Lisinopril
Farmakope Edisi 5 halaman 772 - 775
Lisinopril mengandung, tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C21H31N3O5
dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian Serbuk hablur; putih.
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam metanol; praktis tidak larut dalam
etanol, dalam aseton, dalam asetonitril, dan dalam kloroform.
Baku pembanding Lisinopril BPFI.
TABLET LISINOPRIL
Lisinopril Tablet
Tablet Lisinopril mengandung lisinopril, C21H31N3O5, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket.
Baku pembanding Lisinopril BPFI,merupakan bentuk dihidrat lisinopril, tidak boleh
dikeringkan, lakukan penetapan kadar air secara titrimetri pada saat digunakan untuk penetapan
kuantitatif, simpan dalam wadah tertutup rapat.
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan
baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Disolusi <1231> Prosedur untuk gabungan sampel Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1
N
Alat tipe 2: 50 rpm
Waktu: 30 menit
Lakukan penetapan jumlah C13H21NO5 yang terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan
seperti tertera pada Penetapan kadar. Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur dalam
Sediaan Lepas Segera, Alat Tipe 1 dan Tipe 2 pada Uji Disolusi <1231>. Gabungkan sejumlah
volume sama alikuot dari 6 atau 12 labu disolusi dan gunakan gabungan sampel sebagai alikuot.
Suntikkan sejumlah volume alikuot ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah C21H31N3O5 yang terlarut dengan membandingkan
terhadap larutan baku Lisinopril BPFI yang diketahui kadarnya dalam media yang sama.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80% (Q) C21H31N3O5, dari
jumlah yang tertera pada etiket: persyaratan dipenuhi jika jumlah zat aktif yang terlarut dari
gabungan sampel sesuai dengan Tabel Penerimaan Gabungan Sampel. Teruskan pengujian
hingga tahap S3 kecuali hasil memenuhi pada tahap S1 atau S2. Q adalah jumlah zat aktif
terlarut, dinyatakan sebagai persentase dari jumlah yang tertera pada etiket.
Prosedur untuk unit sampel Lakukan seperti tertera pada Prosedur dalam Sediaan Lepas
Segera, Alat Tipe 1 dan Tipe 2 pada Uji Disolusi <1231>. Suntikkan sejumlah volume alikuot
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah
lisinopril, C21H31N3O5, yang terlarut dengan membandingkan terhadap larutan baku
Lisinopril BPFI yang diketahui kadarnya dalam media yang sama. Toleransi Dalam waktu 30
menit harus larut tidak kurang dari 80% (Q) C21H31N3O5, dari jumlah yang tertera pada
etiket.
Sifat fisiko-kimia
Nama zat aktif Stabilitas Durasi ONSET dan T1/2
Pemerian Kelarutan
Lisinopril Serbuk hablur; Mudah larut Suspensi : 1 mg Onset: Waktu puncak
putih. dalam air; agak /mL tablet awal 1 jam & plasma (T1/2) :
sukar larut dalam lisinopril dibuat puncak 6 jam 6-8 jam
(FI V hal 151) metanol; praktis dalam sirup stabil Durasi : 24
tidak larut dalam hingga 4 minggu jam
etanol, dalam pada suhu
aseton, ≤25 ° C
dalam asetonitril, Tablet : tablet
dan dalam biasa : 15-30 ° C.
kloroform. Terlindung dari
kelembaban,
(FI V hal 151) pembekuan dan
panas.
tablet kombinasi
tetap: 15-30 °
terindung dari
cahaya yang
berlebihan dan
kelembaban.
(AHFS Drug
information
Essentials 2011)
Definisi
Tablet Biasa
Tablet adalah sediaan adat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
(FI.V tahun 2015 hal.52)
4 sub aspek :
Prosedur:
Petunjuk Manufaktur
1. Saringan calsium pospat dan kumpulkan dalam wadah stainless steel.
2. Masukkan lisinopril, strach 1500 dan oksida besi saringan dan kumpulkan dalam wadah
stainless steel.
3. langkah 1 dan 2 dan aduk rata.
4. Saringan manitol masukkan pada langkah 3 selama 20 menit.
5. Tambahkan air murni dengan volume yang sesuai untuk di granulasi
6. Setelah granul dikeringkan, masukkan dan campurkan Magnesium stearate
7. Kompres menggunakan punch berdiameter 4mm dengan bobot total 200mg
Kemasan :
- Primer : c/ wadah kaca, wadah plastik, alumunium foil, logam, blister
- Sekunder : c/ kertas dan kertas karton
Alumunium Foil : merupakan bahan kemasan yang paling umum digunakan untuk
membentuk sediaan padat yaitu tablet, kapsul, serbuk, karena karakteristik perlindungannya
terhadap efek kelembaban panas dan cahaya, dan pengehematan dalam biaya pengiriman
produk.
Blister : alumunium dan bahan lain (kertas atau plastik)
Strip : digunakan agar mencegah kelembaban dan transmisi gas, mudah untuk disobek
Pustaka (Arif Sabah, dkk. 2014. Features, Functions, and Selection of Pharmaceutical
Packaging Materials, International Journal of Pharmaceuticals and Neutraceuticals Research
Vol.1 (1). Hal.1-12)
Evaluasi :
1. Uji Homogenitas campuran :
Tujuan : Memastikan bahwa zat aktif terdistribusi merata di dalam campuran
Prinsip : (pilih salah satu dari di bawah ini, sesuaikan dengan sediaan kita)
1. Visual, jika serbuk berwarna
2. Menetapkan kadar zat aktif dengan cara sampling pada beberapa titik (atas,
tengah, bawah) wadah pencampur
Penafsiran Hasil: Aliran massa cetak baik jika waktu yang diperlukan untuk mengalirkan
>4 g massa cetak adalah 1 detik
BJ mampat BJ nyata
%K 100%
BJ mampat
Prinsip : Granul dilewatkan melalui susunan pengayak dalam berbagai ukuran, yang
disusun bertingkat satu sama lain dengan pengayak berukuran paling halus diletakkan di
bawah. Granul yang tertinggal di tiap pengayak ditimbang dan dihitung persentasenya serta
ukuran diameternya
Penafsiran hasil : Distriubusi ukuran granul mengikuti kurva distribusi normal.
Evaluasi sediaan akhir
Evaluasi fisik
Persyaratan resmi
1. Keseragaman Sediaan (FI IV <911>, hal. 999-1001)
(Pilih salah satu yang sesuai dengan sediaan yang dibuat → Keragaman bobot jika tablet
mengandung zat aktif > 50 mg yang merupakan > 50 % dari bobot tablet dan
keseragaman kandungan jika tablet mengandung zat aktif < 50 mg atau zat aktif
merupakan < 50 % bobot tablet)
Prinsip : (untuk tablet tidak bersalut) Diambil 10 tablet secara acak lalu ditimbang
satu per satu dan dihitung bobot rata-ratanya. Berdasarkan hasil penetapan kadar,
dihitung jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10 tablet tersebut dengan
anggapan zat aktif terdistribusi homogen.
Penafsiran hasil :
Keseragaman dosis terpenuhi jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10
tablet adalah 85-115% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif 6%.
Jika 1 satuan berada di luar rentang tersebut dan tidak ada satuan berada dalam
rentang 75,0-125,0% dari kadar yang tertera pada etiket atau SBR > 6% atau jika
kedua kondisi tidak terpenuhi dilakukan uji 20 satuan tambahan Persyaratan:
Terpenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 sampel terletak di luar rentang 85,0-
115% dari kadar tablet yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang terletak di
luar rentang 75,0-125,0% dari kadar tablet yang tertera pada etiket dan SBR 30
satuan tidak lebih dari 7,8%
Keseragaman dosis terpenuhi jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10
tablet adalah 85-115% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif 6%.
Jika 1 satuan berada di luar rentang tersebut dan tidak ada satuan berada dalam
rentang 75,0-125,0% dari kadar yang tertera pada etiket atau SBR > 6% atau jika
kedua kondisi tidak terpenuhi dilakukan uji 20 satuan tambahan Persyaratan:
Terpenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 sampel terletak di luar rentang 85,0-
115% dari kadar tablet yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang terletak di
luar rentang 75,0-125,0% dari kadar tablet yang tertera pada etiket dan SBR 30
satuan tidak lebih dari 7,8%
Bila sediaan tidak ada di monografi → kreatiflah menciptakan sistem dan persyaratan
uji disolusi. Persyaratan umum yang bisa dipegang : Q = 75% dalam 45 menit (Teori dan
Praktek Farmasi Industri hlm.662)
Penafsiran hasil : Pada akhir batas waktu seperti yang tertera dalam monografi, semua
tablet hancur sempurna. Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian
dengan 12 tablet lain. Tidak kurang dari 16 dari 18 tablet uji harus hancur sempurna.
Kalo sediaan ga ada di monografi → biasanya waktu hancur 30 menit (Teori dan
Praktek Farmasi Industri hlm.659)
Penafsiran hasil : Warna homogen, tidak ada binitk-bintik/noda, bau sesuai spesifikasi
(bau khas bahan, tidak ada bau yang tidak sesuai), rasa sesuai spesifikasi
Penafsiran : Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1⅓ kali tebal
tablet.
3. Friabilitas (Teori dan Praktek Farmasi Industri hlm. 654, USP & NF 27 hal 2621-2622,
Modul Praktikum Tenologi Solida, hal 40)
Tujuan : Menjamin ketahanan tablet terhadap gaya mekanik pada proses, pengemasan
dan penghantaran.
Prinsip : Friabilitas merupakan parameter untuk menguji ketahanan tablet bila dijatuhkan
pada suatu ketingggian tertentu. Pengukuran friabilitas dilakukan dengan menentukan
persentase bobot tablet yang hilang selama diputar dan dijatuhkan dari ketinggian tertentu
dalam waktu tertentu.
Alat : Friabilator
Penafsiran hasil :