Anda di halaman 1dari 30

DESAIN FORMULA SEDIAAN

TABLET THEOFILIN

BLOK 12

Disusun oleh:
Claryza Amelia Putri
20180350050

Pembimbing:
M. Fariez Kurniawan,M.Farm.,Apt

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2020
BAB I

TINJAUAN UMUM SENYAWA AKTIF DAN SEDIAAN TEOFILIN

I.1 Deskripsi Umum Senyawa Aktif


a. Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, dan rasa pahit.
b. Nama Lain : Aquaphyllin, Asmafil, Bronkodyl, Elixomin
Linolix, Lanophyllin, Optiphyllin, Oralphyllin Teolix,
Theocin, Theofin.
c. Nama Kimia : 3,7-dihidro-1,3-di-metilpurin-2,6-(1H)-dion.
d. Struktur kimia :

1,3-dimetilxantina
e. Rumus Molekul : C7H8N4O2.H2O.
f. Berat Molekul : 198,18.
g. Kelarutan : Sukar larut dalam air tetapi lebih mudah larut dalam air
panas, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan
dalam amonium hidroksida, agak sukar larut dalam
etanol, kloroform, dan eter.
h. pH Larutan : Umumnya stabil di seluruh rentang pH.
i. Titik Didih : Menyublim pada 178⁰.
j. Titik Leleh : Jarak lebur antara 270⁰ dan 274⁰, rentang antara awal
dan akhir peleburan tidak lebih dari 3⁰.
k. Stabilitas : Dapat disimpan pada suhu kamar, dibawah cahaya
fluorosensi terus-menerus sekurang-kurangnya 180
hari tanpa perubahan konsentrasi yang signifikan dalam
bentuk larutan, sebaiknya dilindungi dari cahaya karena
berpotensi terjadinya kerusakan atau perubahan warna,
stabil di udara.
l. Inkompatibilitas : Inkompatibilas dengan senyawa logam mg stearat.
Wujud inkom dengan : NH + Mg menjadi berubah
warna menjadi kuning sehingga akan merusak
stabilitas.
m. Wadah & Penyimpanan : Tertutup dengan baik dan hindari dari cahaya.
n. Sifat khusus : Terdapat gugus amin (NH) dengan logam Mg Stearat.

I.2 Definisi Bentuk Sediaan Terkait

Tablet Teofilin

Tablet teofilin adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat (teofilin)
dengan atau tanpa bahan pengisi. Teofilin merupakan serbuk hablur putih, tidak berbau,
rasa pahit dan stabil di udara. Teofilin mengandung tidak kurang dari 98,5 % dan tidak
lebih dari 101,5 % C7H8N4O2 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan (Anonim,
1979).

I.3 Dasar Pertimbangan dan Landasan Hukum Penggolongan Obat

Berdasarkan Surat Keputusan Menkes. RI No. 925 tahun 1993, tentang: Daftar
Perubahan Golongan Obat No.1, dengan dasar pertimbangan untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah
kesehatan dirasa perlu ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan pengobatan
sendiri secara tepat, aman dan rasional. Maka obat Teofilin digolongkan kedalam obat
yang golongan semula Obat keras dalam substansi menjadi golongan baru yaitu obat
bebas terbatas (OBT).

Berdasarkan PERMENKES No.917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib


Daftar Obat Jadi, untuk sediaan tablet aminofilin, digolongkan kedalam obat keras dan
juga ketentuan penandaan pada kemasan nomor registrasi.

I.4 Penandaan Pada Wadah, Leaflet, atau Brosur

Pada sediaan tablet teofilin berlaku aturan penandaan sebagai berikut:


Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan hurup K
yang menyentuh garis tepi.
Obat golongan ini termasuk obat keras yang jika dibeli harus dengan resep
dokter, dan penyerahannya pada pasien hanya boleh dilakukan oleh Asisten Apoteker
penanggung jawab.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/VI/83 Tentang


Penandaan Khusus Pada Obat Keras P.No.1 Awas! Obat Keras, Bacalah Aturan
Pemakaiannya.

I.5 Nomor Registrasi

Nomor Registrasi sediaan tablet Teofillin adalah DKL 19111A1

Keterangan :

- D : Obat dengan nama dagang.


- K : Golongan obat keras.
- L : Produksi dalam negri atau lokal.
- 19 : Tahun penandaan obat jadi.
- 1 : Nomor urut pabrik di Indonesia.
- 1 : Nomor urut obat jadi yang disetujui oleh pabrik.
- 1 : Nomor urut sediaan.
- A : Kekuatan obat jadi.
- 1 : Kemasan untuk kekuatan obat jadi tersebut.

Sediaan tablet teofillin dibuat oleh pabrik atau industri yang telah memenuhi
persyaratan cara pembuatan obat yang baik CPOB.

Nomor Batch sediaan adalah 1911

Keterangan :

- 19 : Tahun produksi.
- 1 : Kode bentuk sediaan.
- 1 : nomor urut pembuatan.
BAB II

URAIAN DAN ANALISIS FARMAKOLOGI

II.1 Nama Obat dan Sinonim

 Nama obat : Theophyllinum (Teofilin).


 Sinonim : Aqualin, Asmafil, Lanophyllin, Optiphyllin, Oralphyllin, Teolix,
Theocin, Theofin.

II.2 Bentuk Senyawa Aktif

Turunan metil xantin dari teh dengan diuretik, relaksan otot polos, pelebaran
bronkial, aktivitas stimulan sistem saraf jantung dan pusat. Teofilin menghambat 3 ', 5'-
CYCLIC NUCLEOTIDE PHOSPHODIESTERASE yang menurunkan CYCLIC AMP
sehingga mempotensiasi aksi agen yang bekerja melalui ADENYLYL CYCLASES
dan cyclic AMP.

II.3 Mekanisme Kerja Dalam Tubuh

1. Efek Farmakologi
Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk asma dan untuk mengatasi
penyakit paru obstruksi kronik yang stabil, secara umum tidak efektif untuk eksaserbasi
penyakit paru obstruksi kronik.
2. Mekanisme kerja
Teofilin dalam kadar rendah dapat memblokir reseptor adenosine A. Pada
konsentrasi terapi yang lebih tinggi akan terjadi penghambatan fosfodiesterase-
kenaikan kadar cAMP. Mekanisme aksi yang diusulkan dari teofilin yaitu
penghambatan fosfodiesterase (tidak selektif), antagonisme reseptor adenosin (reseptor
A1-, A2A-, A2B), penghambatan faktor nuklir-κB (↓ translokasi nuklir), penghambatan
phosphoinositide 3 kinase-δ, ↑ Sekresi Interleukin-10, ↑ Apoptosis sel-sel inflamasi, ↓
poli (ADP-ribosa) polimerase-1 (menghambat kematian sel), ↑ Aktivitas histas
deasetilase (↑ kemanjuran kortikosteroid).

II.4 Nasib Obat dalam Tubuh

Bentuk sediaan lepas lambat (modified-release) teofilin dapat memberikan


konsentrasi plasma yang cukup ketika diberikan selama 12 jam. Secara umum
konsentrasi terapetik dalam serum adalah 10 – 20 µg/ml. Teofilin dimetabolisme dalam
liver menjadi 1,3 dimethyluric acid, 1-methyluric, dan 3-methylxanthin. T1/2 teofilin
untuk orang dewasa sehat adalah 6 – 12 jam, anak–anak sekitar 1– 5 jam, perokok 4 –
5 jam, bayi 10 – 45 jam (Parfitt, 1999).

1. Absorbsi
Obat yang lambat diabsorbsi atau memiliki kecepatan absorbsi yang bervariasi
sulit untuk dibuat sediaan lepas lambat. Sediaan oral batas terendah harga konstanta
kecepatan absorbsinya sekitar 0,25/jam (dengan asumsi waktu transit di gastro
intestinal 10-12 jam).

2. Distribusi
Obat dengan volume distribusi tinggi dapat mempengaruhi kecepatan
eliminasinya sehingga obat tersebut tidak cocok untuk dibuat sediaan lepas lambat.

3. Metabolisme
Sediaan lepas lambat dapat digunakan pada obat yang dimetabolisme secara
luas asalkan kecepatan metabolismenya tidak terlalu tinggi.

II.5 Indikasi dan Dasar Pemilihan

Bentuk sediaan modified release umumnya ditujukan untuk mengurangi


frekuensi pemberian, khususnya untuk pasien dengan clearence yang cepat dan juga
untuk mengontrol noctural asthma.

Teofilin dalam bentuk sediaan tablet, sirup, kaplet, elixir maupun injeksi sama-
sama ditujukan untuk penggunaan sediaan sistemik dimana indikasinya yaitu untuk
keluhan gangguan pernafasan seperti asma dan mengatasi PPOK (Penyakit Paru
Obstruksi Kronis).

II.6 Kontraindikasi dan Alasannya

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua orang dapat menggunakan obat ini, ada
beberapa orang dengan kondisi medis tertentu yang tidak boleh menggunakan obat
teofilin, yaitu:

1. Memiliki hipersensitif atau alergi terhadap kandungan obat di dalamnya.


2. Penderita tirotoksikasi (krisis tiroid).
3. Penderita tukak lambung.
4. Memiliki hipertiroidisme.

II.7 Dosis dan Perhitungan

1. Dosis secara umum : 200-400 mg.


2. Anak 6-12 tahun : 125-200mg.
3. Anak 2-12 tahun : 9mg/kg ( maksimal 200 mg).
4. Sediaan Tablet/Kapsul : 125 mg, 130mg, 150mg, 250mg, 300mg.
5. Sediaan Sirup : 130mg/15ml,150mg/15ml.
6. Untuk Bronkospasme akut dewasa :
 Dosis Pemuatan (Loading dose)
 Pasien saat ini tidak mengambil teofilin: 5-7 mg/kg; tidak melebihi 25
mg/menit.
 Aminofilin: 6-7 mg/kg.

 Dosis Pemeliharaan
 0,4-0,6 mg/kg/ jam IV atau 4,8-7,2 mg/kg PO.
 Perokok : 0.79 mg/kg/jam IV untuk selanjutnya 12 jam setelah dosis
loading, lanjutkan 0,63 mg/kg/jam atau 5 mg/kg PO (rilis diperpanjang).
 Pemberian bersamaan dengan obat yang menurunkan klirens teofilin
(misalnya, cimetidine, ciprofloxacin, dan eritromisin dan makrolida
lainnya) : 0,2-0,3 mg/kg/jam IV atau PO (rilis diperpanjang).
 Gagal jantung kongestif : 0.39 mg/kg/jam IV untuk selanjutnya 12 jam
setelah dosis, maka 0,08-0,16 mg/kg/jam.
 Aminofilin : 3,125 mg/kg PO.
7. Untuk Bronkospasme akut anak :
 Dosis Pemuatan (Loading dose)
 Tidak ada teofilin yang diberikan dalam 24 jam terakhir: 5-7 mg/kg
IV/PO; IV.
 Dosis Pemeliharaan
 1,5-6 bulan : 0,5 mg/kg/jam IV atau 10 mg/kg/hari.
 6-12 bula : 0,6-0,7 mg/kg/jam IV atau 12-18 mg/kg/hari 1-9 tahun
: 1 mg/kg/jam IV atau 8 mg/kg PO (rilis diperpanjang).
 9-12 tahun : 0,8-0,9 mg/kg/jam IV atau 6,4 mg/kg .
 12-16 tahun : 0,7 mg/kg/jam IV atau 5,6 mg/kg.

II.8 Cara Pakai

Pemakaian dilakukan pada pasien yang memiliki penyakit asma baik bawaan
ataupun tidak.

1. Dosis Secara Umum : Tiap 12 Jam.


2. Anak 6-12 Tahun : Tiap 12 Jam.
3. Anak 2-12 Tahun : Tiap 12 Jam.
4. Sediaan Tablet/Kapsul : Tiap 12 Jam.
5. Sediaan Sirup : Tiap 12 Jam.
6. Untuk Bronkospasme akut dewasa :
 Dosis Pemuatan (loading dose)
 Pasien saat ini tidak mengambil teofilin: IV/PO; tidak melebihi 25
mg/menit IV.
 Aminofilin: IV PO/IV diinfuskan selama 20 menit.
 Dosis Pemeliharaan
 0,4-0,6 mg/kg/ jam IV atau 4,8-7,2 mg/kg PO (rilis diperpanjang) setiap 12
jam untuk mempertahankan tingkat 10-15 mg/L.
 Perokok : 0.79 mg/kg/jam IV untuk selanjutnya 12 jam setelah dosis
loading, lanjutkan 0,63 mg/kg/jam atau 5 mg/kg PO (rilis diperpanjang)
setiap 8 jam.
 Pemberian bersamaan dengan obat yang menurunkan klirens teofilin
(misalnya, cimetidine, ciprofloxacin, dan eritromisin dan makrolida
lainnya): 0,2-0,3 mg/kg/jam IV atau PO (rilis diperpanjang) setiap 12-24
jam.
 Gagal jantung kongestif : 0.39 mg/kg/jam IV untuk selanjutnya 12 jam
setelah dosis, maka 0,08-0,16 mg/kg/jam.
 Aminofilin : 3,125 mg/kg PO setiap 6 jam.
7. Untuk Bronkospasme akut anak :
 Dosis Pemuatan (Loading dose)
 Tidak ada teofilin yang diberikan dalam 24 jam terakhir IV/PO; IV
diinfuskan selama 20-30 menit.
 Dosis Pemeliharaan
 1,5-6 bulan : 0,5 mg/kg/jam IV atau 10 mg/kg/hari PO dalam dosis
terbagi.
 6-12 bulan : 0,6-0,7 mg/kg/jam IV atau 12-18 mg/kg/hari PO dalam
dosis Terbagi.
 1-9 tahun : 1 mg/kg/jam IV atau 8 mg/kg PO (rilis diperpanjang)
setiap 8 Jam.
 9-12 tahun : 0,8-0,9 mg/kg/jam IV atau 6,4 mg/kg PO (rilis
diperpanjang) setiap 8 jam.
 12-16 tahun : 0,7 mg/kg/jam IV atau 5,6 mg/kg PO (rilis
diperpanjang) setiap 8 jam.

II.9 Efek Samping

1. Takikardia.
2. Palpitasi.
3. Mual dan gangguan saluran cerna.
4. Sakit kepala.
5. Stimulasi sistem saraf pusat.
6. Insomnia.
7. Aritmia.
8. Konvulsi terutama bila diberikanmelalui injeksi intravena cepat.
9. Diuresis.
10. Tremo

II.10 Toksisitas

Luas terapeutisnya sempit, artinya dosis efektifnya terletak berdekatan dengan


dosis toksisnya. Untuk efek optimal diperlukan kadar dalam darah dari 10-15 mcg/ml,
sedangkan pada 20 mcg/ml sudah terjadi efek toksis. Oleh karena itu di anjurkan untuk
menetapkan dosis secara individual berdasarkan tuntutan kadar dalam darah. Hal ini
terutama perlu pada anak-anak usia 2 tahun dan pada manula di atas 60 tahun, yang
sangat peka terhadap overdosis, juga pada pasien gangguan hati dan ginjal.
II.11 Interaksi Obat

Interaksi yang dapat terjadi jika mengonsumsi teofilin bersama dengan obat
lain, adalah:

 Meningkatkan kadar teofilin dalam darah, jika dikonsumsi dengan allopurinol,


antiaritmia, cimetidine, fluvoksamin, interferon alfa, antibiotik golongan makrolid,
quinolone, pil KB, atau antagonis kalsium.
 Mengurangi kadar teofilin dalam darah, jika dikonsumsi dengan ritonavir,
rifampicin, phenobarbital, atau carbamazepine.
 Meningkatkan pembuangan lithium.
 Berisiko menyebabkan hipokalemia, jika dikonsumsi dengan kortikosteroid atau
diuretik.
 Berpotensi mengurangi efektivitas teofilin, jika dikonsumsi dengan ketamine.

II.12 Penggunaan pada Kondisi Khusus

 Kategori kehamilan dan menyusui (Kategori C) :


Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping
terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.Obat hanya
boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
terhadap janin.Selain itu, teofilin dapat diserap ke dalam ASI. Oleh karena itu,
selama menyusui tidak boleh mengkonsumsi teofilin

II.13 Peringatan

1. Beri tahu dokter apabila sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk


suplemen dan produk herba.
2. Harap berhati-hati bagi penderita gangguan sistem saraf pusat, gangguan jantung,
gangguan pembuluh darah, edema paru, hepatitis, gangguan fungsi tiroid, sirosis,
sepsis, kejang, peradangan pada dinding lambung, dan depresi.
3. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

II.14 Cara Penyimpanan

1. Disimpan pada suhu ruangan.


2. Jauhkan dari cahaya langsung.
3. Hindari penyimpanan di tempat yang lembap.
4. Jangan disimpan di kamar mandi.
5. Jangan dibekukan.

II.15 Contoh Sediaan yang Beredar di Pasaran serta Kekuatannya

1. Bronsolvan :
 sirup : 100 ml
 tablet : 150 mg
2. Theobron :
 kapsul : 130 mg

II.16 Analisis Farmakologi

1. Zat aktif yang digunakan : bentuk basanya yaitu theofilin dengan


BM 198.18 g/mol.
2. rasionalitas pemilihan bentuk sediaan : tablet
3. pemilihan indikasi : spasmolitikum bronkial
4. Cara pemilihan dosis beserta alasannya
 Menurut FI edisi III
Dewasa DL : 200 mg/ 500 mg (FI III :990)
DM : 500 mg/ 1000 mg
Anak-anak DL : 10 mg/kg BB (FI III :955)
 100 – 300 mg, 3 sampai 4 kali sehari sesudah makan.
5. Perhitungan dosis : fase dalam 93% (teofilin, amilum, musilago amili, laktosa) dan
fase luar 7% (mg stearat dan talk).
6. Alasan pemilihan kekuatan sediaan : karena dengan menggunakan dosis tersebut
sudah sesuai dengan literature yang tertera sehingga dapat dipastikan bahwa
dengan dosis tersebut dapat memberikan efek yang baik untuk diterima oleh tubuh.

KESIMPULAN :

1. Kekuatan dosis : tablet.


2. Indikasi : spasmolitikum bronkoial.
 Dosis : Menurut FI edisi III
Dewasa DL : 200 mg/ 500 mg (FI III :990)
DM : 500 mg/ 1000 mg
Anak-anak DL : 10 mg/kg BB (FI III :955)
3. Aturan pakai : dikonsumsi setelah makan.
BAB III

ANALISIS PREFORMULASI, FORMULASI DAN USULAN FORMULA

III.1 Pendekatan Formulasi (Analisis Pemilihan Zat Aktif dan Eksipien)

- Zat aktif yang digunakan adalah Teofilin, karena Teofilin memiliki waktu paro yang
relatif pendek (8,1 jam) dan jendela terapetik yang sempit yaitu 10- 20 J.l.g/mL.
Teofilin merupakan obat yang sering digunakan dalam terapi asma. Formulasi
teofilin dalam bentuk sediaan lepas lambat diharapkan dapat menghasilkan
konsentrasi obat dalam darah yang lebih seragam dan kadar puncak yang tidak
fluktuatif. Bentuk sediaan lepas lambat dapat menjamin kepuasan pasien terutama
jika pasien kesulitan untuk mengkonsumsi obat secara berulang selama serangan
asma akut (Bayomi et aI., 2001).
- Bentuk dasarnya adalah basa, terdapat pada gugus amin (NH) yang berikatan
dengan senyawa logam, sehingga akan menyebabkan inkompatibilitas dengan
senyawa logam (Mg Stearat).
- Metode pembuatan yang digunakan adalah granulasi basah, karena sifat alir dari
Teofilin jelek dan mempunyai titik didih tinggi.
- Stabil pada suhu kamar, sukar larut dalam air, larut dalam alcohol, sifat alirnya dan
kompresibilitas kurang baik dan mempunyai bobot jenis 198.18g/mol.
- Eksipien yg digunakan :
a. HPMC merupakan bahan pengikat dan faktor yang sangat dominan dalam
memperlambat kecepatan disolusi teofilin dari matrik.
b. NaCMC.
c. Xanthan Gum merupakan faktor yang berpengaruh sangat dominan dalam
meningkatkan sifat alir massa tablet teofilin dan merupakan faktor yang sangat
dominan dalam meningkatkan kompak- tibilita smassa tablet teofilin.
d. Laktosa merupakan bahan pengisi yang umum digunakan dan tidak bereaksi
dengan kebanyakan obat.
e. Mg Stearat dalam konsentrasi 0,2 sampai 1% adalah bahan pelicin yang baik.
Magnesium stearat dapat menambah waktu hancur dari tablet karena bentuk
lapisan permukaannya yang tidak mudah dipenetrasi dengan cairan lambung.
Magnesium stearat digunakan secara luas dalam kosmetik, makanan dan
formulasi farmasi. Utamanya digunakan sebagai pelicin pada kapsul dan tablet
dengan konsentrasi antara 0,25-50%.
f. Talk sebagai glidan ( Excipient edisi II hal 519, FI IV hal 771 )
- Rumus Molekul : Mg6(SiO5)(OH)4
- Pemerian : serbuk hablur sangat halus putih atau putih keabuan , berkilat ,
mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran.
- Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, asam dan basa lemah dan pelarut
organik.
- Stabilitas : stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan 160 derajat
selama tidak kurang selama 1 jam.
- OTT : dengan komponen ammonium kuarterner.
- Konsentrasi: 1 – 10 %.
- Kegunaan : glidan.
- Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

III.2 Formulasi

Menggunakan tablet lepas lambat 300 mg.

III.2.1 Formula Umum

Formula secara umum untuk 1 tablet (berat = 400 mg):


R/ Teofilin 200 mg
Laktosa 46 mg
Mg stearat 4 mg
HPMC, Xanthangumdan Na CMC
masingmasing 0 -150mg (0-1bagian)

III.2.2 Formula Pustaka

R/ Teofilin 200 mg .
HPMC 3,49 mg.
CMC Na 27,91 mg.
Xanthan gum 118,60 mg.
Laktosa 46 mg.
Mg stearat 4 mg.
(Majalah Farmasi Indonsia, oleh Agus Siswanto dan Sri Sulihtyowati Soebagyo,
Fakultas Farmasi UGM)
III.2.3 Pengembangan Formula

R/ Teofilin 200 mg
Avicel 3,49 mg
CMC Na 27,91 mg
Xanthan gum 118,60 mg
Laktosa 46 mg
Mg stearat 4 mg
Talk
Amilum kering
III.2.4 Usulan Formula

a. Formula Utama
R/ Teofilin 200mg
Amilum 10%
Musilago amili 10%
Laktosa qs
Mg stearat 2%
Talk 5%

b. Formula Alternatif

R/ Teofilin 200mg
Amilum 10%
Musilago amili 10%
Laktosa qs
Mg stearat 2%
Talk 5%
BAB IV

PEMBUATAN DAN EVALUASI FARMASETIK SEDIAAN AKHIR

IV.1 Metode Pembuatan Sediaan

Penentuan formula dengan model granulasi basah dengan fase dalam 93% dan
fase luar 7%.

1. Perhitungan
 Fase dalam (93%)
Teofilin 200 mg
Amilum 10%
Musilago amili 10%
Laktosa qs
 Fase luar (7%)
Mg stearat 2%
Talk 5%

Dibuat 1000 tablet @ 300 mg.

Bobot seluruhnya = 1000 x 300 mg = 300.000 mg = 300 gram.

Total fase dalam = 93/100 x 300 gram = 279 gram.

2. Penimbangan
a. Fase dalam
 Amilum = 10% x 300 = 30 gram.
 Musilago amili = 1/3 x 279 = 93 gram.
Setelah dikeringkan = 10% x 93 = 9,3 gram.
 Laktosa = 279 – (200 + 30 + 9,3) = 39,7 gram.
b. Fase luar
Granul FD yang diperoleh 250 gram dengan tidak mempertimbangkan kadar
air
Jumlah tablet = 250/279 x 1000 = 896,05
 Mg stearat = 2/93 x 250 = 5,37 gram
 Talk = 5/93 x 250 = 13,4 gram

Bobot tablet yang diperoleh = 250 + 5,37 + 13,4 = 299,94 mg


896,05
IV.2 Prosedur Pembuatan Sediaan

Pembuatan tablet (1 batch =1000 tablet)

1. Cuci bersih yang dibutuhkan dan keringkan.


2. Timbang bahan- bahan yang diperlukan.
3. Gerus Teofilin sampai halus.
4. Campurkan teofilin + amilum + musilago amili + laktosa. Aduk ad homogen lalu
masukkan dalam baskom.
5. Ayak dengan pengayak mesh no. 12.
6. Keringkan granul di dalam oven ± 1,5 jam ad kering. Setelah kering ayak dengan
pengayak mesh no.16.
7. Lakukan evaluasi granul, yaitu kadar lembab, kompresibilitas dan sifat alir.
8. Tambahkan komponen luar (Mg Stearat dan Talk ) lalu homogenkan dan diayak
kembali dengan ayakan mesh no.16.
9. Masukkan campuran serbuk dalam mesin pencetak tablet lalu cetak hingga didapat
tablet yang diinginkan.
10. .Lakukan uji evaluasi tablet yaitu keseragaman bobot, keseragaman ukuran,
kekerasan, friabilitas.
11. Masukkan dalam wadah dan beri etiket.

Pembuatan mucilago amili

Pembuatan mucilago amili 10% yang merupakan zat pengikat dengan cara
dipanaskan dan diaduk terus menerus sampai berwarna transparan terbentuk seperti gel.
Tujuan dari pemanasan yaitu memudahkan amilum cepat larut dalam air. Sedangkan
tujuan pengadukan terus menerus agar tercampur rata dan tidak ada amilum yang
menempel pada dinding sehingga dapat membentuk kerak.

IV.3 Pengawasan dalam Proses (IPC)

A. Evaluasi Serbuk
1. Sifat alir
- Secara langsung : timbang 25 gram granul. Tempatkan pada corong alat, uji
waktu alir dalam wadah tertutup, buka penutupnya. Biarkan granul
menggalir, catat waktu dengan menggunakan stopwatch.
- Secara tidak langsung : pada cara (1) granul ditampung pada kertas grafik
millimeter, catat tinggi (h) dan diameter anggokan granul. Hitung sudut α
(sudut istirahat ) menggunakan persamaan , tg α = h/r ( Lachman ed III hal
615)
Persyaratan kecepatan mengalir ( secara langsung )

Kecepatan mengalir Aliran


>10 g/dtk Bebas mengalir
4-10 g/dtk Mudah mengalir
1,6-4 g/dtk Sukar mengalir
<1,6> Sangat sukar mengalir
Persyaratan kecepatan mengalir (secara tidak langsung ) :
A (angle of repose ) Tipe aliran
<25 Excellent
25-30 Good
30-40 Passable
>40 Very poor
2. Kompresibilitas
Timbang 100 gram granul , masukkan ke dalam gelas ukur dari alat Joulting
volumemeter, catat volumenya. Hidupkan motor, hitung hingga 10 ketukan , catat
volumenya. Lakukan selanjutnya 50,100,500 ketukan. Hitung %
kompresibilitasnya!
% Kp = ( Vo – Vn)/ Vn x 100%
Vo = volume awal
Vn = volume pada tiap jumlah ketukan

Persyaratannya :
Kompresibilitas Keterangan
5-15 Excellent
12-16 Good
18-21 Fair to passable
23-25 Poor
35-38 Very poor
>40 Extremely poor
3. Evaluasi Kadar Lembab
Timbang seksama 5,0 gram granul. Panaskan dalam lemari pengering ad
bobot konstan (40-60 derajat Celcius )
% kadar lembab = (Wo-Wi )/Wo x 100%
Wo = bobot granul awal
Wi = bobot granul setelah pengeringan
Persyaratan = 3-5 % →Vorght hal 172
2-4 % → Lachman hal 656

B. Evaluasi Tablet
1. Keseragaman bobot tablet
Timbang 20 tablet, hitung rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang masing – masing bobotnya menyimpang. Jika tidak
mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet. Bobot rata-rata tidak boleh
menyimpang dari bobot rata-rata yang ditetapkan.
Tabel Persyaratan :

Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata


A B
<25> 15% 30%
26-150mg 10% 20%
151-300mg 7,5% 15%
>300mg 5% 10%
2. Keseragaman ukuran
Ambil 20 tabletukur diameter dan ketebalannya menggunakan jangka sorong.
Hitung rata-rata dan SD.
Syarat : kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali dan
tidak boleh kurang dari ⅟3 tebal tablet.
3. Kekerasan
Ambil 20 tablet, ukur kekerasan dengan alat Hardness Tester.
Hitung rata-rata dan SD.
Syarat : 4-8 kg/cm
4. Friabilitas
Ambil 20 tablet, bersihkan dari seluruh serbuk halus. Timbang dan masukkan ke
alat uji friabilator. Putar sebanyak 100 putaran. Keluarkan tablet dan bersihkan dari
serbuk halus yang terlepas dan timbang kembali. Hitung % friabilitas!
% F =( Wo – Wi )/ Wo x 100%
Wo = bobot awal
Wi = bobot setelah pengujian
Syarat F ≤ 1% atau F≤ 0,8%
IV.4 Uji Mutu Farmasetik Sediaan Akhir (disesuaikan dengan Pustaka)

1. Uji sifat alir massa tablet


Prinsip :
Berdasarkan data sifat alir massa tablet maka diperoleh persamaan:
Y = 10,67 (A) + 12,13 (B) + 7,75 (C) + 11,08 (A)(B) + 6,16 (A)(C) + 1,64 (B)(C) -
32,43(A)(B)(C)
Keterangan :
Y= sifat alir massa tablet (detik, untuk 100 g massa tablet)
A= jumlah HPMC yang digunakan (bagian)
B= jumlah Na CMC yang digunakan (bagian)
C= jumlah xanthan gum yang digunakan (bagian)

Tujuan :
Untuk mengetahui sifat alir dari granul yang dinyatakan dalam kecepatan
alirnya (v).
Hasil:
Massa tablet 20 g dimasukkan lewat corong alat flowability tester. Waktu yang
diperlukan untuk mengalir semua granul dicatat sebagai waktu alir. Berdasarkan nilai
koefisien regresi maka xanthan gum (7,75) paling berpengaruh dalam meningkatkan
sifat alir massa tablet. HPMC (10,67) dan Na CMC (12,13) relative memperjelek sifat
alir massa tablet. Hal ini karena xanthan gum menghasilkan granul dengan berat jenis
(BJ) yang lebih besar dibandingkan dengan BJ granul yang dihasilkan oleh Na CMC
dan HPMC. Semakin besar persentase xanthan gum maka semakin baik sifat alir massa
tablet.

2. Uji kompaktibilitas massa tablet Massa


Prinsip:
Berdasarkan data kompaktibilitas massa tablet maka diperoleh persamaan:
Y = 1,91 A + 2,46 B + 13,39 C – 2,22 AB – 15,84 AC – 13,5 BC + 7,47 ABC

Keterangan :
Y = kompaktibilitas (kekerasan tablet, kg)
A = jumlah HPMC yang digunakan (bagian)
B = jumlah Na CMC yang digunakan (bagian)
C = jumlah xanthan gum yang digunakan (bagian)
Tujuan :
Untuk mengetahui kekompakan antar partikel atau zat pada tablet.
Hasil :
Tablet dikempa pada volume dan tekanan yang sama, yaitu pada posisi punch
bawah skala 15,0 dan kedalaman punch atas pada waktu turun keruang die (diameter
10 mm) pada skala 8,5. Tablet yang dihasilkan diukur kekerasannya. Berdasarkan nilai
koefisien regresi maka xanthan gum (13,39) berpengaruh sangat dominan untuk
meningkatkan sifat kompaktibilitas massa tablet dibandingkan dengan HPMC (1,91)
dan Na CMC (2,46). Xanthan gum memberikan kompaktibilitas yang baik karena
dapat menghasilkan granul dengan ukuran yang relative besar. Sedangkan HPMC
yang mengalami deformasi elastic dengan pemberian tekanan dan menghasilkan
granul dengan fines lebih banyak akan menurunkan kompaktibilitas massa tablet

3. Uji disolusi
Prinsip:
Berdasarkan data kecepatan disolusi teofilin pada tablet formula 1 – 7 hingga
menit ke-180, didapatkan persamaan sebagai berikut:
Y = 0,205 A + 0,478 B + 1,062 C – 0,298 AB + 1,122 AC – 2,356 BC – 4,143 ABC
Keterangan :
Y = kecepatan disolusi teofilin (mg/menit)
A = jumlah HPMC yang digunakan (bagian)
B = jumlah Na CMC yang digunakan (bagian)
C = jumlah xanthan gum yang digunakan (bagian)

Tujuan :
Untuk mengetahui kelarutan suatu obat yang di uji.

Hasil :
Berdasarkan nilai koefisien regresi dari persamaan tersebut maka xanthan gum
(1,062) memberikan pengaruh paling besar dalam meningkatkan kecepatan disolusi
teofilin dibandingkan dengan Na CMC (0,478) dan HPMC (0,205). Xanthan gum
merupakan matrik hidrofil yang mudah terhidrasi karena bersifat larut dalam air
(Parfitt, 1999) sehingga setelah kontak dengan medium akan mengembang dan
mengalami erosi hebat. Teofilin bersifat kurang larut maka mekanisme pelepasannya
dari matrik yang bersifat hidrofilik ditentukan oleh erosi lapisan gel (Bhardwaj et al.,
2000). Na CMC bersifat mudah terdispersi dan mengembang dalam air membentuk
larutan koloidal (Anonim, 1995) sehingga menjadi factor pembatas difusi obat keluar
matrik. HPMC merupakan bahan matrik yang mempunyai viskositas tinggi sehingga
lapisan gel yang terbentuk relative sulit dikikis oleh pelarut, matrik sulit mengalami
erosi. Difusi teofilin keluar dari matrik berjalan sangat lambat. Daerah kombinasi
bahan matrik (HPMC, Na CMC, dan xanthan gum) yang memberikan kecepatan
pelepasan teofilin yang dikehendaki yaitu 0,516 - 1,033 mg/menit.

Berdasarkan super imposed contour plot parameter - parameter yang diuji,


proporsi HPMC 0,023 bagian (3,49 mg), Na CMC 0,186 bagian (27,91mg), dan
xanthangum 0,791 bagian (118,60 mg) merupakan formula optimum yang
menghasilkan sifat alir = 9,083 detik/l00g, kompaktibilitas (kekerasan tablet) = 8,181
kg, kecepatan disolusi teofilin = 1,160 mg/ menit.

IV.5 Pengemasan Sediaan Jadi

Sediaan Teofilin disimpan dalam wadah tertutup berbentuk strip yang berisi 10
strip. Tiap 1 (satu) strip terdapat 10 tablet, dalam 1 tablet berbobot 200 mg. Setiap 10
strip obat dikemas dalam kardus obat dan diberi etiket serta brosur.

Strip merupakan kemasan primer yang digunakan untuk melindungi obat dari
uap air, sinar matahari, mikroba dan tekanan. Strip untuk kemasan primer yang
digunakan adalah berbahan dasar alumunium foil. Tinta yang digunakan untuk printing
kemasan primer strip adalah tinta yang merupakan food grade dimana merupakan
23 bahan yang food and pharmaceutical grade. Adapun pertimbangan-
pertimbangannya adalah:

1. Nilai ekonomis dari bahan baku kemasan.

2. Sederhana dalam proses pengemasan dan dapat melindungi obat dari kelembaban.

3. Bahan obat tidak memerlukan perlakuan khusus atau stabilitas baik dalam kemasan
strip dan penyimpanan suhu ruang.

Adapun kemasan kardus merupakan kemasan sekunder yang berfungsi


mengemas tablet tiap 10 strip. Dan leaflet / brosur yang disertakan dalam kemasan
berfungsi untuk memuat informasi yang lebih banyak mengenai obat yang akan
digunakan.
BAB V
WADAH DAN INFORMASI OBAT

V.1.Kemasan Primer
Bahan kemas yang kontak langsung dengan bahan yang dikemas (produk)
1. Fungsi Kemasan :
 Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga ke
konsumen
 Melindungi dan mengawetkan produk
 Sebagai identitas produk
 Meningkatkan efisiensi: memudahkan penghitungan, pengiriman dan
penyimpanan
 Melindungi pengaruh buruk dari luar, melindungi pengaruh buruk dari
produk di dalamnya
 Memperlruas pemakaian dan pemasaran produk
 Menambah daya Tarik calon pembeli
 Sarana informasi dan iklan
 Memberi kenyamanan bagi pemakai
2. Pemilih Bahan
PLM (Polycellonium)
 Cellophane: sejenis bahan dari serat selulosa yang berbentuk tipis
transparan, berfungsi untuk menempelkan pewarna sehingga strip bisa
colorfull
 Alumunium: berfungsi untuk menjaga oobat dari pengaruh kelembapan
 Polyetilen : berfungsi melekatkan selophan dan alumunium.

Spesifikasi :
 Permeabilitas
 Stabilitas
3. Rancangan
Dimensi tablet : 8mm
Tinggi : 4mm
Dimensi strip
V.2 Kemasan Sekunder

Pembungkus selanjutnya, biasanya dikenal dengan inner box. Umumnya tidak berpengaruh
terhadap stabilitas produk.
Fungsi : Melindungi tablet dari benda atau bahan yang dapat merusak sediaan
Pemilih Bahan : Karton duplex 310 gsm (folding box)
Spesifikasi :
Permeabilitas
Stabilitas
V.3 Brosur Obat
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Republik Indonesia: Jakarta

Anonim. 1995. FarmakopeIndonesia,Ed. IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,


Jakarta, 783 -784,175.

Bayomi, M.A., Al-Suwayeh, S.A., and EI-Helw, A.M. 2001. Excipient-Excipient Interaction
in the Design of Sustained-Release Theophylline Tablets: In Vitro and In Vivo Evaluation. Dmg
Dev.Ind. Pharm.,27(6), 499 - 506.

Bhardwaj, T.R., Kanwar, M., Lal, R., and Gupta, A. 2000. Natural Gums and Modified Gums
as Sustained-Release Carriers. Drug Dev. Ind. Pharm., 26(10), 1025 - 1038 .

Bolhuis, G.K., and Chowhan, Z.T. 1996. Material for Direct Compaction, in Alderborn, G.,
and Nystrom, c., PharmaceuticalPowder Compaction Technology.Marcel Dekker Inc., New
York, 438 - 439.

Emami., and Tavakoli, N. 2004. Formulation of Sustained-Release Lithium Carbonate Matrix


Tablets: Influent of Hydrophilic Material on The Release Rate and In Vitro-In Vivo
Evaluation.PharmPharmaceuStci,7(3) ,338-344.

Fudholi, A. 1983. Metodologi Formulasi Dalam Kompresi Direk. Medika, 7(9), 586 - 593.

Gordon, R.E., Rosanke, T.W., Fonner, D.E., Anderson, N.R., and Banker, G.S. 1990.
Granulation Technology and Tablet Characterization, in Lieberman, H.A.' Lachman, L.,
Schwartz, J.B., PharmaceuticaDlosageForm: Tablet,2ndEd., Revised and Expanded vol
2.Marcel Dekker Inc., New York, 327 - 332.

Parfitt, K.. 1999. MartindaleThe CompleteDrug Reference,32nd Ed. Pharmaceutical Press,


London, 765 - 773, 1471 – 1475

Surat Keputusan Menkes. RI No. 925 tahun 1993, tentang : Daftar Perubahan Golongan Obat

Anda mungkin juga menyukai