TABLET THEOFILIN
BLOK 12
Disusun oleh:
Claryza Amelia Putri
20180350050
Pembimbing:
M. Fariez Kurniawan,M.Farm.,Apt
1,3-dimetilxantina
e. Rumus Molekul : C7H8N4O2.H2O.
f. Berat Molekul : 198,18.
g. Kelarutan : Sukar larut dalam air tetapi lebih mudah larut dalam air
panas, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan
dalam amonium hidroksida, agak sukar larut dalam
etanol, kloroform, dan eter.
h. pH Larutan : Umumnya stabil di seluruh rentang pH.
i. Titik Didih : Menyublim pada 178⁰.
j. Titik Leleh : Jarak lebur antara 270⁰ dan 274⁰, rentang antara awal
dan akhir peleburan tidak lebih dari 3⁰.
k. Stabilitas : Dapat disimpan pada suhu kamar, dibawah cahaya
fluorosensi terus-menerus sekurang-kurangnya 180
hari tanpa perubahan konsentrasi yang signifikan dalam
bentuk larutan, sebaiknya dilindungi dari cahaya karena
berpotensi terjadinya kerusakan atau perubahan warna,
stabil di udara.
l. Inkompatibilitas : Inkompatibilas dengan senyawa logam mg stearat.
Wujud inkom dengan : NH + Mg menjadi berubah
warna menjadi kuning sehingga akan merusak
stabilitas.
m. Wadah & Penyimpanan : Tertutup dengan baik dan hindari dari cahaya.
n. Sifat khusus : Terdapat gugus amin (NH) dengan logam Mg Stearat.
Tablet Teofilin
Tablet teofilin adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat (teofilin)
dengan atau tanpa bahan pengisi. Teofilin merupakan serbuk hablur putih, tidak berbau,
rasa pahit dan stabil di udara. Teofilin mengandung tidak kurang dari 98,5 % dan tidak
lebih dari 101,5 % C7H8N4O2 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan (Anonim,
1979).
Berdasarkan Surat Keputusan Menkes. RI No. 925 tahun 1993, tentang: Daftar
Perubahan Golongan Obat No.1, dengan dasar pertimbangan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah
kesehatan dirasa perlu ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan pengobatan
sendiri secara tepat, aman dan rasional. Maka obat Teofilin digolongkan kedalam obat
yang golongan semula Obat keras dalam substansi menjadi golongan baru yaitu obat
bebas terbatas (OBT).
Keterangan :
Sediaan tablet teofillin dibuat oleh pabrik atau industri yang telah memenuhi
persyaratan cara pembuatan obat yang baik CPOB.
Keterangan :
- 19 : Tahun produksi.
- 1 : Kode bentuk sediaan.
- 1 : nomor urut pembuatan.
BAB II
Turunan metil xantin dari teh dengan diuretik, relaksan otot polos, pelebaran
bronkial, aktivitas stimulan sistem saraf jantung dan pusat. Teofilin menghambat 3 ', 5'-
CYCLIC NUCLEOTIDE PHOSPHODIESTERASE yang menurunkan CYCLIC AMP
sehingga mempotensiasi aksi agen yang bekerja melalui ADENYLYL CYCLASES
dan cyclic AMP.
1. Efek Farmakologi
Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk asma dan untuk mengatasi
penyakit paru obstruksi kronik yang stabil, secara umum tidak efektif untuk eksaserbasi
penyakit paru obstruksi kronik.
2. Mekanisme kerja
Teofilin dalam kadar rendah dapat memblokir reseptor adenosine A. Pada
konsentrasi terapi yang lebih tinggi akan terjadi penghambatan fosfodiesterase-
kenaikan kadar cAMP. Mekanisme aksi yang diusulkan dari teofilin yaitu
penghambatan fosfodiesterase (tidak selektif), antagonisme reseptor adenosin (reseptor
A1-, A2A-, A2B), penghambatan faktor nuklir-κB (↓ translokasi nuklir), penghambatan
phosphoinositide 3 kinase-δ, ↑ Sekresi Interleukin-10, ↑ Apoptosis sel-sel inflamasi, ↓
poli (ADP-ribosa) polimerase-1 (menghambat kematian sel), ↑ Aktivitas histas
deasetilase (↑ kemanjuran kortikosteroid).
1. Absorbsi
Obat yang lambat diabsorbsi atau memiliki kecepatan absorbsi yang bervariasi
sulit untuk dibuat sediaan lepas lambat. Sediaan oral batas terendah harga konstanta
kecepatan absorbsinya sekitar 0,25/jam (dengan asumsi waktu transit di gastro
intestinal 10-12 jam).
2. Distribusi
Obat dengan volume distribusi tinggi dapat mempengaruhi kecepatan
eliminasinya sehingga obat tersebut tidak cocok untuk dibuat sediaan lepas lambat.
3. Metabolisme
Sediaan lepas lambat dapat digunakan pada obat yang dimetabolisme secara
luas asalkan kecepatan metabolismenya tidak terlalu tinggi.
Teofilin dalam bentuk sediaan tablet, sirup, kaplet, elixir maupun injeksi sama-
sama ditujukan untuk penggunaan sediaan sistemik dimana indikasinya yaitu untuk
keluhan gangguan pernafasan seperti asma dan mengatasi PPOK (Penyakit Paru
Obstruksi Kronis).
Perlu diperhatikan bahwa tidak semua orang dapat menggunakan obat ini, ada
beberapa orang dengan kondisi medis tertentu yang tidak boleh menggunakan obat
teofilin, yaitu:
Dosis Pemeliharaan
0,4-0,6 mg/kg/ jam IV atau 4,8-7,2 mg/kg PO.
Perokok : 0.79 mg/kg/jam IV untuk selanjutnya 12 jam setelah dosis
loading, lanjutkan 0,63 mg/kg/jam atau 5 mg/kg PO (rilis diperpanjang).
Pemberian bersamaan dengan obat yang menurunkan klirens teofilin
(misalnya, cimetidine, ciprofloxacin, dan eritromisin dan makrolida
lainnya) : 0,2-0,3 mg/kg/jam IV atau PO (rilis diperpanjang).
Gagal jantung kongestif : 0.39 mg/kg/jam IV untuk selanjutnya 12 jam
setelah dosis, maka 0,08-0,16 mg/kg/jam.
Aminofilin : 3,125 mg/kg PO.
7. Untuk Bronkospasme akut anak :
Dosis Pemuatan (Loading dose)
Tidak ada teofilin yang diberikan dalam 24 jam terakhir: 5-7 mg/kg
IV/PO; IV.
Dosis Pemeliharaan
1,5-6 bulan : 0,5 mg/kg/jam IV atau 10 mg/kg/hari.
6-12 bula : 0,6-0,7 mg/kg/jam IV atau 12-18 mg/kg/hari 1-9 tahun
: 1 mg/kg/jam IV atau 8 mg/kg PO (rilis diperpanjang).
9-12 tahun : 0,8-0,9 mg/kg/jam IV atau 6,4 mg/kg .
12-16 tahun : 0,7 mg/kg/jam IV atau 5,6 mg/kg.
Pemakaian dilakukan pada pasien yang memiliki penyakit asma baik bawaan
ataupun tidak.
1. Takikardia.
2. Palpitasi.
3. Mual dan gangguan saluran cerna.
4. Sakit kepala.
5. Stimulasi sistem saraf pusat.
6. Insomnia.
7. Aritmia.
8. Konvulsi terutama bila diberikanmelalui injeksi intravena cepat.
9. Diuresis.
10. Tremo
II.10 Toksisitas
Interaksi yang dapat terjadi jika mengonsumsi teofilin bersama dengan obat
lain, adalah:
II.13 Peringatan
1. Bronsolvan :
sirup : 100 ml
tablet : 150 mg
2. Theobron :
kapsul : 130 mg
KESIMPULAN :
- Zat aktif yang digunakan adalah Teofilin, karena Teofilin memiliki waktu paro yang
relatif pendek (8,1 jam) dan jendela terapetik yang sempit yaitu 10- 20 J.l.g/mL.
Teofilin merupakan obat yang sering digunakan dalam terapi asma. Formulasi
teofilin dalam bentuk sediaan lepas lambat diharapkan dapat menghasilkan
konsentrasi obat dalam darah yang lebih seragam dan kadar puncak yang tidak
fluktuatif. Bentuk sediaan lepas lambat dapat menjamin kepuasan pasien terutama
jika pasien kesulitan untuk mengkonsumsi obat secara berulang selama serangan
asma akut (Bayomi et aI., 2001).
- Bentuk dasarnya adalah basa, terdapat pada gugus amin (NH) yang berikatan
dengan senyawa logam, sehingga akan menyebabkan inkompatibilitas dengan
senyawa logam (Mg Stearat).
- Metode pembuatan yang digunakan adalah granulasi basah, karena sifat alir dari
Teofilin jelek dan mempunyai titik didih tinggi.
- Stabil pada suhu kamar, sukar larut dalam air, larut dalam alcohol, sifat alirnya dan
kompresibilitas kurang baik dan mempunyai bobot jenis 198.18g/mol.
- Eksipien yg digunakan :
a. HPMC merupakan bahan pengikat dan faktor yang sangat dominan dalam
memperlambat kecepatan disolusi teofilin dari matrik.
b. NaCMC.
c. Xanthan Gum merupakan faktor yang berpengaruh sangat dominan dalam
meningkatkan sifat alir massa tablet teofilin dan merupakan faktor yang sangat
dominan dalam meningkatkan kompak- tibilita smassa tablet teofilin.
d. Laktosa merupakan bahan pengisi yang umum digunakan dan tidak bereaksi
dengan kebanyakan obat.
e. Mg Stearat dalam konsentrasi 0,2 sampai 1% adalah bahan pelicin yang baik.
Magnesium stearat dapat menambah waktu hancur dari tablet karena bentuk
lapisan permukaannya yang tidak mudah dipenetrasi dengan cairan lambung.
Magnesium stearat digunakan secara luas dalam kosmetik, makanan dan
formulasi farmasi. Utamanya digunakan sebagai pelicin pada kapsul dan tablet
dengan konsentrasi antara 0,25-50%.
f. Talk sebagai glidan ( Excipient edisi II hal 519, FI IV hal 771 )
- Rumus Molekul : Mg6(SiO5)(OH)4
- Pemerian : serbuk hablur sangat halus putih atau putih keabuan , berkilat ,
mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran.
- Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, asam dan basa lemah dan pelarut
organik.
- Stabilitas : stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan 160 derajat
selama tidak kurang selama 1 jam.
- OTT : dengan komponen ammonium kuarterner.
- Konsentrasi: 1 – 10 %.
- Kegunaan : glidan.
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
III.2 Formulasi
R/ Teofilin 200 mg .
HPMC 3,49 mg.
CMC Na 27,91 mg.
Xanthan gum 118,60 mg.
Laktosa 46 mg.
Mg stearat 4 mg.
(Majalah Farmasi Indonsia, oleh Agus Siswanto dan Sri Sulihtyowati Soebagyo,
Fakultas Farmasi UGM)
III.2.3 Pengembangan Formula
R/ Teofilin 200 mg
Avicel 3,49 mg
CMC Na 27,91 mg
Xanthan gum 118,60 mg
Laktosa 46 mg
Mg stearat 4 mg
Talk
Amilum kering
III.2.4 Usulan Formula
a. Formula Utama
R/ Teofilin 200mg
Amilum 10%
Musilago amili 10%
Laktosa qs
Mg stearat 2%
Talk 5%
b. Formula Alternatif
R/ Teofilin 200mg
Amilum 10%
Musilago amili 10%
Laktosa qs
Mg stearat 2%
Talk 5%
BAB IV
Penentuan formula dengan model granulasi basah dengan fase dalam 93% dan
fase luar 7%.
1. Perhitungan
Fase dalam (93%)
Teofilin 200 mg
Amilum 10%
Musilago amili 10%
Laktosa qs
Fase luar (7%)
Mg stearat 2%
Talk 5%
2. Penimbangan
a. Fase dalam
Amilum = 10% x 300 = 30 gram.
Musilago amili = 1/3 x 279 = 93 gram.
Setelah dikeringkan = 10% x 93 = 9,3 gram.
Laktosa = 279 – (200 + 30 + 9,3) = 39,7 gram.
b. Fase luar
Granul FD yang diperoleh 250 gram dengan tidak mempertimbangkan kadar
air
Jumlah tablet = 250/279 x 1000 = 896,05
Mg stearat = 2/93 x 250 = 5,37 gram
Talk = 5/93 x 250 = 13,4 gram
Pembuatan mucilago amili 10% yang merupakan zat pengikat dengan cara
dipanaskan dan diaduk terus menerus sampai berwarna transparan terbentuk seperti gel.
Tujuan dari pemanasan yaitu memudahkan amilum cepat larut dalam air. Sedangkan
tujuan pengadukan terus menerus agar tercampur rata dan tidak ada amilum yang
menempel pada dinding sehingga dapat membentuk kerak.
A. Evaluasi Serbuk
1. Sifat alir
- Secara langsung : timbang 25 gram granul. Tempatkan pada corong alat, uji
waktu alir dalam wadah tertutup, buka penutupnya. Biarkan granul
menggalir, catat waktu dengan menggunakan stopwatch.
- Secara tidak langsung : pada cara (1) granul ditampung pada kertas grafik
millimeter, catat tinggi (h) dan diameter anggokan granul. Hitung sudut α
(sudut istirahat ) menggunakan persamaan , tg α = h/r ( Lachman ed III hal
615)
Persyaratan kecepatan mengalir ( secara langsung )
Persyaratannya :
Kompresibilitas Keterangan
5-15 Excellent
12-16 Good
18-21 Fair to passable
23-25 Poor
35-38 Very poor
>40 Extremely poor
3. Evaluasi Kadar Lembab
Timbang seksama 5,0 gram granul. Panaskan dalam lemari pengering ad
bobot konstan (40-60 derajat Celcius )
% kadar lembab = (Wo-Wi )/Wo x 100%
Wo = bobot granul awal
Wi = bobot granul setelah pengeringan
Persyaratan = 3-5 % →Vorght hal 172
2-4 % → Lachman hal 656
B. Evaluasi Tablet
1. Keseragaman bobot tablet
Timbang 20 tablet, hitung rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang masing – masing bobotnya menyimpang. Jika tidak
mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet. Bobot rata-rata tidak boleh
menyimpang dari bobot rata-rata yang ditetapkan.
Tabel Persyaratan :
Tujuan :
Untuk mengetahui sifat alir dari granul yang dinyatakan dalam kecepatan
alirnya (v).
Hasil:
Massa tablet 20 g dimasukkan lewat corong alat flowability tester. Waktu yang
diperlukan untuk mengalir semua granul dicatat sebagai waktu alir. Berdasarkan nilai
koefisien regresi maka xanthan gum (7,75) paling berpengaruh dalam meningkatkan
sifat alir massa tablet. HPMC (10,67) dan Na CMC (12,13) relative memperjelek sifat
alir massa tablet. Hal ini karena xanthan gum menghasilkan granul dengan berat jenis
(BJ) yang lebih besar dibandingkan dengan BJ granul yang dihasilkan oleh Na CMC
dan HPMC. Semakin besar persentase xanthan gum maka semakin baik sifat alir massa
tablet.
Keterangan :
Y = kompaktibilitas (kekerasan tablet, kg)
A = jumlah HPMC yang digunakan (bagian)
B = jumlah Na CMC yang digunakan (bagian)
C = jumlah xanthan gum yang digunakan (bagian)
Tujuan :
Untuk mengetahui kekompakan antar partikel atau zat pada tablet.
Hasil :
Tablet dikempa pada volume dan tekanan yang sama, yaitu pada posisi punch
bawah skala 15,0 dan kedalaman punch atas pada waktu turun keruang die (diameter
10 mm) pada skala 8,5. Tablet yang dihasilkan diukur kekerasannya. Berdasarkan nilai
koefisien regresi maka xanthan gum (13,39) berpengaruh sangat dominan untuk
meningkatkan sifat kompaktibilitas massa tablet dibandingkan dengan HPMC (1,91)
dan Na CMC (2,46). Xanthan gum memberikan kompaktibilitas yang baik karena
dapat menghasilkan granul dengan ukuran yang relative besar. Sedangkan HPMC
yang mengalami deformasi elastic dengan pemberian tekanan dan menghasilkan
granul dengan fines lebih banyak akan menurunkan kompaktibilitas massa tablet
3. Uji disolusi
Prinsip:
Berdasarkan data kecepatan disolusi teofilin pada tablet formula 1 – 7 hingga
menit ke-180, didapatkan persamaan sebagai berikut:
Y = 0,205 A + 0,478 B + 1,062 C – 0,298 AB + 1,122 AC – 2,356 BC – 4,143 ABC
Keterangan :
Y = kecepatan disolusi teofilin (mg/menit)
A = jumlah HPMC yang digunakan (bagian)
B = jumlah Na CMC yang digunakan (bagian)
C = jumlah xanthan gum yang digunakan (bagian)
Tujuan :
Untuk mengetahui kelarutan suatu obat yang di uji.
Hasil :
Berdasarkan nilai koefisien regresi dari persamaan tersebut maka xanthan gum
(1,062) memberikan pengaruh paling besar dalam meningkatkan kecepatan disolusi
teofilin dibandingkan dengan Na CMC (0,478) dan HPMC (0,205). Xanthan gum
merupakan matrik hidrofil yang mudah terhidrasi karena bersifat larut dalam air
(Parfitt, 1999) sehingga setelah kontak dengan medium akan mengembang dan
mengalami erosi hebat. Teofilin bersifat kurang larut maka mekanisme pelepasannya
dari matrik yang bersifat hidrofilik ditentukan oleh erosi lapisan gel (Bhardwaj et al.,
2000). Na CMC bersifat mudah terdispersi dan mengembang dalam air membentuk
larutan koloidal (Anonim, 1995) sehingga menjadi factor pembatas difusi obat keluar
matrik. HPMC merupakan bahan matrik yang mempunyai viskositas tinggi sehingga
lapisan gel yang terbentuk relative sulit dikikis oleh pelarut, matrik sulit mengalami
erosi. Difusi teofilin keluar dari matrik berjalan sangat lambat. Daerah kombinasi
bahan matrik (HPMC, Na CMC, dan xanthan gum) yang memberikan kecepatan
pelepasan teofilin yang dikehendaki yaitu 0,516 - 1,033 mg/menit.
Sediaan Teofilin disimpan dalam wadah tertutup berbentuk strip yang berisi 10
strip. Tiap 1 (satu) strip terdapat 10 tablet, dalam 1 tablet berbobot 200 mg. Setiap 10
strip obat dikemas dalam kardus obat dan diberi etiket serta brosur.
Strip merupakan kemasan primer yang digunakan untuk melindungi obat dari
uap air, sinar matahari, mikroba dan tekanan. Strip untuk kemasan primer yang
digunakan adalah berbahan dasar alumunium foil. Tinta yang digunakan untuk printing
kemasan primer strip adalah tinta yang merupakan food grade dimana merupakan
23 bahan yang food and pharmaceutical grade. Adapun pertimbangan-
pertimbangannya adalah:
2. Sederhana dalam proses pengemasan dan dapat melindungi obat dari kelembaban.
3. Bahan obat tidak memerlukan perlakuan khusus atau stabilitas baik dalam kemasan
strip dan penyimpanan suhu ruang.
V.1.Kemasan Primer
Bahan kemas yang kontak langsung dengan bahan yang dikemas (produk)
1. Fungsi Kemasan :
Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga ke
konsumen
Melindungi dan mengawetkan produk
Sebagai identitas produk
Meningkatkan efisiensi: memudahkan penghitungan, pengiriman dan
penyimpanan
Melindungi pengaruh buruk dari luar, melindungi pengaruh buruk dari
produk di dalamnya
Memperlruas pemakaian dan pemasaran produk
Menambah daya Tarik calon pembeli
Sarana informasi dan iklan
Memberi kenyamanan bagi pemakai
2. Pemilih Bahan
PLM (Polycellonium)
Cellophane: sejenis bahan dari serat selulosa yang berbentuk tipis
transparan, berfungsi untuk menempelkan pewarna sehingga strip bisa
colorfull
Alumunium: berfungsi untuk menjaga oobat dari pengaruh kelembapan
Polyetilen : berfungsi melekatkan selophan dan alumunium.
Spesifikasi :
Permeabilitas
Stabilitas
3. Rancangan
Dimensi tablet : 8mm
Tinggi : 4mm
Dimensi strip
V.2 Kemasan Sekunder
Pembungkus selanjutnya, biasanya dikenal dengan inner box. Umumnya tidak berpengaruh
terhadap stabilitas produk.
Fungsi : Melindungi tablet dari benda atau bahan yang dapat merusak sediaan
Pemilih Bahan : Karton duplex 310 gsm (folding box)
Spesifikasi :
Permeabilitas
Stabilitas
V.3 Brosur Obat
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Republik Indonesia: Jakarta
Bayomi, M.A., Al-Suwayeh, S.A., and EI-Helw, A.M. 2001. Excipient-Excipient Interaction
in the Design of Sustained-Release Theophylline Tablets: In Vitro and In Vivo Evaluation. Dmg
Dev.Ind. Pharm.,27(6), 499 - 506.
Bhardwaj, T.R., Kanwar, M., Lal, R., and Gupta, A. 2000. Natural Gums and Modified Gums
as Sustained-Release Carriers. Drug Dev. Ind. Pharm., 26(10), 1025 - 1038 .
Bolhuis, G.K., and Chowhan, Z.T. 1996. Material for Direct Compaction, in Alderborn, G.,
and Nystrom, c., PharmaceuticalPowder Compaction Technology.Marcel Dekker Inc., New
York, 438 - 439.
Fudholi, A. 1983. Metodologi Formulasi Dalam Kompresi Direk. Medika, 7(9), 586 - 593.
Gordon, R.E., Rosanke, T.W., Fonner, D.E., Anderson, N.R., and Banker, G.S. 1990.
Granulation Technology and Tablet Characterization, in Lieberman, H.A.' Lachman, L.,
Schwartz, J.B., PharmaceuticaDlosageForm: Tablet,2ndEd., Revised and Expanded vol
2.Marcel Dekker Inc., New York, 327 - 332.
Surat Keputusan Menkes. RI No. 925 tahun 1993, tentang : Daftar Perubahan Golongan Obat