Disusun oleh :
Fredrik Ariel Ornata Siringoringo 110115213
Siti qanitah 110115393
Annonciade Agusta Tanu 110116106
Maria Patricia Christanti Un Abanit 110116193
Yoan T.N.P Liunokas 110116425
KP G– Kelompok 3
Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi
Universitas Surabaya
2018-2019
1
ABSTRAK
GT-Expectorant merupakan sediaan sirup obat batuk yang dapat digunakan untuk
mengobati pasien yang menderita batuk produktif (berdahak). Bahan aktif yang terkandung
dalam sediaan adalah Teofilin sebagai bronkodilator dan Glyceril Guaiacolat sebagai
ekspektoran. Pemilhan bahan aktif didasarkan pada efek samping yang lebih ringan serta
efektivitas yang lebih baik bila dibandingkan dengan pilihan bahan aktif lainnya.
Tiap 5 ml (1 takaran) mengandung Teofilin 50 mg dan Glyceril Guaiacolat 50 mg
dalam kemasan sirup 60 ml. Bahan tambahan yang digunakan adalah seperti Aqua purificata
dan propilenglikol sebagai pelarut; Nipagin sebagai pengawet; Asam sitrat dan Na2Hsitrat
sebagai larutan dapar; Sukrosa sebagai pemanis; Strawberry Red sebagai pewarna dan flavor
strawberry sebagai pemberi aroma.
Bahan aktif Glyceril Guaiacolat dilarutkan dalam propilenglikol (kelarutan 1:15) dan
Teofilin dilarutkan dalam larutan dapar, sukrosa dibuat sirup simplex, dapar sitrat-sitrat
dibuat pada pH 4.0 , Nipagin dilarutkan dalam propilenglikol (kelarutan 1:5), serta
ditambahkan Strawberry red dan flavour strawberry. Semua bahan dibuat dalam skala lab 150
ml dengan 60 ml dimasukkan dalam kemasan dan sisanya untuk evaluasi.
Berdasarkan formula tersebut, dihasilkan larutan homogen berwarna merah muda
dengan aroma strawberry, rasa manis sedikit pahit, pH 4.0, viskositas 292. 59 cPs, dan berat
jenis 1,085 g/ml. Pengukuran pH, viskositas, dan berat jenis melalui evaluasi akhir dengan
parameter berturut sebagai berikut pHmetri, viskometer stormer, dan piknometer.
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
I.3 Tujuan
I.3.1 Mengetahui rancangan formula dalam pembuatan sediaan obat batuk yang
mengandung bahan aktif teofilin.
I.3.2 Mengetahui persyaratan mutu yang harus dipenuhi dalam pembuatan sediaan
obat batuk yang mengandung bahan aktif teofilin.
I.3.3 Mengetahui bentuk sediaan terpilih dalam pembuatan obat batuk
yang mengandung bahan aktif teofilin.
I.3.4 Mengetahui cara yang dapat dilakukan dalam mengevaluasi
sediaan obat batuk yang mengandung bahan aktif teofilin.
I.4 Manfaat
I.4.1 Untuk praktikan :
- Praktikan dapat mengetahui langkah-langkah dalam penyusunan formula
suatu produk sediaan untuk rancangan produksi.
- Praktikan dapat mengetahui langkah-langkah pembuatan suatu produk
sediaan untuk sebuah rancangan produksi.
- Paktikan dapat mengembangkan suatu produk sediaan yang bermanfaat
untuk penyakit tertentu yang sesuai dengan persyaratan mutu yang harus
dipenuhi.
1.4.2 Untuk masyarakat :
- Masyarakat dapat mengetahui suatu produk baru yang bermanfaat untuk
mengobati penyakit yang dideritanya dengan bahan aktif yang dapat
bekerja secara cepat dan efektif.
- Masyarakat dapat memperoleh informasi baru seputar bahan aktif yang
dipilih pada suatu produk yang dibuat oleh formulator.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Salbutamol
- Efek utama
Salbutamol dapat digunakan sebagai bronkodilator dalam pengobatan
obstruksi saluran nafas reversibel seperti pada asma dan beberapa paasien
dengan penyakit paru obstruktif kronik. (Martindale 37th edition, p.1248)
- Efek samping
Salbutamol dapat menyebabkan tremor pada otot skeletal (terutama pada
tangan), palpitasi, takhikardia, ketegangan saraf, pusing, vasodilatasi perifer,
dan kram otot. Pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan hipokalemia,
5
reaksi hipersensitivitas, termasuk bronkospasme paradoksal, angioedema,
urticaria, hipotensi, dan collapse. (Martindale 37th edition, p. 1246)
- Indikasi
Salbutamol adalam simpatomimetik aksi langsungyang bekerja pada
reseptor adrenergik-β dan bekerja secara selektif pada reseptor agonis β2.
Salbutamol dapat digunakan untuk meringankan bronkospasme akut, dapat
juga meredakan/mencegah gejala bahkan serangan asma. (Martindale 37th
edition, p. 1248)
- Kontraindikasi
Salbutamol sebaiknya diberikan secara hati-hati pada penderita hipertiroid,
aritmia insufisiensi miokardia, hipertensi, diabetes melitus (terutama pada
penggunaan intravena). Iskemia jantung dan faktor resikonya yang signifikan
termasuk dalam kontraindikasi yang spesifik. (Martindale 37th edition, p.1247)
- Spesifikasi lain
Salbutamol mudah diserap dari saluran pencernaan dan mengalami
metabolisme lintas pertama di hati dan mungkin di dinding usus (Martindale
37th edition, p.1247), t½ serum 4-6 jam; stabilitas salbutamol sulfat dalam
dapar fosfat akan menurun dengan meningkatnya pH >6,9. (Martindale 37th
edition, p.1247)
3. Glyceryl Guaiacolat
- Efek utama
Dapat digunakan sebagai ekspektoran untuk batuk produktif dan dapat
mengencerkan dahak. (Martindale 37th edition, p 1701)
- Efek samping
Pemberian glyceryl guaiacolat dalam dosis besar dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pada gastrointestinal, mual, dan muntah (Martindale 37th
edition, p. 1701)
- Indikasi
Menigkatkan volume dan menurunkan viskositas dahak sehingga lebih
mudah dikeluarkan saat batuk. (Martindale 37th edition, p. 1702)
- Kontraindikasi
Tidak dapat digunakan pada penderita porfiria karena terbukti bersifat
profirogenik pada hewan (Martindale 37th edition, p. 1701), pada penderita
sindrom Karsinoid (Martindale 28th edition, p. 689), dan pada penderita tukak
lambung. (Remington’s 19th edition, p. 976)
- Spesifikasi lain
Diabsorbsi dengan baik dari saluran pencernaan, dimetabolisme dan
diekskresikan melalui urin (Martindale 37th edition, p. 1701), t½ = 1 jam, tidak
terdeteksi didalam darah setelah 8 jam. (Martindale 28th edition, p. 689)
4. Ipecacuanha
- Efek utama
6
Dapat digunakan sebagai ekspektoran pada batuk poduktif. (Martindale
th
37 edition, p 1702)
- Efek samping
Pemberian dalam dosis besar dapat memberikan efek iritasi pada saluran
pencernaan, muntah darah atau diare yang disertai darah juga dapat terjadi.
(Martindale 37th edition, p.1702)
- Indikasi
Ipecacuanha dapat digunakan sebagai ekspektoran. Mempunyai efek
emetik dan efek amebicidal.Ipecacuanha juga dapat digunakan dalam obat-
obatan homeopati. (Martindale 37th edition, p.1702)
- Kontraindikasi
Tidak boleh digunakan pada pasien yang tidak sadar atau kondisi lain yang
meningkatkan resiko operasi. Tidak boleh pada pasien yang mengkonsumsi
zat seperti senyawa korosif atau produk petroleum yang berbahaya bila
dihirup. Tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.
(Martindale 37th edition, p.1702)
- Spesifikasi lain
Sirup Ipecacuanha sebaiknya tidak digunakan sebagai ekspektoran karena
tidak jelas kebutuhannya dan dapat menyebabkan efek samping yang serius.
(Farmakologi dan Terapi ed V. p. 532)
5. Amonium Klorida
- Efek utama
Dapat digunakan sebagai ekspektoran pada batuk poduktif. (Martindale
th
37 edition, p 1690)
- Efek samping
Pemberian dalam dosis besar dapat menyebabkan asidosis mendalam dan
hipokalemia yang harus ditangani gejalanya. (Martindale 37th edition, p.1690)
- Indikasi
Dapat digunakan dalam pengobatan alkalosis metabolik yang berat dan
juga dapat digunakan untuk menjaga urin pada pH asam dalam pengobatan
beberapa gangguan saluran kencing. (Martindale 37th edition, p.1691)
- Kontraindikasi
Pasien dengan kerusakan hati dan ginjal. (Martindale 37th edition, p.1691)
- Spesifikasi lain
Amonium klorida dapat diserap dari saluran pencernaan. Ion NH4+ akan
diubah menjadi urea di dalam hati, anion yang dilepaskan ke dalam darah dan
cairan ekstraseluler menyebabkan asidosis metabolik dan menurunkan pH
urine yang diikuti efek diuresis. (Martindale 37th edition, p.1690)
Berdasarkan data-data yang telah disebutkan di atas, maka bahan aktif yang
dipilih untuk pembuatan sediaan obat batuk adalah Teofilin dan Glyceryl
Guaiacolat. Alasannya adalah sebagai berikut :
7
- Teofilin telah lama digunakan sebagai bronkodilator dalam pengobatan asma
karena dapat merelaksasi otot polos bronkus dan pada penggunaan oral
efektivitasnya besar. (Martindale 37th edition, p.1220)
- Teofilin merupakan salah satu bahan aktif yang direkomendasikan sebagai bahan
obat batuk karena dapat memberikan keuntungan bagi pasien dengan penyakit
paru obstruktif kronik. (Martindale 37th edition, p.1262)
- Teofilin stabil di udara. (Codex 12th edition, p.1069)
- Dapat meningkatakn volume dan mengurangi viskositas sputum (Martindale 37th
p.1706)
- Glyceryl guaiacolat dapat digunakan untuk meningkatkan volume dan mengurangi
kekentalan dahak, serta sebagai ekspektoran pada batuk produktif. (Martindale
37th edition, p.1701)
- Glyceryl guaiacolat dapat digunakan dalam bentuk tunggal maupun bentuk
sediaan lain dan memiliki efek samping yang lebih kecil daripada ekspektoran
lain. (Martindale 37th edition, p.1701)
8
Bobot jenis :
- Theophylline monohidrat 198,18
- Theophylline anhidrat 180,17
( Martindale 28th edition, p.349)
GLYCERYL GUAIACOLAT
Karakteristik Fisika Karakteristik Kimia
Organoleptik : - pH sediaan = 2,3 – 3,0 (Remington’s 19th
- Serbuk hablur; putih sampai agak edition, p.976)
kelabu; bau khas lemah; rasa pahit. - Stabil pada cahaya dan panas
(Farmakope Indonesia ed. V p.516) (Remington’s 19 edition, p.976)
th
- Bubuk kristal; putih sedikit agak abu- - Tidak mudah teroksidasi oleh pemanasan
abu; memliki bau khas. (Martindale 37th (Remington’s 15th edition, p.376), tetapi
edition, p.1701) dapat teroksidasi bila bersinggungan
Kelarutan : dengan udara terbuka. (Martindale 28th
- Larut dalam air, dalam etanol, dalam edition p.689)
kloroform dan dalam propilenglikol; - Stabil dalam larutan air (Martindale 28th
agak sukar larut (Farmakope Indonesia p.684).
ed. V p.516)
- Larut dalam air 1:33 pada suhu 200C;
larut dalam alkohol 1:11 dalam
kloroform 1:11 dan dalam propilenglikol
1:15. (Martindale 28th edition, p. 689)
Titik lebur :
- 78º-82ºC (Martindale 28th edition, p.
689)
Bobot jenis :
- 198, 22 (Farmakope Indonesia ed. V
p.515)
Berdasarkan data karakteristik fisika-kimia dari bahan aktif yang telah disebutkan
di atas, maka bentuk sediaan yang dipilih untuk pembuatan sediaan obat batuk adalah
Sirup. Alasannya adalah sebagai berikut :
- Dapat digunakan pada pasien yang memiliki masalah dalam menelan obat dengan
bentuk sediaan padat, seperti anak-anak, pasien lanjut usia maupun pasien dengan
penyakit tertentu.
- Sirup merupakan suatu campuran yang homogen.
- Bahan aktif lebih mudah di absorpsi di dalam tubuh.
9
Hablur bening; tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus;
putih; tidak berbau atau praktis tidak berbau; rasa sangat asam.
(Farmakope Indonesia ed. V p.164)
- Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; agak sukar
larut dalam eter. (Farmakope Indonesia ed. V p.164)
- Nilai pKa
pKa1 = 3.128 pada 25ºC; pKa2 = 4.761 pada 25ºC; pKa3 = 6.396
pada 25ºC. (HPE 6th edition, p.181)
- Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat. (Farmakope Indonesia ed. V p.164)
- Fungsi
Sebagai dapar (buffering agent) dengan mempertahankan pH sediaan.
(HPE 6th edition, p.181)
2. Sukrosa
- Pemerian
Hablur putih atau tidak berwarna; massa hablur atau berbentuk kubus, atau
serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa manis; stabil di udara. (Farmakope
Indonesia ed. V p.1120)
- Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air mendidih; sukar
larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. (Farmakope
Indonesia ed. V p.1120). Dapat melarutkan teofilin 30% ( Martindale 38th
edition p. 340). Sirup mengandung sukrosa 64-66% (FI edisi III hal. 31).
- Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik. (Farmakope Indonesia ed. V p.1120)
- Fungsi
Sebagai pemanis (sweetening agent) dengan memperbaiki rasa sediaan.
(HPE 6th edition, p.703)
3. Propilenglikol
- Pemerian
10
Caian kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau;
menyerap air pada udara lembab. (Farmakope Indonesia ed. V p.1070)
- Kelarutan
Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform; larut
dalam eter dan beberapa minyak esensial; tidak dapat bercampur dengan
minyak lemak. (Farmakope Indonesia ed. V p.1070)
- Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat. (Farmakope Indonesia ed. V p.1071)
- Fungsi
Sebagai pelarut Glyceryl Guaiacolat (1:15) dan Nipagin (1:5) dalam
sediaan; sebagai pembasah (wetting agent) (HPE 6th edition, p.592).
- Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik (Farmakope Indonesia ed. III p.535).
11
- Fungsi
Sebagai zat pengawet (preservatives) dalam sediaan. (HPE 6th edition,
p.441).
c. Stabilitas Fisika
Sediaan tidak boleh mengalami perubahan fisika, penampilan, dan
homogenitas dari pembuatan sampai ke tangan pasien. Tidak terjadi perubahan
viskositas, berat jenis, dan sifat alir selama proses pembuatan, penyimpanan, dan
pemakaiannya. ( Bobot jenis sediaan dalam rentang 1 g/ml - 1,3 g/ml ; sifat alir :
newtonian)
d. Stabilitas Kimia
Secara kimia, antar komponen tidak boleh saling berinteraksi, sehingga tidak
menimbulkan perubahan warna, pH, kadar dari bentuk sediaan, serta tidak
mempercepat degradasi dan merubah bentuk sediaan. (pH sediaan teofilin 4,3-
4,7; Guaifenesin : 2,3- 3,0).
12
e. Stabilitas Mikrobiologi
Sediaan tidak ditumbuhi mikroba sesuai dengan persyaratan tertentu dan jika
sediaan tersebut mengandung zat antimikroba maka harus tetap efektif selama
waktu yang ditentukan. Untuk menghambat pertumbuhan mikroba, sediaan perlu
ditambahkan pengawet. Sediaan ini tidak boleh mengandung Salmonella sp.,
Pseudomonia alroginosa, Proteus mirabilis, S. Aureus, Candida sp.
f. Stabilitas Toksikologi
Sediaan tidak boleh menjadi bahan yang mungkin dapat meracuni jaringan
lokal dan tidak boleh menunjukkan adanya gejala perubahan atau kenaikan
toksisitas pada sediaan dalam jangka waktu tertentu.
g. Stabilitas Farmakologik
Sediaan tidak mengalami perubahan efek farmakologi yang menyimpang dari
yang direncanakan atau dari tujuan pengobatan sampai batas waktu tertentu.
13
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Batuk Berdahak
Penyebab Gejala
Bronkodilator Ekspektoran
terpilih
terpilih
Dosis Dosis
Dosis yang digunakan yaitu 3 mg/kg BB Dosis yang digunakan yaitu 100-200 mg
tiap 8 jam tiap 2-4 jam
14
Lanjutan
Formula terpilih
R/ Teofilin 50 mg
Glyceryl Guaiacolat 50 mg
Propilenglikol 25%
NaH2Sitrat 0,63%
Na2Hsitrat 0,13%
Sukrosa 19.5%
Nipagin 0.18%
Nipasol 0,02%
Strawberry red 0.01%
Flavour strawberry q.s
Aqua purificata ad 150 ml
m.f.l.a Oral Solution 150 ml
15
BAB IV
METODE PENELITIAN
campur ad homogen
Propilenglikol + glyceryl
guaiacolat + nipagin + nipasol
17
3. Perhitungan Dosis
Perhitungan dosis teofilin (kg/bb)
Umur Bobot Pria Bobot Wanita Rentang Dosis Dosis
(tahun) (kg) (kg) (mg) Rata-rata (mg)
1 8.1 7.6 22.8-24.3 23.55
2 9.6 9.3 27.9-28.8 28.35 25 mg
3 11.4 11.0 33.0-34.2 33.60
4 13.0 12.6 37.8-39.0 38.40
5 14.4 14.2 42.6-47.4 42.90
6 15.8 16.2 48.6-47.4 48.00 50 mg
7 18.9 17.5 52.5-56.7 54.60
8 20.9 x 3 mg 20.0 x 3 mg 60.0-62.7 61.35
9 22.0 21.9 65.7-66.0 65.85
10 23.9 24.7 74.1-71.7 72.90 75 mg
11 26.9 28.4 85.2-80.7 82.95
12 29.1 32.6 97.8-87.3 92.55
100 mg
13 33.0 37.0 111-99.0 105.0
14 40.0 40.8 122.4-120 121.2
125 mg
15 43.3 42.5 127.5-129.9 128.7
≥16 dewasa Dewasa 150.0 150.0
18
- Aturan pakai Teofilin
1-3 tahun : sehari 3 x ½ takaran (25 mg)
4-8 tahun : sehari 3 x 1 takaran (50 mg)
9-11 tahun : sehari 3 x 1½ takaran (75 mg)
12-13 tahun : sehari 3 x 2 takaran (100 mg)
14-15 tahun : sehari 3 x 2½ takaran (125 mg)
≥16 tahun : sehari 3 x 3 takaran (150 mg)
- Aturan pakai Glyceryl Guaiacolat
1-4 tahun : sehari 3 x ½ takaran (25 mg)
5-10 tahun : sehari 3 x 1 takaran (50 mg)
11-15 tahun : sehari 3 x 1½ takaran (75 mg)
≥16 tahun : sehari 3 x 2 takaran (100 mg)
19
6. Perhitungan ADI (Acceptable Daily Intake)
Perhitungan ADI propilenglikol max 25 mg/kg bb (HPE ed 6 p 593)
Umur (tahun) Bobot Rata-rata (mg) Dosis (mg)
1 07.85 196.25
2 09.45 236.25 ± 237.5 mg
3 11.20 280.00
4 12.80 320.00
5 14.30 357.50
± 383.125 mg
6 16.00 400.00
7 18.20 455.00
8 20.45 511.25
x 25 mg
9 21.95 548.75
± 589.6875 mg
10 24.30 607.50
11 27.65 691.25
12 30.85 771.25
± 823.125 mg
13 35.00 875.00
14 40.40 1010.0
± 1041.25 mg
15 42.90 1072.5
≥16 dewasa Dewasa
20
Perhitungan ADI nipasol max 10 mg/kg bb (HPE ed 6 p 598)
Umur (tahun) Bobot Rata-rata (mg) Dosis (mg)
1 07.85 78.50
2 09.45 94.50 ± 95 mg
3 11.20 112.0
4 12.80 128.0
5 14.30 143.0
6 16.00 160.0 ± 163.5 mg
7 18.20 182.0
8 20.45 204.5
x 10 mg
9 21.95 219.5
10 24.30 243.0 ± 246.3 mg
11 27.65 276.5
12 30.85 308.5
± 329.25 mg
13 35.00 350.0
14 40.40 404.0
± 416.5 mg
15 42.90 429.0
≥16 dewasa Dewasa
21
6. Perhitungan Dapar Sitrat-Sitrat pH 4.0
pH = 4.0, pKa2 = 4,71
NaH2sitrat + NaOH Na2Hsitrat + H2O
22
0,13%
Nipasol 0,02
1 mg 12 mg 0.03 g 12 g
%
Nipagin
0.01 g 0.12 g 0.3 g 120 g
0.2%
Strawberry
0.5 mg 6 mg 1,5 mg 6g
red 0,01 %
Flavour jeruk q.s
Aqua
5 ml 60 ml 150 ml 60000 ml
purificata
23
BAB V
HASIL PENELITIAN dan ANALISIS HASIL PENELITIAN
24
c. Uji pH sediaan
Alat : pH meter
Bahan : Aqua purificata dan larutan uji
Cara kerja :
1) Kalibrasi pH meter
2) Siapkan larutan dapar standard
3) Elektrode gelas dicuci dengan aqua, dikeringkan dengan tissue
4) Celupkan elektrode kedalam larutan buffer standard
5) Pengukuran pH sediaan
6) Elektrode dibilas dengan sediaan
7) Isi beaker glass dengan sediaan qs. ad elektrode tercelup, dibaca angkanya.
d. Uji Viskositas dan Sifat Alir Sediaan
Alat : Viskometer Stormer Series 80202
(Arthur H. Thomas Co., Philadelphia, USA)
Cara Kerja :
1) Menentukan nilai tetapan Kv viscometer
2) Letakkan viscometer pada posisi yang benar
3) Masukkan gliserin p.a. ke dalam beaker glass
4) Naikkan posisi beaker glass beserta penyangganya sampai bob tercelup
seluruh permukaannya
5) Siapkan stopwatch, pasang beban, lepaskan rem dan lakukan pengamatan
waktu yang diperlukan untuk menempuh 100 putaran
6) Tambahkan beban dan lakukan pengamatan dengan cara yang sama
7) Lakukan penambahan beban berikutnya dan diamati sampai diperoleh 5 titik
pengamatan
8) Hitung rpmnya dan tentukan Kv-nya dari harga viskositas gliserin p.a yang
diketahui
9) Menentukan sifat alir gliserin p.a
10) Pengamatan di atas dilanjutkan dengan mengurangi beban yang diberikan
secara bertahap dan diamati pada berat beban yang sama mulai dari beban
kedua yang paling berat yang digunakan sampai beban yang paling ringan
yang digunakan
11) Lakukan percobaan penentuan sifat alir bahan yang diperiksa dengan
menggunakan prosedur cara 1 dan 2 di atas dengan susunan berat yang
berbeda dan dengan menggunakan harga Kv yang diperoleh pada percobaan
cara kerja 1 hitung viskositas bahan yang diperiksa.
25
V.4 Hasil Evaluasi Sediaan
a. Uji Organoleptis
c. Uji pH sediaan
pH = 4.0
2) Viskositas sediaan
Berat Beban t 100 putaran rpm Viskositas
(g) (s) (rad/ menit) (cPs)
50 g 27.75 s 263.74 rad/ menit 240.16 cPs
60 g 20.99 s 285.78 rad/ menit 265.96 cPs
26
70 g 19.98 s 300.3 rad/ menit 295.28 cPs
80 g 18.79 s 319.32 rad/ menit 317.37 cPs
100 g 17.85 s 336.13 rad/ menit 376.87 cPs
80 g 19.40 s 309.8 rad/ menit 327.67 cPs
70 g 19.75 s 303.8 rad/ menit 291.88 cPs
60 g 22.01 s 272.6 rad/ menit 278.82 cPs
50 g 22.67 s 264.67 rad/ menit 239.31 cPs
Viskositas rata-rata 292.59 cPs
300
.
280
260
240
220
200
180
40 50 60 70 80 90 100 110
W (gram)
300
250
200
150
100
50
0
240 260 280 300 320 340 360
rpm (rad/menit)
27
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
- Bentuk sediaan yang dibuat adalah sirup berwarna merah muda karena adanya
penambahan pewarna strawberry red, memiliki bau strawberry karena adanya
penambahan strawberry flavour dan rasa yang sedikit pahit padahal telah
dilakukan penambahan sukrosa untuk mengurangi atau menutupi rasa pahit dari
bahan aktif.
- Berat jenis sediaan sebesar 1,085 g/ml yang sesuai dengan berat jenis yang
dirancang. Nilai berat jenis ditetapkan berdasarkan rentang dari berat jenis air,
yaitu 1 g/ml dan gliserin 1.3 g/ml.
- pH akhir sediaan adalah 4.0. Nilai pH 4.0 ditetapkan berdasarkan rentang pH
sediaan Teofilin, yaitu 4.3-4.7 dan pH sediaan Glyceril guaiacolat, yaitu 2,3-3.0.
- Data uji viskositas menunjukkan bahwa sifat alir sediaan adalah non-newtonian
(dilatan) dengan viskositas akhir sediaan sebesar 292.59 cPs, artinya viskositas
sediaan telah sesuai dengan yang dirancang yaitu 100-300 cPs tetapi belum
memenuhi spesifikasi karena seharusnya sifat alir sediaan adalah newtonian.
Dari penjelasan singkat diatas, sediaan yang dibuat masih belum sepenuhnya
memenuhi spesifikasi sediaan yang direncanakan. Artinya, sediaan tersebut belum
layak untuk diproduksi dalam skala industri dan dipasarkan. Agar sediaan dapat
memenuhi spesifikasi, maka perlu dilakukan pengulangan penyusunan formulasi dan/
atau pengulangan evaluasi sediaan.
VI.2 Saran
- Disarankan untuk menambahkan lebih banyak pemanis seperti sukrosa untuk
menambah rasa manis pada sediaan.
- Diperlukan ketelitian dalam menimbang dan melarutkan agar sediaan yang dibuat
sesuai dengan spesifikasi sediaan yang diharapkan.
28
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
29