ takar = 0.2% x 7.5 ml x 3 = 0.045 g
2 takar = 0.2% x 10 ml x 3 = 0.069 g
2½ takar = 0.2% x 12.5 ml x 3 = 0.075 g
- Aturan pakai nipasol : (TIDAK MELEBIHI ADI)
½ takar = 0.02% x 2.5 ml x 3 = 0.0015 g
1 takar = 0.02% x 5 ml x 3 = 0.003 g
1½ takar = 0.02% x 7.5 ml x 3 = 0.0045 g
2 takar = 0.02% x 10 ml x 3 = 0.0069 g
2½ takar = 0.02% x 12.5 ml x 3 = 0.0075 g

21
6. Perhitungan Dapar Sitrat-Sitrat pH 4.0
pH = 4.0, pKa2 = 4,71
NaH2sitrat + NaOH Na2Hsitrat + H2O

Jumlah yang dibutuhkan :


 NaH2sitrat = 0,0294 x 214,11 x 150/100 = 0,9942 g/150 ml x 100% =
0,63%
 Na2Hsitrat = 0,0051 x 263,11 x 150/100 = 0,2013 g/150 ml x 100% =
0,13%
7. Perhitungan Kebutuhan Pelarut
- Glyceryl Guaiacolat  larut 1 : 15 propilenglikol
150 ml
𝑥 50 𝑚𝑔 = 1500 m𝑔 = 1.5 g
5 𝑚𝑙
22.5 𝑚𝑙
1.5 g x 15 = x 100% = 15%
150 𝑚𝑙

- Nipagin  larut 1 : 5 propilenglikol


0.2% x 150 ml = 0.3 g x 5 = 1.5 ml
1.5 𝑚𝑙
x 100% = 1%
150 𝑚𝑙

- Nipasol  larut 1 : 3,9 propilenglikol


0.02% x 150 ml = 0.03 g x 5 = 0,15 ml
0,15 𝑚𝑙
x 100% = 0,1%
150 𝑚𝑙

8. Perhitungan Kebutuhan Pemanis


Kelarutan teofilin meningkat pada 25ºC dari 8 mg/ml dalam air menjadi 8.3
mg/ml 30% b/b larutan sukrosa. (Martindale 28th edition, p.344)
- 30% x 150 = 45 ml
- Kadar sukrosa untuk sirup = 64%-66% (Farmakope Indonesia ed. III p. 31)
- Sukrosa yang dibutuhkan = 65% x 45 ml / 100 ml = 29.25 g  19.5%
9. Tabel Penimbangan
Nama Bahan 1 takaran Kemasan Skala lab Skala pabrik
Obat (5 ml) 60 ml 150 ml 60000 ml
50 mg + 5% = 600 mg + 5% 1.5 g + 5% = 600 g + 5% =
Theophylline
52.5 mg = 630 mg 1.575 g 630 g
Glyceryl 50 mg + 5% = 600 mg + 5% 1.5 g + 5% = 600 g + 5% =
Guaiacolat 52.5 mg = 630 mg 1.575 g 630 g
Propilenglikol
1,25 ml 15 ml 37,5 ml 15000 ml
25%
Sukrosa
0.975 g 11.7 g 29.25 g 11700 g
19.5%
NaH2sitrat
0,0315 g 0,378 g 0,945 g 0,378 g
0,63%
Na2Hsitrat 6,5 x 10-3 g 0,078 g 0,195 g 78 g

22
0,13%

Nipasol 0,02
1 mg 12 mg 0.03 g 12 g
%
Nipagin
0.01 g 0.12 g 0.3 g 120 g
0.2%
Strawberry
0.5 mg 6 mg 1,5 mg 6g
red 0,01 %
Flavour jeruk q.s
Aqua
5 ml 60 ml 150 ml 60000 ml
purificata

10. Cara Pembuatan


1) Kaliberasi botol coklat 60 ml & beaker glass 150 ml
2) Pembuatan sirupus simplex
a. Ditimbang sukrosa 29.25 g
b. Kalibrasi air panas 15 ml
c. b + a diaduk ad homogen, ditunggu sampai dingin
3) Ditimbang Teofilin 1.575 g
4) Ditimbang Asam sitrat 0,945 g + 2 ml air, aduk ad larut
5) 3 + 4 aduk ad larut
6) Ditimbang Na2HSitrat 0,195g + 2 ml air, aduk ad larut
7) 5 + 6 campur ad homogen
8) 2c + 7 campur ad homogen
9) Kalibrasi propilenglikol 37,5 ml
10) Ditimbang glyceryl guaiacolat 1.575 g, dilarutkan dalam 23 ml propilenglikol
ad larut
11) Ditimbang nipagin 0,3 g dilarutkan dalam 2 ml propilenglikol ad larut
12) Ditimbang nipasol 0,03 g dilarutkan dalam 1 ml propilenglikol ad larut
13) 10 + 11 + 12 campur ad homogen
14) Ditimbang strawberry red 0,0015 g + 1 ml air, aduk ad homogen
15) 13 + 14 campur ad homogen
16) 20 + 3 tetes flavour strawberry, campur ad homogen
17) Larutan ditambah aquadem ad 140 ml.
18) 16 diambil sebanyak 25 ml, cek pH ( jika tidak sesuai, adjust ) Jika pH < 4,0
maka ditambah Na2Hsitrat , jika pH > 4,0 ditambah asam sitrat
19) Larutan diadkan 150 ml, lalu disaring ke dalam botol coklat ad 60 ml. Sisanya
digunakan untuk evaluasi.

23
BAB V
HASIL PENELITIAN dan ANALISIS HASIL PENELITIAN

V.1 Spesifikasi Sediaan yang Diinginkan


- Bentuk : Larutan homogen
- Warna : Merah muda
- Bau : Strawberry
- Rasa : Manis
- pH sediaan : 4.0
- Berat jenis : > 1 g/ml dan < 1.3 g/ml
- Viskositas : 100 cPs dan - 300 cPs
- Sifat alir : Newtonian

V.2 Penyusunan Formula


R/ Teofilin 1.575 g
Glyceryl Guaiacolat 1.575 g
Propilenglikol 25%
Asam sitrat 0,63%
Na2Hsitrat 0,13 %
Sukrosa 19.5%
Nipagin 0.18%
Nipasol 0,02%
Strawberry red 0.01%
Strawberry flavour q.s
Aqua purificata ad 150 ml
m.f.l.a. Oral Solution

V.3 Rancangan Evaluasi


a. Uji Organoleptis
Bentuk : Larutan
Warna : Merah muda
Bau : Strawberry
Rasa : Manis dan sedikit pahit
b. Uji Berat Jenis
Alat : Piknometer
Bahan : Aquades dan sediaan uji
Cara Kerja :
1) Timbang piknometer kososng pada timbangan analitik
2) Isi piknometer dengan sediaan sampai penuh, kemudian timbang ditimbangan
analitik
3) Hitung bobot jenis sediaan dengan rumus : ρ = (m1-m2) / V pikno
- m1 = masa pikno & sediaan (gram)
- m2 = masa pikno kosong (gram)
- ρ = berat jenis sediaan (g/ml)
- v pikno = volume piknometer (ml)

24
c. Uji pH sediaan
Alat : pH meter
Bahan : Aqua purificata dan larutan uji
Cara kerja :
1) Kalibrasi pH meter
2) Siapkan larutan dapar standard
3) Elektrode gelas dicuci dengan aqua, dikeringkan dengan tissue
4) Celupkan elektrode kedalam larutan buffer standard
5) Pengukuran pH sediaan
6) Elektrode dibilas dengan sediaan
7) Isi beaker glass dengan sediaan qs. ad elektrode tercelup, dibaca angkanya.
d. Uji Viskositas dan Sifat Alir Sediaan
Alat : Viskometer Stormer Series 80202
(Arthur H. Thomas Co., Philadelphia, USA)
Cara Kerja :
1) Menentukan nilai tetapan Kv viscometer
2) Letakkan viscometer pada posisi yang benar
3) Masukkan gliserin p.a. ke dalam beaker glass
4) Naikkan posisi beaker glass beserta penyangganya sampai bob tercelup
seluruh permukaannya
5) Siapkan stopwatch, pasang beban, lepaskan rem dan lakukan pengamatan
waktu yang diperlukan untuk menempuh 100 putaran
6) Tambahkan beban dan lakukan pengamatan dengan cara yang sama
7) Lakukan penambahan beban berikutnya dan diamati sampai diperoleh 5 titik
pengamatan
8) Hitung rpmnya dan tentukan Kv-nya dari harga viskositas gliserin p.a yang
diketahui
9) Menentukan sifat alir gliserin p.a
10) Pengamatan di atas dilanjutkan dengan mengurangi beban yang diberikan
secara bertahap dan diamati pada berat beban yang sama mulai dari beban
kedua yang paling berat yang digunakan sampai beban yang paling ringan
yang digunakan
11) Lakukan percobaan penentuan sifat alir bahan yang diperiksa dengan
menggunakan prosedur cara 1 dan 2 di atas dengan susunan berat yang
berbeda dan dengan menggunakan harga Kv yang diperoleh pada percobaan
cara kerja 1 hitung viskositas bahan yang diperiksa.

25
V.4 Hasil Evaluasi Sediaan

a. Uji Organoleptis

Uji Organoleptis Spesifikasi Hasil Evaluasi Keterangan


Warna Merah muda Merah muda +
Bau strawberry strawberry +
Rasa Manis Manis agak -
pahit
Bentuk Larutan/sirup Larutan/sirup +

b. Uji Berat Jenis Sediaan


Berat jenis sediaan yang diukur dengan menggunakan piknometer 10 ml pada
suhu 20oC adalah 1,085 g/ml dengan perhitungan sebagai berikut :
Berat piknometer + sediaan = 41,47 gram
Berat piknometer kosong = 30,62 gram -
Berat sediaan = 10,85 gram
Volume piknometer = 10.0 ml

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 10,85 𝑔𝑟𝑎𝑚


Berat jenis sediaan = =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 10.0 𝑚𝑙
Berat jenis sediaan = 1,085 g/ml

c. Uji pH sediaan
pH = 4.0

d. Uji Viskositas dan Sifat Alir Sediaan


1) Harga tetapan Kv viskometer Stormer (Gliserin p.a : η gliserin = 900 cPs)
Berat Beban (g) t 100 putaran (s) rpm (rad/menit) Harga Kv
50 g 84.15 s 71. 30 rad/ menit 1283.4
60 g 70.09 s 85.60 rad/ menit 1284
70 g 60.95 s 98.44 rad/ menit 1265.66
80 g 55.56 s 107.99 rad/ menit 1214.89
100 g 43.96 s 136.49 rad/ menit 1228.41
80 g 53.11 s 112.97 rad/ menit 1270.91
70 g 61.38 s 97.75 rad/ menit 1256.79
60 g 72.28 s 83.01 rad/ menit 1245.15
50 g 79.89 s 75.10 rad/ menit 1351.8
Harga Kv rata-rata 1266.77

2) Viskositas sediaan
Berat Beban t 100 putaran rpm Viskositas
(g) (s) (rad/ menit) (cPs)
50 g 27.75 s 263.74 rad/ menit 240.16 cPs
60 g 20.99 s 285.78 rad/ menit 265.96 cPs

26
70 g 19.98 s 300.3 rad/ menit 295.28 cPs
80 g 18.79 s 319.32 rad/ menit 317.37 cPs
100 g 17.85 s 336.13 rad/ menit 376.87 cPs
80 g 19.40 s 309.8 rad/ menit 327.67 cPs
70 g 19.75 s 303.8 rad/ menit 291.88 cPs
60 g 22.01 s 272.6 rad/ menit 278.82 cPs
50 g 22.67 s 264.67 rad/ menit 239.31 cPs
Viskositas rata-rata 292.59 cPs

3) Kurva W terhadap rpm dan kurva rpm terhadap viskositas

Kurva W terhadap rpm Sediaan


360
340
320
rpm (rad/menit)

300
.
280
260
240
220
200
180
40 50 60 70 80 90 100 110
W (gram)

Kurva rpm terhadap Viskositas Sediaan


400
350
Viskositas (cPs)

300
250
200
150
100
50
0
240 260 280 300 320 340 360
rpm (rad/menit)

4) Sifat alir sediaan


Data dan kurva diatas menunjukkan bahwa semakin besar beban yang
digunakan, maka semakin besar pula rpm-nya dan apabila beban dikurangi,
maka rpm-nya akan semakin kecil. Semakin besar harga rpm, maka viskositas
sediaan juga akan semakin besar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sifat alir dari
sediaan yang dibuat adalah non-newtonian (dilatan).

27
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 Kesimpulan
- Bentuk sediaan yang dibuat adalah sirup berwarna merah muda karena adanya
penambahan pewarna strawberry red, memiliki bau strawberry karena adanya
penambahan strawberry flavour dan rasa yang sedikit pahit padahal telah
dilakukan penambahan sukrosa untuk mengurangi atau menutupi rasa pahit dari
bahan aktif.
- Berat jenis sediaan sebesar 1,085 g/ml yang sesuai dengan berat jenis yang
dirancang. Nilai berat jenis ditetapkan berdasarkan rentang dari berat jenis air,
yaitu 1 g/ml dan gliserin 1.3 g/ml.
- pH akhir sediaan adalah 4.0. Nilai pH 4.0 ditetapkan berdasarkan rentang pH
sediaan Teofilin, yaitu 4.3-4.7 dan pH sediaan Glyceril guaiacolat, yaitu 2,3-3.0.
- Data uji viskositas menunjukkan bahwa sifat alir sediaan adalah non-newtonian
(dilatan) dengan viskositas akhir sediaan sebesar 292.59 cPs, artinya viskositas
sediaan telah sesuai dengan yang dirancang yaitu 100-300 cPs tetapi belum
memenuhi spesifikasi karena seharusnya sifat alir sediaan adalah newtonian.

Dari penjelasan singkat diatas, sediaan yang dibuat masih belum sepenuhnya
memenuhi spesifikasi sediaan yang direncanakan. Artinya, sediaan tersebut belum
layak untuk diproduksi dalam skala industri dan dipasarkan. Agar sediaan dapat
memenuhi spesifikasi, maka perlu dilakukan pengulangan penyusunan formulasi dan/
atau pengulangan evaluasi sediaan.

VI.2 Saran
- Disarankan untuk menambahkan lebih banyak pemanis seperti sukrosa untuk
menambah rasa manis pada sediaan.
- Diperlukan ketelitian dalam menimbang dan melarutkan agar sediaan yang dibuat
sesuai dengan spesifikasi sediaan yang diharapkan.

28
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia III.


 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia IV.
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia V.
 Martindale : The Extra Pharmacopoeia, 28th edition. 1999. London : Pharmaceutical
Press.
 Martindale : The Extra Pharmacopoeia, 37th edition. 2011. London : Pharmaceutical
Press.
 The Pharmaceutical CODEX : Principles and Practice of Pharmaceutics, 12th edition.
1994. London : Pharmaceutical Press.
 Katzung, Bertram G., et al. Basic and Clinical Pharmacology, 11th edition. The McGraw-
Hill Companies

29

Anda mungkin juga menyukai